Anda di halaman 1dari 17

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Journal Reading
17 Januari 2019

IMPLEMENTASI EDUKASI KESEHATAN BERBASIS PERMAINAN VS


EDUKASI KESEHATAN KONVENSIONAL PADA ANAK TENTANG
PENGETAHUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT
“Implementation of Game-based Oral Health Education vs Conventional Oral
Health Education on Children’s Oral Health-related Knowledge and Oral Hygiene
Status”

Nama : Dewiayu Siti Hartinah Syamsir Dewang

NIM : J014171014

Pembimbing : Prof. Dr.drg. Burhanuddin DP, M.Kes

Hari, tanggal : Kamis, 17 Januari 2019

Tempat : Ruang Departemen IKGM

Jurnal Acuan : International Journal of Clinical Pediatric Dentistry,


July-September 2017;10(3):257-260

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

0
Implementasi Edukasi Kesehatan berbasis Permainan vs Edukasi Kesehatan
Konvensional pada Anak tentang Pengetahuan yang berhubungan dengan
Kesehatan Gigi dan Mulut dan Status Kebersihan Mulut
“Implementation of Game-based Oral Health Education vs Conventional Oral
Health Education on Children’s Oral Health-related Knowledge and Oral Hygiene
Status”
1
Azhar Malik, 2Sumit Sabharwal, 3Aina Kumar, 4Praveen Singh Samant, 5Abishek
Singh, 6Vineet Kumar Pandey

Abstrak
Latar belakang: Upaya preventif masalah kesehatan gigi dan mulut seperti edukasi
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah memiliki peran yang vital. Status
kesehatan gigi dan mulut pada anak bisa ditingkatkan jika promosi kesehatan
dilakukan secara komprehensif dan menarik. Tujuan: Efektivitas edukasi kesehatan
mulut berbasis permainan dan secara konvensional pada pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut serta status kebersihan mulut pada anak
sekolah yang berusia 8 hingga 12 tahun. Metode: Sebanyak 150 anak berusia 8 hingga
12 tahun dibagi menjadi dua kelompok. Evaluasi pretest pengetahuan mereka tentang
kesehatan gigi dan mulut serta estimasi indeks plak dilakukan. Anak-anak pada
kelompok I diberi edukasi kesehatan kesehatan gigi dan mulut melalui presentasi
PowerPoint sekali sehari selama 7 hari. Anak-anak pada kelompok II dididik melalui
metode permainan (misalnya teka-teki silang dan kuis dengan presentasi PowerPoint).
Evaluasi mengenai pengetahuan terkait kesehatan gigi dan mulut serta skor plak
dicatat pada post-intervensi 1 dan 3 bulan. Hasil: Pada kelompok II, skor pengetahuan
yang tinggi 10,32 dan 9,98 diperoleh pada pasca-intervensi 1 dan 3 bulan masing-
masing. Di kedua kelompok, ada peningkatan yang signifikan dalam skor kebersihan
mulut yang baik dan penurunan plak yang signifikan skor pada pasca-intervensi 1 dan
3 bulan, tetapi banyak skor yang lebih baik terlihat pada kelompok II dibandingkan
dengan kelompok I pada keduanya tindak lanjutnya.

LATAR BELAKANG

Kesehatan mulut merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dari kesehatan

umum. Adalah benar pepatah yang mengatakan bahwa seseorang yang tidak sehat

juga bisa jadi karena memiliki kesehatan mulut yang tidak baik.1,2 Salah satu faktor

kunci dalam menjaga kesehatan mulut yang baik adalah pengetahuan tentang praktik

kebersihan mulut yang tepat. Seperti pengetahuan yang diberikan di sekolah formal

dan berlanjut di seumur hidupnya. Usia sekolah adalah periode formatif secara fisik

maupun mental, untuk mengubah dan menghasilkan anak menjadi orang dewasa yang

1
baik. Kebiasaan mengenai kesehatan gigi dan mulut yang terbentuk pada tahap ini

akan dibawa pada usia dewasa, usia tua, dan bahkan ke generasi berikutnya. Dengan

