Laporan Wawancara
Laporan Wawancara
TUGAS WAWANCARA
ISBD
Seputar Pekerjaan Pedagang Kaki Lima
Oleh :
NILUH DELATIKA NURMALASARI
(021101032)
Tujuan
Saya melakukan wawancara ini untuk mengetahui seputar pekerjaan pedagang kaki lima,
dan juga sukaduka dari pekerjaan mereka.
Laporan Hasil Wawancara
Hari/Tanggal : Sabtu 19 mei 2012
Waktu : 10.17 WIB
Tempat : Area Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur
Narasumber : Ibu Tukiem, Seorang Pedagang Kaki Lima.
Pewawancara : Niluh Delatika Nurmalasari
Topik : Seputar Pekerjaan PKL
Hasil Wawancara
Ibu Tukiem (Narasumber) salah satu pedagang kaki lima di area tempat wisata Makam
Bung Karno yang sudah sekitar 2 tahun belakangan ini berjualan di area tersebut. Ketika saya
bertanya mengapa Ibu Tukiem memilih profesi ini, ia mengatakan karena Area Makam sangat
ramai pengunjung , dan pastinya banyak yang ingin membeli makanan kecil, jadi Ibu Tukiem
memilih untuk berjualan disekitar Makam Bung Karno sebagai tempat ia mengais rejeki sehari –
hari.
Gambar 1.2
Ibu Tukiem dan Gerobak juga dagangannya
Gambar 1.3
Gerobak dagangan Ibu Tukiem
Gambar 1.4
Gerobak dagangan Ibu Tukiem
Kesimpulan
Demikianlah wawancara saya dengan Ibu Tukiem, karena mulai banyak pengunjung
yang membeli dagangan Ibu Tukiem, maka saya hanya mendapatkan sedikit waktu untuk
mewawancara beliau. Tapi melihat pembeli yang semakin banyak, saya juga turut senang. Ibu
tukiem juga sangat ramah dan baik, beliau mau menjadi narasumber saya, meskipun saya sedikit
menyita waktunya.
Dari hasil wawancara saya dengan Ibu Tukiem seorang pedagang makanan kecil di Area
Makam Bung Karn , kita dapat banyak merefleksikan kejadian-kejadian hidup yang dialami tiap-
tiap orang selalu berbeda-beda . Namun dari banyak perbedaan tersebut ada satu kepastian
adalah setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan , namun tingkat kesulitan tiap orang itu
selalu berbeda pula . Dari cerita diatas saya akan lebih menonjolkan sisi-sisi kehidupan dan
bagaimana kita harus mengatasi kehidupan yang begitu berat ini .
Seperti Ibu Tukiem, ia memilih profesi sebagai pedagang makanan kecil untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya , walaupun terlihat mudah namun dalam menjalani hari-harinya
sebagai pedagang makanan kecil pun mengalami kendala dan hambatan seperti yang
dikatakannya ia dapat mengalami kerugian apabila pengunjung yang datang hanya sedikit, maka
dia bisa rugi karena yang membeli dagangannya tidak banyak.
Kadang dalam menjalani hidup ini kita tidak jarang menemukan hambatan dan rintangan
, namun dengan hambatan dan rintangan tersebut tidak boleh kita jadikan alas an untuk tidak
dapat mencapai sesuatu yang kita inginkan melainkan harus bisa menjadikan kita sebagai
motivasi dalam hidup untuk dapat lebih maju meraih apa yang belum dapat kita raih sebelumnya
dengan usaha dua kali lipat bahkan lebih . Dan juga selain berani memotivasi hidup kita , kitapun
harus berani menaruh kepercayaan kepada diri kita sendiri bahwa kita pasti bisa dan dapat
mewujudkan mimpi-mimpi kita tersebut . Saya menyadari kata-kata ini tidak mudah untuk
dijalani namun menurut saya tidak ada kata lainpun yang lebih baik untuk memotivasi hidup kita
agar lebih baik dan terarah sesuai dengan keinginan kita . Sebut saja ketika seseorang mengalami
kegagalan dan kegagalan itu merubah hidup orang tersebut menjadi buruk , setelah itu orang-
orang muali tidak dapat mempercayainya , saya yakin pasti orang itu akan terpukul , frustasi ,
bahkan tidak tahu harus berbuat apa dan lebih parahnya lagi selain menyalahkan dirinya yang
tidak berguna , ia pun akan menyalahkan Tuhan atas kejadian ini . Jika hal ini terjadi apa yang
harus dilakukan lagi selain ia mulai menyusun dan menata hidupnya yang baru berjalan pelan
tapi pasti untuk memulai hidupnya lagi yang baru dan berhasil , dan percayalah pada diri sendiri
dengan langkah apa yang akan ditempuhnya saat ini ,percayalah akan berhasil , dan tetap
semangat agar orang-orang yang selama ini menilainya buruk dapat merubah pandangannya
tersebut , dan yang terakhir berserahlah pada Tuhan dengan keyakinan penuh , karena apa yang
terjadi pada diri anda adalah atas kemauan anda .
