Tak pernah ku merasakan apa itu jatuh cinta. Jatuh cinta itu hanya membuang-buang
waktu dan tidak penting. Namun, hadirmu membuat segalanya berharga dan penting.
-Jovan Neumann-
Aku yang memegang kendali adas hidupku dan hidup orang-orang yang bersekolah di
tempatku. Namun, hanya satu yang tak bisa aku kendalikan, yaitu hatimu. Aku selalu
-Carisa Fagela-
Bahagia dan senang itu saat melihatmu selalu bersamaku bagaimanapun alasannya. Aku
tak peduli itu cinta atau obsesi yang ku tahu kau adalah milikku.
-Andre de Graff-
Sunyi hatimu selalu ku rasakan namun ku tak pernah bisa menghilangkan kesunyian
dalam hatimu. Aku yang tak bisa jadi yang terbaik untukmu, akan berusaha bahagiakanmu meski
-Aldo Adelson-
Kecewa dan senang itu sangat berbeda tapi karenamu hatiku buta, tak bisa membedakan
kecewa, senang, sedih, ataupun bahagia. Hanya melihat senyummu hati ku akan selalu
memanggil namamu.
LULA GADIS CANTIK
Suatu hari, sekolah swasta SMA Harapan Bangsa yang terkenal dengan sekolahnya anak
para konglomerat. Hampir semua anak yang sekolah di sekolah ini, adalah anak orang kaya, anak
artis, anak pejabat, dan lainnya. Di sekolah inipun terdapat seorang anak gadis yang sangat
cantik dengan berbagai bakat yang dimilikinya. Gadis itu banyak di kagumi laki-laki hanya saja
sifat jutek, tomboy, juga dinginnya banyak membuat laki-laki patah hati.
“La, papah mau bicara”, Ucap ayah gadis yang bernama Lula itu.
“Iya pah, ada apa ?”,Tanya Lula menghampiri ayahnya yang sedang membaca koran.
“Pak Robert menolak kerja sama dengan perusahaan periklanan kita, maka papah
memintamu mencari tahu agar pak Robert mau bekerja sama dengan perusahaan kita. Papah
dengar anak pak Robert bersekolah di tempat mu juga, hanya dia menyembunyikan identitasnya
sebagai anak Robert”, Jelas ayahnya yang masih saja fokus pada koran hariannya.
“Apa anak pak Robert sekolah di Harapan Bangsa bersamaku pah ?”,Tanya Lula berfikir
“Iya, papah gak banyak tahu. Papah hanya tahu dia bersekolah di tempatmu namanya
“Iya pah. Akan ku cari tahu”, Ucap Lula sembari meninggalkan ayahnya dan pergi
menuju kamarnya
*POV
Namaku Lula Nessa Hartono seorang gadis tomboy berumur 15 tahun yang bersekolah di
sekolah anak-anak konglomerat berkumpul. Di usiaku yang belum genap 18 tahun sudah terlibat
dalam perusahaan ayahku. Di sekolah, ku menyembunyikan identitasku sebagai keturunan
Hartono. Ayahku memiliki perusahaan di berbagai bidang seperti periklanan, property dan
mobil. Di usiaku saat ini tak ada waktu untuk merasakan rasanya seorang gadis yang mengalami
“Lula, lo mau ke perpustakaan lagi”, Tanya Suciana Gaulle teman Lula, dia cantik
tingginya kira-kira 7 cm dibawah Lula, rambutnya lurus berkilau, dan termasuk blasteran
“Ah, kenapa harus Perpus sih. Lo gak bosen ?”, Ucap Suciana yang bawel. Meski bawel
Suciana adalah teman Lula satu-satunya. Lula tak memiliki teman karena dia hanya mengaku
anak seorang karyawan biasa, hingga tak banyak yang ingin berteman dengannya.
“Engga, terus lo mau ikut gue ke Perpus atau engga nih ?”, Tanya Lula yang bangkit dari
tempat duduknya
“Kita ke kantin aja yuk, gue laper nih. Lo juga belum pernah kekantin kan ?”, Bujuk
Suciana
***
“Eh lo liat ada cewek cantik tuh Van”, Ucap Laki-laki yang bernama Julian, dia termasuk
populer di sekolahnya karena dia bersahabat dengan laki-laki populer juga di sekolahnya yaitu
Jovan Neumann, Julian Hernandez, Juan paddock, Geri Wibowo, dan Reno Prawiro. Mereka
adalah anak konglomerat, yang dipimpin oleh Jovan anak pemilik sekolah ini. Dia paling populer
“Itu di depan lo”, Ucap Geri yang menunjuk ke Lula dan Suciana yang duduk tepat
“Dia anak kelas X meski bukan anak orang kaya, dia itu termasuk terkenal karena
kecerdasan dan kecantikannya yang membuat dia terkenal di kelas X”, Jelas Juan
“Ya, dia memang cantik”, Ucap Jovan sembari tersenyum menatap Lula
“Tapi dia itu galak, dingin, jutek Van. Belum ada tuh yang dapet predikat sebagai
pacarnya”,Jelas Reno
“Oh ya, jadi dia itu belum punya pacar”, Ucap Jovan sembari tersenyum menyeringai.