demikian, untuk pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut, pendidikan atau

edukasi tentang kesehatan pada anak sekolah memiliki peranan yang vital. 3 Tidak

hanya penting untuk mengajarkan pedoman tentang menyikat gigi dan peran diet

terhadap kesehatan pada anak, tetapi juga untuk mengembangkan ketertarikan mereka

mempelajari kebiasaan kesehatan mulut yang baik seperti program promosi kesehatan

berbasis sekolah dengan cara ideal.4

Pada sebagian besar program promosi kesehatan ini, alat edukasi kesehatan

konvensional seperti mengajar, mendemonstrasi, dan model digunakan terbukti

memiliki efek yang minim pada anak-anak.5,6 Selain itu, penelitian lain juga

menunjukkan bahwa jenis program semacam itu memiliki efek yang relative sedikit

pada kebersihan gigi anak-anak. 7-11 Status kesehatan gigi dan mulut anak-anak dapat

ditingkatkan jika promosi kesehatan di sekolah dilakukan secara komprehensif dan

dengan cara yang menarik.12 Dalam melakukan proses kegiatan belajar yang

menyenangkan bagi anak-anak, harus ada integrasi yang baik antara pelajaran itu

sendiri dan hiburan,13 yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media

yang hemat biaya dan bahan. Cara memberikan edukasi yang inovatif dapat dilakukan

dengan mengedukasi materi pembelajaran berbasis permainan yang memiliki efek

dalam memfasilitasi dan memperkuat pembelajaran anak terhadap suatu pemikiran

dan memotivasi dirinya sendiri. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pilihan untuk

mengedukasi dasar-dasar kesehatan gigi dan mulut.14 Pencarian literatur mendukung

efek program intervensi berbasis permainan dalam mengedukasi konsep kesehatan

2
umum, tetapi literatur yang berfokus pada intervensi kebersihan mulut sangat minim.

Oleh karena meningkatnya sejumlah masalah gigi dan mulut sehingga dibutuhkan

beberapa strategi pencegahan inovatif. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan

untuk membandingkan efektivitas edukasi konvensional (PowerPoint presentasi) dan

edukasi berbasis permainan (kuis dan teka-teki silang teka-teki dikombinasikan

dengan presentasi PowerPoint) pada tingkat pengetahuan kesehatan mulut dan

kesehatan mulut status di antara anak sekolah berusia 8 hingga 12 tahun.

METODE

Penelitian ini telah ditinjau dan disetujui oleh Dewan Peninjau Kelembagaan dari

sebuah lembaga kedokteran gigi swasta. Anggota dari tim peneliti telah berkontak

dengan pihak berwenang di sekolah yang dipilih, dan dijelaskan tentang maksud,

tujuan, dan sifat dari penelitian, termasuk anak-anak di sana. Informed consent

diperoleh dari orang tua semua peserta anak-anak. Penelitian dilakukan di SD sekolah

di Lucknow, Uttar Pradesh, India. Sekolah itu memiliki 419 anak berusia 8 hingga 12

tahun. Sekitar 150 anak berusia 8 hingga 12 tahun dipilih secara acak untuk penelitian

ini menggunakan computer-generated table of random numbers. Dari 150 anak-anak,

75 secara acak dimasukkan pada kelompok I dan 75 lainnya ke grup II. 15-item closed-

ended semi-structured questionnaire dirancang untuk menilai tingkat pengetahuan

mengenai kebersihan mulut anak-anak sekolah ini. Sebelum dimulainya penelitian,

kuesioner diuji pada 50 subjek. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian dilakukan

revisi sebelum penelitian melakukan penelitian. Nilai reliabilitas Cronbach’s alpha

dan split-half masing masing 0,81 dan 0,88. Hanya yang reliabilitas dan validitas yang

dinilai dari studi pilot dan subjek ini tidak dimasukkan dalam penelitian utama.