Maka dari itu sekarang kita mengetahui betapa sulitnya mencari uang , maka hikmah
yang dapat saya ambil dari cerita diatas adalah hargailah uang dan berikanlah kepada orang yang
membutuhkan dengan tulus apabila kita berlebih .
nin, 30 Mei 2011
P : Pertanyaan
O : Jawaban Pak Oyot
Demikianlah hasil wawancara kami dengan Pak Oyot karena banyak sekali yang membeli jus buah Pak
Oyot sehingga kami hanya mendapatkan sedikit waktu untuk melakukan wawancara dengan pak Oyot .
Dari hasil wawancara saya dengan Pak Oyot yaitu salah seorang pedagang jus buah di SD SANTA URSULA
, kita dapat banyak merefleksikan kejadian-kejadian hidup yang dialami tiap-tiap orang selalu berbeda-
beda . Namun dari banyak perbedaan tersebut ada satu kepastian adalah setiap orang pasti pernah
mengalami kesulitan , namun tingkat kesulitan tiap orang itu selalu berbeda pula . Dari cerita diatas saya
akan lebih menonjolkan sisi-sisi kehidupan dan bagaimana kita harus mengatasi kehidupan yang begitu
berat ini .
Seperti Pak Oyot , ia memilih profesi sebagai pedagang jus buah untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya , walaupun terlihat mudah namun dalam menjalani hari-harinya sebagai pedagang jus buah
pun mengalami kendala dan hambatan seperti yang dikatakannya ia dapat mengalami kerugian apabila
hujan turun karena dengan hujan banyak anak yang tidak dapat membeli jus buahnya sehingga dapat
dikatakan jualannya tidak laris .
Kadang dalam menjalani hidup ini kita tidak jarang menemukan hambatan dan rintangan , namun
dengan hambatan dan rintangan tersebut tidak boleh kita jadikan alas an untuk tidak dapat mencapai
sesuatu yang kita inginkan melainkan harus bisa menjadikan kita sebagai motivasi dalam hidup untuk
dapat lebih maju meraih apa yang belum dapat kita raih sebelumnya dengan usaha dua kali lipat bahkan
lebih . Dan juga selain berani memotivasi hidup kita , kitapun harus berani menaruh kepercayaan kepada
diri kita sendiri bahwa kita pasti bisa dan dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita tersebut . Saya
menyadari kata-kata ini tidak mudah untuk dijalani namun menurut saya tidak ada kata lainpun yang
lebih baik untuk memotivasi hidup kita agar lebih baik dan terarah sesuai dengan keinginan kita . Sebut
saja ketika seseorang mengalami kegagalan dan kegagalan itu merubah hidup orang tersebut menjadi
buruk , setelah itu orang-orang muali tidak dapat mempercayainya , saya yakin pasti orang itu akan
terpukul , frustasi , bahkan tidak tahu harus berbuat apa dan lebih parahnya lagi selain menyalahkan
dirinya yang tidak berguna , ia pun akan menyalahkan Tuhan atas kejadian ini . Jika hal ini terjadi apa
yang harus dilakukan lagi selain ia mulai menyusun dan menata hidupnya yang baru berjalan pelan tapi
pasti untuk memulai hidupnya lagi yang baru dan berhasil , dan percayalah pada diri sendiri dengan
langkah apa yang akan ditempuhnya saat ini ,percayalah akan berhasil , dan tetap semangat agar orang-
orang yang selama ini menilainya buruk dapat merubah pandangannya tersebut , dan yang terakhir
berserahlah pada Tuhan dengan keyakinan penuh , karena apa yang terjadi pada diri anda adalah atas
kemauan anda .