***
“La, lo harus seneng soalnya kak Jovan liatin lo terus tuh”, Ucap Suciana berbisik
“Emm siapa Jovan ?”, Ucap Lula tak perduli dan terus makan
“Dia itu cowok yang paling populer tau, itu tuh mejanya di belakang kita”, Ucap Suciana
“Oh ya”, Ucap Lula sembari menengok ke belakang dan mendapati Jovan sedang
“Ya ampun, lo kok responnya biasa aja. Gak ada seneng-senengnya”,Ucap Suciana
sedikit kesal
“Emm”, Ucap lula mengangkat kedua bahunya menandakan dia tak perduli dan sibuk
pada makannya
“Oke gue jelasin, pemimpin kelompok itu Jovan yang tadi melambai ke arah lo dan yang
lainnya Julian, Geri, Reno dan Juan ganteng”, Ucap Suciana senang
“Eh emang namanya Juan ganteng ya ?”, Tanya Lula yang membuat Suciana kesal
“Bukan bego. Tapi dia itu Cogan (Cowok ganteng) gue. Ganteng kan ?”, Bisik Suciana
pada Lula
“Terus yang sendirian di pojok itu siapa ?”, Tanya Lula sembari menunjuk kearah laki-
laki berkacamata.
“ Ya ampun, lo malah nanyain dia. Dia itu gak penting, anak cupu”, Ucap Suciana malas
“Dia itu anak cupu. Namanya Aldo anak kelas X juga”, Ucap Sucian membuat Lula
duduk disamping Lula. Jovan yang menghampiri Lula diikuti teman-temannya hingga membuat
“Gue ke kelas ya, Ci”, Ucap Lula sembari bangkit dari tempat duduknya dan tak lama
“Tunggu, tapi kita kan belum kenalan”,Ucap Jovan yang di balas Lula dengan tatapan
sinisnya
“Gue gak ada waktu buat main-main sama lo”, Balas Lula sembari menghentakan lengan
***
CHAPTER 2
MENGENAL ALDO
Saat Lula akan menuju ke perpustakaan, dia melihat segerombolan anak laki-laki yang
“Hey, lo anak cupu. Anak siapa lo. Ayah lo pasti nyesel buat lo. Hahaha”,Ucap seorang
anak laki-laki yang sok berkuasa di sekolah itu karena ayahnya pemilik sekolah ini.
“Emm maafin saya. Apa yang kalian mau ?”,Ucap anak laki-laki dengan kacamata di
wajahnya sembari ketakutan yang bernama Aldo. Anak gadis yang bernama Lula itupun tak
“Hey, lo jangan mentang-mentang anak orang kaya jadi bisa nyiksa orang seenaknya
“Hey, hey, hey nona cantik ngapain disini”,Ucap Jovan. Dia anak pemilik sekolah
Harapan bangsa yang juga menjadi idola sekaligus di takuti di sekolah itu. Dia emang tampan,
alis yang tebal, suara yang berat juga seksi, kumis tipisnya serta tubuhnya yang atletis
“Lepasin dia”,Ucap Lula sembari menangkis tangan Jovan yang akan memegang pipinya
“Hey, itu bukan urusan lo sayang”,Ucap jovan tertawa sembari menggoda Lula
Lula tanpa memperdulikan Jovan kemudian menarik tangan Aldo dan membawanya
***
“Emm, lain kali lo lawan orang yang gitu jangan takut”,Ucap Lula kesal
“Oh iya, gue baru liat lo deh, lo murid baru ?”,Tanya Lula yang sedang mencari tahu
“Bukan, aku bukan murid baru cuman aku jarang keluar aja. Namaku Aldo”,Ucap Aldo
“Oh oke, gue ke kelas ya. Sampai ketemu lagi”,Ucap Lula ramah
“Tentu, dengan senang hati”,Ucap Lula dengan senyum indahnya membuat Aldo tersipu
malu.
*POV
-Aldo-
Kamu malaikat yang diutus tuhan untuk menolongku, Lula. Mungkin hanya aku yang
mengingat saat kau membelaku waktu MOS, dan hari ini juga. Sekali lagi, terima kasih.
***
“Lula, apa kau tak ingin makan dan hanya diam di kamarmu saja. Ayo keluar dan makan
bersama”,Teriak ibuku dari meja makan sangat keras sampai terdengar ke kamarku.
“Apa mamah harus terus berteriak untuk menyuruhmu makan”,Ucap ibuku kesal
“Ayo lah makan saja. Papah kan butuh ketenangan, oh iya La kamu udah ketemu sama
anak pak Robert itu ?”,Ucap ayahku sembari memakan makan malamnya
“Iya pah, udah. Namanya Aldo, dia sepertinya tidak mirip dengan pak Robert pah, juga
dia tak mengaku anak pak Robert”,Ucapku sembari makan dengan lahap.
“Iya, sudah papah duga pasti sulit dicari. Oh iya papah ada tugas lain untuk kamu
kerjakan. Papah akan kirimkan berkas perusahaan properti untuk kamu urus”,Ucap ayah Lula
dingin
“Apa setiap makan malam kita akan bicarakan pekerjaan. Pah, Lula kan Cewe biarkan
dia hidup layaknya anak seumurannya bukan dikasih pekerjaan yang memberatkannya”,Ucap
“Sudahlah mah, aku gak apa-apa. Lagi pula hanya bermain main itu hanya menghabiskan
“Sudahlah, jangan khawatirkan anakmu. Papah hanya ingin anak papah mandiri, dapat
bertanggung jawab juga bisa melakukan segala hal”, Ucap ayah dingin
“Aku sudah selesai makan. Ayah segeralah kirimkan berkasnya ke Emailku, aku akan ke
kamarku”, Ucap Lula dingin kemudian pergi menuju kamarnya membuat ibunya khawatir pada
Dulu Lula sangat bahagia dan ceria hingga saat ayah lula mengalami kebangkrutan, ayah
Lula selalu memaksa Lula untuk terlibat dalam pekerjaannya dan menganggapnya anak laki-laki.
***
“Kita nonton anak basket main yuk, ayolah”, Ajak Suciana yang memaksa sembari
menarik-narik Lula
“Emm kenapa sih lo selalu ajak gue”, Ucap Lula malas
“Ih liat tuh, Cogan gue ganteng banget ya”, Ucap Suciana yang tak memperdulikan Lula
“Lo suka nonton basket ?”, Tanya Aldo yang tiba-tiba muncul dari belakang
mengagetkan Lula
“Eh lo, do. Gue cuman nemenin Suciana kesini. Oh iya pulang sekolah ada acara gak”,
“Ih apaan sih lo gaul sama anak Cupu”, Ucap Suciana sinis membuat Aldo malu
“Ikut campur aja lo. Perhatiin aja tuh Cogan lo”, Ucap Lula kesal
“Sebaiknya aku gak disini”, Ucap Aldo yang akan segera pergi namun Lula menarik
lengan Aldo
“Lo belum jawab pertanyaan gue. Kalau ada waktu, pulang sekolah anter gue ke toko
buku jam 14.00. gue tunggu di gerbang. Oke”, Ucap Lula ramah dan dibalas dengan anggukan
Aldo
“Dia itu gak cupu udah deh lo berhenti buat nyebutin dia cupu. Dia itu temen gue”, Ucap
Lula dingin
“Ah terserah lo deh. Gue gak pernah ngerti sama apa yang lo pikirin”, Ucap Suciana
“Ya udah deh, sekarang kita ke kelas yuk gue males”, Ucap Lula
“Tunggu, kalian mau kemana ?”, tanya Jovan mencegah Lula dan Suciana pergi
“Lo pergi kekelas bakal sia-sia kalau gak dapetin salah satu dari kita”, Goda Reno
sembari tertawa
“Kenapa jutek banget sih cantik ?”, Ucap Jovan menggoda Lula hingga Lula menendang
***
CHAPTER 3
Sepulang sekolah Lula dan Aldo pergi ketoko buku, bercanda, makan siang bersama, dan
jalan-jalan. Sedikit demi sedikit Lula memahami kekurangan dari perusahaan Robert dan segera
memikirkan langkah awal serta memikirkan untuk proyek ayahnya di perusahaan properti.