3
Proforma penelitian ini terdiri dari data demografis dan informasi mengenai

pengetahuan anak-anak tentang kesehatan mulut, menyikat gigi, dan diet. Jawaban

yang benar untuk pertanyaan pengetahuan diberi skor "1" dan jawaban yang salah

diberikan diberi skor "0." Empat penguji yang dilatih dan dikalibrasi sebelum

dimulainya penelitian dan pemeriksaan klinis. Reliabilitas interexaminer adalah

0,79%. Setelah wawancara selesai, gigi subjek diaplikasikan disclosing agent

menggunakan AlphaPlac Two Tone untuk pemeriksaan indeks plak. Enam permukaan

semua gigi yang ada, misalnya mesiofasial / bukal, midfasial / bukal, distofasial /

bukal, mesiolingual, midlingual, distolingual diberi skor untuk skor plak gigi subjek

oleh Turesky, Gilmore, Glickman modifikasi dari Quigley-Hein index.15

Pemeriksaan klinis awal telah dilakukan sebelum jam istiharat sekolah di pagi hari di

mobile dental clinic dengan dental chair standar, di dalam sekolah. Intervensi dimulai

setelah pretest evaluasi pengetahuan mereka tentang kesehatan mulut dan estimasi

skor plak. Pelatihan kalibrasi dilakukan selama 15 menit tentang kesehatan mulut,

menyikat gigi, dan diet menggunakan presentasi PowerPoint. Sebanyak 75 anak dalam

kelompok I diberi edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui presentasi PowerPoint

sekali sehari selama 7 hari. Sebanyak 75 anak dalam kelompok II diberi edukasi

menggunakan metode edukasi berbasis permainan (teka-teki silang dan kuis) yang

dikombinasikan dengan PowerPoint.

Peneliti menjelaskan aturan untuk permainan dan mereka diberi bermain sekali sehari

selama seminggu. Evaluasi mengenai skor plak dan pengetahuan dicatat pada post-

intervensi tindak lanjut 1 dan 3 bulan. Data yang dihasilkan diberi kode dan dianalisis

untuk menilai perbedaan antarkelompok. Uji Independent dan Uji t-Paired (SPSS

4
versi 15) digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antar dan intra kelompok masing-

masing antara variabel; p ≤ 0,05 dianggap signifikan secara statistik.

HASIL

Pada kelompok II pada postintervensi, skor pengetahuan kesehatan mulut meningkat

secara drastis dari 4,40 menjadi 10,32 dan untuk kelompok I skor meningkat dari 4,46

menjadi 8,32 pada pengamatan 1 bulan (Tabel 1). Tabel 2 juga menunjukkan data 3

bulan setelah intervensi. Skor rata-rata pengetahuan kesehatan mulut adalah masing-

masing 7,94 dan 9,98 untuk kelompok I dan II. Skor yang lebih rendah dalam 3 bulan

postintervensi menunjukkan lebih sedikit daya ingat pengetahuan selama periode

waktu tertentu, tetapi skor tetap lebih tinggi dari baseline dan lebih banyak daya ingat

pengetahuan terlihat pada kelompok II. Secara statistik, peningkatan yang signifikan

dalam skor plak anak-anak setelah intervensi terlihat di kedua kelompok namun secara

klinis memiliki skor lebih rendah pada kelompok II bila dibandingkan dengan

kelompok I pada kedua follow up (bulan 1 dan bulan 3) (0.90 and 1.26) (Tabel 3).

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor plak pada 1 dan 3 bulan di kedua

kelompok (Tabel 4).

