Anda di halaman 1dari 7

Safrizal (2014) J.

Floratek 9: 22 - 28

PENGARUH PEMBERIAN HARA FOSFOR TERHADAP STATUS HARA


FOSFOR JARINGAN, PRODUKSI DAN KUALITAS BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

Effects of Phosphorous Fertilization on Phosphorous Tissue, Yield, and Quality of


Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.)

Safrizal

Staf Pengajar Fakultas Pertanian UNIMAL


Jl. Cot Tgk.Nie Reulet, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara,
Provinsi Aceh.Telp 0645-41373.Email: safrizalsarong@yahoo.com

ABSTRACT

The objectives of this research were to determine phosphorous nutrient tissue,


yield, and quality of mangosteen in diverse of phosphorous doses. The experiment was
arranged in a randomized complete block design. Phosphorous doses evaluated were 0,
300, 600, 900, and 1200 g P/plant. The result showed that phosphorous fertilization
increased of concentration mangosteen phosphorous tissue and yield per plant. However,
phosphorous did not increase growth and fruits quality of mangosteen.

Keywords: phosphorous doses, yield, quality, mangosteen

PENDAHULUAN Fosfor merupakan salah satu dari


tiga unsur hara makro paling penting
Manggis mendapat julukan bersama nitrogen dan kalium bagi
“Queen of tropical fruits” merupakan tanaman manggis. Fosfat tidak direduksi
buah segar terbanyak diekspor Indonesia, dalam tanaman seperti halnya nitrat dan
sehingga termasuk komoditas ekspor sulfat, melainkan tetap dalam bentuk
unggulan dalam beberapa tahun terakhir. teroksidasi. Fosfor setelah diserap pada pH
Ekspor manggis Indonesia hingga 2009 fisiologis sebagai H2PO4-, tidak saja tetap
cenderung meningkat dan mencapai 6.012 sebagai P-anorganik namun juga
ton dengan nilai US $ 5.885.038 atau diesterifikasi melalui grup hidroksil ke
sekitar 44% dari total ekspor buah-buahan rantai C (C-O-P) yang merupakan bentuk
Indonesia (BPS 2010). Meningkatnya sederhana P-ester (Sugar P), ataupun
volume ekspor menuntut upaya terikat dengan P lainnya dengan ikatan
peningkatan pengembangannya karena pirofosfat membentuk senyawa kaya
masih rendahnya kuantitas maupun energi (ATP). Konversi orthofosfat
kontinuitas produksi (Poerwanto, 2003). menjadi bentuk organik terjadi dengan
Produksi manggis yang cepat dalam tanaman, di mana 80% dari P
diperdagangkan saat ini umumnya yang diserap diubah menjadi bentuk
berkualitas rendah karena berasal dari organik dalam waktu 10 menit, namun
hutan manggis atau pekarangan yang setelah itu dilepaskan kembali sebagai P
belum tersentuh teknik budidaya. Di sisi anorganik dan masuk ke dalam xylem
lain, untuk keberhasilan produksi dan (Marschner, 1995).
kualitas yang baik, diperlukan teknik Fosfor berperan penting dalam
budidaya yang baik dan input produksi aktivitas fotosintesis, karena terkait
memadai. Salah satunya pemupukan dengan kandungan karbohidrat sebagai
khususnya fosfor. sumber energi untuk pertumbuhan dan

