Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan tingkat intensitas kegempaan dan

tsunami yang cukup tinggi. Ini disebabkan karena Indonesia terletak pada daerah

pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan

Pasifik.

Catatan mengenai intensitas kegempaan dan tsunami di Indonesia dengan

magnitudo Mw yang besar dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat

pada gempa tahun 2004 di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dengan

magnitudo Mw 9,1 yang memicu terjadinya tsunami hingga berdampak 6 (enam)

negara di Samudera Hindia (Indonesia, Sri Langka, India, Thailand, Maladewa

dan Somalia), Sumatera Barat magnitudo Mw 7,6 yang menyebabkan tanah

longsor (landslide) hingga menimbun perkampungan di Kabupaten Pariaman,

D.I. Yogyakarta, Bengkulu dan Nias. (Mulyani, 2015).

Pulau Sumatera terdapat 2 (dua) sumber gempa utam yaitu Zona Patahan

Sumatera (Sumatran Fault Zone) dan Zona Subduksi Sumatera (sumatran

Subduction Zone). Zona patahan sumatra membagi pulau Sumatera dari utara ke

selatan sepanjang ± 1900 km di sepanjang Bukit Barisan. Magnitudo gempa

maksimum yang dihasilkan oleh zona patahan sumatra ini adalah Mw 7,5

1
Sumber gempa lainnya di pulau Sumatera yaitu Zona Subduksi Sumatra

yang merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan

Eurasi. Zona ini terletak sepanjang pantai Sumatera dan memiliki potensi dengan

magnitudo yang besar dan berpotensi memicu terjadinya tsunami.

Gempa besar yang terjadi di Padang berkekuatan ± 7,9 SR pada tanggal

30 september 2009 menyebabkan beberapa bangunan gedung hancur dan rusak

total. Sumatera Barat memiliki pontensi yang cukup besar terhadap gempa dan

tsunami. Sehingga untuk mengurangi korban jiwa akibat gempa dan tsunami yang

terjadi dibutuhkan perencanaan bangunan yang tahan gempa dan tsunami

khususnya untuk bangunan yang berfungsi sebagai shelter tsunami.

Indonesia belum memiliki peraturan yang baku dalam merencanakan

bangunan evakuasi tsunami (shelter tsunami), sehingga dalam merencanakannya

kita masih berpedoman kepada peraturan luar yaitu FEMA (Federal Emergency

Management Agency). Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengangkat

topik “Perencanaan Struktur Gedung Shelter Tsunami di Kota Padang”.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan ini adalah untuk dapat memahami konsep

perencanaan bangunan yang bisa dijadikan sebagai tempat evakuasi sementara

tsunami (shelter).

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk merencanakan struktur

gedung beton bertulang yang berpedoman kepada SNI 03-2847-2013 (standar

2
beton bertulang), SNI 1726-2012 (standar gempa) dan FEMA-P646 (standar

tsunami).

1.3 Batasan Pembahasan

Agar tidak melebar dan menyimpang pembahasan pada tugas akhir ini,

maka penulis memberikan batasan, yaitu:

1. Melakukan perhitungan struktur suatu gedung aktifisial yang

memiliki fungsi sebagai hotel dan shelter tsunami yang berlokasi di

kota Padang.

2. Standar-standar perencanaan yang digunakan adalah :

 Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG

1983).

 SNI 03-2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk

Bangunan Gedung.

 SNI-1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan

Gedung untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.

 FEMA-P646 tentang Standar Perencanaan Ketahanan

Bangunan Terhadap Tsunami.

3. Beban tsunami yang diperhitungkan dalam analisis adalah gaya

hidrodinamik (Hydrodynamic forces), gaya gelombang (Impulsive

forces), dan gaya tumbuk (Impact forces).

4. Perencanaan dilakukan untuk struktur atas dan struktur bawah pada

gedung tersebut.

3
5. Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan program aplikasi

analisis struktur yang telah ada dengan berbasis pada metode elemen

hingga (finite element).

1.4 Metodologi Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, metodologi yang digunakan yaitu studi

literatur, dimana perhitungan dilakukan dengan mengacu kepada buku-buku dan

peraturan (standar) yang berlaku.

Berikut rincian dari metodologi penulisan sebagai berikut:

1. Studi literatur

Studi literatur yang dilakukan, diantaranya:

 Prinsip umum perencanaan struktur dan komponen pada struktur

gedung.

 Teori tentang konsep gedung tahan gempa dan tsunami.

 Wilayah yang terkena dampak tsunami di kota Padang berdasarkan

peta tsunami, serta arah arus gelombang itu sendiri.

 Teori analisa gaya gempa dan tsunami terhadap bangunan gedung.

 Langkah-langkah atau prosedur perencanaan gedung akibat gaya

gempa dan gaya tsunami.

2. Pengumpulan data

Data-data yang dibutuhkan adalah data tanah, data ketinggian tsunami yang

terjadi di kota Padang dan data pendukung lainnya.

3. Metode analisa

Metode analisa pada penulisan tugas akhir ini adalah:

4
 Analisa beban gravitasi

 Analisa beban gempa

 Analisa beban tsunami

 Analisis struktur

 Perencanaan struktur atas gedung

 Perencanaan struktur bawah gedung

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penulisan tugas akhir ini teratur, sistematik dan tidak penyimpang

maka secara keseluruhan penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,

batasan pembahasan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara umum tentang teori yang digunakan

sebagai acuan dalam perhitungan struktur gedung bertingkat.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Pada bab ini menjelaskan tentang langkah kerja perhitungan, serta

rumus-rumus yang digunakan dalam penyelesaian perhitungan struktur gedung

bertingkat (struktur beton bertulang).

5
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR

Bab ini menjelaskan tentang analisis gravitasi, analisa pembebanan

vertikal dan horizontal akibat beban gempa, pembebanan akibat beban tsunami

serta perhitungan struktur atas dan struktur bawah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisika kesimpulan dan saran dari pembahasan penulisan tugas

akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai