Disusun oleh :
Mahendra Aji Wicaksana 16522142
Nurahlun Baet 16522171
Syahda Tiara C.I 16522200
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2017 Indonesia diklaim masuk kedalam kategori negara industri. Pasalnya,
sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan
sumbangannya mencapai lebih dari 20%. Industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi
barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses
produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung,
kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi
masyarakat.Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Salah satu contoh industri di indonesia adalah industri kerajinan tangan, salah
satu kota yang memiliki industri kerajinan tangan yang sangat tinggi adalah kota
Yogyakarta,Yogyakarta merupakan destinasi wisata baik dalam negeri maupun
mancanegara maka dari itu banyak bermunculan UKM UKM kerajinan tangan untuk
memproduksi oleh oleh khas Yogyakarta. Salah satu UKM yang memproduksi oleh-
oleh Yogkarta adalah Roesone Craft, Roesone Craft merupakan UKM kerajinan tangan
yang berada di jalan Abimanyu no.8,Wirobrajan yang memproduksi berbagai macam
kerajinan tangan salah satunya adalah boneka yang banyak diminati oleh para
konsumen. UKM ini masih berbasis home industryakan tetapi dalam tata letak lokasi
fasilitas yang tersedia masih perlu dilakukan perbaikan dalam tata letak pada bagian
produksi maupun pada bagian lokasi UKM
UKM Roesone Craft memiliki beberapa permasalahan dalam bagian produksinya
diantara lain pada lokasi peletakan mesin-mesin yang digunakan, inventoryyang masih
belum ditata dengan baik, akomodasi dalam setiap bagian produksi cukup sempit
sehingga mempersulit jalur produksi dan lokasi pabrik yang tidak mendukung proses
pruduksi dikarenakan memiliki ukuran yang tidak mencukupi. Faktor-faktor tersebut
dapat menghambat kegiatan produksi yang dilakukan, maka perlu dilakukan analisis
terkait tata letak fasilitas di UKM Roesone Craft.
3
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penentuan tata letak fasilitas yang baik akan
membantu UKM tersebut meningkatkan produksinya sehingga menghasilkan hasil
produk yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian kali ini, rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan proses produksi yang ada di UKM Roesone Craft.
2. Meninjau ulang lokasi pabrik yang ada saat ini dan lokasi pabrik yang akan datang.
3. Bagaimana lokasi tata letak fasilitas yang ada di UKM Roesone Craft.
1.3 Tujuan
Setelah menentukan rumusan masalah dalam penelitian kali ini, maka diperoleh tujuan
penelitian antara lain :
1. Menganalisa faktor-faktor yang dapat meningkatkan proses produksi di UKM
Roesone Craft.
2. Menganalisa lokasi pabrik yang lebih baik dari pada lokasi produksi saat ini.
3. Memberikanrekomendasiberkaitan dengan tataletak fasilitas yang lebih baikbagi
UKM Roesone Craft.
4
BAB 2
ANALISA
2.1 Metode
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan tata letak
dan fasilitas dari sebuah UKM, diantaranya adalah metode Kualitatif dan metode
Kuantitatif. Metode yang peneliti gunakan adalah metode Kualitatif yaitu melalui metode
Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP sendiri merupakan suatu model pengambilan
keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang digunakan untuk
menguraikan masalah multifactor atau multikriteria menjadi sebuah hirarki. Tujuan
adanya AHP adalah untuk menentukan keputusan akhir mengenai lokasi pabrik baru
yang terbaik dari beberapa alternative solusi pilihan dengan menggunakan proses
pairwise comparison atau perbandingan berpasangan antara kriteria-kriteria ataupun
kriteria-alternatif, sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Beberapa factor atau kriteria yang digunakan untuk memilih alternative terbaik
didapat dari hasil wawancara dan hasil riset melalui referensi/jurnal yang telah ada.
Pemilihan kriteria secara riset melalui referensi digunakan pada penelitian kali ini karena
pihak UKM tidak terlalu memahami perihal kriteria yang harus menjadi pertimbangan
pemilihan lokasi pabrik baru. Berikut merupakan factor atau kriteria yang digunakan:
a. Lokasi suplai bahan baku
b. Lokasi tenaga kerja
c. Lokasi pemasaran
d. Kemudahan dalam proses distribusi
e. Pasar Konsumen
Selain mempertimbangkan factor atau kriteria yang ada, peneliti juga memberikan
beberapa pertimbangan alternative solusi pemilihan lokasi produksi baru. Terdapat 3
tempat yang dipertimbangkan berdasarkan riset yang telah dilakukan, yaitu:
a. Jalan Brigjen Katamso (daerah Alun-Alun Utara)
b. Jalan Bhayangkara (daerah Bakpia Pathuk Malioboro)
c. Jalan Seturan Raya (daerah YKPN)
5
2.2 Pembobotan
Sebelum melakukan pembobotan untuk tiap kriteria dan alternative, dibentuk terlebih
dahulu hirarki dari penentuan lokasi produksi boneka UKM RoesOne. Berikut adalah
bentuk hirarki yang menjadi awal tahap pembobotan:
6
Lokasi Kemudahan
Lokasi suplai Lokasi Pasar
Kriteria tenaga dalam proses
bahan baku Pemasaran Konsumen
kerja distribusi
Harga 7 7 1 5 1/3
Tenaga
5 3 1/5 1 1/5
Kerja
Jaringan 9 7 3 5 1
7
Tabel 3. Pembobotan Alternatif
Jalan
Jalan Brigjen Bhayangkara
Lokasi Tenaga Jalan Seturan Raya (daerah
Katamso (daerah (daerah Bakpia
Kerja YKPN)
Alun-Alun Utara) Pathuk
Malioboro)
Jalan Brigjen
Katamso (daerah 1 5 7
Alun-Alun Utara)
Jalan Bhayangkara
(daerah Bakpia 1/5 1 3
Pathuk Malioboro)
Jalan Seturan Raya
1/7 1/3 1
(daerah YKPN)
8
Tabel 5 Pembobotan Alternatif
Jalan
Jalan Brigjen Bhayangkara
Kemudahan dalam Jalan Seturan Raya (daerah
Katamso (daerah (daerah Bakpia
proses distribusi YKPN)
Alun-Alun Utara) Pathuk
Malioboro)
Jalan Brigjen
Katamso (daerah 1 5 1/3
Alun-Alun Utara)
Jalan Bhayangkara
(daerah Bakpia 1/5 1 1/7
Pathuk Malioboro)
Jalan Seturan Raya
3 7 1
(daerah YKPN)
9
2.3 Analisis Hasil
Dari proses perbandingan berpasangan dan perhitungan di dalam metode AHP dengan
bantuan software excel, maka didapatkan hasil pembobotan akhir atau keputusan akhir
seperti berikut:
10
2.4 Keputusan
Berdasarkan perhitungan dan hasil yang telah didapat, maka dapat diberikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan proses produksi di UKM Roesone craft
antara lain yakni lokasi penyuplaian untuk bahan baku, tenaga kerja, pemasaran,
kemudan proses distribusi, dan pasar konsumen itu. 2 kriteria yang terlihat
sebagai pertimbangan terbesar adalah kriteria pasar konsumen dengan eugen
vector sebesar 0,5217 dan lokasi pemasaran sebesar 0,1154.
2. Terdapat 3 alternative lokasi baru untuk pabrik produksi boneka,yaitu berada di
jalan birgen katamso, jalan bhayangkara, dan jalan seturan raya.
3. Dari hasil perhitungan pembobotan/score 3 alternative lokasi baru yang ada
didapat hasil akhir yaitu, lokasi pertama berada di jalan birgen katamso dengan
score sebesar 0,180 kemudian di jalan bhayangkara sebesar 0,56 dan yang terakhir
di jalan seturan raya sebesar 0,138, terlihat bahwascore tertinggi di dapatkan oleh
lokasi pabrik yang berada di Jalan Bhayangkara (daerah bakpia pathok), artinya
lokasi tersebut layak dijadikan lokasi untuk di bangun pabrik baru yang
memproduksi boneka karena tata letaknya yang baik,dekat dengan penyuplain
bahan baku,tenaga kerja, pemasaran,kemudahan proses distribusi dan pasar
konsumennya.
11
2.5 DESKRIPSI PRODUK
Produksi yang di buat oleh UKM RoesOne craft salah satunya yaitu boneka,boneka
adalah produk yang sangat diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk
lainnya,apalagi boneka Mela-melo. Boneka Mela-melo adalah boneka yang bentuknya
seperti seorang muslim,pada boneka perempuan memakai jilbab untuk penutup
rambutnya,baju nya pun bisa di desain sesuai dengan permintaan konsumen,bahkan bisa
dibuat seperti baju yang dipakai oleh konsumen tersebut.