22
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

perkembangan tanaman. Fotosintesis difiksasi oleh Ca, sedangkan pada pH


merupakan proses metabolisme utama rendah difiksasi oleh Al dan Fe. Pengaruh
yang mempengaruhi sistem metabolisme pemupukan fosfor dapat ditingkatkan
dan proses fisiologi lainnya yang berkaitan dengan memperbesar kemampuan akar
dengan penyediaan ATP dan kerangka tanaman dalam menyerap unsur hara.
karbon dalam lintasan respirasi, Tanaman manggis sebagai
mengendalikan sistem transpor, sebagai tanaman tahunan agar dapat berproduksi
penghantar signal bagi fungsi-fungsi akar maksimal setiap tahunnya, maka
yang juga berkaitan dengan zat pengatur diperlukan pemupukan fosfor yang teratur.
tumbuh sitokinin pada saat pucuk Acuan pemupukan pada tanaman manggis
terinduksi, metabolisme nitrogen dan belum tersedia secara memadai untuk
beberapa pengaruh tidak langsung dalam dijadikan landasan pemupukan fosfor.
proses fisiologis lainnya (Marschner, Oleh karena itu, perlu dilakukan
1995). serangkaian penelitian untuk mempelajari
Fosfor menyusun sekitar 0,1– tingkat kebutuhan unsur hara, waktu
1,0% bahan kering tanaman dan pemberian dan dosis optimum fosfor yang
merupakan komponen kunci biomolekul selanjutnya dapat digunakan untuk
seperti asam nukleat, fosfolipid, P-ester menentukan rekomendasi pemupukan
dan ATP. Peran lainnya dari fosfor sangat fosfor dalam budidaya tanaman manggis.
penting karena tanaman tidak akan Artikel ini memaparkan hasil studi
tumbuh dengan baik tanpa ketersediaan yang bertujuan mengetahui pengaruh dosis
fosfor yang cukup (Dobermann dan pemupukan fosfor terhadap status hara
Fairhurst, 2000). jaringan daun, produksi dan kualitas buah
Dalam jaringan tanaman, fosfat pada tanaman manggis dewasa dan telah
tidak pernah berkurang dan tetap tinggi berumur 12 tahun yang memasuki musim
dalam bentuk teroksidasi. Fosfor berbuah.
merupakan hara yang mudah diredistribusi
dari organ satu ke organ lainnya, mudah
hilang dari daun yang lebih tua dan METODE PENELITIAN
terakumulasi ke daun yang muda
(Salisburry dan Ross, 1992). Fungsi Penelitian dilakukan di kebun
lainnya dari fosfor adalah sebagai milik petani Kampung Cengal, Desa
konstituen struktur makromolekul yang Karacak, Kecamatan Leuwiliang,
sangat menonjol pada asam nukleat yaitu Kabupaten Bogor. Ketinggian tempat 420
sebagai jembatan antara dua unit m di atas permukaan laut dengan jenis
ribonukleosida dan juga konstituen tanah podsolik, tekstur liat berdebu, pH
senyawa pembentuk energi (ATP dan 4,24–5,63 dan curah hujan 240-270mm.
ADP). Percobaan ini merupakan perlakuan
Fosfor berperan dalam menambah pemupukan fosfor pada siklus produksi
daya tahan tanaman, merangsang ketiga dan merupakan siklus produksi
pertumbuhan jaringan pada saat musim berbuah. Hasil analisis kandungan
membentuk titik tumbuh, serta berperan fosfor tanah pada awal percobaan, jika
penting dalam pemindahan energi antara dibandingkan dengan hasil kajian
ATP dan ADP, fosfor juga berperan dalam Gunawan (2006) tergolong sangat rendah
proses biologis, penyusun metabolik dan sampai rendah.
senyawa kompleks serta aktivator berbagai Tanaman uji dipilih berdasarkan
enzim (Taiz dan Zeiger, 2002). keseragaman diameter batang, ukuran
Menurut Fukuara (1988), fosfor tajuk, tinggi tanaman, dan kesamaan
merupakan unsur hara tanaman yang dapat sejarah pemeliharaan untuk mengurangi
larut dalam tanah dan jumlahnya sedikit. keragaman kondisi tanaman di lapang.
Permukaan akar yang terbatas Percobaan menggunakan
menyebabkan difusi fosfat lambat dan rancangan acak kelompok faktor tunggal,
adanya fiksasi oleh mineral yang yaitu dosis fosfor dengan tiga ulangan,
menyebabkan konsentrasi dalam larutan sehingga diperoleh perlakuan 15 ulangan
cepat berkurang. Pada pH tinggi fosfor (15 pohon). Aplikasi fosfor terdiri dari 5
23
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