Tabel 1. Perbandingan rata rata pengetahuan antara dua kelompok pada beberapa

interval waktu menggunakan Independent t-Test

Kelompok n Mean Std deviasi p-Value


I 75 4,46 0,99
Baseline 0,94
II 75 4,40 0,99
I 75 8,32 0,84
1 Bulan 0,001*
II 75 10,24 0,89
I 75 7,94 0,91
3 Bulan 0,001*
II 75 9,98 0,82
*p<0,05, signifikan

5
Tabel 2. Perbandingan rata rata pengetahuan dalam kelompok pada beberapa interval

waktu menggunakan Paired t-Test

Std Mean
Kelompok n Mean p-Value
deviasi difference
Baseline 75 4,46 0,99
3,86 0,001*
1 Bulan 75 8,32 0,84
Baseline 75 4,46 0,99
I 3,48 0,001*
3 Bulan 75 7,94 0,91
1 Bulan 75 8,32 0,84
0,38 0,06
3 Bulan 75 7,94 0,91
Baseline 75 4,40 0,99
5,84 0,001*
1 Bulan 75 10,24 0,89
Baseline 75 4,40 0,99
II 5,58 0,001*
3 Bulan 75 9,98 0,82
1 Bulan 75 10,24 0,89
0,26 0,07
3 Bulan 75 9,98 0,82
*p<0,05, signifikan

Tabel 3. Perbandingan rata rata skor plak antara dua kelompok pada beberapa interval

waktu menggunakan Independent t-Test

Kelompok n Mean Std deviasi p-Value


I 75 3,04 0,79
Baseline 0,94
II 75 3,07 0,58
I 75 1,23 0,43
1 Bulan 0,001*
II 75 0,90 0,32
I 75 1,55 0,35
3 Bulan 0,001*
II 75 1,26 0,51
*p<0,05, signifikan

6
Tabel 4. Perbandingan rata rata skor plak dalam kelompok pada beberapa interval

waktu menggunakan Paired t-Test

Std Mean
Kelompok n Mean p-Value
deviasi difference
Baseline 75 3,04 0,79
1,81 0,01*
1 Bulan 75 1,23 0,43
Baseline 75 3,04 0,79
I 1,49 0,01*
3 Bulan 75 1,55 0,35
1 Bulan 75 1,23 0,43
0,38 0,083
3 Bulan 75 1,55 0,35
Baseline 75 3,07 0,58
2,17 0,01*
1 Bulan 75 0,9 0,32
Baseline 75 3,07 0,58
II 1,81 0,01*
3 Bulan 75 1,26 0,51
1 Bulan 75 0,9 0,32
0,36 0,076
3 Bulan 75 1,26 0,51
*p<0,05, signifikan

PEMBAHASAN

Bermain adalah metode pembelajaran yang lebih disukai, karena dengan bermain

dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan juga guru telah banyak menggunakan

metode bermain untuk belajar di semua kelompok umur dan bidang pendidikan.16-18

Pendekatan edukasi kesehatan berbasis permainan yang diterapkan di ruang kelas

memiliki banyak manfaatnya, hal tersebut adalah metode yang kuat dalam

mengedukasi siswa dalam mengadopsi sarana yang merangsang pemikiran untuk

belajar. Hal Ini membantu siswa untuk mendapatkan informasi kesehatan yang baik

dan buruk. Hal ini juga memotivasi siswa untuk memahami dan mempelajari

informasi tentang kesehatan daripada hanya menghafal, dengan demikian

meningkatkan perkembangan kognitif dan membangun kepercayaan diri.19 Studi

penelitian ini adalah intervensi kesehatan gigi dan mulut berbasis permainan yang

7
terkait dengan penekanan informasi pada pengetahuan kesehatan mulut melalui teka-

teki silang dan kuis. Meskipun sebagian besar sekolah mendorong program kesehatan

dengan kesadaran profesional tentang masalah ini, sangat sedikit yang memberikan

penekanan yang tepat intervensi edukasi kesehatan gigi dan mulut (McDonald dan

Avery, 1994). Program-program di hampir semua sekolah biasanya menyediakan

banyak informasi dalam periode waktu yang singkat dan namun gagal

mempertimbangkan beberapa aspek penting yang diperlukan untuk meningkatkan

kebiasaan kesehatan gigi dan mulut. Studi menemukan bahwa retensi informasi yang

rumit lebih baik dengan berbagai teknik pembelajaran yang merangsang rangsangan

verbal atau visual, menghasilkan daya ingat dan proses informasi terbaik.20

Penggunaan berbagai alat bantu pembelajaran tidak hanya menyesuaikan berbagai

gaya belajar, tetapi juga meminimalkan rasa bosan di kelas.16 Oleh karena

keserbagunaan dan fleksibilitas dari permainan teka-teki silang, permainan teka-teki