12
Gambar 7. Tampak Samping
2.6 BOM (Bill Of Material)
Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan,
atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk
akhir. BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai
keperluan.Berikut adalah BOM dari RoesOne Craft:
13
2.7 Assembly Chart
Assembly Chart merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara komponen-
komponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat untuk
menunjukkan komponen penyusun suatu produk dan menjelaskan urutan perakitan
komponen-komponen tersebut.Berikut adalah gambar Assembly Chart:
2.8 OPC
Operation process chart (OPC) merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan
pemeriksaan sejak dari awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut. Berikut adalah bentuk Operation process chart:
14
Gambar 10. Operation Process Chart
15
Gambar 12. Route Sheet Assembly
16
2.10 STRUKTUR ORGANISASI UMKM
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan tata hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam usaha untuk menjalankan tujuan
yang diharapkan dan ditargetkan. Berikut adalah struktur perusahaan awal yang adapada
UKM ROESONE CRAFT dalam memproduksi boneka dan sejenisnya:
17
bertugas seperti customer service mereka melayani pelanggan yang datang,mencatat
pemesanan,mengurus pembayaran,memberikan pesanan kepada designer untuk dibuat
desain boneka sesuai dengan permintaan customer,setelah design sudah jadi bagian
designer memberikannya kepada pembuat pola untuk di bikin sesuai pemesanan,setelah
pola jadi pembuat pola memberikan pola nya kepada penjahit untuk dijahit sampai
finishing lalu diberikan kembali kepada marketing untuk di cek apakah sudah sesuai
dengan permintaan customer dan jika sesuai marketing akan memberikan langsung
barangnya kepada customer.
Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa pembentukan struktur dan
pembagian departemen masih belum optimal, dimana pembentukan departemen hanya
berasal dari pendapat pemilik UMKM. Oleh karena itu, penulis mengusulkan struktur
perusahaan yang baru, dimana pembagian departemen berdasarkan pendekatan fungsi
yang ada. Berikut adalah hasil pembuatan strukturnya:
18
Gambar 16. ARC
2.11 Luas Area
19
Gambar 18. Luas Lantai Maintance
20
2.11.1 OMH (awal)
21
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Layout Awal (Luas Area)
Layout awal dari tempat produksi didapatkan dengan cara mengukur secara langsung
lebar dan panjangnya lalu mengalikannya untuk mendapatkan luas per departemen.
Berikut merupakan layout awalan dari UKM yang dituju:
Tabel 3. 1 Tabel Layout Awalan
Departemen Luas Departemen(m2) Luas Departemen (SEL) Kordinat
Mesin Jahit 1,08 1 (1,7)-(1,8)
Mesin
14,19 2 (3,7)-(3,8)
Bordir
Gunting 0,18 1 (1,4)-(1,5)
Pensil 0,18 1 (3,4)-(3,5)
Gegep 0,18 1 (5,4)-(5,5)
Tangan (K) 0,18 1 (1,1)-(1,2)
Tangan
0,18 1 (3,1)-(3,2)
(KW)
Tangan (D) 0,18 1 (5,1)-(5,2)
22
3.2 Hasil Layout usulan (Awalan vs Usulan)
Setelah data tersebut dimasukkan pada WinQsb maka dilakukan iterasi sampai ditemukan
titik optimalnya. Pada studi kasus UKM ini iterasi hanya dilakukan sampai 2x karena
tidak dapat diiterasi lagi dan telah mencapai final. Berikut adalah hasil layout dari
WinQsb:
23
Gambar 3. 4 Hasil OMH dari WinQsB
Hasil terbaru dari nilai OMH hasil layout usulan sebesar Rp 19121, terjadi
penurunan OMH menjadi lebih kecil. Ini artinya layout usulan memberikan minimasi
OMH yang baik.
24
BAB 4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data untuk layout awalan dan usulan, maka
dapat diberikan beberapa kesimpulan seperti berikut:
a. Terdapat 8 departemen yang ada didalam UKM Roesone Craft, yaitu dept mesin jahit,
border, gunting, pensil, gegep, tangan (K), tangan (KW), dan tangan (D).
b. Terjadi2 kali iterasi untuk mendapatkan final layout usulan dimana perubahan terjadi
pada departemen jahit dan pensil.
c. Hasil layour usulan dari WinQsb menghasilkan nilai Total Cost sebesar 19212
dengan jarak sebesar 7258.
25
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.