Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
“Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia dan
Masalah yang Timbul pada Lansia”

Disusun Oleh Kelompok 1


Tingkat III B

Lusiani Mustika Ayu


Resti Andriani
Lizawati
Agus Safarudin
Usnul Kurniawan

POLITEKNIK KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEPERAWATAN
SINGKAWANG
Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas dan berkat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia dan Masalah yang Timbul pada
Lansia“. Makalah ini disusun sebagai tugas makalah mata kuliah Keperawatan
Gerontik di Jurusan Keperawatan Politeknik Kemenkes Pontianak.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang penyusun peroleh
yang disesuaikan dengan kebutuhan materi pembelajaran, dan kebutuhan
mahasiswa/ mahasiswi.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pembimbing
dan semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyadari walaupun sudah berusaha menampilkan makalah
yang sempurna, namun, makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan.
Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan
mata kuliah.

Singkawang, Sepetember 2014

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... 1


Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................ 5
A. Pengertian Lansia .................................................................................................... 5
B. Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia ............................................................. 6
C. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia ................................................................ 7
D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia ...................................................... 7
E. Masalah-Masalah Kesehatan yang Dapat Muncul Pada Keluarga Dengan Lansia. 9
BAB IV ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap
perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah tahapan
keluarga. Pada tahap ini menurut Duvall dan Miller 1985 adalah tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal
Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia dan
pensiun merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan
kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya
pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta
perasaan menurunya produktivitas dan fungsi kesehatan. Untuk memenuhi tugas-
tugas perkembangan keluarga usia lanjut keluarga harus mampu beradaptasi
menghadapi stressor tersebut (Friedman, 1998). Keluarga pada tahap ini harus
mampu memenuhi tugas-tugas perkembangan dalam keluarga yaitu
mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap
pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan,
menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan
keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.
Lansia merupakan kelompok umur yang memerlukan perhatian lebih,
kerena telah mengalami berbagai kemunduran baik fungsi fisik maupun
psikologisnya. Termasuk pada kemunduran pada sistem musculoskeletal
diantaranya tulang, persendian, otot-otot pada lansia. Penurunan pada masa tulang
dapat disebabkan karena ketidakaktifan fisik, perubahan hormonal dan resorbsi
tulang. Efek dari penurunan masa tulang adalah tulang menjadi lemah, lunak dan
dapat tertekan serta tulang berbatang panjang kurang dapat menahan sehingga
mengakibatkan fraktur (Maryam,2008).

3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengetahui tegas perkembangan keluarga dengan lansia
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui pengertian lansia
b. Dapat mengetahui peran anggota keluarga terhadap lansia
c. Dapat mengetahui peran keluarga dalam perawatan lansia
d. Dapat mengetahui tugas perkembangan keluarga dengan lansia
e. Dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan pada lansia

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Lansia
Menurut Undang-Undang RI nomor 13 tahun 1998, Depkes (2001) yang
dimaksud dengan usia lanjut adalah seorang laki-laki atau perempuan yang
berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan
(potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan aktif dalam
pembangunan (tidak potensial).
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh
pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan
lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan
agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita Pengertian lansia adalah periode dimana
organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah
menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat
mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan
70 tahun.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi. (Rajawana, 2007).

5
B. Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga
memiliki peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:
 Melakukan pembicaraan terarah;
 Mempertahankan kehangatan keluarga;
 Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia;
 Membantu dalam hal transportasi;
 Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan;
 Memberikan kasih sayang;
 Menghormati dan menghargai;
 Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia;
 Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian.
 Jangan menganggapnya sebagai beban;
 Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama;
 Mintalah nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa
penting; mengajaknya dalam acara-acara keluarga;
 Membantu mencukupi kebutuhannya;
 Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah
termasuk pcngembangan hobi;
 Membantu mengatur keuangan;
 Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk
rekreasi;
 Memeriksakan kesehatan secara teratur;
 Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat;
 Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah;
 Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama; >
memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka
anak-anak kita kelak akan bersikap yang sama.