Maka dari itu sekarang kita mengetahui betapa sulitnya mencari uang , maka hikmah yang dapat saya
ambil dari cerita diatas adalah hargailah uang dan berikanlah kepada orang yang membutuhkan dengan
tulus apabila kita berlebih .
Pedagang kaki lima Presentation Transcript
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas menjaga keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama segenap
komponen masyarakat. Secara umum tugas tersebut dilaksanakn oleh Kepolisian Negara
Republik indonesia. Disamping itu, tugas tersebut juga menjadi tanggung jawab kesatuan Seksi
Keamanan dan Ketertiban (Seksi Tramtib) dalam unsur pemerintahan di tingkat Kecamatan.
Lingkup tugas dan kewenangan Seksi Tramtib dalam unsur pemerintahan di tingkat kecamatan
meliputi penegakkan dan pembinaan hukum terhadap peraturan pemrintah daerah (Perda) yang
berlaku di setiap daerah pemerintahan.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut, Seksi Tramtib senantiasa
berhadapan langsung dengan masyarakat dalam wilayah tugasnya. Tugas dan tanggung jawab
tersebut tidak dapat dilepaskan dari permasalahan dan konflik yang terjadi antara petugas Seksi
Tramtib dengan masyarakat di wilayah tugasnya.
Permasalahan dan konflik yang terjadi dengan masyarakat, merupakan dinamika dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Seksi Tramtib. Hal inilah yang menarik perhatian
sindikat kami untuk melakukan penelitian kecil, untuk melihat permasalahan atau konflik apa
saja yang terjadi dalam hubungan pelaksanaan tugas seksi Tramtib dengan masyarakat, apa
penyebabnya, dan bagaimana permasalahan dan konflik tersebut diatasi.
Dalam penelitian kecil ini, yang kami jadikan obyek penelitian adalah Seksi Tramtib Kecamatan
Kebayoran Baru. Hasil penelitian kecil yang kami dapat, kami laporkan dalam tulisan ini.
D.Permasalahan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas dapat maka permasalahan yang akan di
bahas penelitian ini adalah sebagai berikut:
Permasalahan dan konflik sosial apa yang terjadi dalam pelaksanaan tugas Seksi Tramtib
Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasi
atau menanganinya ?
Upaya-upaya tersebut telah dilakukan, namun dalam kenyatannya permasalahan tetap ada. Hal
ini disebabkan karena masih kurang maksimalnya pelaksanaan upaya tersebut. Misalnya
frekuensi penyuluhan yang sangat kurang, keterbatasan sarana dan prasarana, dan lain-lain.
Disamping itu, juga terjadi ketidak seimbangan antara upaya penanganan dengan kenyataan
perkembangan permasalahan di lapangan. Misalnya, terhadap upaya penertiban pedagang kaki
lima, yang umumnya merupakan penduduk musiman.
B.Permasalahan dan Konflik yang terjadi dengan masyarakat dalam rangka Pembinaan hukum
terhadap Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta
Permasalahan dan konflik yang terjadi dengan masyarakat dalam rangka pembinaan hukum
terhadap Peraturan daerah (Perda) DKI adalah permasalahan-permasalahan atau konflik yang
muncul berkaitan dengan kegiatan dan tindakan Seksi Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru
dalam melakukan pembinaan hukum terhadap Perda DKI, seperti kegiatan pemberian
penyuluhan dan penyebar luasan informasi kepada masyarakat.
Kegiatan-kegiatan pembinaan hukum dan Perda tersebut juga kadangkala memunculkan
permasalahan dan konflik, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Persepsi masyarakat terhadap aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru cenderung negatif.
Hal ini disebabkan adanya prasangka buruk terhadap upaya pembinaan hukum dan Perda,.
Misalnya, sikap masyarakat yang menolak kehadiran aparat tramtib, sikap apatis masyrakat
terhadap perda yang ada, dan lain-lain.