silang ini telah berhasil digunakan di berbagai disiplin ilmu yang berbeda.21

Permainan teka-teki silang yang familiar dan sudah dikenal secara luas dapat

menghemat waktu dalam penjelasan tatacara permainan tersebut.17,18 Selain itu,

permainan puzzle ini sering dianggap sebagai kegiatan bermain dan rekreasi, dan

dengan demikian diamati sebagai kurang mengancam less threatening dan lebih

menyenangkan daripada pengajaran tradisional.18,21,22

Edukasi kesehatan berbasis permainan dapat menjadi dukungan utama untuk

mengidentifikasi kelemahan dalam hal kesulitan dalam memahami masalah dalam

pemahaman, dan bidang yang harus ditangani lebih intensif.16,17,21 Studi juga

mengungkapkan bahwa puzzle ini meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam

8
topik tersebut.16,18 Menggunakan permainan yang menekankan pesan kesehatan dan

kebersihan gigi dan mulut dapat menjadi alternatif untuk mengajarkan konsep

kesehatan dasar.14 Pada penelitian ini, intervensi berbasis permainan yang

mengandalkan rangsangan visual di antara anak-anak dalam kelompok II yang

membantu mereka memahami instruksi kesehatan mulut dengan mudah, seperti

kebersihan gigi yang baik dan kebiasaan diet. Bahkan terdapat daya ingat yang lebih

baik pada jangka waktu yang lama yang tercermin secara signifikan peningkatan skor

pengetahuan dan pengurangan skor plak yang signifikan dihitung pada follow-up 1

dan 3 bulan. Penurunan signifikan dalam skor plak diperoleh dalam penelitian ini.

Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Swain et al, yang

menunjukkan bahwa dengan menerapkan dental hygiene di sekolah menghasilkan

pengurangan yang signifikan dalam skor plak. Skor plak yang ditingkatkan

dipertahankan selama periode 3 bulan yang membuktikan efek pembelajaran berbasis

permainan bertahan dari waktu ke waktu. Program intervensi pendidikan berbasis

permainan terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi

dan mulut dan dalam praktik dikehidupan sehari hari anak-anak tersebut dalam

kelompok II dibandingkan dengan program intervensi kesehatan mulut berbasis

PowerPoint. Edukasi kesehatan berbasis permainan dapat memenuhi kriteria

memanfaatkan materi edukasi yang menghibur, mudah dipahami, dan praktis yang

direkomendasikan untuk program kesehatan gigi dan mulut. Dengan demikian,

permainan teka-teki silang dengan instruksi kesehatan gig dan mulut dapat menjadi

bantuan intervensi yang efektif untuk mengajarkan konsep kesehatan mulut dasar

kepada anak-anak dan memotivasi anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

9
yang lebih baik yang mengarah pada skor plak yang lebih rendah. Hasil penelitian

harus ditafsirkan dalam batasan karena anak-anak dipilih dari satu sekolah saja dan

siswa memiliki kecenderungan untuk membahas apa yang telah mereka pelajari, ini

mungkin melemahkan informasi yang tepat mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut. Meskipun demikian, penelitian ini menyediakan tahapan untuk

menggabungkan pembelajaran berbasis game tentang kesehatan mulut di sekolah.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program edukasi kesehatan gigi dan

mulut berbasis permainan adalah metode yang mudah dan hemat biaya untuk

mengajarkan instruksi kesehatan gigi dan mulut dan mencegah penyakit gigi dan

mulut pada anak-anak.

Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi lebih lanjut dampak yang

berbeda dari demografi, tingkat studi di sekolah, jenis kelamin, dan keterampilan

akademik (diukur dengan skor ujian) pada pembelajaran anak dan status kesehatan

gigi dan mulut untuk pemahaman yang lebih baik tentang penerapan pembelajaran

berbasis permainan di sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Petersen PE. The world oral health report 2003: continuous improvement of oral
health in the 21st century--the approach of the WHO global oral health
programme. Community Dent Oral Epidemiol 2003 Dec;31(Suppl 1):3-24.

