Anda di halaman 1dari 23

Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi

11 Januari 2011

4 Votes

Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen
risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko
keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko
melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staff, dan organisasi).

Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat


diklasifikasi menjadi

 Risiko Operasional
 Risiko Hazard
 Risiko Finansial
 Risiko Strategik

Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).

Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko,


mitigasi,monitoring dan evaluasi.

Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi

Ada banyak definisi tentang resiko, resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan
yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Manajemen resiko adalah
proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta
tuntutan hokum). (Wikipedia).
Adapun Pengertian manajemen resiko menurut beberapa ahli :

1. Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,


pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut.
2. Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.
3. Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu
aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur,
dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
4. Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.

Tindakan manajemen resiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam
resiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah dan
memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer resiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki
adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil
(Shen, 1997).

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan
menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
(Uher,1996).

Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi 3 stage utama, yaitu
(Soeharto, 1999):

1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan evaluasi resiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi resiko tersebut

Manfaat Manajemen Risiko


Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen resiko antara lain (Mok et al., 1996)
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.

- Memudahkan estimasi biaya.


- Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara
yang benar.
- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian
dalam keadaan yang nyata.
- Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
- Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
- Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
- Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap
perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu :
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung
menolong meningkatkan public image.

Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah
terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara
lain sebagai berikut ini (Darmawi, 2005, p. 13).
a. Survival
b. Kedamaian pikiran
c. Memperkecil biaya
d. Menstabilkan pendapatan perusahaan
e. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
f. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
g. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

ANALISIS RISIKO

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan / aktivitas yang
idlakukan manusia, termasuk aktivitas proyek pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena
dalam setiap kegiatan, seperti kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian
(uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada
suatu kegiatan. Para ahli mendefinisikan risiko sebagai berikut :

1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil – hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu
pada kondisi tertentu (William & Heins, 1985).

2. Risiko adalah sebuah potensi variasi sebuah hasil (William, Smith, Young, 1995).

3. Risiko adalah kombinasi probabilita suatu kejadian dengan konsekuensi atau akibatnya
(Siahaan, 2007).

Macam Risiko

Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak sekali faktor – faktor
ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya dapat menghasilkan berbagai macam
risiko. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu
lain:

1. Risiko berdasarkan sifat

a. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar
dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko yang
disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan
sebagainya.

b. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat
menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh : Risiko kebakaran, perampokan, pencurian,
dan sebagainya.

2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan

a. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang
terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

3. Risiko berdasarkan asal timbulnya

a. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya
risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan
kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.

Selain macam – macam risiko diatas, Trieschman, Gustavon, Hoyt, (2001), juga
mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :

1. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena
perubahan waktu)

a. Risiko Statis. Yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada
dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh
risiko spekulasi statis : Menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis
: Ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak
(secara random).

b. Risiko Dinamis. Risiko yang timbul karena terjadi perubahan dalam masyarakat. Risiko
dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi,
perkembangan teknologi, dan perubahan undang – undang atau perubahan peraturan
pemerintah.
2. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif

a. Risiko Subyektif

Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami ragu – ragu atau
cemas akan terjadinya kejadian tertentu.

b. Risiko Obyektif

Probabilita penyimpangan aktual dari yang diharapkan (dari rata – rata) sesuai pengalaman.

Manajemen Risiko

Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses
yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Adapun beberapa definisi manajemen risiko dari
berbagai literatur yang didapat, antara lain :

a. Manajemen risiko merupakan proses formal dimana faktor – faktor risiko secara sistematis
diidentifikasi, diukur, dan dicari

b. Manajemen risiko merupakan metoda penanganan sistematis formal dimana


dikonsentrasikan pada pengientifikasian dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang
memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan.

c. Manajemen risiko, dalam konteks proyek, adalah seni dan pengetahuan dalam
mengidentifikasi, menganalisa, dan menjawab faktor – faktor risiko sepanjang masa proyek.