6
C. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara
lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status
mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia.

D. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Lansia


Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus
dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan
aspirasi, serta nilai-nilai keluarga.
Menurut Carter dan McGoldrick (1988), tugas perkembangan keluarga
dengan lansia adalah sebagai berikut.
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting
dalam mendukung kesejahteraan lansia. Perpindahan tempat tinggal bagi lansia
merupakan suatu pengalaman traumatis, karena pindah tempat tinggal berarti akan
mengubah kebiasaan-kebiasaan yangselama ini dilakukan oleh lansia di
lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti
lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta telah
memberikan rasa aman pada lansia.
Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat tinggal
yang telah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan perencanaan yang
matang terhadap lingkungan baru bagi lansia, tentu akan berdampak positif bagi
kehidupan lansia.
2. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, maka terjadi penurunan pendapatan
secara tajam dan scmakin tidak mcmadai, karena biaya hidup terus meningkat,
sementara tabungan/pendapatan berkurang.
Dengan sering munculnya masalah kesehatan, pengeluaran untuk biaya

7
kesehatan merupakan masalah fungsional yang utama. Adanya harapan hidup
yang meningkat memungkinkan lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan
masalah kesehatan yang ada.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal ini menjadi lebih penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga.
Perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan lansia.
Salah satu mitos tentang lansia adalah dorongan seks dan aktivitas
sosialnya yang tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar, karena menurut hasil
penelitian memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Sludi- studi semacam ini
menentukan bahvva meskipun terjadi penurunan kapasitas seksual secara
perlahan-lahan pada lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus ada,
bahkan meningkat (Lobsen7,1975). Salah salu penyebab yang dapat menurunkan
aktivitas seksual adalah masalah psikologis.
4. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum merupakan tugas perkembangan
yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahvva kematian adalah
bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa
pasangan yang ditinggalkan akan menemukan penyesuaian kematian dengan
mudah.
Hilangnya pasangan menuntut reorganisasi fungsi keluarga secara total,
karena kehilangan pasangan akan mengurangi sumber- sumber emosional dan
ckonomi serta diperlukan penyesuaian untuk menghadapi perubahan tersebut.
5. Pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi
Ada kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan
sosial, tetapi keluarga tetap menjadi fokus intcraksi lansia dan sumber utama
dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya,
maka hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu, serta saudaranya menjadi
lebih penting.

8
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut
Hal ini dipandang penting, bahvva penelaahan kehidupan memudahkan
penyesuaian terhadap situasi-situasi sulit yang memberikan pandangan terhadap
kejadian-kejadian di masa lalu. Lansia sangat peduli terhadap kualitas hidup
mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh
arti (Duvall/1977).
Selain itu, lansia sendiri harus dapat melakukan perawatan dirinya sendiri,
keluarga, dan orang-orang di sekitarnya pun perlu memahami bagaimana
melakukan perawatan yang tepat bagi lansia tersebut. Oleh karena selama
individu tersebut memiliki semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-
kegiatan, maka ia akan tetap produktif dan berbahagia meskipun usianya telah
lanjut.
E. Masalah-Masalah Kesehatan yang Dapat Muncul Pada Keluarga
Dengan Lansia
1. Ancaman Kesehatan Resiko terjadinya cidera atau bahaya fisik,
Resiko terjadinya kekurangan atau kelebihan gizi.
2. Keadaan kurang sehat atau tidak sehat
Diabetes Melitus, Hipertensi, Artritis, penyakit jantung, Kangker, Penyakit
ginjal, Penyakit paru-paru, Penyakit kulit, Kasus Fraktur atau luka, Lansia
dengan menarik diri atau isolasi sosial, kasus depresi, dan koping yang tidak
efektif
3. Krisis
Lansia yang memasuki masa pensiun atau kehilangan pekerjaan, kesepian
karena ditinggal pasangan hidup (suami atau istri), kesepian karena anak
sudah berkeluarga.