“Kenapa bisa ngeluarin biaya sebesar ini ya”, Pikir Lula yang sedang memeriksa berkas
“Gue harus cari tau, kenapa bisa harganya tinggi juga ada masalah apa disana”, Ucap
kabar Lula di sekolah. Terkadang Lula menginginkan kehangatan di rumahnya tapi itu hanya
“Aku tak mengerti ada banyak lahan yang diberikan harga tinggi hingga menghabiskan
uang yang banyak pah. Jadi Lula akan cari tau apa yang terjadi”, Jelas Lula dingin
“Oh.. kelemahan pak Robert adalah keluarganya. Keluarganya yang berantakan membuat
anaknya selalu menyendiri dan murung hingga membuat Pak Robert khawatir. Lula akan ajukan
proposal yang dapat menyentuh hatinya supaya kita dapat bekerja sama dengan pak Robert”,
Jelas Lula
“Ya, papah percayakan urusan itu padamu”, Ucap Ayah Lula yang kemudian pergi
***
menunduk
“Kenapa harus perduliin orang lain sih. Yo kita ke kelas”, Ucap Lula menarik lengan
“Hey, lo ngapain berangkat bareng dia ?”, Tanya Suciana sembari melihat kepergian
Aldo
“Engga, gue gak berangkat bareng. Gue cuman ketemu dia di depan gerbang”, Ucap Lula
“Oh iya La, tau gak gue lagi deket sama Cogan gue. Ah seneng deh”, Ucap Suciana
kegirangan namun Lula hanya diam di depan lokernya membuat Suciana bingung dan
menghampirinya.
“Ih apaan nih. Bangke tikus ??!!”, Ucap Suciana sembari menutup hidungnya membuat
“Sial. Ini pasti kerjaan anak basket itu”, Ucap Lula kesal dengan segera menghampiri
Jovan Dkk sembari membawa bangke tikus tersebut yang diikuti Suciana
“Ini kerjaan lo kan”, Ucap Lula dengan menyimpan bangke tikus di atas meja Jovan
“Jangan pernah ganggu gue lagi, ngerti”, Ucap Lula sembari menunjuk-nunjuk kearah
Jovan
“Lo mau apa kalau gue gak mau”, Ucap Jovan dengan senyum sinisnya
“Gue acak-acak sekolah milik lo ini”, Ucap Lula sembari menendang meja Jovan dan
“Lo jailin dia van”, Ucap Juan yang baru saja datang dan menerka keadaan yang telah
***
“Lo marah serem juga ya”,Bisik Suciana yang merasa sedikit ketakutan melihat mata
“Lupain aja deh. Tadi lo ngomong apa gue gak denger”, Ucap Lula yang mulai
mengontrol sikapnya
“Tentang jatuh cinta Ci. Emang kalau orang lagi jatuh cinta itu seperti apa ?”, Tanya Lula
“Ah iya, gue jadi lupa. Ya gitu deh, rasanya sangat berbunga-bunga dan bahagia.
“Apa ??!!”, Teriak Suciana yang syok mendengar perkataan Lula hingga menjadi pusat
perhatian.
“Berisik lo, gue kan cuman bercanda bego”, Ucap Lula sembari menarik lengan Suciana
“Pasti aja lo kalau minta sesuatu ke gue, masang tampang kaya pengemis gitu”, Ucap
“Tapi jangan Ribut sama Jovan Dkk ya ?”, Ucap Suciana berbisik
“Apa ??!! lo mau makan sama mereka ? gue gak ikut deh”, Ucap Lula kesal
“Iya gue janji, nona bawel”,Ucap Lula membuat Suciana senang dan memeluk Lula.
***
CHAPTER 4
Saat Lula dan Suciana sampai di kantin, mereka di sambut dengan tepuk tangan yang
begitu keras membuat mereka bingung. Tak lama, Jovan menghampiri Lula.
“Heyy, nona pemberani ini datang. Jadi, beri dia jalan”, Ucap Jovan mengejek Lula
“Berisik lo, tutup mulut lo. Bau tau gak”, Ucap Lula dingin yang kemudian duduk di
tempat duduk yang kosong bersama Suciana dan memesan makanan favoritenya. Namun, di sisi
lain Jovan kesal karena omongannya kemudian duduk disamping Lula sembari menatap sinis
Lula.
“Udah deh, Van. Lo kan udah janji ke gue gak bakal buat keributan”, Ucap Juan yang
“Cewe ini yang terlalu jelek, buat gue kesel terus”,Ucap Jovan kesal namun Lula tak
perdulikan.
