Jurnal Diesel PDF
Jurnal Diesel PDF
Febrian Willyanto
Alumnus Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin − Universitas Kristen Petra
Abstrak
Tidak sempurnanya proses pembakaran merupakan masalah yang akan dijumpai dalam
usaha peningkatan kinerja motor diesel. Proses pencampuran udara dan bahan bakar yang
kurang baik menjadi salah satu faktor penyebab ketidak sempurnaan tersebut.
Dengan melakukan pemanasan terhadap solar sampai temperatur tertentu sebelum masuk
ke dalam pompa tekanan tinggi akan menyebabkan penurunan density dan viskositas solar,
sehingga bila diinjeksikan ke dalam ruang bakar akan membentuk butiran kabut bahan bakar
yang lebih halus yang akan menyebabkan proses pencampuran bahan bakar dan udara menjadi
lebih homogen. Disamping itu, dengan temperatur yang lebih tinggi akan membuat solar menjadi
lebih mudah terbakar sehingga dapat mengimbangi singkatnya waktu yang tersedia untuk
pembakaran pada putaran tinggi.
Pemanasan solar dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk menyempurnakan proses
pembakaran sehingga dihasilkan peningkatan daya dan penurunan konsumsi bahan bakar yang
optimal.
Kata kunci : peningkatan daya, penurunan konsumsi bahan bakar, motor diesel, proses
pembakaran
Abstract
The imperfect combustion process will be a problem in the development effort of diesel engine’s
performance. Nonhomogen air–fuel mixing process is one of the factors which cause the imperfect
combustion.
By heating up the diesel fuel up to a certain temperature before it goes through the high pressure
injection pump will lower its density and viscosity. Therefore, when injected in the combustion
chamber, it will formed smaller droplets of fuel spray which result in a more homogenious air–fuel
mixture. Also by using higher temperature will make the diesel fuel easier to ignite in order to
compensate the limited time which is available in high speed operating conditions.
Diesel fuel heating can improve the combustion process to increase the power and decrease the
fuel consumption optimally.
Keywords: increase power, decrease fuel consumption, diesel engine, combustion process
1. Pendahuluan
Dalam kenyataannya pembakaran dalam
Kendaraan dengan tenaga penggerak motor motor diesel tersebut sering tidak dapat
diesel menjadi salah satu pilihan yang banyak berlangsung dengan sempurna. Jumlah bahan
disukai di Indonesia mengingat kemampuan bakar dalam ruang bakar yang tidak sesuai
yang dimilikinya dan terutama karena harga dengan kebutuhan, proses penginjeksian bahan
bahan bakarnya (solar) yang lebih murah bakar yang kurang baik atau kurang baiknya
dibanding dengan bahan bakar motor bensin. proses pencampuran bahan bakar dengan udara
dalam ruang bakar seringkali menjadi penyebab
ketidak sempurnaan proses pembakaran.
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 Untuk mengatasi permasalahan tersebut
Januari 2000. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada dilakukan pemanasan terhadap solar sebelum
Jurnal Teknik Mesin Volume 2 Nomor 1 April 2000. dinjeksikan ke dalam ruang bakar dengan
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 127
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 127 - 133
tujuan untuk menurunkan viskositasnya agar pada sebuah multimeter digital yang digunakan
nantinya setelah diinjeksikan ke dalam ruang sebagai display.
bakar dapat membentuk butiran-butiran yang Elemen pemanas yang digunakan dihubung-
lebih halus dan menghasilkan campuran bahan kan dengan suplai listrik arus bolak-balik
bakar–udara yang lebih homogen. Setelah itu namun sebelumnya dilewatkan dulu ke sebuah
dilakukanlah pengujian pada motor diesel rangkaian potensiometer yang digunakan untuk
untuk melihat bagaimana perubahan yang mengatur besarnya panas yang dihasilkan oleh
terjadi pada unjuk kerja motor jika dilakukan elemen pemanas tersebut.
pemanasan terhadap bahan bakar yang Alat ini dipasang antara filter solar dan
digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan pompa tekanan tinggi, sehingga dengan
daya yang lebih besar dan konsumsi bahan demikian solar yang akan masuk ke pompa
bakar yang lebih hemat dibandingkan dengan tekanan tinggi ini dapat diatur temperaturnya.
sebelum modifikasi.
