Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ‘”Syariah”.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kulaih Pendidikan Agama
Islam Universitas Mulawarman Samarinda yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Makalah ini membahas tentang syariah islam dan mengulas lebih tentang cara
beribadah, baik beribadah dengan sesama makhluk Allah maupun beribadah langsung kepada
Allah SWT. tentunya hanya dengan mengharap ridho Allah SWT.

Harapan kami melalui makalah ini mampu memberikan ilmu pengetahuan mengenai
pengertian dan bentuk – bentuk syariah islam kepada pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran pembaca kami harapkan
guna pembuatan makalah yang lebih baik diwaktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Samarinda, 23 September 2016


Penyusun,
Dani Kurniawan
Muhammad Azkar
Paradilla Apriliani Wulandari
Popy Takarani
Salasiah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Syariah adalah ketentuan Allah yang harus dijalankan perintah-Nya dan menjauhi apa
yang dilarang-Nya. Dalam syariah diajarkan tentang hal-hal yang wajib, yang sunnah, yang
mubah, yang makruh dan yang haram. Dikerjakan dalam seluruh aspek kehidupan manusia
baik dalam beribadah maupun dalam pergaulan hidup manusia. Karena hal inilah syariah
sangat penting untuk dipelajari sejak dini mungkin oleh seluruh umat manusia di bumi ini.
Syariah akan ada disepanjang masa, selama dunia ini belum kiamat, kita senantiasa
sebagai umat harus taat kepada-Nya, karena syariah adalah aturan Allah dan itulah yang akan
mengantarkan manusia kepada kebahagiannya di dunia dan akhirat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan syariah dan apa ruang lingkupnya?
2. Apa fungsi syariah?
3. Apa hubungan syariah dan fiqih?
4. Ada berapa jenis ibadah dan bagaimana penjelasanya?
5. Apa yang dimaksud dengan ibadah khusus dan apa saja yang termasuk ibadah
khusus?
6. Apa pengertian muamalah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mempelajari tentang syariah dan ruang lingkupnya
2. Mengetahui fungsi – fungsi syariah
3. Mempelajari hubungan syariah dan fiqih
4. Mengetahui jenis – jenis ibadah
5. Mempelajari jenis – jenis ibadah khusus
6. Mempelajari tentang muamalah dan dasar muamalah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Syariah


Syariah menurut bahasa berarti jalan. Sedangkan, menurut istilah adalah sistem norma
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan
manusia dengan alam.
Syariah merupakan aspek norma atau hukum dalam ajaran Islam yang ke beradaannya
tidak lepas dari aqidah Islam. Oleh karena itu, isi syariah meliputi aturan – aturan dari
kandungan Al – Qur’an dan Sunnah.
Aturan – aturan syariat yang sudah dikodifisasikan disebut fiqih. Dengan demikian
fiqih dapat disebut sebagai hasil kodifikasi syariat islam yang bersumber dari Al – Quran dan
Sunnah. Syariat Islam mengatur perbuatan seorang muslim, di dalamnya terdapat hukum –
hukum yang terdiri atas :
1. Wajib, yaitu perbuatan yang apabila dilakukan mendapatkan pahala, apabila
ditinggalkan akan mendapat dosa.
2. Sunnat, yaitu perbuatan yang apabila dilaksanakan diberi pahala, apabila
ditinggalkan tidak berdosa.
3. Mubah, yaitu perbuatan yang boleh dikerjakan atau ditinggalkan karena tidak
diberi pahala dan tidak berdosa.
4. Makruh, yaitu perbuatan apabila ditinggalkan akan mendapat pahala, dan apabila
dilakukan tidak berdosa.
5. Haram, yaitu perbuatan yang apabila dikerjakan berdosa, apabila ditinggalkan
mendapat pahala.

