Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN VI

BERNOULLI’S THEOREM

6.1 PENDAHULUAN
6.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mempelajari head aliran berdasarkan persamaan Bernoulli.
2. Mengkalibrasi alat ukur aliran fluida.

6.1.2 Latar Belakang


Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida
yang berhubungan dengan tekanan, keceepatan aliran fluida dan ketinggian dari
suatu titik sepanjang garis lurus. Prinsip umum yang digunakan dalam alat ukur
seperti ini adalah berdasarkan persamaan dari kontinuitas. Dinyatakan melalui laju
fluida suatu tempat penyempitan akan bertambah besar.
Aliran fluida dapat diukur dengan berbagai macam alat. Pada percobaan
ini akan digunakan rangkaian alat yang dinamakan Bernoulli’s Theorem.
Rangkaian alat ini terdiri dari rangkaian alat venturimeter yang berfungsi sebagai
alat ukur tekanan yang menempel pada dinding aliran pipa. Pengukuran tekanan
tersebut didapat dengan pembacaan pada selisih ketinggian.
Adapun manfaat dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat
mempelajari head aliran berdasarkan persamaan Bernoulli serta dapat
mengkalibrasi alat ukur aliran fluida. Dalam dunia industri, persamaan Bernoulli
digunakan dalam pengukuran tekanan kapal selam dan pesawat. Oleh karena itu,
percobaan ini cukup penting untuk dilakukan oleh mahasiswa teknik kimia agar
dapat menerapkannya di dunia industri.

VI-1
VI-2

6.2 DASAR TEORI

Persamaan Bernoulli merupakan bentuk khusus dari neraca energi


sebagaimana dilihat dari persamaan berikut. Yaitu persamaan Bernoulli yang
tanpa gesekan.

Pa gza xa22 Pb gzb xb22


     ...(6.1)
 gc 2 gc  gc 2 gc

Masing-masing suu menyatakan efek energi mekanik atau dasar satuan massa
fluida yang mengalir. Suku (g/gc)2 dan x2/gc masing-masing adalah energi
potensial, mekanik dan energi kinetik mekanik dari satuan-satuan massa fluida
dan P/ menunjukkan kerja mekanik yang dilakukan oleh gaya-gaya berada di
luar arus itu terhadap fluida agar dapat mendorong ke dalam lubang atau kerja
yang diambil dari fluida yang meninggalkan tabung (Mc Cabe, 1993).
Persamaan Bernoulli merupakan sebuah hubungan fundamental di dalam
mekanika fluida. Seperti semua persamaan di dalam mekanika fluida maka
persamaan Bernoulli tersebut bukanlah sebuah prinsip yang baru tetapi dapat
diturunkan dari hukum-hukum dasar mekanika Newton. Kita akan mudah
menurunkannya dari teorema kerja tenaga, karena persamaan Bernoulli tersebut
pada pokoknya adalah sebuah pernyataan teorema kerja tenaga untuk aliran fluida
(Halliday dan Resnick, 1985).
Penerapan persamaan Bernoulli (Sears, 1982):
 Persamaan-persamaan hidrostatik akan menjadi persamaan Bernoulli yang
khusus apabila semua kecepatan nol.
 Kecepatan efflux yang artinya sama seperti kecepatan benda jatuh bebas.
 Pipa venturi ialah semacam penyempitan yang diadakan panjang pipa.
 Mengukur tekanan dalam fluida yang bergerak.
 Terbang melengkung bola yang sedang berputar.
 Daya angkat pada sayap pesawat terbang.
VI-3

Persamaan kesetimbangan untuk energi kinetik dan potensial dari


kesetimbangan momentum membentuk produk skalar vektor percepatan.
Persamaan hasil disebut dengan mechanical energy menjadi thermal energy dan
gaya viskos. Persamaan mekanik energi juga diturunkan dari total energi.
Persamaan ini disebut engineering Bernoulli equation untuk aliran incompresible
(Perry,1997).
Perpindahan energi antara sistem dan lingkungan menyebabkan
(Geankoplis, 1997):
 Penyerapan Panas (Q1) oleh materi dari lingkungan menyebabkan
penambahan panas ke fluida sehingga mungkin membutuhkan kenaikan
suhu
 Kerja pada lingkungan (W) oleh aliran fluida pada suatu sistem aliran .
Percobaan Bernoulli’s Theorem terdiri dari rangkaian alat venturimeter
sebagai alat ukur tekanan yang menempel pada dinding pipa aliran. Pengukuran
tekanan pada pipa aliran tersebut di dapat dengan pembacaan selisih ketinggian.
Rangkaian alat Bernoulli’s Theorem, static pressure head yaitu P diukur dengan
manometer berdasarkan pembacaan ketinggian cairan dalam pipa vertical yang
terhubung dari lubang yang menempel pada pipa Bernoulli. Sebenarnya,
manometer tersebut mengukur static pressure head yaitu h, yang dihubungkan
dengan p, sesuai dengan persamaan:

P
h ...(6.2)
 g

Sehingga persamaan Bernoulli berubah menjadi:

V12 V2
h1   h2  2 ...(6.3)
2g 2g

Kecepatan dan aliran fluida yang merupakan bagian dari total pressure head
dinamakan dynamic pressure head. Sehingga total pressure head dapat dihitung
dari static pressure head dan dynamic pressure head, yaitu penjumlahannya :
VI-4

