Anda di halaman 1dari 3

Anestesia untuk Operasi Katarak

Sejarahnya, operasi katarak dilakukan tanpa menggunakan anestesi. Karl Koller menggunakan
kokain sebagai anastesi di akhir tahun 1800an. Retrobulbar anestesi baru diperkenalkan oleh
Herman Knapp di tahun 1884 dengan menginjeksikan 4% kokain untuk operasi enukleasi.
Teknik yang paling modern untuk anestesi retrobulbar diperkenalkan pada tahun 1945 oleh
Walter Atkinston, teknik yang hingga saat ini digunakan pada operasi mata.

Anestesi Umum

Penggunaan anestesi umum adalah metode yang dipilih untuk anak-anak dan remaja, juga pasien
dengan dimensia, retardasi mental, batuk yang tidak terkendali, tanda tremor kepala,
claustrophobia, gaduh-gelisah dan kecemasan. Sebagai bagian dari evaluasi pra-operasi,
diperlukan penilaian oleh dokter bedah terhadap tingkat pendidikan dan psikologis pasien serta
kondisi fisik pasien untuk menentukan metode anestesi terbaik.

Anestesi Lokal

Retrobulbar anestesi dilakukan dengan atau tanpa anestesi regional dari nervus kranialis VII (n.
facialis), akan memberikan akinesia dan anesthesia mata yang sangat baik. Komplikasi dari
anestesi retrobulbar sangatlah jarang termasuk perdarahan retrobulbar; perembesan globe;
trauma nervus optikus; ketidaksengajaan injeksi intravena yang berakibat aritmia jantung; dan
ketidaksengajaan injeksi intradural yang berakibat kejang, gagal nafas, dan lumpuhnya batang
otak.

Peribulbar anestesi melalui single atau multiple injeksi yang menggunakan jarum pendek,
menurut teori akan menurunkan komplikasi dari perlukaan nervus optikus dan efek samping
CNS dari injeksi intradural. Walaupun risiko dari perembesan globe belum dapat disingkirkan,
metode ini kurang efektif daripada retrobulbar anestesi untuk mendapatkan akinesia dan
anesthesia. juga onset efeknya lebih lambat.

Anestesi Topikal

Anestesi topikal erat kaitannya dengan operasi katarak insisi kecil. Anestesi topikal dapat
digunakan sebagai penyerta operasi, dengan atau tanpanya sedasi intravena. Anestesi topikal
sering dipakai sebagai tambahan perlindungan intrakameral tanpa lidocain. Beberapa teknik
termasuk penggunaan infiltrasi tambahan subkonjungtival dengan anestesi lokal. Keuntungannya
meliputi tidak adanya risiko ocular perforasi dan mengurangi kebutuhan sedasi pada beberapa
pasien. Diplopia disingkirkan karena tidak adanya otot mata yang terlibat. Kembalinya
penglihatan segera, dan pasien dapat langsung meninggalkan ruang operasi karena tidak
diperlukan bebat mata. Anestesi topical diberikan lewat tetes topikal, tampon selulosa, atau jeli
lidocaine.

Karena anestesi topikal menyebabkan anestesi tanpa akinesia, pasien harus kooperatif.
Sehingga, anestesi topikal tidak sesuai dengan pasien dengan: gangguan pendengaran yang
signifikan, gangguan bahasa, ketidakmampuan emosi untuk bekerjasama dengan prosedur yang
akan dilakukan, blepharospasme, tremor kepala yang signifikan, nistagmus atau pembedahan
yang kompleks.

Pada umumnya, hanya sedikit sedasi yang diperlukan bila menggunakan anestesi topikal
namun hal ini bergantung pada dokter bedahnya, dan banyak didiskusikan bahwa protokol
pemberian anestesi topikal perlu juga pemberian tambahan obat oral, intramuscular, atau
intravena.

Dokter anestesi harus memahami tingkatan sedasi yang diberikan untuk operasi katarak sehingga
menyingkirkan oversedasi, yang mana dapat menyebabkan pasien bingung dan juga melakukan
gerakan-gerakan yang tidak disengaja.

Pada beberapa kasus, anestesi topikal yang diberikan terus-menerus saja tidak cukup.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa dokter bedah menggunakan nonpreserve lidokain
intracameral. Literatur menunjukkan bahwa injeksi lidokain intraocular meningkatkan
konsentrasi dari obat anestesi dalam ruang anterior. Behndig dan Linden (1998) mendeteksi level
lidokain didalam aqueos manusia setelah pemberian topikal yang terus-menerus 3-6 tetes dengan
4% lidokain selama operasi katarak antara 1,4 dan 4,2µg/mL . Kemudian untuk injeksi
intracameral 0,1 mL dari nonpreserved lidokain diruang anterior, level konsentrasinya meningkat
menjadi 342 µg/mL. Keuntungan klinis dari pemberian bersama lidokain, kedalam ruang anterior
telah dibuktikan oleh Gills (1997) dan Koch (1997), yang melaporkan penurunan ketidak
nyamanan pasien dibandingkan dengan pemberian terpisah. Hingga kini, tidak ada bukti
toksisitas endothelial pada manusia meskipun pada awalnya telah dilaporkan adanya toksisitas
pada kelinci coba. Harus ditekankan bahwa hanya 1% lidokain nonpreserved yang boleh
digunakan terus-menerus untuk ruang anterior, karena beberapa agen pengawet dapat menjadi
racun bagi struktur intraocular. Transien amaurosis karena efek retinal secara langsung
dilaporkan akibat anestesi intracameral. Hal ini umum terjadi pada pasien dengan kapsul
posterior terbuka atau vitrektomi sebelumnya.

Behndig A. Linden C. Aquous humor lidocaine concentrations in topical and intracameral


anesthesia. J Cataract Refract Surg, 1998;24:1598-1601.

Anda mungkin juga menyukai