2. Dinamika aktivitas kehidupan masyarakat Kebayoran Baru yang cenderung sangat aktif dan
sibuk. Hal ini menyebabkan terjadinya gap atau jarak dalam hubungan antara aparat tramtib
dengan masyarakat, yang akhirnya menyebabkan timbulnya sikap saling curiga dan hubungan
yang tidak harmonis.
3. Kegiatan pembinaan hukum dan Perda yang dilakukan tidak tepat sasaran. Hal ini disebabkan
karena frekuensi penyelenggaraan yang sangat jarang, hanya dua kali setahun. Itu pun relatif
hanya dihadiri oleh para ibu rumah tangga, dan tidak dapat menyentuh segenap warga
masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang relatif berpotensi melakukan pelanggaran
perda.
4. Lingkup beban tugas dan tanggung jawab yang dipikul oleh aparat Trantib Kecamatan
Kebayoran Baru yang relatif sangat luas, menyebabkan pelaksanaan kegiatan pembinaan hukum
dan Perda menjadi tidak maksimal.
5. Kualitas sumber daya manusia aparat Trantib Kecamatan Kebayoran Baru yang relatif masih
rendah, khususnya tingkat pendidikan yang kurang seimbang dengan tingkat pendidikan warga
masyarakat Kecamatan Kebayoran Baru. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan dalam
proses komunikasi dengan warga masyarakat, yang dapat mengakibatkan miss-comunication
atau kesalah pahaman yang dapat meicu terjadinya konflik.
Permasalahan tersebut telah dicoba untuk diatasi melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh
jajaran aparat Trantib Kecamatan Kebayoran Baru, seperti :
1. Peningkatan kualitas pembinaan hukum dan Perda melalui koordinasi dengan unsur pembina
teknis di tingkat Kotamadya Jakarta Selatan dan tingkat provinsi DKI. Misalnya dengan
melakukan pelatihan teknis dan pembekalan dari biro hukum DKI Jakarta.
2. Koordinasi dan kerjasama dengan unsur Muspika (Kecamatan, Polsek dan Koramil) dalam
kegiatan pembinaan hukum dan Perda. Misalnya dengan mengadakan rapat koordinasi dan
penyelenggaraan kegiatan bersama.
3. Koordinasi dengan pihak Biro Hukum tingkat Walikota Jakarta Selatan dan Provinsi DKI,
untuk dapat lebih meningkatkan frekuensi pembinaan hukum dan Peraturan daerah. Misalnya
dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kampanya pembinaan hukum, dan lain-lain.
4. Penataan kembali tugas dan tanggung jawab aparat Trantib Kecamatan Kebayoran Baru,
sesuai keuatan yang ada.
C. Permasalahan dan Konflik yang terjadi dengan kelompok masyarakat tertentu (Organisasi
Massa)
Dalam pelaksanaan tugasnya, aparat Kemanan dan Ketertiban Kecamatan Kebayoran Baru
kerapkali menghadapi permasalahan dan Konflik yang terjadi dengan kelompok masyarakat
tertentu (Organisasi Massa). Organisasi massa tersebut misalnya Forum Betawi Rempug (FBR),
Forum Komunikasi Keluarga Besar Betawi (Forkabbi), Front Pembela Islam (FPI), maupun
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dari beberapa permasalahan dan konflik yang terjadi, organisasi massa tersebut terkesan dengan
sengaja memprovokasi kelompok pelanggar Peraturan Daerah untuk menentang operasi
penertiban yang dilaksanakan oleh aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru. Setelah terjadi
konflik, organisasi massa tersebut tampil seolah-olah sebagai pihak pembela masyarakat kecil
(wong cilik) untuk berhadapan dengan aparat Trantib Kecamatan Kebayoran Baru dengan
mengatas namakan kelompok advokasi dan pembela hak-hak asasi rakyat kecil.
Misalnya, organisasi massa tersebut menggalang para pengemis tuna netra, gelandangan, wanita
tuna susila, dan pedagang asongan. Mereka melakukan pendekatan-pendekatan dan mengajarkan
teknik-teknik untuk menghadapi operasi penertiban oleh aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran
Baru. Sehingga ketika dilaksanakan operasi penertiban, mereka sengaja meninggalkan pengemis
tuna netra, anak-anak balita sehingga keadaan menjadi kacau, yang kerap kali menimbulkan
korban, seperti orang tuna netra tertabrak mobil, anak-anak terjatuh dan lain-lain. Kekacauan dan
jatuhnya korban tersebut digunakan sebagai senjata untuk menyudutkan posisi aparat Tramtib
Kecamatan Kebayoran Baru.
