( SAP )
HIPERTENSI
Disusun oleh:
1. Handika Catur
2. Unik Afidah
3. Purista
4. Dharana Lestaria
5. Rosario
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi
(Mansjoer Arif, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah peresisten, dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg (Smeltzer, 2002).
Silent Killer, itulah sebutan yang diberikan utuk hipertensi. Mengapa
demikian ? Ada dua alasan. Pertama, penderitanya sering kali tidak
menyadari dan tidak merasakan suatu gangguan atau gejala. Kedua, jika
tekanan darah tidak terkontrol dengan baik, risiko kematian semakin besar
bagi penderitanya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Akibatnya,
volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu,
jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke
setiap sel di dalam tubuh.
Tekanan darah tinggi dapat membebani jantung dan pembuluh darah
secara berlebihan sehingga mempercepat penyumbatan pembuluh arteri.
Hipertensi yang terjadi terus menerus menyebabkan meningkatnya risiko
terhadap stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal kronik (dr.
Myra, 2008).
Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan
pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.
Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan
dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun
penatalaksanaan pengobatan yang jangkauannya masih sangat terbatas dan
sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi
terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim
rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan
Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di
sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah
pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi. Oleh sebab itu
perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif sangat rendah.
Survai penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi Darmojo,
menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau dengan tanda penyakit jantung
hipertensi sebesar 33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).
Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi dari pada pria. Dari kasus-kasus
tadi, ternyata 68,4% termasuk hipertensi ringan (diastolik 95¬104 mmHg),
28,1% hipertensi sedang (diastolik 105¬129 mmHG) dan hanya 3,5% dengan
hipertensi berat (diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg).
Hipertensi pada penderita penyakit jantung iskemik ialah 16,1%, suatu
persentase yang rendah bila dibandingkan dengan prevalensi seluruh populasi
(33,3%), jadi merupakan faktor risiko yang kurang penting. (http://kedai-
obat.blogspot.com/2010/04/prevalensi-hipertensi.html diunduh pada tanggal
21 Februari 2015).
Hipertensi dapat berakibat fatal jika tidak dikendalikan, apalagi kondisi
ini sering tidak menimbulkan gejala pada penderitanya sehingga tidak
disadari sampai terjadi kerusakan fatal pada organ tubuh.
Hipertensi dapat menimbulkan beberapa gangguan, diantaranya pada
otak, mata, jantung, dan ginjal. Pada otak bisa menyebabkan stroke dengan
pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan, pada mata bisa
menyebabkan retinopati hipertensi atau perdarahan pada selaput bening retina
mata, pada jantung dapat menyebabkan gagal jantung, serangan jantung, dan
pada ginjal dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik dan gagal ginjal
terminal (dr. Myra, 2008).
II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit,
diharapkan 85% pasien dapat memahami tentang Hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit pasien
dapat:
a. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya
sendiri dengan benar.
b. Menyebutkan 4 dari 7 penyebab hipertensi dengan baik
c. Menyebutkan 5 dari 8 tanda dan gejala hipertensi dengan baik
d. Menyebutkan contoh makanan (5) yang dianjurkan untuk penderita
Hipertensi
e. Menyebutkan 4 dari 8 penatalaksanaan hipertensi dengan baik
V. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab
VII.SEETING TEMPAT
: audience
: Penguji
: Penyuluh
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kesepakatan dengan masyarakat (waktu dan tempat).
Kesiapan materi penyaji.
Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
Pasien bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan.
Pasien antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya.
Pasien menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
3. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Adanya kesepakatan antara pasien dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi selanjutnya.
85% pasien paham tentang hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. Pengertian
Kenaikan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
140 mmHg. Jika tekanan darah anda adalah 170/100 mmHg maka :
Sistoliknya : 170 mmHg dan diastoliknya : 100 mmHg.
Jenis Hipertensi :
1. Hipertensi Ringan : jika tekanan darah diastoliknya 90- 104 mmHg
2. Hipertensi Sedang : jika tekanan darah diastoliknya 105-114 mmHg
3. Hipertensi Berat : jika tekanan darah diastoliknya 115 mmHg
B. Penyebab
1. Stress
2. Merokok
3. Obesitas (Kegemukan)
4. Alkohol
5. Faktor keturunan
6. Faktor lingkungan : bising, gaduh
D. Komplikasi
1. Penyakit Jantung : Gagal Jantung
2. Penyakit Ginjal : Gagal Ginjal
3. Otak : Serangan Stroke
E. Pengobatan
Pengobatan dini pada hipertensi sangatlah penting untuk mencegah
komplikasi.
1. Pengobatan Farmakologis : dengan menggunakan obat atas ijin dokter.
2. Pengobatan Non Farmakologis : tanpa menggunakan obat.
- Mengurangi asupan garam dan
lemak
- Mengurangi asupan alkohol
- Berhenti merokok
- Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan
- Olah raga teratur seperti : Jogging, Jalan cepat, Bersepeda, Berenang
- Menghindari ketegangan
- Istirahat
- Hidup tenang
F. Pencegahan
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit : rendah garam dan rendah lemak