taraf dosis fosfor, yaitu 0 g P/phn, 300 g dengan uji jarak berganda Duncan pada
P/phn, 600 g P/phn, 900 g P/phn, dan 1200 taraf 5% apabila didapatkan pengaruh
g P/phn, yang diberikan tiga kali, yaitu yang nyata. Uji F dan uji jarak berganda
50%, 20%, 30% dari total dosis berturut- Duncan dilakukan dengan bantuan
turut pada bulan Maret, Juni, dan Oktober. program SPSS versi 12. Analisis mutu
Peubah yang diamati terdiri dari fisik dan kimia buah dilakukan di
jumlah buah jadi per pohon, bobot per Laboratorium PKBT Baranang Siang.
buah, hasil per pohon, bobot aril (bagian Standarisasi kualitas buah manggis
yang bisa dimakan), tebal kulit buah, menurut CODEX Stand 204-1997 (Tabel
kekerasan kulit buah, diameter horizontal 1), standar SNI 01-3211-1992 (Tabel 2),
buah, dan diameter vertikal buah. dan Standar Malaysia (Tabel 3).
Data dianalisis menggunakan
analisis ragam (uji F), dan diuji lanjut

Tabel 1. Ukuran buah manggis berdasarkan standar CodexStand 204-1997


No Kode Berat (gram) Diameter buah (mm)
1 A 30-50 38-45
2 B 51-75 46-52
3 C 76-100 53-58
4 D 101-125 59-62
5 E >125 >62
Sumber: Setiawan 2005.

Tabel 2. Standar mutu buah manggis menurut SNI 01-3211-1992


Persyaratan
Jenis Uji Satuan
Mutu Super Mutu I Mutu II
Keseragaman Seragam Seragam Seragam
Diameter mm >65 55-65 <55
Tingkat
Segar Segar Segar
Kesegaran
Hijau kemerahan Hijau kemerahan
Warna Kulit s/d merah muda s/d merah muda Hijau kemerahan
mengkilat mengkilat
Buah cacat
dan atau
% 0 0 0
busuk
(jumlah)
Tangkai dan
Utuh Utuh Utuh
atau kelopak
Kadar kotoran
% 0 0 0
(b/b)
Serangga
hidup dan atau Tidak ada Tidak ada Tidak ada
mati
Warna daging Putih bersih khas Putih bersih khas Putih bersih khas
buah manggis manggis manggis
Sumber: Direktorat Bina Produksi tanaman pangan dan hortikultura 2001

Tabel 3. Standar mutu buah manggis di Malaysia


No Kelompok Ukuran Berat (gram)
1 Besar A ≥120
2 Sedang B 100-119
3 Kecil C 80-99
Sumber: Setiawan 2005.
24
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

HASIL DAN PEMBAHASAN pada periode Maret-Juli (Tabel 4).


Meningkatnya kandungan fosfor jaringan
Kandungan Fosfor Jaringan Daun dengan semakin meningkatnya pemberian
Kandungan fosfor jaringan daun fosfor disebabkan kebutuhan fosfor cukup
meningkat seiring dengan meningkatnya tinggi oleh tanaman manggis dewasa
dosis pemupukan fosfor. Hasil analisis untuk mendukung pertumbuhan dan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi.
kandungan fosfor jaringan daun tertinggi

Tabel 4. Kandungan fosfor jaringan daun tanaman manggis pada empat periode analisis
Dosis Fosfor Hasil analisis Fosfor pada periode
(g/phn) Maret Juli November Februari
……………………………….. % ……………………………..
Kontrol 0.07 0.07 0.06 0.06
0 0.08 0.10 0.12 0.08
300 0.11 0.14 0.13 0.10
600 0.14 0.18 0.16 0.13
900 0.16 0.21 0.17 0.15
1200 0.19 0.24 0.19 0.18