2. Evans CA, Kleinman DV. The surgeon general’s report on America’s oral health:
opportunities for the dental profession. J Am Dent Assoc 2000 Dec;131(12):1721-
1728.

3. Moynihan PJ. The role of diet and nutrition in the etiology and prevention of oral
disease. Bull World Health Organ 2005 Sep;83(9):694-699.

4. Maheswari UN, Asokan S, Asokan S, Kumaran ST. Effects of conventional vs


game-based oral health education on children’s oral health-related knowledge and
oral hygiene status – a prospective study. Oral Health Prev Dent 2014;12(4): 331-
336.

5. Lynagh M, Schofield MJ, Sanson-Fisher RW. School health promotion programs


over the past decade: a review of the smoking, alcohol and solar protection
literature. Health Promot Int 1997 Jan;12(1):43-60.

6. Nutbeam D. Promoting health and preventing disease: an international


perspective on youth health promotion. J Adolesc Health 1997 May;20(5):396-
402.

7. Podshadley AG, Schweikle ES. The effectiveness of two educational programs in


changing the performance of oral hygiene by elementary school children. J Public
Health Dent 1970 Winter;30(1):17-20.

8. Podshadley AG, Shannon JH. Oral hygiene performance of elementary school


children following dental health education. ASDC J Dent Child 1970 Jul-
Aug;37(4):298-300.

9. Hudson LC. A school plaque control program for first grade. Dent Hyg (Chic)
1974 Sep-Oct;48(5):299-301.

10. Kay E, Locker D. A systematic review of the effectiveness of health promotion


aimed at improving oral health. Community Dent Health 1998 Sep;15(3):132-
144.

11. Moysés ST, Moysés SJ, Watt RJ, Sheiham A. Associations between health
promoting schools’ policies and indicators of oral health in Brazil. Health Promot
Int 2003 Sep;18(3): 209-218.

11
12. Sprod AJ, Anderson R, Treasure ET. Effective oral health promotion: literature
review. Health Promotion Wales. Technical Report 20 1996.

13. Sampath K, Pannerselven A. Introduction to educational technology, 1st ed. New


Delhi: Sterling Publications; 2004:1-5.

14. Castillo Lizardo JM, Rodríguez Morán M, Guerrero-Romero F. Games as an


alternative for teaching basic health concepts. Am J Public Health 2001;9:311-
314.

15. Turesky S, Gilmore ND, Glickman I. Reduced plaque formation by the


chloromethyl analogue of vitamin C. J Periodontol 1970 Jan;41(1):41-43.

16. Franklin S, Peat M, Lewis A. Non-traditional interventions to stimulate


discussion: the use of games and puzzles. J Biol Educ 2003;37(2):76-82.

17. Weisskirch RS. An analysis of instructor-created crossword puzzles or student


review. College Teaching 2006;54(1): 198-202.

18. Crossman EK, Crossman SM. The crossword puzzle as a teaching tool. Teaching
Psychology 1983;10(2):98-99.

19. Haun, MW. Parliamentary puzzles as a teaching methodology. Parliamentary


Journal 1985;26(1):95-99.

20. Krätzig, GP, Arbuthnott KD. Perceptual learning styles and learning proficiency:
A test of the hypothesis. J Educ Psychol 2006 Feb;98(1):238-246.

21. Childers CD. Using crossword puzzles as an aid to studying sociological


concepts. Teaching Sociology 1996;24(1):231-235.

22. Davis TM, Shepherd B, Zwiefelhofer T. Reviewing for exams: do crossword


puzzles help in the sucsuccess of student learning? J Effec Teaching 2009;9(3):4-
10.