9
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan paa
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Masalah kesehatan utama yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan
dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia
agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
seoptimal mungkin. Masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia :
a) Immobility (Kurang Bergerak)
Kurang bergerak disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem
muskoloskeletal seperti terjadinya : Tulang kehilangan density (cairan) dan makin
rapuh, Kifosis, Persendian membesar dan menjadi kaku, Pada otot terjadi atrofi
serabut otot (sehingga seseorang bergerak lamban, otot keram dan menjadi
tremor). Pada kurang gerak bisa juga disebabkan karena penyakit jantung dan
pembuluh darah (Biasanya terjadi tekanan darah tinggi).
b) Instability (Berdiri dan Berjalan Tidak Stabil atau Mudah jatuh)
Lansia mudah terjatuh karena terjadinya penurunan fungsi-fungsi tubuh
dan kemampuan fisik juga mental hidupnya. Akibatnya aktivitas hidupnya akan
ikut terpengaruh, sehingga akan mengurangi kesigapan seseorang.
Penyebab terjatuh pada lansia antara lain :
1) Faktor intrinsik (faktor dari dalam tubuh lanjut usia sendiri).
2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar atau lingkungan).
Akibat dari terjatuh dapat menyebabkan cedera pada lansia sehingga
menimbulkan rasa sakit. Lansia yang pernah terjatuh akan merasa takut untuk
terjatuh lagi sehingga lansia tersebut menjadi takut untuk berjalan dan membatasi
pergerakannya.

10
c) Incontinence
Beser atau yang sering dikenal dengan ”Ngompol” karena saat BAK atau
keluarnya air seni tanpa disadari akibat terjadi masalah kesehatan atau sosial.
Untuk mengatasi masalah ini biasanya lansia akan mengurangi minum dengan
harapan untuk mengurangi jumlah dan frekuensi berkemih. Akibatnya lansia
dapat terjadi kekurangan cairan tubuh dan berkurangnya kemampuan kandung
kemih yang justru akan memperberat keluhan beser pada lansia.
d) Intellectual Impairment (Gangguan Intelektual)
Gangguan yang berhubungan dengan kemapuan berfikir atau ingatan yang
mempengaruhi terganggunya aktivitas sehari-hari. Kejadian ini terjadi dengan
capat mulai usia 60-85 tahun atau lebih.
1) Usia 60-74 tahun sekitar 5% Lansia mengalami demensia (Kepikunan)
2) Usia 85 tahun meningkat mendekati 50%.
e) Infeksi
Pada lansia telah terjadi penurunan fungsi tubuh. Daya tahan tubuh juga
menurun karena kekurangan gizi. Adanya penyakit yang bermacam-macam.
Selain itu juga dari faktor lingkungan juga bisa terpengaruh terhadap infeksi yang
terjadi pada lansia.
f) Gangguan Pancaindera (Impairment of Vision and Hearing, Taste,
Smell, Communication, Convalescence, Skin Integrity)
Akibat proses menua sehingga semua kemampuan pancaindera
berkurangfungsinya. Juga terjadi gangguan pada otak, saraf dan otot-otot.
Sehingga pada lansia terjadi penurunan penglihatan, pendengaran dan komunikasi
(berbicara).
g) Impaction (Konstipasi atau Gangguan BAB)
Konstipasi yang terjadi pada lansia disebabkan karena pergerakan fisik
pada lansia yang kurang mengkonsumsi makana berserat, kurang minum juga
akibat pemberian obat-obat tertentu. Pada kasus konstipasi yaitu feces menjadi
keras dan sulit dikeluarkan maka akan tertahan diusus sehingga dapat terjadi
sumbatan diusus yang menyebabkan rasa sakit diperut.