Syariah adalah hukum yang mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka
mencapai kebahagiaanya didunia dan akhirat. Syariah mencangkup semua aspek kehidupan
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dalam hubungan dengan
diri – sendiri, manusia lain, alam lingkungan, maupun dengan Tuhan.
Syariah mengatur hubungan manusia dengan Tuhan yang disebut dengan kaidah
ubudiyah atau ibadah khusus. Hubungan manusia dengan manusia atau alam lainnya yang
disebut mu’amalah atau disebut juga ibadah umum.
Dengan demikian syariat islam mengatur semua aspek kehidupan manusia agar
seorang muslim dapat melaksanakan ajaran islam secara utuh. Utuh di sini, tidak berarti
semua aspek sudah diatur oleh syariat secara detail, sebab hanya masalah ibadah yang telah
diatur syariat secara ketat. Selain itu, hal – hal yang berkenaan kehidupan sosial atau
muamalah, syariah memberi landasan hukum yang memberi makna dan arah bagi manusia.
Walaupun demikian, secara operasional urusan muamalah diserahkan kepada manusia, hanya
prinsip – prinsip dasar bagi hubungan tesebut didasari syariah sehingga aspek – aspek
kehidupan manusia terwujud secara Islami.

2.2 Fungsi Syariah


Syariat Islam diturunkan Allah kepada manusia sebagai pedoman yang memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada manusia agar mereka dapat melaksanakan tugas hidupnya
di dunia dengan benar sesuai dengan ahlak Allah. Karena itu syariah berfungsi sebagai
berikut :
1. Menunjukan dan mengarahkan kepada pencapaian tujuan manusia sebagai hamba
Allah.
Syariah adalah aturan – aturan Allah yang berisi perintah Allah untuk mentaati
dan dilaksanakan, serta aturan – aturan tentang larangan Allah untuk dijauhi dan
dihindarkan. Ketaatan terhadap aturan tersebut menunjukan ketundukan manusia
terhadap Allah dan perhambaan manusia kepada-Nya. Perhambaan secara total dan
utuh merupakan tujuan dari penciptaan manusia di muka bumi, sebagai firman-Nya :
(QS.Az-Zariat,51:56)

2. Menunjukan dan mengarahkan manusia pada pecapaian tujuan manusia sebagai


khalifah Allah.

Penyembahan dan penghambaan secara utuh dan total hanya kepada Allah
membebaskan diri manusia dari ketertarikan dan ketundundukkan kepada makhluk.
Manusia akan bebas bertindak dalam berkaitan dengan makhluk lainnya, tidak
memperbudak atau diperbudak oleh makhluk lainnya. Hal ini menunjukan bahwa
manusia dapat berperan sebagai khalifah Allah di muka bumi yang melaksanakan dan
membumikan sifat – sifat Allah dalam batas – batas kemanusiaan.

Aturan – atauran syariah akan memberikan batasan yang jelas dari kebebasan
yang dimiliki manusia. Dengan demikian, kekhalifahan manusia diatur dalam tatanan
pencapaian kesehjateraan lahir batin manusia dan terhindar dar kesesatan. Firman
Allah : “Hai Daud sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah(penguasa)di muka
bumi, maka berilah keputusan (perkara)di antara manusia dengan adil dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu,karena iaakan menyasatkan kamu dari jalan allah.
Sesungguhnya orang yang sesat dari jalan allah akan mandapatkan azab yang
berat,karena mereka melupakan melupakan hari perhitungan”.(QS.shaad,38:26)

3. Membawa manusia pada kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat.

Syariat islam mengarahkan manusia pada jalan yang harus ditempuhnya atau
di hindarkanya. Manusia dapat mencapai tujuannya yang hakiki. Dengan syariat,
manusia dapat memilah dan memilih jalan yang akan ditempuhnya sesuai dengan
kebebasanya sehingga apapun akibatnya akan dipertanggungjawabkanya sendiri di
hadapan Allah. Dengan demikian, syriat menunjukan jalan menuju tercapainya.
Kebahagiaan yang abadi, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai hakekat tujuan
manusia.

2.3 Syariah dan Fiqih

Agama mengatur tata kehidupan seorang muslim dengan hukum – hukum syariah
berdasarkan Al – Qur’an dan As – Sunah. Hukum syariah dari Al – Qur’an tersebut di
kodifikasikan dalam bentuk aturan – aturan yang lebih jelas, rinci dan operasional melalui
ijtihad para ulama. Kodifikasi hukum syariah ini di sebut fiqih. Karena itu fiqih tidak lain
adalah ilmu yang membahas pemahaman dan tafsiran ayat – ayat Al – Qur’an yang berkenaan
hukum. Pemahaman dan penafsiran memerlukan ijtihad, yakni upaya keras dalam bentuk
pemikiran akal untuk mengeluarkan ketentuan hukum agama dari sumber – sumbernya.
Fiqih berisi tentang peraturan – peraturan pelaksanaan yang memberi pegangan dan pedoman
dalam perilaku. Jadi boleh di katakan, fiqih merupakan operasionalisasi hukum syariat
berdasarkan Al – Qur’an dan As – Sunnah.