Masih belum jelas apa motif terjadinya konflik yang dipicu oleh organisasi massa tersebut. Yang
menarik, anggota organisasi massa yang terlibat terebut ternyata bukanlah warga Kecamatan
Kebayoran Baru, namun warga dari Jakarta Utara, Bekasi, Depok, dan lain-lain. Namun
demikian, berdasarkan pengalaman atas terjadinya peristiwa tersebut, dapat diperkirakan motif
yang mendorong organisasi massa tersebut diantaranya adalah :
1.Adanya motif politis, dimana organisasi massa tersebut didukung oleh partai politik tertentu.
Tujuannya adalah untuk menarik simpati masyarakat, khususnya rakyat kecil, agar memberi
dukungan suara kepada partai, setidaknya di tingkat kecamatan Kebayoran Baru.
2.Adanya motif kekuasaan, dimana organisasi massa tersebut berusaha merebut simpati
kelompok pelanggar Perda, dengan tujuan dapat memperoleh posisi sebagai backing yang
berkuasa dan berpengaruh di suatu kawasan di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru. Dengan
adanya pengaruh dan dukungan penggalangan massa, organisasi massa tersebut akan semakin
berkembang dan eksis.
3.Adanya motif ekonomis, dimana organisasi massa tersebut berusaha memperoleh keuntungan
materiil dari kegiatan-kegiatannya. Baik dengan cara menekan pemerintah Kecamatan
Kebayoran Baru, maupun keuntungan materil dari para pelanggar Perda dan lingkungan di
sekitar kawasan yang dikuasainya.
Menghadapi permasalahan dan konflik tersebut, pihak aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran
Baru telah melakukan upaya penanganan dengan melakukan koordinasi dengan unsur muspika
(Polsek, Kecamatan dan Koramil). Namun upaya tersebut dirasakan masih kurang maksimal.
D. Permasalahan dan Konflik yang terjadi dengan Instansi lain yang mengemban tugas
penegakan dan pembinaan hukum
Dalam melaksanakan tugas penegakkan dan pembinaan hukum, aparat Tramtib Kecamatan
Kebayoran Baru bukanlah satu-satunya unsur yang melaksanakannya. Disamping penegakkan
dan pembinan hukum oleh aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru, diwilayah Kecamatan
Kebayoran Baru juga terdapat unsur penegak dan pembina hukum lain, seperti unsur Kepolisian
(Polsek) dalam hal Tindak Pidana dan pelanggaran secara umum, Unsur TNI (Koramil) dalam
hal Hukum Militer, Petugas Pengamanan Swakarsa (Satpam, Hansip) dalam hal keamanan dan
ketertiban di lingkungan terbatas, dan lain-lain.
Kondisi dan situasi tersebut kerap kali juga berpotensi menimbulkan konflik antar para penegak
dan pembina hukum. Permasalahan dan Konflik tersebut diantaranya adalah :
1. Kecenderungan untuk saling melempar tugas dan tanggung jawab. Dalam hal ini, masing-
masing unsur menganggap suatu permasalahan hukum yang terjadi bukan merupakan lingkup
tugas dan kewenangannya. Misalnya, terhadap tersendatnya lalu lintas di pintu masuk terminal
Blok M. Terdapat banyak anggapan seperti, hal itu dianggap sebagai tugas Polsek dalam hal
mengatasi kemacetan lalu lintas, atau dianggap sebagai tugas DLLAJR untuk mengatur lalu
lintas angkutan umum, dianggap tugas aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru untuk
menertibkan pedagang kaki lima yang menjadi penyebab kemacetan, dan anggapan lain yang
saling melempar tanggung jawab. Hal ini pada akhirnya justru menambah keruh suasana, dan
berpotensi menjadi konflik dengan masyarakat.