11
h) Isolation (Depresi)
Dapat terjadi akibat perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan
berkurangnya kemampuan untuk mengurus dirinya secara mandiri serta akibat
perubahan-perubahan fisik maupun peran sosial.
Gejala-gejala depresi yang sering muncul dianggap sebagai bagian dari
proses menua. Adapun gejala-gejala seperti dibawah ini antara lain :
1) Gangguan emosional : perasaan sedih, sering menangis, merasa kesepian,
gangguan tidur, pikiran dan gerakan lamban, cepat lelah dan menurunnya
aktivitas, tidak adanya selera makan yang mengakibatkan berat badan
menurun, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan perhatian, kurangnya
minat, hilangnya kesenagnan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang
lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa
bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri.
2) Gangguan fisik : sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang,
gangguan pencernaan.
i) Inanition (Kurang Gizi)
Disebabkan oleh perubahan lingkungan yaitu ketidaktahuan lansia dalam
memilih jenis makanan yang bergizi, isolasi sosial karena lansia mengalami
penurunan aktivitas karena penurunan fungsi pancaindera. Sedangkan penyebab
lainnya yaitu kondisi kesehatan : sehingga lansia hanya akan mengalami konsumsi
jenis makanan tertentu, adanya penyakit fisik, mental, gangguan tidur dan obat-
obatan.
j) Impecunity (Tidak Punya Uang)
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan. Semakin seseorang bertambah tua
maka aktivitasnya akan berkurang yang menjadikan lansia berhenti dari
pekerjaannya. Secara otomatis pendapatannya akan berkurang. Lansia dapat
menikmati masa tua dengan bahagia apabila: :
1) Mempunyai pendapatan yang paling tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
2) Tempat yang layak untuk tinggal.

12
3) Masih mempunyai peran setidaknya didalam keluarganya.
k) Iatrogenesis (Menderita Penyakit Akibat Obat-obatan)
Banyak kejadian lansia mempunyai berbagai macam penyakit atau yang
biasa disebut komplikasi, sehingga membutuhkan juga obat yang banyak untuk
tiap penyakitnya. Lansia sering kali menggunakan obat dalam jangka waktu yang
lama tanpa pengawasan dari dokter sehingga akan muncul penyakit baru dari
akibat penggunaan obat-obatan tersebut.
l) Insomnia (Gangguan Tidur)
Hampir semua lansia mempunyai gangguan tidur yakni sulit untuk mulai
masuk dalam proses tidur, tidurnya tidak nyenyak dan mudah terbangun, sering
bermimpi, bangun terlalu awal (dini hari). Apabila sudah terbangun maka akan
sulit untuk tidur kembali.
m) Immune Deficiency (Daya Tahan Tubuh yang Menurun)
Salah satu penyebab daya tahan tubuh pada lansia menurun terjadi akibat
terganggunya fungsi organ tubuh. Namun tidak semua proses menua
mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh. Hal ini juga dapat terjadi akibat
penyakit yang diderita lansia, penyakit yang sudah akut, penggunaan obat-obat
tertentu dan status gizi yang buruk.
n) Impotence (Impotensi)
Merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan
ereksi yang cukup untuk melakukan senggama yang memuaskan yang terjadi
paling sedikit tiga bulan. Impotensi ini dapat disebabkan karena hambatan aliran
darah yang menuju alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh
darah (arteriosklerosis) baik proses menua ataupun adanya penyakit dan juga
berkurangnya sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin. Serta berkurangnya
kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan
o) Penyakit kardiovaskuler
Merupakan penyebab kematian terbesar pada usia 65 tahun ke atas di
seluruh dunia. Pada lansia penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang
banyak ditemui, malah mungkin yang terbanyak diderita. Dengan adanya
peninggian prevalensi populasi usia lanjut maka akan terjadi pula peningkatan

