Bagaimana Cara Membaca Diagram Fasa
Bagaimana Cara Membaca Diagram Fasa
19.18 diagram fasa, Materi Kelas XII, sifat koligatif larutan, titik beku, titik didih 4 comments
Apa itu fasa? Sederhananya kita dapat mendefinisikan fasa sebagai bentuk zat. Padat,
cair, dan gas adalah fasa umum dari setiap zat. Kita ambil air sebagai contoh. Jika
kita melihat ada es yang mengapung di lautan, maka kita telah melihat adanya dua
fasa disana yaitu fasa cair dan fasa padat. Tapi tunggu dulu, bahkan sebenarnya ada
tiga fasa disana, karena kita telah mengetahui bahwa udara juga mengandung uap air
dalam jumlah yang cukup banyak. Jadi, ada air laut yang merupakan fasa cair di
bawah, kemudian es sebagai fasa padat, dan uap air di udara sebagai fasa gas.
Akan tetapi, fasa juga dapat digunakan secara lebih luas daripada perbedaan bentuk
dari zat yang sama. Sebagai contoh, minyak yang mengapung diatas air merupakan
sistem dua fasa (dalam kasus ini, dua fasa cair). Jika minyak dan air berada dalam
botol, maka disana akan ada tiga fasa karena botol juga merupakan fasa yang lain.
Jumlah fasa akan bertambah manakala kita memasukkan sendok ke dalam botol yang
berisi minyak dan air ini. Artinya kita akan mendapatkan 2 fasa cair dan 2 fasa padat.
Belum lagi jika botol tersebut masih menyisakan udara di atasnya, maka fasa gas akan
menjadi fasa kelima yang ikut ambil bagian dalam sistem ini.
Jadi, fasa dapat dilihat dari adanya batas yang memisahkan satu dengan lainnya. Es
dan air merupakan dua fasa yang berbeda karena ada batas antara keduanya. Begitu
pula minyak dan air dapat dilihat dengan jelas batas yang memisahkan keduanya.
Diagram fasa adalah diagram yang menggambarkan perubahan bentuk suatu zat pada
berbagai keadaan tekanan dan suhu.
Bagaimana cara membaca diagram fasa ?
Masih banyak siswa yang tidak faham maksud dari diagram fasa dan cara
membacanya. Sebenarnya, konsep diagram fasa cukup mudah, yaitu diagram yang
menyatakan suhu didih atau suhu beku atau suhu sublim suatu zat pada tekanan
tertentu (hubungan antara tekanan dengan suhu). Masalahnya, diagram fasa
berbentuk garis sehingga membingungkan sebagian siswa. Banyak siswa yang bingung
apa maksud dari garis tersebut.
Untuk lebih lengkapnya, perhatikan tabel hubungan antara tekanan (diberikan dalam
mbar) dengan titik didih berikut :
Dapat kita perhatikan bahwa semakin besar tekanan yang diberikan, maka semakin
tinggi juga titik didihnya. Jika kita masukkan data di atas (kita ambil sebagian sampel
data saja) ke dalam program excel (saya sendiri menggunakan spreadsheet dari open
office milik linux), maka akan kita dapatkan diagram seperti di bawah ini :
Jika titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis, maka akan didapatkan gambar
seperti berikut :
Titik beku pun sama, garis yang terdapat pada diagram fasa (garis beku), sebenarnya
merupakan kumpulan titik-titik yang berhubungan satu sama lain.
Jika kedua diagram tersebut digabung dengan diagram sublimasi, maka kita pun
mendapatkan diagram fasa yang kita kenal.
Diagram fasa dapat digunakan untuk menentukan keadaan suatu zat pada suhu dan
tekanan tertentu. Sebagai contoh, air pada suhu 85 oC dan tekanan 1 atm berbentuk
cair, namun jika tekanannya diturunkan menjadi 0,5 atm misalnya, maka air berwujud
gas pada suhu tersebut.
Nah, sekarang kita akan berbicara tentang penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih.
Penurunan titik beku adalah turunnya titik beku suatu zat cair ketika ke dalamnya
ditambahkan suatu zat terlarut. Dengan kata lain, cairan tersebut sekarang berubah
menjadi larutan. Kenaikan titik didih juga seperti itu, yaitu naiknya titik didih suatu
zat cair ketika ke dalamnya ditambahkan suatu zat terlarut (atau mudahnya, berubah
menjadi larutan).
Sebagai contoh, jika ke dalam 1 kg air ditambahkan 1 mol glukosa, maka titik bekunya
akan berkurang sebesar 1,86 oC, dan titik didihnya akan bertambah sebesar 0,52 oC.
Itu artinya, titik beku air (yang sekarang sudah berubah menjadi larutan glukosa
dalam air), akan menjadi -1,86 oC pada tekanan 1 atm. Begitu pula, titik didihnya
akan menjadi 100,52 oC pada tekanan ini. Pada nilai tekanan yang lain, polanya akan
sama, titik beku berkurang sebesar 1,86 oC, dan titik didih bertambah sebesar 0,52 oC.
Sehingga kita dapatkan :
Gampang, tinggal nilai titik beku masing-masing dikurangi 1,86, sedangkan titik
didihnya ditambah 0,52. Sehingga kita dapatkan :
Jadi, yang dimaksud dengan perubahan titik beku air adalah berubahnya titik beku
ketika air masih murni tanpa zat terlarut apapun, menjadi air yang sudah
ditambah zat terlarut (atau singkatnya menjadi larutan). Begitu pula dengan titik
didih.
Nah, sudah jelas sekarang yah. Sehingga kita bisa tarik kesimpulan :
Semoga Bermanfaat
@IF'38
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Related Posts:
Bagaimana Cara Membaca Diagram Fasa Apa itu fasa? Sederhananya kita
dapat mendefinisikan fasa sebagai bentuk zat. Padat, cair, dan gas adalah fasa umum dari
setiap zat. Kita ambil air sebagai contoh. Jika kita melihat ada es yang mengapung di
lautan, maka k… Read More
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Titik didih dan kenaikan
Titik didih Titik didih suatu zat adalah suhu pada saat zat tersebut mendidih. Proses
pendidihan sendiri merupakan penguapan yang terjadi di seluruh bagian cairan. Hal ini
ditandai dengan adanya … Read More
4 komentar:
1.
Balas
2.
terimakasih, bermanfaat :)
Balas
3.
Terima kasih banyak mas artikelnya..sangat membantu saya yg sedang menggarap skripsi
Balas
4.
Unknown20 Maret 2016 02.13
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Search
Blogger news
Popular
Tags
Blog Archives
261723