Tabel 1. Definisi manajemen risiko

Definisi Manajemen Risiko Sumber


Referensi
Manajemen risiko merupakan pengenalan, pengukuran, Williams dan
dan perlakuan terhadap kerugian dari kemungkinan Heins, 1985
kecelakaan yang muncul
Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk Redja, 2008
mengidentifikasi terjadinya kerugian yang dialami oleh
suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat
untuk menangani kejadian tersebut
Manajemen risiko adalah sebuah proses formal untuk Al Bahar dan
mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon sebuah Crandall, 1990
risiko secara sistematis, sepanjang jalannya proyek,
untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bias
diterima, dalam hal mengeliminasi risiko atau kontrol
risiko
Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari Williams,
manajemen umum yang mencoba untuk Smith, Young,
mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan 1995
akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen risiko. Terdapat


beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai tahapan – tahapan dalam manajemen
risiko. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahapan manajemen risiko

Tahapan Manajemen Risiko Sumber Referensi


a. Identifikasi risikob. Menafsir kerugian yang dapat Williams dan
terjadi (menentukan probabilitas dan dampaknya) Heins, 1985

c. Menangani risiko

d. Pengimplementasian

e. Memonitor dan mengevaluasi


pengimplementasiannya

a. Identifikasi misib. Menafsir risiko dan ketidakpastian Williams, Smith,


Young, 1995
c. Mengontrol risiko

d. Membiayai risiko

e. Pengadministrasian program

a. Identifikasi risikob. Evaluasi risiko Trieschmann,


Gustavon, Hoyt,
c. Memilih teknik manajemen risiko 1995

d. Mengimplementasikan dan meninjau kembali


keputusan yang dibuat

a. Menafsir risikob. Menganalisa risiko (menentukan Kerzner, 1995


probabilitas dan konsekuensinya)

c. Menangani risiko

d. Mendokumentasikan proses manajemen risiko

a. Mengidentifikasi kerugianb. Menganalisa kerugian Redja, 2008

c. Memilih teknik pengangan yang tepat (mengontrol


risiko dan membiayai risiko)

d. Mengimplementasikan dan memonitor program


manajemen risiko

a. Mengidentifikasi risikob. Menafsir dan menganalisa Loosemore,


risiko Raftery, Reilly,
Higgon, 2006
c. Mengontrol risiko

a. Identifikasi risikob. Analisa risiko dan proses Al Bahar dan


evaluasi Crandall, 1990

c. Respon manajemen

d. Administrasi sistem

Selanjutnya, dalam penelitian ini akan dipakai tahapan – tahapan manajemen risiko yang
dikemukakan oleh Al Bahar dan Crandall (1990), dengan sedikit modifikasi, sehingga
menjadi sebagai berikut :

1. Identifikasi dan Analisa Risiko

2. Respon manajemen

3. Administrasi system.

Identifikasi dan Analisa Risiko

Tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi
risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang,
dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting,
karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu
proyek, harus diidentifikasi.

Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak
ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:

a. Brainstorming

b. Questionnaire

c. Industry benchmarking
d. Scenario analysis

e. Risk assessment workshop

f. Incident investigation

g. Auditing

h. Inspection

i. Checklist

j. HAZOP (Hazard and Operability Studies)

k. dan sebagainya

Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek, adalah
:

1. Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian.

2. Membuat checklist kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan
peringkat kerugian yang terjadi.

3. Membuat klasifikasi kerugian.

a. Kerugian atas kekayaan (property).

• Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan


yang hilang atau rusak.

• Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan
sebagainya.

b. Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang
lain.

c. Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua,
pengangguran, sakit, dan sebagainya.

Dalam mengidentifikasi risiko, beberapa ahli membaginya menjadi beberapa kategori,


diantaranya :

Tabel 3. Kategori risiko

Kategori Risiko Sumber Referensi


a. Risiko eksternalb. Risiko internal Kerzner, 1995
c. Risiko teknis

d. Risiko legal

a. Risiko yang berhubungan dengan konstruksib. Fisk, 1997


Risiko fisik

c. Risiko kontraktual dan legal

d. Risiko pelaksanaan

e. Risiko ekonomi

f. Risiko politik dan umum

a. Risiko finansialb. Risiko legal Shen, Wu, Ng, 2001

c. Risiko manajemen

d. Risiko pasar

e. Risiko politik dan kebijakan

f. Risiko teknis

a. Risiko teknologib. Risiko manusia Loosemore, Raftery,


Reilly, Higgon,
c. Risiko lingkungan 2006

d. Risiko komersial dan legal

e. Risiko manajemen

f. Risiko ekonomi dan finansial

g. Risiko partner bisnis

h. Risiko politik

a. Risiko finansial dan ekonomib. Risiko desain Al Bahar dan


Crandall, 1990
c. Risiko politik dan lingkungan
d. Risiko yang berhubungan dengan konstruksi

e. Risiko fisik

f. Risiko bencana alam

Respon Manajemen

Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, kontraktor akan
mulai memformulasikan strategi penanganan risiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada
sifat dan dampak potensial / konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari strategi
ini adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko sebanyak mungkin dan meningkatkan
kontrol terhadap risiko.