Aturan syariah yang telah di kodifikasikan secara luas adalah hukum – hukum yang berkaitan
dengan aspek ibadah dalam bentuk fiqih ibadah. Misalnya fiqih Mazhab Syaffi, Maliki,
Hanafi dan sebagainya. Aspek – aspek lainya masih belum di kodifikasikan sebagaimana
yang telah di lakukan pada aspek ibadah, sehingga umat Islam masih harus mengupayakan
ijtihad untuk menyusun fiqih – fiqih lainnya, seperti fiqih politik, ekonomi, budaya dan
sebagainya.

2.4 Ibadah

Ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas
hidup selaku makhluk. Ibadah meliputi ibadah khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah umum
atau ibadah ghair mahdhah.

Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macam,
tatacara dan syarat rukunnya oleh Allah. Pelanggaran terhadap tatacara dan syarat rukun
dalam ibadah ini menjadikan ibadah tersebut yidak sah atau batal. Contohnya : puasa, zakat
sholat, dll.

Ibadah umum (ghairu mahdhah) adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak
ditentukan baik dalam Al – Qur’an maupun As-Sunnah. Contohnya : hal yang berkaitan
dengan segala kegiatan manusia atau muamalah yang tidak dirinci jenisnya satu-persatu.

2.5 Ibadah Khusus

2.5.1 Thoharoh dan Hikmahnya

Thoharoh atau bersuci merupakan syarat dalam melaksanakan ibadah lainnya, seperti
sholat, thawaf dsb. Bersuci terdiri atas bersuci dari najis dan hadas.

Hikmah Thoharoh :

1. Membiasakan hidup bersih yang menjadi syarat hidup sehat.


2. Wudhu yang di dalamnya terkandung kewajiban membasuh anggota wudhu
mengisyaratkan kewajiban untuk mensucikan diri setiap saat dari dosa.
3. Tayamum menggunakan tanah mengisyaratkan manusia untuk rendah hati, tidak
sombong atau takabur.

2.5.2 Shalat dan Hikmahnya

Sholat adalah ucapan – ucapan dan gerakan – gerakan yang dimulai dari
takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam dengan syarat – syarat tertentu.

Macam – macam sholat sunnah :

1. Shalat sunanh yang mengiringi sholat fardu, yaitu sholat roatib (sholat sunah yang
dilakukan sebelum atau sesudah sholat fardu) baik yang sunah muakad maupun yang
bukan muakad.
2. Sholat sunah malam hari, yaitu sholat tahajud, shloat istiqoroh, sholat witir, dsb.
3. Sholat sunnah yang dilakukan pada hari – hari tertentu, yaitu sholat idhul fitri dan idul
adha, dsb.
4. Sholat yang hanya dilakukan pada bulan ramadhan saja, yaitu sholat tarawih.
5. Sholat sunnah yang dilakukan pada peristiwa – peristiwan tertentu saja, seperti sholat
gerhana dan sholat istisqo (sholat minta hujan).

Sholat mengandung makna pembinaan pribadi, yaitu dapat menghindar dari perbuatan
dosa dan kemungkaran. Orang yang melakukan sholat hidupnya akan terkontrol dengan baik.

2.5.3 Puasa dan Hikmah

Puasa adalah menahan makan dam minum serta segala yang membatalkannya sejak
terbit fajar sampai terbenam matahari.

Tujuan puasa adalah mencapai derajat takwa, yaitu keadaan dimana seorang muslim
tunduk dan patuh pada perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Hikmah puasa adalah melahirakan sikap – sikap positif yang ditampakkan dalam
kehidupan sehari – hari, seperti kepedulian kepada fakir miskin. Puasa juga melatih menahan
dan mengendalikan diri dari keinginan – keinginanngan dan dorongan – dorongan untuk
melakukan perbuatan yang dilarang Allah.

2.5.4 Zakat dan Hikmahnya

Zakat adalah memberikan harta apabila mencapai nisab dan haul kepada orang yang
berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Nisab adalah ukuran tertentu dar harta yang
dimiliki yang wajib dikeluarkan zakatnya. Sedangkan haul adalah berjalan genap satu tahun.