Penurunan kandungan fosfor dosis fosfor. Hal ini ditandai dengan


periode Juli-November sampai November- peningkatan jumlah buah jadi tertinggi
Februari terjadi pada semua dosis terdapat pada dosis 1200 gP/phn, yaitu
pemupukan fosfor. Hal ini diduga pada meningkat 106.84 buah dibandingkan
periode tersebut kebutuhan fosfor tanaman kontrol (0 gP/phn), namun peningkatan
mulai meningkat untuk mendukung jumlah buah jadi pada dosis tersebut tidak
perkembangan fase generatif, yaitu berbeda nyata dengan dosis 900 gP/phn.
induksi pembungaan dan perkembangan Hasil per pohon tertinggi terdapat pada
buah (Marschner, 1995). dosis 900 gP/phn, yaitu 8.73 kg/phn
dibandingkan kontrol, namun peningkatan
Respons Pemupukan Fosfor Terhadap hasil pada dosis tersebut tidak berbeda
Hasil nyata dengan dosis 1200 gP/phn. Hal ini
Pemupukan fosfor berpengaruh sesuai dengan fungsi fosfor adalah untuk
nyata terhadap jumlah buah jadi dan pembentukan gula fosfat yang berperan
produksi per pohon, namun tidak dalam meningkatkan jumlah pucuk
berpengaruh nyata terhadap bobot individu berbuah serta mempengaruhi bentuk dan
buah. Jumlah buah jadi terlihat adanya volume buah (Tabel 5).
peningkatan seiring dengan meningkatnya

Tabel 5. Pengaruh dosis fosfor terhadap komponen hasil.


Dosis Fosfor Bobot per buah Hasil per pohon
Jumlah buah Jadi
(g/phn) (gram) (kg/phn)
0 384.33a 73.61 29.923a
300 396.17a 79.93 31.127a
600 415.33a 72.97 30.593a
900 456.67b 82.84 38.647b
1200 491.17b 72.10 36.167b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf berbeda pada masing-masing kolom, berbeda nyata
pada Uji Duncan 5%.; ** = sangat nyata, * = nyata, - = tidak nyata

25
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

Jumlah buah jadi dan hasil buah 0.0914x dengan R2 = 0.9527 atau r =
per pohon meningkat seiring dengan 0.976, dan hasil per pohon berdasarkan
meningkatnya dosis fosfor. Peningkatan persamaan y = 29.29 + 0.0067x dengan
jumlah buah jadi dan hasil buah per pohon nilai R2 = 0.664 atau r = 0.815 (Gambar
ini berkorelasi linier. Uji polinomial 1). Hal ini menunjukkan bahwa
ortogonal menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dosis fosfor sampai dengan
peningkatan jumlah buah jadi secara linier 1200 g/tanaman menghasilkan
berdasarkan persamaan garis y = 373.9 + peningkatan jumlah buah jadi per pohon.

600 45

a b 40
500

35

Hasil per pohon


Jumlah buah jadi

400 30

25
y = 0. 0914x +373. 9
300 2
R = 0. 9527 y = 0.0067x + 29.29
20
R2 = 0.6643

200 15

10

100
5

0
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Dosis Fosfor Dosis Fosfor

Gambar 1. Hubungan peningkatan jumlah buah jadi (a) dan hasil buah per pohon (b) pada
berbagai dosis fosfor.

Pemupukan fosfor menurunkan perkembangan buah yang lebih besar dan


bobot individu buah seiring meningkatnya fruit-set lebih tinggi pada tanaman
dosis, sehingga menyebabkan hasil buah mangga.
per pohon meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah buah. Hal ini Pengaruh Pemupukan Fosfor Terhadap
menunjukkan bahwa tidak terjadi Kualitas
penurunan bobot individu buah seiring Sehubungan dengan adanya
dengan meningkatnya dosis fosfor respons tanaman manggis terhadap
sehingga jumlah buah jadi dan hasil buah produksi akibat pemberian fosfor, maka
per pohon juga meningkat. Hal ini sejalan Tabel 6 disajikan untuk menjelaskan
dengan Marschner (1995) yang pengaruh dosis pemupukan tersebut
menyatakan bahwa fosfor berpengaruh terhadap kualitas buah. Hasil analisis
terhadap pembentukan dan perkembangan menunjukkan bahwa pemberian fosfor
organ reproduktif seperti bunga, buah dan sampai dengan 1200 g/phn tidak
biji. Selanjutnya, hasil penelitian ini juga berpengaruh nyata terhadap bobot aril,
sejalan dengan yang dilaporkan oleh Litz tebal kulit buah, kekerasan kulit buah,
(1997) bahwa kandungan fosfor berperan diameter horizontal buah dan diameter
penting terhadap pertumbuhan dan vertikal buah.