Ada lima strategi alternatif untuk menangani risiko, yaitu :

1. Menghindari risiko

2. Mencegah risiko dan mengurangi kerugian

3. Meretensi risiko

4. Mentransfer risiko

5. Asuransi

1. Menghindari risiko

Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini merupakan strategi
yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor
dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang
telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko tersebut.

Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial berkaitan
dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat menolak
melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut
menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari
proyek tersebut juga ikut menghilang.

2. Mencegah risiko dan mengurangi kerugian

Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini
secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :

1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.

2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar – benar terjadi.
Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti – maling pada peralatan di

proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang


dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila gedung
tersebut mengalami kebakaran.

3. Meretensi risiko

Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko ketika perusahaan
menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah perkiraan secara internal, baik secara utuh
maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan.
Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu dibedakan antara 2 jenis retensi yang
berbeda.

1. Retensi risiko yang terencana (planned) adalah asumsi yang secara sadar dan sengaja
dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi risiko. Dengan strategi
seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, kebutuhan
khusus, dan juga kapabilitas finansial dari kontraktor itu sendiri.

2. Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika kontraktor tidak mengenali
atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu risiko dan secara tidak sadar mengasumsi
kerugian yang akan muncul.

4. Mentransfer risiko

Pada dasarnya, transfer risiko dapat dilakukan, melalui negosiasi, kapanpun kontraktor
menjalani perencanaan kontraktual dengan banyak pihak seperti pemilik, subkontraktor
ataupun supplier material dan peralatan. Transfer risiko bukanlah asuransi. Biasanya, transfer
risiko ini dilakukan melalui syarat atau pasal – pasal dalam kontrak seperti : hold – harmless
aggrement dan klausul jaminan atau penyesuaian kontrak. Karakeristik esensial dari transfer
risiko ini adalah dampak dari suatu risiko, apabila risiko tersebut benar – benar terjadi,
ditanggung bersama atau ditanggung secara utuh oleh pihak lain selain kontraktor.

Contohnya : penyesuaian pada harga penawaran, dimana kompensasi ekstra akan diberikan
kepada kontraktor apabila terjadi perbedaan kondisi tanah pada suatu proyek.

5. Asuransi

Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah
organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko,
dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari adanya
kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2
pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya
persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang
terjadi (seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus
membayar sejumlah premi tiap periodenya.
Administrasi sistem

Administrasi sistem adalah tahapan terakhir dari program manajemen risiko. Manajer risiko
harus mengandalkan kemampuan manajerialnya untuk mengkoordinasi, mengarahkan,
mengorganisasi, memotivasi, memfasilitasi dan menjalankan organisasi menuju rencana
penanganan risiko yang rasional dan terintegrasi. Menurut William, Smith, Young (1995),
ada 5 hal manajerial penting yang dihadapi oleh seorang manajer risiko, yaitu :

1. Tantangan untuk menyusun prosedur dan kebijakan manajemen risiko.

2. Pengkomunikasian risiko, baik secara organisasi maupun personal.

3. Manajemen kontrak dan kontrak portfolio.

4. Pengawasan klaim.

5. Proses mengkaji ulang, memonitor, dan mengevaluasi program manajemen risiko.

1. Kebijakan dan prosedur

Proses manajemen risiko harus dilakukan oleh semua pihak dalam suatu organisasi. Namun,
dengan demikian banyaknya pihak yang terlibat, akan sangat mudah untuk terjadinya
miskomunikasi. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kebijakan dan prosedur pelaksanaan
proses manajemen risiko yang formal, yang sesuai dengan misi atau tujuan dari program
manajemen risiko dan sejalan dengan misi organisasi tersebut.

Menurut William, Smith, Young (1995), untuk menyusun kebijakan dan prosedur program
manajemen risiko tersbut, dibutuhkan beberapa tahapan, yaitu :

1. Statement kebijakan manajemen risiko

Perusahaan harus menyusun statement kebijakan manajemen risiko yang berisi tentang misi
dan tujuan dari program manajemen risiko.