Jenis barang yang wajib di zakati adalah hasil pertanian, perkebunan,peternakan,


perdagangan, serta kekeyayan lain yang termasuk zakat mal.zakat sebagai kewajiban umat
Islam didasarkan pada firman Allah:

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu
itu(menjadi) ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui” (QS.At-Taubah,9:103)

Orang-orang yang berhak menerima zakat:

1. Fakir
2. Miskin
3. Amiln
4. Muallaf
5. Hamba sahaya
6. Gharim
7. Fi sabilillah
8. Ibnu sabil

Hikmah zakat adalah akan memeratakan pendapatan dan pemilikan harta dikalangan umat
islam.

2.5.5 Haji dan Hikmahnya


Haji adalah adalah ibadah ritual, mengunjungi baitullah pada bulan zul hijjah dengan
syarat – syarat tertentu.

Ibadah haji diwajibkan kepada setiap muslim yang memiliki kemampuan (kuasa)
untuk mengerjakannya, sebagai mana firman Allah :

“......kewajiban haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah. Barang siapa (mengingkari kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Allam”. (QS.
Ali Imran, 3:97)

Hikmah Ibadah Haji

Setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji mengharapkan dirinya menjadi


haji yang mabrur, karena pahalanya sangat besar. Hal ini terungkap dalam tanya jawab antara
rosul dengan sahabat dari hadis yang di riwayatkan oleh buchari dan muslim yang di terima
dari Abu Hurairah bahwa seseorang sahabat bertanya pada rosululah : “Amal apakah yang
paling utama?”. Rosululah menjawab : “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Sahabat itu
bertanya lagi : “Kemudian apa?”. Rasul menjawab : ”Jihad di jalan Allah”. Sahabat bertanya
lagi : “kemudian apa?”. Rasul menjawab : “ Haji mabrur”.

Sebgaimana iman dan jihad, haji mabrur pun tidak hanya setelah pulang ibadah haji,
melaikan terus menerus. Bahkan menurut para ahli haji mabrur pada dasarnya adalah
membekasnya ritual haji dalam kehidupan sehari hari setelah ibadah haji dilakukan. Jadi haji
mabrur itu ditandai dalam kehidupan yang lebih baik setelah kembali ketanah airnya, bukan
sebatas kegiatan ditanah haram. Bekas – bekas dari ibadah haji itu ditampilkan dalam bentuk
keyakinan yang lebih kuat terhadap Allah SWT, serta meletakan keyakian itu sebagai poros
kehidupannya, Ia akan terus meningkatkan kualitas hidup dan penghidupannya secara lebih
bermakna untuk mencari kemuliaan yang hakiki.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Pengertian syariah adalah hukum yang mengatur kehidupan manusia di dunia dalam
rangka mencapai kebahagiaanya di dunia dan akhirat.
 Isi syariah meliputi aturan – aturan sebagai implementasi dari kandungan Al – Qur’an
dan Sunnah.
 Hukum syariah dari Al – Qur’an tersebut di kodifikasikan dalam bentuk aturan – aturan
yang lebih jelas, rinci dan operasional melalui ijtihad para ulama.
 Ibadah adalah perhambaan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksanaan tugas
hidup selaku makhluk.
 Ibadah khusus tebagi menjadi lima bagian yaitu : thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.

3.2 Saran

 Untuk para pembaca tingkatkanlah takwa saudara, taati perintah Allah dan jauhi
larangannya.
 Manusia diciptan sebagai khalifah di bumi, oleh karena itu selayaknya Khalifah kita
jaga kehidupan dibumi cintai alam dan penuh kasih sayang sesama makhluk.
 Aturan syariah secara umum bersumber dari 4 mahzab, dan diantara itu
memungkinkan berbeda aturan dan semuany itu adalah benar, oleh karena itu jangan
dipermasalahkan.
 Walaupun ibadah umum itu berkaitan dengan ibadah terhadap sesama manusia tapi
niatkanlah ibadah hanya karena Allah
 Ibadah khusus terutama ibadah yang berkaitan dengan harta jangan karena pamer atau
karena iri terhadap sesama, tapi niatkanlah untuk mengharap ridho Allah.
 Sebagian besar hukum berkehidupan telah ditentukan dalam Al-Quran dan hadis, oleh
karena itu pelajarilah Al-Quran dan Hadis dan maknanya.
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, Toto, dkk, 2002, Pendidikan Agama Islam, Tiga Mutiara, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai