UNIVERSITAS HASANUDDIN
Journal Reading
17 Januari 2019
NIM : J014171014
0
Implementasi Edukasi Kesehatan berbasis Permainan vs Edukasi Kesehatan
Konvensional pada Anak tentang Pengetahuan yang berhubungan dengan
Kesehatan Gigi dan Mulut dan Status Kebersihan Mulut
“Implementation of Game-based Oral Health Education vs Conventional Oral
Health Education on Children’s Oral Health-related Knowledge and Oral Hygiene
Status”
1
Azhar Malik, 2Sumit Sabharwal, 3Aina Kumar, 4Praveen Singh Samant, 5Abishek
Singh, 6Vineet Kumar Pandey
Abstrak
Latar belakang: Upaya preventif masalah kesehatan gigi dan mulut seperti edukasi
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah memiliki peran yang vital. Status
kesehatan gigi dan mulut pada anak bisa ditingkatkan jika promosi kesehatan
dilakukan secara komprehensif dan menarik. Tujuan: Efektivitas edukasi kesehatan
mulut berbasis permainan dan secara konvensional pada pengetahuan yang
berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut serta status kebersihan mulut pada anak
sekolah yang berusia 8 hingga 12 tahun. Metode: Sebanyak 150 anak berusia 8 hingga
12 tahun dibagi menjadi dua kelompok. Evaluasi pretest pengetahuan mereka tentang
kesehatan gigi dan mulut serta estimasi indeks plak dilakukan. Anak-anak pada
kelompok I diberi edukasi kesehatan kesehatan gigi dan mulut melalui presentasi
PowerPoint sekali sehari selama 7 hari. Anak-anak pada kelompok II dididik melalui
metode permainan (misalnya teka-teki silang dan kuis dengan presentasi PowerPoint).
Evaluasi mengenai pengetahuan terkait kesehatan gigi dan mulut serta skor plak
dicatat pada post-intervensi 1 dan 3 bulan. Hasil: Pada kelompok II, skor pengetahuan
yang tinggi 10,32 dan 9,98 diperoleh pada pasca-intervensi 1 dan 3 bulan masing-
masing. Di kedua kelompok, ada peningkatan yang signifikan dalam skor kebersihan
mulut yang baik dan penurunan plak yang signifikan skor pada pasca-intervensi 1 dan
3 bulan, tetapi banyak skor yang lebih baik terlihat pada kelompok II dibandingkan
dengan kelompok I pada keduanya tindak lanjutnya.
LATAR BELAKANG
Kesehatan mulut merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dari kesehatan
umum. Adalah benar pepatah yang mengatakan bahwa seseorang yang tidak sehat
juga bisa jadi karena memiliki kesehatan mulut yang tidak baik.1,2 Salah satu faktor
kunci dalam menjaga kesehatan mulut yang baik adalah pengetahuan tentang praktik
kebersihan mulut yang tepat. Seperti pengetahuan yang diberikan di sekolah formal
dan berlanjut di seumur hidupnya. Usia sekolah adalah periode formatif secara fisik
maupun mental, untuk mengubah dan menghasilkan anak menjadi orang dewasa yang
1
baik. Kebiasaan mengenai kesehatan gigi dan mulut yang terbentuk pada tahap ini
akan dibawa pada usia dewasa, usia tua, dan bahkan ke generasi berikutnya. Dengan
demikian, untuk pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut, pendidikan atau
edukasi tentang kesehatan pada anak sekolah memiliki peranan yang vital. 3 Tidak
hanya penting untuk mengajarkan pedoman tentang menyikat gigi dan peran diet
terhadap kesehatan pada anak, tetapi juga untuk mengembangkan ketertarikan mereka
mempelajari kebiasaan kesehatan mulut yang baik seperti program promosi kesehatan
Pada sebagian besar program promosi kesehatan ini, alat edukasi kesehatan
memiliki efek yang minim pada anak-anak.5,6 Selain itu, penelitian lain juga
menunjukkan bahwa jenis program semacam itu memiliki efek yang relative sedikit
pada kebersihan gigi anak-anak. 7-11 Status kesehatan gigi dan mulut anak-anak dapat
dengan cara yang menarik.12 Dalam melakukan proses kegiatan belajar yang
menyenangkan bagi anak-anak, harus ada integrasi yang baik antara pelajaran itu
sendiri dan hiburan,13 yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media
yang hemat biaya dan bahan. Cara memberikan edukasi yang inovatif dapat dilakukan
dan memotivasi dirinya sendiri. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pilihan untuk
2
umum, tetapi literatur yang berfokus pada intervensi kebersihan mulut sangat minim.
Oleh karena meningkatnya sejumlah masalah gigi dan mulut sehingga dibutuhkan
METODE
Penelitian ini telah ditinjau dan disetujui oleh Dewan Peninjau Kelembagaan dari
sebuah lembaga kedokteran gigi swasta. Anggota dari tim peneliti telah berkontak
dengan pihak berwenang di sekolah yang dipilih, dan dijelaskan tentang maksud,
tujuan, dan sifat dari penelitian, termasuk anak-anak di sana. Informed consent
diperoleh dari orang tua semua peserta anak-anak. Penelitian dilakukan di SD sekolah
di Lucknow, Uttar Pradesh, India. Sekolah itu memiliki 419 anak berusia 8 hingga 12
tahun. Sekitar 150 anak berusia 8 hingga 12 tahun dipilih secara acak untuk penelitian
75 secara acak dimasukkan pada kelompok I dan 75 lainnya ke grup II. 15-item closed-
dan split-half masing masing 0,81 dan 0,88. Hanya yang reliabilitas dan validitas yang
dinilai dari studi pilot dan subjek ini tidak dimasukkan dalam penelitian utama.
3
Proforma penelitian ini terdiri dari data demografis dan informasi mengenai
pengetahuan anak-anak tentang kesehatan mulut, menyikat gigi, dan diet. Jawaban
yang benar untuk pertanyaan pengetahuan diberi skor "1" dan jawaban yang salah
diberikan diberi skor "0." Empat penguji yang dilatih dan dikalibrasi sebelum
menggunakan AlphaPlac Two Tone untuk pemeriksaan indeks plak. Enam permukaan
semua gigi yang ada, misalnya mesiofasial / bukal, midfasial / bukal, distofasial /
bukal, mesiolingual, midlingual, distolingual diberi skor untuk skor plak gigi subjek
Pemeriksaan klinis awal telah dilakukan sebelum jam istiharat sekolah di pagi hari di
mobile dental clinic dengan dental chair standar, di dalam sekolah. Intervensi dimulai
setelah pretest evaluasi pengetahuan mereka tentang kesehatan mulut dan estimasi
skor plak. Pelatihan kalibrasi dilakukan selama 15 menit tentang kesehatan mulut,
menyikat gigi, dan diet menggunakan presentasi PowerPoint. Sebanyak 75 anak dalam
kelompok I diberi edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui presentasi PowerPoint
sekali sehari selama 7 hari. Sebanyak 75 anak dalam kelompok II diberi edukasi
menggunakan metode edukasi berbasis permainan (teka-teki silang dan kuis) yang
Peneliti menjelaskan aturan untuk permainan dan mereka diberi bermain sekali sehari
selama seminggu. Evaluasi mengenai skor plak dan pengetahuan dicatat pada post-
intervensi tindak lanjut 1 dan 3 bulan. Data yang dihasilkan diberi kode dan dianalisis
untuk menilai perbedaan antarkelompok. Uji Independent dan Uji t-Paired (SPSS
4
versi 15) digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antar dan intra kelompok masing-
HASIL
secara drastis dari 4,40 menjadi 10,32 dan untuk kelompok I skor meningkat dari 4,46
menjadi 8,32 pada pengamatan 1 bulan (Tabel 1). Tabel 2 juga menunjukkan data 3
bulan setelah intervensi. Skor rata-rata pengetahuan kesehatan mulut adalah masing-
masing 7,94 dan 9,98 untuk kelompok I dan II. Skor yang lebih rendah dalam 3 bulan
waktu tertentu, tetapi skor tetap lebih tinggi dari baseline dan lebih banyak daya ingat
pengetahuan terlihat pada kelompok II. Secara statistik, peningkatan yang signifikan
dalam skor plak anak-anak setelah intervensi terlihat di kedua kelompok namun secara
klinis memiliki skor lebih rendah pada kelompok II bila dibandingkan dengan
kelompok I pada kedua follow up (bulan 1 dan bulan 3) (0.90 and 1.26) (Tabel 3).