Tabel 6 Pengaruh dosis fosfor terhadap komponen kualitas


Kekerasan Diameter Diameter
Dosis fosfor Bobot aril Tebal kulit
kulit buah horizontal vertikal
(g/phn) (g) (cm)
(kg/cm2/dt) (cm) (cm)
0 27.12 0.61 1.40 5.39 4.61
300 27.24 0.59 1.55 5.44 4.80
600 25.85 0.57 1.66 5.28 4.83
900 29.58 0.57 1.45 5.46 4.93
1200 27.35 0.55 1.38 5.32 4.90
Keterangan : - = tidak nyata
26
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

Persentase ukuran buah manggis pada gP/phn, 0 gP/phn, 1200 gP/phn dan 600
percobaan pemupukan fosfor berdasarkan gP/phn, yaitu 53.3%, 50.0%, 33.3%,
ukuran buah dengan merujuk pada Standar 26.7%, dan 10.0%. Persentase ukuran
SNI menunjukkan bahwa buah dengan buah dengan Mutu II (dari tinggi ke
ukuran super persentasenya sangat kecil rendah) berturut-turut 1200 gP/phn, 0
(Tabel 7), yaitu hanya 3.33% terdapat gP/phn, 600 gP/phn, 300 gP/phn, 300
pada dosis 600 gP/phn dan 900 gP/phn. gP/phn dan 900 gP/phn, yaitu
Persentase ukuran buah dengan Mutu I 73.3%,66.7%, 53.3%, 46.7%, dan 40.0%.
(dari tinggi ke rendah) berturut-turut Buah afkir terdapat hanya pada dosis 900
terdapat pada dosis 300 gP/phn, 900 gP/phn yaitu 6.67%.

Tabel 7. Persentase ukuran buah manggis dan hubungannya dengan Standar SNI dan
Standar Malaysia pada berbagai dosis fosfor
Dosis Standar Ukuran SNI (%) Standar ukuran Malaysia (%)
fosfor
Super Mutu I Mutu II Afkir A B C Afkir
(g/phn)
0 - 33.3 66.7 - 3.33 6.67 23.3 66.7
300 - 53.3 46.7 - - 13.3 36.7 50.7
600 3.33 10.0 53.3 - 6.67 3.33 16.7 73.3
900 3.33 50.0 40.0 6.67 3.33 23.3 30.0 43.3
1200 - 26.7 83.3 - - 6.67 20.0 73.3

Persentase ukuran buah manggis pengkelasan menurut ukuran buah sesuai


berdasarkan Standar Malaysia pada dengan Standar Mutu Malaysia tersebut
percobaan pemupukan fosfor, buah yang pada semua dosis pemupukan fosfor
tergolong Mutu A (dari tinggi ke rendah) terdapat buah afkir (Tabel 7).
terdapat pada dosis 600 gP/phn sebesar Berdasarkan Codex Standar,
6.67%, dosis 900 gP/phn sebesar 3.33% persentase ukuran buah manggis pada
dan dosis 0 gP/phn sebesar 3.33%. percobaan pemupukan fosfor ini
Persentase ukuran buah yang tergolong menunjukkan bahwa, buah yang termasuk
Mutu B (dari tinggi ke rendah) berturut- dalam kualitas A terdapat pada dosis 300
turut terdapat pada dosis 900 gP/phn, 300 gP/phn, 600 gP/phn dan 900 gP/phn, yaitu
gP/phn, 1200 gP/phn, 600 gP/phn dan 0 6.67%, 6.67% dan 3.33%. Persentase
gP/phn. Persentase ukuran buah yang ukuran buah yang tergolong dalam Mutu
tergolong Mutu C (dari tinggi ke rendah) B (dari tinggi ke rendah) berturut-turut
berturut-turut terdapat pada dosis 300 terdapat pada dosis 900 gP/phn, 300
gP/phn, 900 gP/phn, 0 gP/phn, 1200 gP/phn, 0 gP/phn, 1200 gP/phn dan 600
gP/phn dan 600 gP/phn. Berdasarkan gP/phn (Tabel 8).