12
LEMBAR KOREKSI
Metode pemilihan sampel menggunakan computer-generated table of random
numbers
Simple random sampling
Proses pengambilan sample dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sample. Cara memilih sample yang
sering digunakan yaitu lotre, menggunakan table angka random, dan memakai angka
random yang ada dalam scientific calculator. 1
Dewasa ini dikembangkan metode simple random sampling menggunakan computer-
generated. Metode ini dapat menggunakan software yang tersedia baik secara offline
maupun online. Salah satu cara metode pemilihan sampel menggunakan computer-
generated table of random numbers secara online yaitu dengan mengunjungi situs
https://stattrek.com/ Cara menggunakannya yaitu dengan mengisi berapa banyak
random numbers yang diinginkan yaitu kumpulan digit (misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9) yang disusun dalam urutan acak. Nilai minimum dan maksimum menetapkan
batas pada rentang nilai yang mungkin muncul dalam tabel angka acak. Nilai
minimum mengidentifikasi nomor terkecil dalam kisaran; dan nilai maksimum
mengidentifikasi jumlah terbesar. Misalnya, jika kita menetapkan nilai minimum sama
dengan 12 dan nilai maksimum sama dengan 30, Pembuat Angka Acak akan
menghasilkan tabel yang terdiri dari pengaturan angka acak di kisaran 12 hingga 30.2

13
Nilai Cronbach alpa 0,81
Alpha dikembangkan oleh Lee Cronbach pada tahun 195111 untuk memberikan
ukuran konsistensi internal suatu tes atau skala; dinyatakan sebagai angka antara 0 dan
1. Konsistensi internal menggambarkan sejauh mana semua item dalam tes mengukur
konsep yang sama dan karenanya terhubung dengan keterkaitan antar item dalam tes.
Konsistensi internal harus ditentukan sebelum tes dapat digunakan untuk tujuan
penelitian atau pemeriksaan untuk memastikan validitas. Selain itu, estimasi reabilitas
menunjukkan jumlah kesalahan pengukuran dalam suatu pengujian. Sederhananya,
interpretasi reliabilitas ini adalah korelasi tes dengan dirinya sendiri. Mengkuadratkan
korelasi ini dan mengurangi dari 1,00 menghasilkan indeks kesalahan pengukuran.3

Turesky, Gilmore, Glickman modifikasi dari Quigley-Hein index


Penilaian indeks plak dilakukan pada seluruh gigi pada bagian permukaan fasial
dan lingual setelah pemberian disclosing. Skor plak perorangan diperoleh dari jumlah

14
total dari nilai yang diperoleh dibagi jumlah permukaan yang diperiksa, rentang
penilaian dari 0-5. 4

Jumlah total nilai yang diperoleh


Skor plak perorangan =
Jumlah permukaan yang diperiksa

Tabel 1. Skor indeks plak modifikasi turesky-gilmore-glickman dari quigley-hein4


Skor PI Kondisi
0 Tidak ada plak
1 Terdapat bercak-bercak plak yang terpisah pada bagian
margin servikal dari gigi
2 Terdapat lapisan tipis plak sampai setebal 1 mm pada
bagian margin servikal dari gigi
3 Terdapat lapisan plak lebih dari 1 mm tetapi mencapai 1/3
bagian mahkota
4 Terdapat lapisan plak. Lebih dari 1/3, akan tetapi tidak
lebih dari 2/3 bagian mahkota
5 Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi

Gambar 1. Area penggambaran grade plak index dari Turesky modified Quigley Hein5

15
Daftar Pustaka lembar koreksi
1. Pasiga B. Cara praktis menghitung besar sample. Penerbit CV.21COM
2. Acklam P et al. Random Number Generator. [online] avalaible from:
https://stattrek.com/ Accessed 20 Jan 2019
3. Tavakol M, Dennick R. Making sense of Cronbach’s alpha. International
Journal of Medical Education. 2011; 2:53-55
4. Turesky S, Gilmore ND, Glickman I. reduced plaque formation by the
chloromethyl analogue of victamine C. J Periodont 1967. 38:142
5. Marya CM. A textbook of public health dentistry. Jaypee. 2011. P.203

16

Anda mungkin juga menyukai