2. Alat-alat Percobaan
128 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar (Rahardjo Tirtoatmodjo)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 129
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 127 - 133
100 0
850
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
Putaran motor ( rpm )
60
Dari grafik di atas (gambar 2 dan gambar 3)
tampak bahwa perubahan temperatur solar
akan diiringi dengan perubahan torsi serta daya
motor, dan terlihat bahwa dengan meningkat-
40 nya temperatur solar akan meningkatkan torsi
dan daya motor. Secara teoritis dapat dijelaskan
bahwa peningkatan ini disebabkan oleh
pemanasan solar yang mengakibatkan
kekentalan/viskositas solar akan menurun
20
sehingga saat diinjeksikan ke dalam ruang
bakar dapat membentuk butiran-butiran kabut
bahan bakar yang lebih halus, dengan kondisi
seperti ini maka proses pencampuran bahan
0 bakar dengan udara akan lebih homogen
850
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
130 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar (Rahardjo Tirtoatmodjo)
akhirnya akan meningkatkan torsi dan daya maka dapat menyebabkan kerusakan pada
yang dihasilkan oleh motor bakar. motor itu sendiri, kenaikan tekanan yang
Peningkatan daya yang terjadi ini tidak terlalu besar ini dapat terjadi karena ledakan
berlanjut seiiring dengan peningkatan tem- bahan bakar terjadi dalam ruangan yang
peratur, seperti yang terlihat pada tabel bahwa semakin menyempit karena gerakan piston ke
peningkatan daya motor hanya terjadi sampai TMA. Oleh karena itu diharapkan dengan
solar mencapai temperatur 50°C dan selebihnya penyesuaian antara temperatur solar yang
bila solar terus dinaikkan temperaturnya maka disuplai dengan saat penginjeksian bahan
daya yang dihasilkan motor lebih kecil jika bakar akan dapat menghindari kerugian tenaga
dibandingkan dengan saat menggunakan solar yang terbuang sehingga tenaga yang tersedia
yang bertemperatur 50°C. untuk langkah kerja akan semakin besar.
Penurunan ini dapat terjadi karena dengan Bahkan mungkin saja dengan kombinasi
meningkatnya temperatur solar akan menye- temperatur solar dan pengaturan saat
babkan solar menjadi lebih mudah terbakar penginjeksian yang tepat dapat dihasilkan
sehingga akan mempersingkat periode per- tenaga yang lebih besar dibanding percobaan
siapan pembakaran (ignition delay). Periode saat menggunakan solar dengan temperatur
persiapan pembakaran dapat didefinisikan 50°C (yaitu peningkatan daya sebesar 4,1%).
sebagai waktu persiapan bahan bakar yang
Grafik sfc fungsi putaran motor untuk beberapa temperatur
diukur dari saat penginjeksian bahan bakar solar.
sampai bahan bakar tersebut mencapai kondisi 0.6000
penyalaan sendirinya.
Perubahan daya ini tidak terlalu nampak
0.3000
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
yang semakin berjauhan. Hal ini menunjukkan Putaran motor ( rpm )
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 131
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 127 - 133
ini menyebabkan sebagian bahan bakar tidak Efisiensi thermis suatu motor bakar dapat
sempat terbakar dan akhirnya terbuang begitu didefinisikan sebagai besarnya pemanfaatan
saja, dengan demikian maka semakin mening- panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan
katlah harga sfc yang terukur. bakar menjadi kerja mekanis. Panas/tenaga
Sedangkan pada saat motor bekerja pada yang diberikan oleh bahan bakar dapat dilihat
putaran yang semakin rendah harga sfc-nya melalui besarnya konsumsi bahan bakar,
juga cenderung membesar hal ini dapat sedangkan besarnya kerja mekanis dapat dili-
disebabkan karena adanya beban motor untuk hat dari daya motor yang dihasilkan. Sehingga
menjalankan peralatan penunjang misalnya harga dari efisiensi thermis ini akan di-
pompa injeksi bahan bakar, dimana besarnya pengaruhi oleh perubahan daya motor dan
beban ini adalah konstan. Pada saat putaran perubahan laju bahan bakar yang dikonsumsi
motor masih rendah maka daya yang dihasilkan oleh motor tersebut. Dimana peningkatan daya
juga masih kecil sehingga jika diberi beban yang disertai dengan penurunan laju konsumsi
maka akan semakin kecil lagi daya yang dapat bahan bakar suatu motor akan meningkatkan
digunakan dan pada akhirnya akan mening- efisiensi thermis, sebaliknya penurunan daya
katkan konsumsi bahan bakar spesifik. Pada serta peningkatan laju konsumsi bahan bakar
saat putaran motor sudah cukup tinggi maka akan menyebabkan penurunan efisiensi thermis
daya yang dihasilkan juga semakin tinggi motor bakar tersebut.
sedangkan besarnya beban ini tetap konstan Dengan demikian sesuailah bila dalam
sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap grafik nampak bahwa garis-garis sfc mem-
harga konsumsi bahan bakar spesifik. punyai bentuk yang berbalikan dengan garis–
Pada grafik sfc terhadap juga nampak garis efisiensi thermis, garis-garis sfc
adanya kecenderungan garis sfc untuk solar membentuk parabola yang terbuka ke atas
yang dipanasi mempunyai harga yang lebih sedangkan garis-garis efisiensi thermis
rendah untuk putaran motor yang tinggi (>2000 membentuk parabola yang terbuka ke bawah.
rpm) bila dibandingkan dengan solar yang tidak Dan dari grafik diatas terlihat bahwa efisiensi
dipanasi. maksimum terjadi pada termperatur solar 500 C
Kecenderungan ini dapat disebabkan karena (dengan kenaikan efisiensi rata-rata sebesar
dengan pemanasan akan membuat solar men- 36,67%).
jadi lebih mudah terbakar sehingga mem-
butuhkan waktu yang lebih singkat untuk
mencapai kondisi penyalaan sendirinya dan hal 6. Kesimpulan dan Saran
inilah yang nantinya akan mengkompensasi
keterbatasan waktu yang tersedia untuk pem- Setelah dilakukan pemanasan solar pada
bakaran pada saat putaran motor yang tinggi motor diesel Isuzu tipe 4JA1 ternyata mem-
sehingga persentase bahan bakar yang tidak bawa beberapa perubahan terhadap torsi, daya,
terbakar dapat dikurangi dan daya yang konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi
dihasilkan juga lebih besar yang pada akhirnya thermis.
akan menurunkan harga sfc. Perubahan temperatur solar yang akan
diinjeksikan ke dalam ruang bakar sebuah
Grafik efisiensi thermis fungsi putaran motor untuk beberapa
motor diesel akan mempengaruhi torsi, daya,
temperatur solar. konsumsi bahan bakar spesifik serta efisiensi
70 thermisnya.
Temperatur solar yang paling ideal untuk
Brake Thermal Efficiency ( % )
60
motor diesel Isuzu tipe 4 JA 1 supaya meng-
50 hasilkan peningkatan daya dan penurunan
harga sfc yang optimal berdasarkan penelitian
40
ini yaitu dengan range putaran dari 850 rpm
30 sampai 2500 rpm adalah 50°C, dimana
dihasilkan peningkatan daya rata–rata sebesar
4,1 % dan penurunan sfc rata–rata sebesar 23,4
20
1000
1250
1500
1750
2000
2250
2500
Putaran motor ( rpm ) Saat ini jenis alat pemanas solar yang
T = 30°C T = 40°C T = 50°C T = 60°C T = 70°C
banyak terdapat di pasaran ialah dengan
memanfaatkan panas dari air radiator. Masalah
Gambar 5. Grafik Efisiensi Thermis Fungsi Putaran yang dapat timbul ialah jika alat tersebut tidak
Motor untuk Beberapa Temperatur Solar dapat menghasilkan output solar dengan
132 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar (Rahardjo Tirtoatmodjo)
temperatur seperti yang diharapkan. Sehingga 10. Sorensen, H. A., Energy Conversion System,
perlu ada suatu perubahan terhadap desain Canada : John Wiley & Sons, 1983
dari alat tersebut. Salah satu cara yang bisa
dilakukan ialah dengan membuat saluran by– 11. Stone, R., Introduction to Internal Combus-
pass air radiator sebelum masuk ke alat tion Engine, Warrendale, Pennsylvania:
SAE, 1993.
pemanas. Kemudian dengan memasang kran
pada saluran tersebut maka dapat diatur 12. Tirtoatmodjo, R., Penggerak Mula, Sura-
seberapa besar laju aliran volume air panas baya : Penerbit Universitas Kristen Petra,
yang melalui alat pemanas sehingga temperatur 1996.
keluaran dari solar dapat diubah–ubah sesuai
dengan kebutuhan. 13. Tirtoatmodjo, R., Teknik Pembakaran dan
Kelemahan sistem pemanas seperti ini ialah Bahan Bakar, Surabaya : Jurusan Teknik
pemanasan solar hanya dapat terjadi bila air Mesin UK Petra, 1995.
radiator telah cukup panas, sehingga bila air 14. Willyanto, F., “Analisis Pengaruh Pemanas-
radiator masih belum panas sistem ini belum an Solar Terhadap Unjuk Kerja Motor
dapat berfungsi. Hal ini dapat diatasi dengan Diesel Isuzu 2500 CC Tipe 4JA1”. Surabaya:
penggunaan pemanas solar elektrik (mengguna- U.K. Petra, 1999.
kan elemen pemanas), dengan demikian pema-
nasan solar dapat dilakukan tanpa tergantung
pada temperatur air radiator. Dan akan lebih
baik lagi bila dilengkapi juga dengan sistem
kontrol yang dapat mengatur keluaran tem-
peratur solar agar sesuai dengan keinginan.
Daftar Pustaka
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra 133
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/