2. Kecenderungan untuk saling melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dalam hal ini terjadi
overlapping tugas dan tanggung jawab. Terhadap suatu obyek permasalahan, terkesan terjadi
“rebutan” untuk saling menangani. Misalnya terhadap operasi tempat-tempat hiburan malam.
Polsek menganggap hal itu merupakan tugasnya untuk melakukan operasi narkoba, aparat
Tramtib menganggap merupakan tugasnya, Dinas Pariwisata menganggap sebagi tugasnya untuk
melakukan pengawasan, dan lain-lain. Hal ini juga berpotensi menjadi konflik dengan
masyarakat.
Permasalahan dan konflik antar aparat dalam penegakan dan pembinaan hukum tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1.Kurangnya pemahaman terhadap lingkup tugas dan kewenangan masing-masing pihak, serta
kurangnya pemahaman terhadap lingkup tugas dan kewenangan pihak lain yang berkompeten.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya informasi dan sempitnya wawasan terhadap lingkup
tugas penegakkan dan pembinaan hukum.
2.Kurangnya koordinasi antar aparat pelaksana penegakkan dan pembinaan hukum tersebut.
Masing-masing pihak merasa dapat berjalan sendiri tanpa perlu mengikutsertakan pihak lain.
3.Adanya sikap menganggap bahwa posisi dan kemampuan serta kewenangan pihaknya lebih
tinggi dari pihak lain dalam penegakkan dan pembinaan hukum. Menganggap kedudukan dan
kewenangannya lebih legitimate dari pada pihak lain.
Untuk mengatasi permasalahan dan konflik tersebut, sesungguhnya telah dilakukan upaya-upaya
penanganan. Misalnya dengan melakukan koordinasi dan kerja sama antar unsur pelaksana
penegakkan dan pembinaan hukum yang terkait, seperti pelaksanaan operasi penertiban secara
bersama-sama, rapat koordinasi, dan lain-lain. Namun upaya tersebut masih kurang maksimal,
dan terkean hanya sebagai upaya formalitas belaka.
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa konflik utama dalam pelaksanaan tugas Tramtib
kecamatan Kebayoran tersebut dapat dipetakan sebagai konflik dengan masyarakat secara umum
dalam rangka pelaksanaan penegakkan dan pembinaan hukum (Perda), konflik dengan kelompok
masyarakat tertentu (organisasi massa), dan konflik yang terjadi dengan Instansi lain yang
mengemban tugas penegakan dan pembinaan hukum di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru.
Dimana antara aparat penegak hukum lain juga memiliki konflik terhadap masyarakat umum
maupun ormas tertentu dalam pelaksanaan tugasnya. Sedangkan ormas sebagi bagian dari
masyarakat umum memiliki hubungan aliansi dalam berhadapan dengan aparat Tramtib dan
aparat penegak hukum lainnya.
Sebagai landasan teoritis untuk digunakan sebagai pedoman dalam mencermati timbulnya
konflik tersebut, kami menggunakan teori konflik Ralf Dahrendorf. Teori ini menggunakan teori
perjuangan kelas Marxian untuk membangun teori kelas dan pertentangan kelas dalam
masyarakat industri kontemporer. Menurut Dahrendorf, kelas bukan berarti pemilikan sarana
produksi, tetapi lebih merupakan pemilikan kekuasaan yang mencakup hak yang absah untuk
menguasai orang lain. Kelompok kepentingan (interest group) lahir dari kepentingan individu
yang mampu berorganisai. Prosesnya berjalan dari perubahan semu (quasi group) yaitu
kelompok yang terdiri dari orang yang punya kesadaran kelas (latent), menjadi kelompok
kepentingan (manifest) yang mampu memberi dampak pada struktur sosial. Menurut Dahrendorf,
untuk mengendalikan pertentangan-pertentangan, harus melalui institusionalisasi yang efektif
daripada melalui penekanan, untuk mencegah meledaknya pertentangan dan disintegrasi.
Beranjak dari teori tersbut, dapat dianalogikan bahwa kelompok pelanggar hukum (Perda) yang
umumnya adalah kelompok penduduk musiman sebagai masyarakat marginal (pedagang
asongan, joki three in one, gelandangan dan pengemis, wnita tuna susila, dll) merupakan pihak
yang berhadapan dengan pemegang kekuasaan (pemerintah, dalam hal ini seksi trantib).
