Anda di halaman 1dari 5

Faktor yang menyebabkan belum meratanya pembangunan

Faktor lain yang menyebabkan pembangunan belum merata di Indonesia antara lain:

1. Wilayah Indonesia begitu luas membuat perkembangan ekonomi tak merata sehingga ada
kesenjangan di setiap daerah;
2. Indonesia terdiri dari kepulauan yang sangat banyak sehingga proses pembangunan
terhambat oleh terpisahnya pulau-pulau tersebut sehingga pembangunan menjadi lambat
dan tidak efektif;
3. ketimpangan pembangunan infrastruktur;
4. ketimpangan kualitas SDM;
5. ketimpangan sumber energi yang masih terpusat di Jawa dan Sumatera;
6. banyaknya sumber daya alam yang belum tereksploitasi di daerah;
7. Ketidakseimbangan pasokan sumberdaya alam dengan kebutuhan pembangunan.
Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan adalah arah
kebijakan pembangunan kewilayahan yang selama ini cenderung berorientasi ’inward
looking’ sehingga seolah-olah kawasan perbatasan hanya menjadi halaman belakang dari
pembangunan negara;
8. Ketidakseimbangan pasokan sumberdaya alam dengan kebutuhan pembangunan.
Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayahperbatasan adalah arah
kebijakan pembangunan kewilayahanyang selama ini cenderung berorientasi ’inward
looking’ sehingga seolah-olah kawasan perbatasan hanya menjadi halaman belakang dari
pembangunan negara.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa
Lebih sempit pada permasalah pembangunan desa, pembangunan Desa umumnya berada
pada masalah sturktural dan sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya
pembanguna di Desa yaitu:

Masalah Sosial Budaya


1. Rendahnya tingkat pendidikan
2. Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan
3. Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan
Masalah ekonomi
1. Aktivitas pertanian rawan terhadap fluktuasi (instabilitas) harga
2. Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit
Masalah Geografis
1. Tingkat kesuburan tanah yang berbeda disetiap wilayah.
2. Letak desa yang sulit untuk dijangkau.
Pembanguanan Desa
Pembangunan masyarakat desa mengandung makna pendekatan kemasyaraatan,
partisipasi masyrakat dan pengorganisasian dan pelasanaannya berorientasi pada inisiatif
dan daya kreasi masyarakat (Swalem,1997). Pembangunan desa mempunyai pengertian
yang lebih luas di dalamnya pengertian pembangunan masyarakat desa, di mana
terintegrasinya berbagai usaha pemerintah dan masyarakat dengan maksud dan tujuan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang mencakup beberapa
aspek (Amrullah, 1983).
Pengertian pembangunan desa juga dapat dilihat dari berbagai segi (Zein, 1983; Suwignyo,
1985; Sarmato, 1985; Arkanudin,1995), yaitu: (1) Pembangunan desa sebagai suatu
“Proses”, yaitu merupakan suatu perubahan dari cara hidup tradisional masyarakat
pedesaan menuju cara hidup yang lebih maju. Dalam pada ini pembangunan desa lebih di
tekankan pada aspek perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik yang
menyangkt segi-segi sosial, ekonomi maupun psykologis; (2) Pembangunan desa sebagai
suatu “Metode”, yaiyu mengusahakan agar masyarakat berkemampuan dalam membangun
diri mereka sendiri sesuai dengan kemampuan dari sumber-sumber yang mereka miliki.

Jadi pembangunan desa di sini lebih ditekan pada cara-cara untuk mencapai atau
mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan; (3) Pembangunan desa sebagai suatu “
Program”, yaitu untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, lahir dan
bathin. Pembangunan desa di sini lebih ditekankan kepada bidang kegiatan pemerintah
dalam pelayanan terhadap masyarakat, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian,
industri, koperasi, keluaga berencana dan transmigrasi dan lain-lain; (4) Pembangunan
desa sebagai suatu “Gerakan”, yaitu yang tekanannya lebih diarahkan untuk menunjukkan
masyarakat secara terkoordinir dan terarah sesuai dengan cita-cita nasional kita, yaitu
terwujudnya “masyarakat Pancasila” yang kita inginkan bersama. Jadi penekanan
pembangunan desa di sini adalah dalam kerangka ideologis yang mendasar yang
mengarahkan proses, metoda dan program pembangunan desa.

Senada dengan itu, Islamy, (1992) juga menyatakan bahwa pembangunan desa pada
khakekatnya merupakan kegiatan terencana mengandung tiga unsur pokok, yakni metode,
proses dan tujuan. Metode pembangunan desa yang baik harus melibatkan seluruh
anggota masyarakat dan menyangkut kegiatan yang berkaitan langsung dengan
kepentingan sosio-ekonomis mereka. Sebagai proses, pembangunan desa merupakan
proses transformasi budaya yang diawali dengan kehidupan tradisional yang
mengandalkan kebiasaan-kebioasaan turun temurun untuk diubah menjadi masyarakat
modern yang mendasarkan kemajuan hidup pada kesediaan menerima ilmu pengetahuan
dan teknologi. Serta sebagai tujuan, pembangunan desa bertujuan untuk memperbaiki taraf
hidup, menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi pengembangan mata pencaharian,
serta mengusahakan terciptanya prasarana fisik dan pelayanan sosial yang sama dengan
daerah perkotaan.