13
prevalensi penyebab kardiovaskuler. Penyakit jantung pada usia lanjut
diantaranya:
o Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
gangguan pada pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang mensuplai
makanan dan oksigen pada jantung).
Gejalanya berupa : angina pektoris (nyeri dada), yang sifatnya subjektif
seperti tertekan atau merasa dadanya diperas-diperas, seperti ditusuk-ditusuk,
bahkan ada yang merasa seperti terbakar. Hal ini timbul pada saat seseorang
melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, misalnya sedang berolahraga, marah
besar, atau emosi lainnya. Nyeri bisa juga menjalar ke bahu, leher, bahkan ada
yang ke punggung atau bawah mulut. Rasanya seperti pegal-pegal atau
kesemutan. Perasaan tidak enak di dada ini disertai dengan kepala terasa ringan
seperti mau jatuh, berkeringat dingin, mual atau muntah, dan sesak nafas.
Kekhasan angina pektoris adalah begitu kegiatan fisik atau emosi sudah
berhenti/reda dengan sendirinya sakit itu menghilang. Hal ini biasanya
berlangsung hanya 2-3 menit atau kurang dari 15 menit.
Infark miokard, terjadi serangan jantung yang lebih hebat. Berupa nyeri
dada yang lebih hebat disertai keringat dingin, mual, bisa terjadi penurunan
kesadaran (mau pingsan) hingga kematian.
p) Rematik
Proses menua mempengaruhi juga sistem otot dan persendian, dengan
kemungkinan timbulnya penyakit rematik. Penyakit rematik yang sering
menyertai usia lanjut adalah osteoartritis. Kejadian penyakit ini meningkat sejalan
dengan meningkatnya usia manusia. Rematik dapat mengakibatkan perubahan
otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak
dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami
atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya rematik ini sampai sekarang belum
sepenuhnya dapat dimengerti. Rematik bukan merupakan satu penyakit , tapi
merupakan suatu sindrom. Rematik dapat terungkap sebagai suatu sindrom atau
tanda. Ada tiga keluhan utama pada sistem otot dan sendi yaitu: nyeri, kekakuan

14
(rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak.
q) Stroke
Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai
gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis
baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
menimbulkan kematian karena gangguan peredaran darah otak. Di seluruh bagian
dunia, stroke merupakan penyakit yang terutama mengenai populasi usia lanjut.
Insidens pada usia 75-84 th sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun. Di Inggris
dan Amerika stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyebab utama kecacatan. Dengan makin meningkatnya
upaya pencegahan terhadap penyakit hipertensi, diabetes melitus dan gangguan
lemak, insidens stroke di negara-negara maju makin menurun. Faktor resiko
terjadinya stroke diantaranya:
 Usia
 Hipertensi
 Diabetes melitus
 Hiperlipidemia
 Berbagai kelainan jantung antara lain gangguan irama, infark miokard akut
atau kronis.
r) Penyakit sistem endokrin (hormonal)
- Diabetes melitus (kencing manis)
Dari berbagai penelitian disepakati adanya kenaikan gula darah dengan
usia, jadi toleransi glukosa menurun. Menurunnya toleransi glukosa pada usia
lanjut ini berhubungan dengan berkurangnya sensitivitas sel terhadap insulin
(resistensi insulin). Faktor risiko terjadinya diabetes yang perlu diperbaiki
diantaranya hipertensi, merokok, obesitas, pola makan.
- Hormon seks pada usia lanjut
Apabila seorang wanita mendekati masa menopause, menstruasi mulai tak
teratur. Dari berbagai dampak menopause, yang diakibatkan oleh penurunan
hormon estrogen, mungkin osteoporosis paling penting, disamping kelainan