Kelompok ini berkembang dari e;ompok yang terdiri dari orang yang memiliki kesadaran kelas,
menjadi kelompok kepentingan yang kemudian memberi damapak pada struktur sosial
masyarakat Kebayoran Baru. Kelompok ini melakukan pertentangan-pertentangan demi
kepentingan-kepentingan kelompoknya, demi memperooleh dan mempertahankan eksistensinya
dalam struktur sosial masyarakat Kebayoran Baru.
Dengan melihat hasil penelitian yang kami peroleh, telah tergambar jenis jenis konflik yang
terjadi dalam pelaksanaan tugas seksi Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru, faktor-faktor
penyebabnya, serta upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi konflik yang terjadi tersebut.
Namun demikian nampaknya upaya yang dilakukan belum maksimal, karena ternyata konflik-
konflik yang sejenis masih terus berlangsung.
Yang perlu dicermati dalam penanganan konflik yang terjadi tersebut adalah, selain adanya
upaya peningkatan kualitas terhadap upaya penanganan konflik tersebut juga peningkatan
pemahaman akan akar permasalahan dan upaya kajian secara kontinyu, serta peningkatan
koordinasi antar pihak terkait, termasuk masyarakat Kebayoran Baru, untuk bersama-sama
memperoleh jalan keluar yang terbaik.
Permasalahan dan konflik yang terjadi dalam pelaksanaan tugas seksi Tramtib Kecamatan
Kebayoran Baru ini akan memberi dampak terhadap kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat secara umum, yang merupakan tugas dan tanggung jawab pihak Kepolisian. Untuk
itu, pemahaman akan permaslahan dan konflik yang terjadi dalam pelaksanaan tugas seksi
Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru akan sangat membantu terhadap kelancaran dan
keberhasilan tugas Polri.
Beberapa rekomendasi yang dapat kami sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang kami
dpatkan adalah sebagai berikut :
1.Perlu dlakukan upaya peningkatan kualitas koordinasi antar pihak terkait dalam pelaksanaan
tugas seksi Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru. Misalnya dengan Polsek, Koramil dan aparat
penegak hukum lainnya, serta pihak-pihak lain. Koordinasi tidak sebatas formalitas saja, namun
bertindak lanjut dengan saling memahami lingkup tugas dan kewenangan masing-masing pihak.
2.Perlu kajian yang mendalam dan menyeluruh terhadap permaslahan yang terjadi, terutama
terhadap akar permasalahannya, sehingga upaya yang dilakukan dapat berjalan efektif, efisien
dan maksimal.
3.Perlu adanya keterbukaan untuk saling berdialog, berkomunikasi dan saling memberi masukan
atau informasi, baik antar instansi maupun dengan masyarakat yang dilayani. Sehingga tercipta
hubungan yang harmonis, saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa permasalahan dan
konflik yang terjadi dalam pelaksanaan tugas oleh aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru.
Permasalahan tersebut dapat dikelompokan menjadi permasalahan dan konflik dalam
pelaksanaan penegakkan hukum (Perda), permasalahan dan konflik dalam pelaksanaan
pembinaan hukum (Perda), permasalahan dan konflik dengan kelompok masyarakat tertentu
(organisasi massa), dan permasalahan dan konflik yang terjadi dengan Instansi lain yang
mengemban tugas penegakan dan pembinaan hukum di wilayah Kecamatan Kebayoran Baru.
Permasalahan-permasalahan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor, yang pada intinya
adalah karena adanya perbedaan kepentingan antara satu pihak dengan pihak lainnya terkait
dengan penegakkan dan pembinaan hukum.
Sesungguhnya telah dilakukan upaya-upaya untuk megatasi permasalahan dan konflik yang
terjadi, namun nampaknya upaya tersebut belum dilaksankan secara maksimal, sehingga belum
dapat membrikan hasil yang memuaskan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah kami laksanakan terhadap permasalahan dan
konflik dalam pelaksanaan tugas aparat Tramtib Kecamatan Kebayoran Baru ini, kami harapkan
dapat menjadi bahan masukan dan kajian untuk upaya yang lebih baik, dan dapat menjadi bahan
perbandingan dalam pelaksanaan tugas-tugas Polri.