Pasal 78, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014


TENTANG DESA, menjelaskan bahwa:

1. Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas


hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
2. Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengedepankan kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian
dan keadilan sosial.
Sebagai upaya pemerataan pembangunan desa dan kota, dilakukan upaya percepatan
dengan digelontorkannya dana desa sebagai stimulan bagi pembangunan desa. Desa
diberikan kewenangan penuh untuk mengelola anggaran dana desa yang bersumber dari
APBN dengan terbitnya PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017.

Pasal 5 Menyebutkan bahwa dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan Desa
yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, peningkatan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan Dana Desa
diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi
antara lain:

a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar


untuk pemenuhan kebutuhan: 1. lingkungan pemukiman; 2. transportasi; 3. energi; dan 4.
informasi dan komunikasi.
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan
sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan: 1. kesehatan masyarakat; dan 2. pendidikan dan
kebudayaan.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi
untuk mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: 1. usaha ekonomi pertanian
berskala produktif untuk ketahanan pangan; 2. usaha ekonomi pertanian berskala produktif
yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek
produksi, distribusi dan pemasaran; dan 3. usaha ekonomi berskala produktif lainnya yang
difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi,
distribusi dan pemasaran.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan
untuk pemenuhan kebutuhan: 1. kesiapsiagaan menghadapi bencana alam; 2. penanganan
bencana alam; 3. penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan 4. pelestarian lingkungan
hidup.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lainnya
yang sesuai dengan kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Program Pembangunan Desa

Beberapa masalah yang secara khusus berkaitan erat dengan proses pembangunan pedesaan antara lain
keadaan masyarakat, pemerintah, geografi, dan lembaga-lembaga desanya. Beberapa hal yang
menyangkut keadaan masyarakat desa meliputi:

1. kurang atau rendahnya tingkat kesehatan penduduk desa yang menyebabkan tingkat
kematian yang cukup tinggi,
2. masih terdapatnya desa yang berpenduduk jarang dan terpencar-pencar sehingga
kekurangan tenaga di dalam melaksanakan pembangunan di daerahnya,
3. rendahnya tingkat pendapatan penduduk desa,
4. tidak diinilikinya keterampilan kerja yang tinggi oleh penduduk desa.
Beberapa kendala mengenai pemerintahan desa antara lain sebagai berikut.

1. Masih kurang koordinasi antara lembaga yang ada di pedesaan dalam melaksanakan
pembangunan.
2. Masih banyak lembaga penyalur pendapatan masyarakat yang belum berfungsi
sebagaimana mestinya.
3. Pola penggunaan peinilikan dan penguasaan tanah belum mencerininkan jaininan
pemerataan pendapatan.
4. Hubungan lembaga pemerintah desa, baik dengan lembaga pemerintah di atasnya
maupun dengan lembaga di luar lembaga pemerintah desa kurang serasi.
Kendala mengenai keadaan geografi desa antara lain sebagai berikut.
1. Kurangnya prasarana yang menyebabkan desa tidak dapat berkembang dengan baik.
2. Jumlah penduduk dengan lahan pertanian tidak seimbang, yaitu jumlah penduduk yang
banyak menempati wilayah pertanian desa yang relatif sempit.
3. Jumlah penduduk yang jarang dan terpencar-pencar tidak seimbang, sehingga di desa
tersebut terjadi kekurangan tenaga keija.
4. Beberapa desa di daerah pinggiran kota terlalu berat menerima penduduk yang
berurbanisasi sehingga timbul masalah baru seperti meningkatnya angka kejahatan,
pengangguran, dan sulitnya mendapat perumahan.
Dengan memperhatikan beberapa kendala yang ada, program pembangunan desa yang merupakan alah
satu usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan
tefus dilaksanakan. Hal ini cukup mendapat perhatian pemerintah karena 80% penduduk Indonesia
bertempat tinggal di pedesaan.
Tujuan pembangunan pedesaan adalah untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi masyarakat dan
mengembangkan kekuatan serta kemampuan sendiri dalam melaksanakan pembangunan desa. Dalam
hal ini, peranan pemerintah hanyalah memberikan bantuan, mengarahkan, membimbing, dan
mengendalikan. Maksudnya adalah agar masyarakat dapat meningkatkan usaha swadaya gotong royong
dan menumbuhkembangkan desa menuju desa swasembada.

Pembangunan di pedesaan akan menjadi satu potensi besar bagi desa tersebut. Pembangunan desa
hendaknya dapat dilakukan secara dinainis, berkelanjutan, menyeluruh terpadu, terkoordinasi, seimbang,
dan serasi. Dengan deinikian akan mencapai sasaran yang tepat. Prinsip-prinsip pembangunan desa
disusun berdasarkan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut:

1. pengembangan tata desa yang teratur dan serasi,


2. peningkatan kehidupan ekonoini yang kooperatif,
3. pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada,
4. pemenuhan kebutuhan masyarakat yang esensial,
5. peningkatan prakarsa dan swadaya gotong-royong masyarakat.
Agar kegiatan pemerintah dan kegiatan masyarakat mencapai sasaran, perlu dibentuk suatu pola, sistem,
dan mekanisme kerja yang baik. Untuk keperluan itu, dibentuklah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) di tingkat desa dan Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) di tingkat kecamatan. UDKP
berfungsi sebagai pihak komunikator yang berperan memberikan informasi, koordinasi, dan mengadakan
komunikasi dalam rangka pembangunan desa dan pemenuha kebutuhan nyata masyarakat desa yang
diprograrnkan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai