Di susun oleh:
Kelompok 5
1. Moh. Fajrianoor PO.62.31.3.17.413
2. Piona Lorensa PO.62.31.3.17.421
3. Rio Herwanto PO.62.31.3.17.427
4. Sintya W.Atmanastusti PO.62.31.3.17.432
5. Sy Restina Ayu Putri PO.62.31.3.17.434
Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah yang berjudul “Komunikasi Terapeutik (Lanjutan)” ini tidak
terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu,baik secara langsung ataupun tidak langsung.
KATA PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
DAFTAR TABEL………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..
1.1 Latar Belakang……………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………..
3.1 Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Terapeutik…………….
3.2 Faktor-Faktor Yang Menghambat Terapeutik………………
BAB IV PENUTUP………………………………………………….........
4.1 Kesimpulan……………………………………………………
4.2 Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
1. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu
tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan teknik
komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan. Agar dapat
berkomunikasi efektif seorang perawat harus mengerti pengaruh perkembangan usia
baik dari sisi bahasa, maupun proses berpikir orang tersebut. Adalah sangat berbeda
cara berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
3. Gender
Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan
bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki
lebih menunjukan indepedensi dan status dalam kelompoknya.
4. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat untuk
menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha mengklarifikasi nilai sehingga dapat
membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.
5. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.
6. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat perlu mengkaji emosi klien agar dan keluarganya sehingga mampu
memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat perlu mengevaluasi
emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak
terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Hal tersebut berlaku juga
dalam penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit. Hubungan terapeutik akan
terjalin dengan baik jika didukung oleh pengetahuan perawat tentang komunikasi
terapeutik baik tujuan, manfaat dan proses yang akan dilakukan. Perawat juga perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik
dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien secara
profesional.
8. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi. Berbeda dengan komunikasi yang terjadi dalam pergaulan bebas,
komunikasi antar perawat klien terjadi secara formal karena tuntutan profesionalisme.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi efektif. Suasana yang bising,
tidak ada privacy yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan dan
ketidaknyamanan. Untuk itu perawat perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan
nyaman sebelum memulai interaksi dengan pasien. Menurut Ann Mariner (1986)
lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhinya
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu menyediakan rasa aman dan
kontrol. Untuk itu perawat perlu memperhitungkan jarak yang tetap pada saat
melakukan hubungan dengan klien.
Evaluasi komunikasi yang telah dilakukan sudah terapeutik atau belum dapat
ditandai dengan meningkatnya komunikasi dan hubungan perawat klien. Evaluasi
didasarkan pada tujuan yang ditentukan sebelumnya, keefektifan tindakan dan
perubahan klien akibat tindakan yang dilakukan.
Beberapa pertanyaan yang dapat dijawab untuk mengevalusai perawat sendiri antara lain:
Jika hasil yang diharapkan belum tercapai dan pasien merasa tidak puas perawat harus
mengevaluasi rencana yang telah dibuat dan memodifikasinya
Menurut standar asuhan keperawatan / SAK dari Depkes 1994 pelaksanaan komunikasi
terapeutik dapat dinilai dengan cara observasi. Item-item yang terdapat dalam instrumen
observasi pelaksanaan komunikasi terapeutik menurut SAK antara lain:
b. Kriteria pelaksanaan
INSTRUMEN EVALUASI
PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Nama Mahasiswa : __________________________________________________
NIM : __________________________________________________
Hari/Tanggal : __________________________________________________
No ASPEK PENILAIAN SKOR PENILAIAN
1 2 3 4
I PRA INTERAKSI
1. Mengenal diri sendiri
- Menyatakan ideal diri
- Menyatakan norma
- Menyatakan kelebihan dan kekurangan
II TINDAKAN KEPERAWATAN
Fase Orientasi
1. Memberi Salam, validasi diri dan tujuan
- Tersenyum ramah
- Memanggil dengan panggilan yang disukai
- Menyapa dengan tangan terbuka
- Validasi diri dan tujuan
2. Menciptakan trust
- Posisi terapeutik dan kontak mata
- Memperhatikan dan menerima klien apa adanya
- Tidak kaku
- Bersikap empati
3. Membuka pembicaraan dengan topic umum
- Menanyakan perasaan klien
- Berbicara tidak kaku
- Menindak lanjuti PR/Tugas
Fase Terminasi
1. Mengevaluasi Interaksi
- Evaluasi isi pembicaraan
- Evaluasi pembicaraan klien
- Memberi tindak lanjut/PR
- PR sesuai hasil evaluasi dan kemampuan klien
2. Membuat kontrak selanjutnya
- Membuat kontrak bersama klien
- Topik sesuai hasil evaluasi
III POST INTERAKSI
- Menjelaskan perasaan, penyebab dan usaha untuk
mengatasinya
- Menjelaskan respon klien
- Mennjelaskan interaksi perawat
- Menjelaskan strategi yang perlu dilakukan dalam
mengatasi kekurangan pada interaksi selanjutnya
Keterangan :
1 : Kurang _______,________________
2 : Cukup Penguji/Pembimbing
3 : Baik
4 : Sangat Baik
BAB IV
1. https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi-
komunikasi-terapeutik/13886
2. https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-saja-yang-menjadi-penghambat-
komunikasi-terapeutik/13887
3. https://www.dictio.id/t/bagaimana-kriteria-keberhasilan-komunikasi-
terapeutik/13888
4. http://ali-musthofa14.blogspot.com/2014/01/komunikasi-terapeutik.html