15
jantung dan pembuluh darah. Sering wanita juga merasa sakit saat melakukan
hubungan intim. Penggunaan hormon estrogen pengganti dapat mengurangi
keluhan yang timbul. Pada pria, memang ada penurunan libido dan kegiatan seks
yang berhubungan dengan penurunan hormon testosteron. Tetapi kapasitas
reproduksi dapat bertahan sampai usia uzur.
s) Gejala mudah lupa
Waspadalah jika anda sering lupa nama orang orang, benda, tempat,
kejadian, bahkan pada apa yang baru anda katakan. Bisa jadi itu merupakan tanda
awal demensia yang bisa berlanjut menjadi alzheimer. Demensia atau pikun bukan
penyakit, melainkan gejala yang ditandai dengan turunnya daya ingat, fungsi
kognitif, serta perubahan perilaku atau kepribadian. Pikun sering dianggap normal
pada orang lanjut usia seiring dengan proses menuanya otak. Tetapi jika gejala itu
menimpa orang setengah baya hingga menyebabkannya tergantung pada orang
lain, perlu dicurigai sesuatu telah terjadi pada otaknya.
t) Proses penuaan kulit
Proses menua pada kulit dan wajah tidak sama pada setiap orang. Ada
yang mengalami lebih awal disebut premature aging, ada pula yang mengalami
lebih lambat disebut awet muda. Orang yang mempunyai kulit cenderung kering
akan mengalami proses penuaan kulit lebih awal. Ini adalah faktor genetik dan
tidak bisa dicegah. Selain itu manusia juga mempunyai jenis kulit yang berbeda-
beda karena dipengaruhi faktor ras. Masing-masing ras mempunyai struktur kulit
yang berbeda terutama struktur kulit yang berperan dalam sistem pertahanan
tubuh terhadap lingkungan. Orang berkulit putih lebih mudah terbakar sinar
matahari dibanding kulit berwarna. Wanita yang sedang menopause akan
mengalami penipisan kulit sehingga kulit menjadi kering. Proses tersebut
disebabkan menurunnya produksi hormon estrogen yang berfungsi mengatur
elastisitas kulit.
u) Pengeroposan tulang
Sepanjang hidup tulang mengalami perusakan dan pembentukan yang
berjalan bersama-sama sehingga tulang dapat membentuk modelnya sesuai
dengan pertumbuhan badan (proses remodelling). Proses ini akan sangat cepat

16
pada usia remaja. Apabila hasil akhir perusakan lebih besar dari pembentukan
maka akan timbul osteoporosis. Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya
massa tulang sedemikian sehingga dengan trauma minimal tulang akan patah.
Penurunan massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan,
meningkatnya perusakan, atau kombinasi keduanya. Osteoporosis merupakan
kelainan pada kerangka tulang manusia usia lanjut. Ini terutama terjadi pada
wanita setelah haid berhenti (menopause). Tulang menjadi tipis, rapuh dan mudah
patah akibat kekurangan kalsium.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh
pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan
lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan
agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi. (Rajawana, 2007).
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam
melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:
 Melakukan pembicaraan terarah;
 Mempertahankan kehangatan keluarga;
 Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia;
 Membantu dalam hal transportasi;
 Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan;
 Memberikan kasih sayang;
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara
lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status
mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan
memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia.
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus
dicapai oleh keluarga dalam setiap tahap perkembangannya. Keluarga diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan biologis, imperatif (saling menguatkan), budaya dan
aspirasi, serta nilai-nilai keluarga.

18
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan paa
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Masalah kesehatan utama yang sering terjadi pada lansia perlu dikenal dan
dimengerti oleh siapa saja yang banyak berhubungan dengan perawatan lansia
agar dapat memberikan perawatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
seoptimal mungkin.

B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami tugas
perkembangan keluarga dengan lansia dan masalah kesehatan pada lansia.
Selain itu apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan dan
penulisan makalah ini harap dimaklumi, hal ini karena kami masih dalam tahap
belajar dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karana itu kami
meminta masukan kepada semua pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah
di masa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI .2001. Pedoman Kesehatan Jiwa Usia Lanjut Bagi Petugas


Kesehatan: Jakarta

Nugroho, w. 2003. Keperawatan Gerontik (edisi 3). Jakarta: EGC

Mubarak. 2006. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Watson, R. 2003. Perawatan Pada Lanjut Usia (Musri, Penerjemah).


Jakarta: EGC

Maryam, R. siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :


Salemba Medika

20

Anda mungkin juga menyukai