Tabel 8. Persentase ukuran buah manggis dan hubungannya dengan Codex Standar pada
berbagai dosis fosfor
Dosis fosfor Codex Standar (%)
(g/phn) A B C D E
0 - 6.67 30.0 56.7 6.67
300 6.67 6.67 26.7 53.3 6.67
600 6.67 3.33 20.0 60.0 10.0
900 3.33 20.0 33.3 33.3 10.0
1200 - 6.67 33.3 56.7 3.33

27
Safrizal (2014) J. Floratek 9: 22 - 28

Persentase ukuran buah yang DAFTAR PUSTAKA


tergolong dalam Mutu C (dari tinggi ke
rendah) berturut-turut terdapat pada dosis BPS. Badan Pusat Statistik. 2010.
1200 gP/phn, 900 gP/phn, 0 gP/phn, 300 Produksi, luas panen dan
gP/phn dan 600 gP/phn. Persentase ukuran produktivitas buah, sayuran, tanaman
buah yang tergolong dalam Mutu D (dari hias dan Biofarmaka. Direktorat
tinggi ke rendah) berturut-turut terdapat Jenderal Produksi Hortikultura.
pada dosis 600 gP/phn, 1200 gP/phn, 0 Jakarta.
gP/phn, 300 gP/phn dan 900 gP/phn. Mutu Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000.
E (dari tinggi ke rendah) terdapat pada Rice nutrient disorder & nutrient
dosis 600 gP/phn, 900 gP/phn, 300 management. Handbook series
gP/phn, 0 gP/phn dan 1200 gP/phn. Potash&Phosphateinstitute (PPI). PPI
of Canada (PPIC) and IRRI. 191 p.
Gunawan, E. 2006. Hubungan
SIMPULAN agroklimatologi dengan fenofisiologi
tanaman dan kualitas buah manggis
Kandungan hara fosfor dalam di lima sentra produksi di pulau Jawa.
jaringan daun meningkat seiring dengan [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut
meningkatnya dosis. Berdasarkan periode Pertanian Bogor. 84 hal.
analisis, kandungan fosfor berfluktuasi Litz, R.E. 1997. The manggo-botany,
dan pada periode November-Februari production and uses. London :CAB
terjadi penurunan karena meningkatnya International.
kebutuhan fosfor untuk mendukung Marschner, H. 1995. Mineral nutrition of
perkembangan fase generatif, yaitu higherplants (Ed). Acadpress. San
induksi pembungaan dan perkembangan Diego. 889p.S
buah. Poerwanto R. 2003. Bahan ajar budidaya
Fosfor meningkatkan hasil buah buah-buahan. Modul VII.
per pohon, namun tidak meningkatkan Pengelolaan tanah dan pemupukan
pertumbuhan dan kualitas buah. kebun buah-buahan. Program studi
Berdasarkan standar SNI, standar hortikultura Fakultas Pertanian,
Malaysia dan CODEX dalam kaitannya Institut Pertanian Bogor.
dengan dosis fosfor yang diaplikasikan Salisburry, F. B. dan C. W. Ross. 1995.
cenderung meningkatkan jumlah buah Fisiologi Tumbuhan (Terjemahan
pada Mutu I (SNI) dan standar B (standar oleh Diah R. Lukman dan
Malaysia dan CODEK). Sumaryono) jilid III. ITB. Bandung.
343 hlm.
Setiawan, E.2005. Produktivitas dan
UCAPAN TERIMA KASIH kualitas buah manggis pada berbagai
posisi cabang dalam tajuk. [tesis].
Ucapan terima kasih disampaikan Bogor. Sekolah Pascasarjana Institut
kepada Pusat kajian Buah-buahan Tropika Pertanian Bogor.
(PKBT) melalui Tim Program Penelitian Taiz, L. and E. Zeiger. 2002.
Riset Unggulan Strategis Nasional Plantphysiologythirdedition.
(RUSNAS). SinauerAssociatiesInc. Publishers.
Massachussetts. 690 p.

28

Anda mungkin juga menyukai