Pada praktikum kali ini digunakan 2 metode dalam penentuan posisi titik di lapangan seni rupa
(GP02) dan tikungan kriya (GP 03) menggunakan metode RTK dan RT-PPP. RTK
menggunakan metode differensial sehingga koreksi diberikan oleh base, sedangkan RT-PPP
menggunakan metode absolute positioning dimana koreksi dikirim melalui satelit. Keduanya
memiliki persamaan yaitu tidak membutuhkan proses lebih lanjut dan memberikan posisi secara
real-time. Berikut ini perbandingan antara hasil pengamatan dengan RTK dan RT-PPP :
Acuan akurasi dan presisi dari koordinat-koordinat yang diperoleh tidak bisa hanya
dibandingkan dengan hasil koordinat. Proses perekaman sinyal GPS juga sangat mempengaruhi
baik buruknya koordinat yang dihasilkan. Proses perekaman sinyal dari RTK menggunakan
metode penentu resolusi ambiguitas fase yang ditentukan secara on the fly yang memerlukan
spesifikasi yang banyak dan tidak semuanya dapat dipenuhi dari lokasi titik tersebut maupun
data yang ada. Proses perekaman sinyal dari RTPPP menggunakan data one way dan bentuknya
ionospheric-free combination yang menyebabkan parameter kesalahan dapat direduksi di
persamaan dan lebih mudah dibandingkan dari RTK
Dari ketelitian yang berbeda tersebut, hasil koordinat yang dihasilkan pun berbeda untuk tiap
metodenya. Perbedaan tersebut berkisar 15-40 cm untuk koordinat X, 3-15 cm untuk koordinat Y
dan 2-70 cm untuk koordinat Z. Perbedaan itu dapat terjadi karena inisiasi pada metode RTPPP
untuk menentukan ketelitian pada tiap titiknya membutuhkan waktu yang reltif lebih
lama.dibandingkan dengan RTK yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk
mendapatkan ketelitian yang baik.Pada metode RTPPP, inisasi awal penting untuk koreksi
pengukuran.Namun saat praktikum dilaksanakan, inisiasi awal yang dilakukan pada waktu yang
cukup singkat sehingga ada kemungkinan koreksi yang diberikan belum sesuai.
Untuk aplikasinya dalam real-world, metode RTPPP cocok digunakan untuk keperluan navigasi
di kapal karena apabila menggunakan metode RTK diperlukan adanya base sedangkan terdapat
nilai maksimum baseline yaitu sekitar 20 km sehingga batasan ini akan menjadi keterbatasan
kapal yang pasti akan berlayar lebih dari 20 km dari darat.