2. Organisasi

Perusahaan sebaiknya menyusun sebuah organisasi atau departemen khusus, yang menangani
masalah manajemen risiko.

3. Manual (rencana kegiatan)

Perusahaan sedianya menyiapkan rencana kegiatan operasional manajemen risiko, yang


menjelaskan mengenai prosedur, metode, dan juga kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan
untuk program manajemen risiko.
2. Manajemen informasi

Supaya proses manajemen risiko dapat berlajan secara lancar, proses pengkomunikasian
risiko yang terjadi pada suatu proyek, harus dilakukan dengan lancar pula. Karena pentingnya
informasi risiko ini, maka manajemen informasi juga berperan sangat penting untuk
kelangsungan proses manajemen risiko. Manajemen informasi dapat digunakan sebagai basis
dari segala buku text mengenai komunikasi dalam organisasi. Ruang lingkup manajemen
informasi pada program manajemen risiko :

1. Komunikasi risiko

Proses pengkomunikasian informasi (dalam hal ini, risiko) yang mengalir dari dan menuju ke
manajer risiko.

2. Sistem informasi manajemen risiko

Penggunaan teknologi masa kini yang dapat membantu jalannya proses manajemen informasi
dalam rangka melakukan manajemen risiko pada suatu proyek.

3. Proses pelaporan manajemen risiko

Isi dan bentuk formal dari proses pelaporan risiko yang dilakukan oleh pihak – pihak yang
terkait dalam proses manajemen risiko.

4. Sistem alokasi sumber daya

Mekanisme pembiayaan proses manajemen risiko.

3. Manajemen kontrak

Dalam pelaksanaannya, manajemen risiko juga membutuhkan system manajemen kontrak,


yaitu suatu proses untuk mengatur semua perkara mengenai kontrak, seperti : penawaran,
asuransi, dan sebagainya. William, Smith, Young (1995), memaparkan bahwa, manajemen
kontrak

harus dapat menguasai atau menangani, setidaknya 4 hal, yaitu :

1. Mengatur hubungan dan kontrak – kontrak dengan agen asuransi dan broker.

2. Mempersiapkan dokumen atau kontrak penawaran untuk layanan jasa pihak ketiga.

3. Mengatur dokumen dan sertifikat asuransi.

4. Memberikan garansi atau menjamin rencana pembiayaan risiko dengan pihak ke tiga.
4. Pengawasan klaim

Seorang manajer risiko, juga harus dapat berperan dalam manajemen atau pengawasan klaim.
Apabila suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada suatu proyek, dan pihak kontraktor
mengajukan klaim pada perusahaan asuransi, manajer risiko mempunyai tanggungjawab
untuk bernegosiasi dengan utusan dari pihak asuransi dan mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan klaim tersebut.

Ada beberapa macam klaim yang harus ditangani oleh manajer risiko, antara lain :

1. Klaim yang berkaitan dengan properti

Klaim yang terjadi apabila ada suatu kerugian pada suatu proyek dan kontraktor mengajukan
klaim pada pihak asuransi.

2. Klaim pertanggungjawaban atau klaim dari pihak ketiga

Klaim yang terjadi akibat kecelakaan yang dialami oleh pihak ketiga (misalnya : konsumen
jatuh di tempat parkir yang licin).

3. Klaim yang berkaitan dengan sumber daya manusia

Klaim yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam sebuah
perusahaan.

5. Memonitor dan mengkaji ulang program

Untuk mengetahui seberapa berhasil, manajemen risiko yang telah dijalankan, perlu
dilakukan suatu proses untuk memonitor dan mengkaji ulang program manajemen risiko
yang telah dijalankan. Dengan adanya proses pemantauan dan penkajian ulang ini, kontraktor
dapat mengetahui sejauh manaproses manajemen risiko yang telah dijalankan. Selain itu,
dengan proses tersebut, kontraktor dapat melihat kesalahan – keslahan atau kekurangan –
kekurangan yang terjadi selama proses manajemen risiko, sehingga kontraktor dapat
memperbaiki kekurangannya dan tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.