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor plak pada 1 dan 3 bulan di kedua
Tabel 1. Perbandingan rata rata pengetahuan antara dua kelompok pada beberapa
5
Tabel 2. Perbandingan rata rata pengetahuan dalam kelompok pada beberapa interval
Std Mean
Kelompok n Mean p-Value
deviasi difference
Baseline 75 4,46 0,99
3,86 0,001*
1 Bulan 75 8,32 0,84
Baseline 75 4,46 0,99
I 3,48 0,001*
3 Bulan 75 7,94 0,91
1 Bulan 75 8,32 0,84
0,38 0,06
3 Bulan 75 7,94 0,91
Baseline 75 4,40 0,99
5,84 0,001*
1 Bulan 75 10,24 0,89
Baseline 75 4,40 0,99
II 5,58 0,001*
3 Bulan 75 9,98 0,82
1 Bulan 75 10,24 0,89
0,26 0,07
3 Bulan 75 9,98 0,82
*p<0,05, signifikan
Tabel 3. Perbandingan rata rata skor plak antara dua kelompok pada beberapa interval
6
Tabel 4. Perbandingan rata rata skor plak dalam kelompok pada beberapa interval
Std Mean
Kelompok n Mean p-Value
deviasi difference
Baseline 75 3,04 0,79
1,81 0,01*
1 Bulan 75 1,23 0,43
Baseline 75 3,04 0,79
I 1,49 0,01*
3 Bulan 75 1,55 0,35
1 Bulan 75 1,23 0,43
0,38 0,083
3 Bulan 75 1,55 0,35
Baseline 75 3,07 0,58
2,17 0,01*
1 Bulan 75 0,9 0,32
Baseline 75 3,07 0,58
II 1,81 0,01*
3 Bulan 75 1,26 0,51
1 Bulan 75 0,9 0,32
0,36 0,076
3 Bulan 75 1,26 0,51
*p<0,05, signifikan
PEMBAHASAN
Bermain adalah metode pembelajaran yang lebih disukai, karena dengan bermain
dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan juga guru telah banyak menggunakan
metode bermain untuk belajar di semua kelompok umur dan bidang pendidikan.16-18
memiliki banyak manfaatnya, hal tersebut adalah metode yang kuat dalam
belajar. Hal Ini membantu siswa untuk mendapatkan informasi kesehatan yang baik
dan buruk. Hal ini juga memotivasi siswa untuk memahami dan mempelajari
penelitian ini adalah intervensi kesehatan gigi dan mulut berbasis permainan yang
7
terkait dengan penekanan informasi pada pengetahuan kesehatan mulut melalui teka-
teki silang dan kuis. Meskipun sebagian besar sekolah mendorong program kesehatan
dengan kesadaran profesional tentang masalah ini, sangat sedikit yang memberikan
penekanan yang tepat intervensi edukasi kesehatan gigi dan mulut (McDonald dan
banyak informasi dalam periode waktu yang singkat dan namun gagal
kebiasaan kesehatan gigi dan mulut. Studi menemukan bahwa retensi informasi yang
rumit lebih baik dengan berbagai teknik pembelajaran yang merangsang rangsangan
verbal atau visual, menghasilkan daya ingat dan proses informasi terbaik.20
gaya belajar, tetapi juga meminimalkan rasa bosan di kelas.16 Oleh karena
silang ini telah berhasil digunakan di berbagai disiplin ilmu yang berbeda.21
Permainan teka-teki silang yang familiar dan sudah dikenal secara luas dapat
permainan puzzle ini sering dianggap sebagai kegiatan bermain dan rekreasi, dan
dengan demikian diamati sebagai kurang mengancam less threatening dan lebih
pemahaman, dan bidang yang harus ditangani lebih intensif.16,17,21 Studi juga
mengungkapkan bahwa puzzle ini meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
8
topik tersebut.16,18 Menggunakan permainan yang menekankan pesan kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulut dapat menjadi alternatif untuk mengajarkan konsep
kebersihan gigi yang baik dan kebiasaan diet. Bahkan terdapat daya ingat yang lebih
baik pada jangka waktu yang lama yang tercermin secara signifikan peningkatan skor
pengetahuan dan pengurangan skor plak yang signifikan dihitung pada follow-up 1
dan 3 bulan. Penurunan signifikan dalam skor plak diperoleh dalam penelitian ini.
Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Swain et al, yang
pengurangan yang signifikan dalam skor plak. Skor plak yang ditingkatkan
dan mulut dan dalam praktik dikehidupan sehari hari anak-anak tersebut dalam
memanfaatkan materi edukasi yang menghibur, mudah dipahami, dan praktis yang
permainan teka-teki silang dengan instruksi kesehatan gig dan mulut dapat menjadi
bantuan intervensi yang efektif untuk mengajarkan konsep kesehatan mulut dasar
kepada anak-anak dan memotivasi anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
9
yang lebih baik yang mengarah pada skor plak yang lebih rendah. Hasil penelitian
harus ditafsirkan dalam batasan karena anak-anak dipilih dari satu sekolah saja dan
siswa memiliki kecenderungan untuk membahas apa yang telah mereka pelajari, ini
mungkin melemahkan informasi yang tepat mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program edukasi kesehatan gigi dan
mulut berbasis permainan adalah metode yang mudah dan hemat biaya untuk
mengajarkan instruksi kesehatan gigi dan mulut dan mencegah penyakit gigi dan
berbeda dari demografi, tingkat studi di sekolah, jenis kelamin, dan keterampilan
akademik (diukur dengan skor ujian) pada pembelajaran anak dan status kesehatan
gigi dan mulut untuk pemahaman yang lebih baik tentang penerapan pembelajaran
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Petersen PE. The world oral health report 2003: continuous improvement of oral
health in the 21st century--the approach of the WHO global oral health
programme. Community Dent Oral Epidemiol 2003 Dec;31(Suppl 1):3-24.