V2
h0  h  ...(6.4)
2g
Sehingga berdasarkan persamaan Bernoulli dapat ditunjukkan bahwa:

h10  h20 ...(6.5)

Kecepatan aliran fluida diukur dengan pengukuran debit aliran, yaitu dari variabel
sebagai volume cairan yang ditampung dan variabel t sebagai waktu yang diukur,
sehingga debit aliran memenuhi persamaan:

V
QV  ...(6.6)
t

Yang juga dapat dihitung kecepatan aliran dari fluida :

QV
V ...(6.7)
A

Selain konsep Bernoulli, dinamika fluida juga mempelajari konsep persamaan


kontinuitas. Sehingga pada aliran fluida, antara titik yang satu dengan yang lain
memiliki sehubungan kecepatan aliran, sesuai dengan persamaan
(Mc Cabe,1986):
3
A1V1  A2V2 m ...(6.8)
s
Persamaan di atas berlaku untuk fluida yang incompressible dan berdasarkan
konsep hukum kekebalan massa.
Mengkalibrasi alat berhuna untuk penentuan beberapa parameter sehingga
alat dapat siap pakai untuk kondisi yang lain. Berdasarkan persamaan Bernoulli:

P1 V12 P2 V22
  Z1    Z2 ...(6.9)
g 2 g g 2 g

dapat dijabarkan (dengan Z1 = Z2) dan persamaan kontinuitas V2 = (A1/A2) V1


bahwa:

P1-P2 = ½ P V12 (A12 / A22 – 1) ...(6.10)


VI-5

Dengan selisih pressure head merupakan perbedaan ketinggian di antara tinjauan


dua titik pada manometer.

P1 – P2 = ρg (h1 – h2) ...(6.11)

Sehingga persamaan Bernoulli menjadi (Mc Cabe, 1986):

2 g (h1  h2 ) 2 g (h1  h2 )
V1  atau Q1  A1 ...(6.12)
( A1 / A2 )  1
2
( A1 / A2 ) 2  1

Pengukuran-pengukuran kecepatan dan pengukuran laju aliran boleh


dianggap sebagai ilmu yang membahas koefisien, karena kita umumnya
menerapkan persamaan Bernoulli aliran zat cair dan persamaan energi untuk
steady state. Pengukuran debit secara langsung terdiri atas volume atau berat
fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metode
tidak langsung bagi pengukuran atau kecepatan di beberapa titik pada suatu
penampang dan besaran-besaran ini, perhitungan debit didasarkan pada
pembacaan tekanan pada manometer untuk mengetahui debit masing-masing alat
ukur (Olson, 1993).
Koreksi persamaan Bernoulli terhadap efek batas padat. Untuk memperluas
jangkauan persamaan Bernoulli hingga meliputi situasi arus yang dipengaruhi
oleh batas padat, perlu dilakukan dua macam modifikasi. Modifikasi pertama
ialah koreksi suku energi kinetik berhubungan dengan variasi kecepatan lokal.
Yang kedua ialah koreksi persamaan itu berhubung adanya gesek fluida, yang
selalu terdapat bilamana ada lapisan batas (Mc Cabe, 1986).
Perubahan asumsi yang mendasari persamaan Bernoulli, dalam kondisi-
kondisi khusus masing-masing dari keempat asumsi yang mendasari persamaan
Bernoulli dapat ditiadakan (Streeter, 1990).
1. Bila semua garis aliran berasal dari sebuah reservoir, di mana kadar energinya
di mana-mana sama, maka konstanta integrasi tidak berubah dari satu garis
aliran ke garis aliran yang lain, titik 1 dan titik 2 untuk penerapan persamaan
VI-6

Bernoulli dapat dipilih sembarang, yakni tidak perlu pada garis aliran yang
sama.
2. Dalam aliran suatu gas, seperti dalam sistem ventilasi, di mana perubahan
tekanan hanya merupakan bagian kecil (beberapa persen) dari tekanan mutlak,
maka garis tersebut dapat dianggap tak mampu mampat. Kita dapat
menerapkan persamaan:

P1 ν12 P2 ν22
(ρg + + Z1 ) = (ρg + + Z2 ) ...(6.13)
2𝑔 2𝑔

Dengan berat jenis rata-rata, ρavg


3. Untuk aliran tak steady dengan perubahan-perubahan kondisi yang terjadi
secara berangsur-angsur, misalnya pengosongan suatu reservoir, maka kita
dapat menerapkan persamaan Bernoulli tanpa kesalahan berarti.
4. Persamaan Bernoulli bermanfaat dalam analisis mengenai ihwal-ihwal fluida
nyata dengan pertama-tama mengabaikan geseran viskositas guna memperoleh
hasil-hasil teoritik. Kemudian persamaan yang diperoleh dapat dimodifikasi
dengan suatu koefisien yang ditentukan dengan suatu eksperimen, guna
mengoreksi persamaan teoritik tersebut agar sesuai dengan agar sesuai dengan
ihwal (kasus) fisik yang sebenarnya.
Secara umum fluida berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan peralatan mekanis seperti tempat yang lain dengan peralatan mekanis
seperti pompa atau blower, dengan cara gravity atau dengan tekanan atau sistem
aliran terus pada pipa. Sistem ini diaplikasikan pada prinsip hukum kekekalan
massa. Kesetimbangan massa dapat ditulis sebagai (Geankoplis, 1997):

Input = output + akumulasi ...(6.14)

Anda mungkin juga menyukai