Untuk melakukan proses pemantuan kegiatan manajemen risiko, beberapa hal harus
dilakukan :

1. Pemantauan secara terus – menerus

Pemantauan akan proses manajemen risiko yang dijalankan harus dilakukan secara terus –
menerus, sehingga terdapat kesinambungan antara data – data yang didapatkan.

2. Audit program

Proses audit program manajemen risiko harus dijalankan untuk memverifikasi sistem
pemantauan dan pelaporan berkala. Audit program dapat digunakan sebagai evaluasi untuk
manajer risiko dan fungsi manajemen risiko, serta menyediakan masukan yang obyektif
untuk pengembangan program.

Risiko Kegiatan Pembangunan Perumahan

Resiko adalah bagian penting dari sebuah pelaksanaan terhadap manajemen resiko karena
resiko adalah obyek yang menjadi akar teori dan permasalahan yang digunakan untuk
mengembangkan teknik-teknik dan analisa dalam menanggulangi resiko itu sendiri. Persepsi
dan definisi terhadap resiko berbeda-beda tergantung dari kepercayaan seseorang, kelakuan
penilaian dan perasaan dan juga termasuk faktor-faktor pendukung antara lain: latar belakang
pendidikan, pengalaman praktis di lapangan, karakterisitik individu, kejelasan informasi, dan
pengaruh lingkungan sekitar.

Manajemen resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah resiko dan
menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk
mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko.

Rumah sehat sederhana adalah tempat kediaman yang layak dihuni, yang dibangun
menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana akan tetapi masih memenuhi standar
kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan
mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi local meliputi potensi fisik seperti bahan
bangunan, geologis, dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal,
dan cara hidup dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah atau sedang
(Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia, 2002).

Pendekatan sistematis mengenai manajemen resiko terdiri dari :

1. Identifikasi Resiko

Langkah yang utama dan paling penting dalam menghadapi resiko adalah dengan
mengidentifikasikannya. Banyak pembuat keputusan meyakini bahwa prinsip yang baik
dalam manajemen resiko berasal dari tahap identifikasi daripada tahap analisa. Hal ini
dikarenakan identifikasi resiko mencakup perincian pemeriksaan strategi proyek, melalui
resiko potensial mana yang bisa ditemukan dan kemungkinan disusunnya respon.

2. Dampak dan Frekuensi

Untuk mengetahui seberapa besar dampak dan frekuensi dari identifikasi resiko, yang harus
dilakukan adalah dengan pengumpulan data untuk proses manajemen risiko. Data bisa
diperoleh melalui database perusahaan, namun apabila tidak bisa didapat dari database, bisa
juga diambil dari pengalaman masa lalu.

Data yang diambil merupakan sebuah asumsi prosentase atas sebuah resiko yang dapat terjadi
dalam sebuah item pekerjaan yang diangggap beresiko.
Hal ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar dampak yang dapat diakibatkan dan
mengetahui frekuensi terjadinya resiko yang telah teridentifikasi tersebut.

3. Penanganan Resiko

Penanganan resiko adalah elemen terakhir dalam pendekatan manajemen resiko berupa
sebuah atau serangkaian tindakan yang menjadi bagian dari para pembuat keputusan untuk
menangani segala resiko yang ada. Berbagai cara penanganan yang mungkin dilakukan oleh
kontraktor rumah sehat sederhana adalah:

▪ Asuransi

▪ Menunda proyek

▪ Menentukan klausa akan penambahan atau kompensasi di kontrak pembayaran

▪ Menentukan sistem rekruitmen dan seleksi pekerja

▪ Membuat jadwal dan biaya dalam plan and control yang jelas dan sesuai

▪ Memasukkan klausa yang sesuai dalam tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan
keterlambatan untuk rencana kontingensi di dalam kontrak

▪ Mengadopsi program safety control, manajemen sistem, pengawasan dan pencegahan yang
sesuai

▪ Memasukkan kondisi di dalam kontrak untuk tingkat polusi, dan sebagainya

▪ Mengalihkan pekerjaan ke subkontraktor

▪ Menyediakan/stok kebutuhan material terlebih dahulu dan menyimpannya

▪ Memperbaiki segala kerusakan atas komplain yang diterima.