2. Evans CA, Kleinman DV. The surgeon general’s report on America’s oral health:
opportunities for the dental profession. J Am Dent Assoc 2000 Dec;131(12):1721-
1728.
3. Moynihan PJ. The role of diet and nutrition in the etiology and prevention of oral
disease. Bull World Health Organ 2005 Sep;83(9):694-699.
9. Hudson LC. A school plaque control program for first grade. Dent Hyg (Chic)
1974 Sep-Oct;48(5):299-301.
11. Moysés ST, Moysés SJ, Watt RJ, Sheiham A. Associations between health
promoting schools’ policies and indicators of oral health in Brazil. Health Promot
Int 2003 Sep;18(3): 209-218.
11
12. Sprod AJ, Anderson R, Treasure ET. Effective oral health promotion: literature
review. Health Promotion Wales. Technical Report 20 1996.
18. Crossman EK, Crossman SM. The crossword puzzle as a teaching tool. Teaching
Psychology 1983;10(2):98-99.
20. Krätzig, GP, Arbuthnott KD. Perceptual learning styles and learning proficiency:
A test of the hypothesis. J Educ Psychol 2006 Feb;98(1):238-246.
12
LEMBAR KOREKSI
Metode pemilihan sampel menggunakan computer-generated table of random
numbers
Simple random sampling
Proses pengambilan sample dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sample. Cara memilih sample yang
sering digunakan yaitu lotre, menggunakan table angka random, dan memakai angka
random yang ada dalam scientific calculator. 1
Dewasa ini dikembangkan metode simple random sampling menggunakan computer-
generated. Metode ini dapat menggunakan software yang tersedia baik secara offline
maupun online. Salah satu cara metode pemilihan sampel menggunakan computer-
generated table of random numbers secara online yaitu dengan mengunjungi situs
https://stattrek.com/ Cara menggunakannya yaitu dengan mengisi berapa banyak
random numbers yang diinginkan yaitu kumpulan digit (misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9) yang disusun dalam urutan acak. Nilai minimum dan maksimum menetapkan
batas pada rentang nilai yang mungkin muncul dalam tabel angka acak. Nilai
minimum mengidentifikasi nomor terkecil dalam kisaran; dan nilai maksimum
mengidentifikasi jumlah terbesar. Misalnya, jika kita menetapkan nilai minimum sama
dengan 12 dan nilai maksimum sama dengan 30, Pembuat Angka Acak akan
menghasilkan tabel yang terdiri dari pengaturan angka acak di kisaran 12 hingga 30.2
13
Nilai Cronbach alpa 0,81
Alpha dikembangkan oleh Lee Cronbach pada tahun 195111 untuk memberikan
ukuran konsistensi internal suatu tes atau skala; dinyatakan sebagai angka antara 0 dan
1. Konsistensi internal menggambarkan sejauh mana semua item dalam tes mengukur
konsep yang sama dan karenanya terhubung dengan keterkaitan antar item dalam tes.
Konsistensi internal harus ditentukan sebelum tes dapat digunakan untuk tujuan
penelitian atau pemeriksaan untuk memastikan validitas. Selain itu, estimasi reabilitas
menunjukkan jumlah kesalahan pengukuran dalam suatu pengujian. Sederhananya,
interpretasi reliabilitas ini adalah korelasi tes dengan dirinya sendiri. Mengkuadratkan
korelasi ini dan mengurangi dari 1,00 menghasilkan indeks kesalahan pengukuran.3
14
total dari nilai yang diperoleh dibagi jumlah permukaan yang diperiksa, rentang
penilaian dari 0-5. 4
Gambar 1. Area penggambaran grade plak index dari Turesky modified Quigley Hein5
15
Daftar Pustaka lembar koreksi
1. Pasiga B. Cara praktis menghitung besar sample. Penerbit CV.21COM
2. Acklam P et al. Random Number Generator. [online] avalaible from:
https://stattrek.com/ Accessed 20 Jan 2019
3. Tavakol M, Dennick R. Making sense of Cronbach’s alpha. International
Journal of Medical Education. 2011; 2:53-55
4. Turesky S, Gilmore ND, Glickman I. reduced plaque formation by the
chloromethyl analogue of victamine C. J Periodont 1967. 38:142
5. Marya CM. A textbook of public health dentistry. Jaypee. 2011. P.203
16