Contoh kasus Manajemen Proyek dan Resiko

1. Perusahaan memutuskan untuk tidak menambah utang baru untuk membangun kembali
gedung yang terbakar berserta asetnya, namun menerbitkan saham baru. Penerbitan saham
baru ini tidaklah murah karena perusahaan harus mengeluarkan underwriting fees. Skenario
lain yang mungkin muncul adalah pada saat yang sama, perusahaan sebenarnya memiliki
sebuah proyek investasi yang sangat prospektif dan membutuhkan dana misalnya 2 triliun
rupiah, yang kebetulan persis sebesar kerugian akibat kebakaran tersebut. Seandainya
perusahaan tidak memiliki uang di atas jumlah itu, dana sebesar 2 triliun itu harus digunakan
untuk membangun kembali pabrik dan asetnya, akibatnya proyek investasi baru itu harus
didanai dari sumber lain seperti utang baru atau penerbitan saham baru.
2. Di Indonesia belum ada Ahli hukum kontrak bidang konstruksi, dilain pihak pembayaran
Ahli hukum kontrak konstruksi dari luar negeri sangat mahal, sementara yang dilakukan
pemerintah adalah dengan menunjuk Tim Pengganti ahli hukum kontrak konstruksi yang
anggotanya terdiri dari pejabat-pejabat yang dipandang menguasai hukum kontrak konstruksi.
Sertifikat tanda mengikuti Diklat Nasional Perikatan Hukum Kontrak & Manajemen Proyek
ini minimal dapat dijadikan salah satu syarat untuk diangkat sebagai anggota Tim Pengganti
Ahli Hukum Konstruksi di Instansinya masing – masing.

3. Manajemen risiko yang efektif juga mengurangi kemungkinan financial distress, yaitu
keadaan di mana perusahaan mengalami kesulitan yang serius untuk memenuhi
kewajibannya, baik bunga maupun pokok pinjaman. Misalkan perusahaan sepatu di atas tidak
melakukan asuransi terhadap potensi kebakaran pabrik, perusahaan harus membangun
kembali pabrik beserta aset di dalamnya dengan dana yang diusahakannya sendiri. Apabila
kas perusahaan ternyata tidak cukup untuk itu, perusahaan terpaksa harus meminjam dari
lembaga keuangan seperti bank. Pinjaman yang bertambah meningkatkan potensi financial
distress perusahaan. Oleh karena itu, manajemen risiko yang efektif dapat mengurangi
kemungkinan ini

Share this:










Kategori:

MANAJEMEN KONSTRUKSI

3 Komentar

7 QC Tools

Teori Perencanaan proyek konstruksi

Comments on: "Manajemen Resiko dalam Proyek Konstruksi" (3)

1.

SvetaSkiltkalfek said:

30 September 2011 pada 07:47

1
0

Rate This

ЖОПАРОЖА

Amri Gunasti said:

12 Oktober 2011 pada 10:05

Rate This

maksudnya?

2.

zariniusik said:

9 Oktober 2011 pada 14:21

Rate This
Учет спецодежды в 1с. Спецодежда 1с основным видом деятельности которой
является документооборот 1с. Учет спецодежды в 1с

Tinggalkan Balasan

Pencarian:

Kategori

 ARTIKEL
 CATATAN-CATATAN KECIL
 LIPUTAN KHUSUS
 MANAJEMEN KONSTRUKSI
 PUISI
 TENTANG AMRI GUNASTI

Tulisan Terkini

 SUATU SAAT DIA AKAN MERAIH MIMPINYA


 KORUPTOR SEMAKIN MILITAN
 RENUNGAN PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA
 CARA HARAM SAJA SULIT APALAGI CARA HALAL
 MASYARAKAT (TIDAK) PUNYA HARAPAN TERHADAP MENTERI
YANG BARU

Follow Blog via Email

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabunglah dengan 1 pengikut lainnya.

Arsip

 November 2011
 Oktober 2011
 September 2011
 Agustus 2011
 Januari 2011
 Desember 2010

KAIT KATA
ACARA TASYAKURAN Aktifis AMRI GUNASTI bali GAYO GAYO JEMBER gempa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah IMM
jember MAHASISWA GAYO MANAJEMEN KONSTRUKSI nusa dua PENGENDALIAN KONSTRUKSI PENJADWALAN
PERENCANAAN PERENCANAAN PROYEK PPSP PROYEK KONSTRUKSI PUISI

BLOGKU YANG LAIN

 AMRI GUNASTI Informasi tentang banyak hal 10


 SARANA KOMUNIKASI Kirimkan tulisan anda disini 0

LIHAT JUGA

 BERITA GAYO berita terkini tentang Gayo 10

 Bisnis VIRGIN GOLD informasi bisnis 10


 DOWNLOAD LAGU Lagu Baru dan Lama 10

 FORUM DISKUSI Diskusi tentang berbagai tema 10

 TENTANG SAYA informasi melalui facebook 10

 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER info 10

Meta

 Daftar
 Masuk log
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

Komentar Terakhir

Amri Gunasti on KORUPTOR SEMAKIN MILITAN

wien ranto on KORUPTOR SEMAKIN MILITAN

Amri Gunasti on KORUPTOR SEMAKIN MILITAN

si toing on KORUPTOR SEMAKIN MILITAN

Amri Gunasti on RENUNGAN PERINGATAN HARI SUMPA…


REPUBLIKA

 Kemarahan Mahfud MD dan Gugatan Wamen (Bag 4-habis) 6 Juni 2012


 Ukraina Digulung Turki 0-2 6 Juni 2012
 Si Balita Sering Ngamuk, Bagaimana Solusinya? 6 Juni 2012
 Jembatan Enam Batam Rusak Diseruduk Kapal Tanker 6 Juni 2012
 Kapal Tanker Tabrak Jembatan Enam Riau 6 Juni 2012
 Seedorf Berlabuh ke Liga Brazil? 6 Juni 2012
 Tim Medis Sepakbola Andalkan Painkiller, Inilah Alasannya 6 Juni 2012
 Rawan Penembakan, Warga Jayapura Trauma 6 Juni 2012
 Suriah Izinkan Pekerja Kemanusiaan Masuk di Empat Provinsi 6 Juni 2012
 Kemarahan Mahfud MD dan Gugatan Wamen (Bag 3) 6 Juni 2012

MANAJEMEN PROYEK INDONESIA

 Lump Sum vs Pekerjaan Tambah-Kurang


 Inovasi Modul Frame Scaffolding Untuk Efisiensi Sediaan Perancah
 Penyesuaian Harga Mulai Bulan ke 13?
 Lump sum vs Penyesuaian Harga
 Penyesuaian Harga Hanya Berlaku Pada Kontrak Tahun Jamak?
 Benturan Aplikasi Kontrak Lump Sum dan Usulan Kepada Pemerintah
 Penyesuaian Harga yang Semakin Semrawut
 Langkah-Langkah Antisipasi Ketok Palu Kenaikan Harga BBM
 Strategi Hemat Energi Di Proyek
 Pengaruh Pasal 7 Ayat 6a Pada Risiko Kenaikan Harga Proyek

BERITA GAYO

 Sanggar Seribu Bukit Bahas Program Mengisi Liburan Kuliah


 Info Pemilihan Abang Aka Takengon 2012
 Foto-Foto Penelitian Kualitas Air Danau Lut Tawar
 Gempa Goyang Banda Aceh, Puluhan Wartawan Panik
 Wartawan Pilar Pembangunan dan Demokrasi
 Saksi Beberkan Sejumlah Kecurangan di Pilkada Aceh Tengah
 Tanda Jarak Tempuh Takengon – Ise-ise
 Puisi “Utem” Saifoeddin Kadir (Zuska)
 Info Penerimaan Siswa Baru SMAN 1 Takengon Tahun Pelajaran 2012-2013
 Budayawan Apresiasi Wacana Resam Munoling

KALENDER

Januari 2011
S S R K J S M
« Des Agu »
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
Januari 2011
S S R K J S M
24 25 26 27 28 29 30
31

Blog Stats

 6,951 hits

Pengarang

 Amri Gunasti

Halaman

 About
 BUNGA, KENAPA KAU BIARKAN DIRIMU LAYU
 CINTA SUCI
 MASAM JING

RATING TERTINGGI

Posts | Pages | Comments

All | Today | This Week | This Month

 PERKENALANKU DENGAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH


5/5 (1 vote)
 MASYARAKAT (TIDAK) PUNYA HARAPAN TERHADAP MENTERI YANG
BARU
5/5 (1 vote)
 KORUPTOR SEMAKIN MILITAN
5/5 (1 vote)

HALAMAN AMRI GUNASTI

SocialVibe
Blog pada WordPress.com. | Tema: Spectrum oleh Ignacio Ricci.

Anda mungkin juga menyukai