“Eh lo kok ramah ke dia tapi gak pernah baik ke gue. Sikap lo ke gue mirip penjaga pintu
“Hey Udah deh gue butuh ketenangan nih”, Ucap Juan. Kemudian Lula menyantap
makanannya tanpa perdulikan tingkah laku Jovan yang mengesalkan tak lama Jovan
“Iler lo tuh elap”, Ucap Lula yang masih makan dengan tenang dan tak melirik kearah
Jovan sedangkan Jovan segera memeriksa wajahnya takut apa yang dikatakan Lula benar
“Ci, kita pulang”, Ucap Lula yang mengagetkan jovan, Suciana, Juan dan seisi kantin
“Tunggu, Ci. Kak aku balik ya”, Ucap Suciana yang kemudian mengejar Lula yang sudah
meninggalkan Kantin
***
“Eh lo kok ganggu aja, gue kan masih asik ngobrol tau”, Protes Suciana kesal
“Pulang, gue bareng lo ya La”, Ucap Suciana Ketakutan membuat Lula tertawa
“Gue sekarang mau ke ruang guru dulu, lo mau ikut ?”, Ucap Lula
Setelah sampai ruang guru, Suciana menunggu Lula di depan ruang guru. Sedangkan
Lula sedang meminta izin untuk absen beberapa hari dengan alasan pernikahan omnya walaupun
sebenarnya bukan itu alasan Lula absen. Dia absen karena akan pergi ke perusahaan properti
ayahnya.
Sepulang sekolah saat Lula pergi ke toilet dan Suciana menunggu Lula di Kelas. Datang
beberapa kakak kelas yang akan melabrak Suciana dan Lula, Suciana memilik Firasat buruk
“Oh..Ini yang namanya Suci ?”, Ucap seseorang kakak kelas bernama Wina dan dua
wajah Suciana
“Maaf ??!! maaf aja gak cukup. Dasar cewe gatel, kita harus apain dia gengs ?”, Ucap
“Kita seneng-seneng”, Ucap Runi sembari membawa gunting sedangkan Vina memegang
“ Hahaha Juan pasti bakal suka model baru rambut lo, yaitu gundul Hahaha”, Ucap Wina
Setelah Lula dari toilet, di perjalanan menuju kelas Lula mendengar suara Suciana. Lula
dengan segera menuju kelas dan mendobrak pintu membuat ketiga cewe itu terkejut
“Ah kirain siapa. Ternyata target kita juga”,Ucap Wina sembari tertawa
“Lo mau ngapain temen gue”, Ucap Lula kesal saat melihat Suciana menangis ketakutan
“Berisikk Lo”, Ucap Vina yang akan menampar Lula namun Lula tangkis.
Tanpa menunggu lama lagi Lula menghajar ketiga gadis itu dengan jurus karatenya tanpa
“Denger ya, kalau ada apa-apa sama temen gue kalian yang pertama bakal gue
cari”,Ancam Lula sembari menujuk-nunjuk wajah Wina. Tak lama Jovan Dkk datang dan
terkejut melihat ketiga gadis kelas XII itu bonyok sembari menunduk dan menangis sedangkan
di sisilain ada Suciana yang keadaannya berantakan sembari menangis. Lula kemudian
“A..A..Ada apa ini ?”, Ucap Jovan terkejut dan di balas dengan tatapan Sinis Lula
“Pergi lo semua ??!! nAwas ya lo kalau ada apa-apa sama Suciana gue bakal cari lo”,
“Gak apa-apa. Tadi gue lagi nunggu lo ke toilet sambil dengerin musik gak lama kakak
kelas tadi datang terus ngancem gue La. Gue takut, untung Lo dateng”,Ucap Suciana terisak-isak
“Gue juga baru tau lo bisa beladiri la”, Ucap Suciana membuat Jovan Dkk mengerti
permasalahannya.
“Ya udah, sekarang lo pulang di anter Juan. Gimana ?”, Tanya Lula
“Iya, gimana ? gue siap nganter lo Ci”, Ucap Juan yang di bales dengan anggukan.
“Gue pulang sendiri. Gue gak butuh bantuan siapapun”, Ucap Lula sinis menunjukan
***
CHAPTER 5
Setelah mengantar Suciana pulang, Juan pergi menuju rumah Jovan, tempat mereka
berkumpul.
“Hey, Juan sang pahlawan datang”, ucap Reno menggoda Juan sembari bermain billiard
bersama Geri dan Julian. Sementara Jovan hanya memain-mainkan bola basket di tempat
“Kenapa dia ?”, tanya Juan pada teman-temannya menanyakan keadaan Jovan yang tidak
“Biasa dia lagi jatuh cinte haha”,ucap Geri menggoda Jovan membuat teman-temannya
tertawa
“Eh.. ituu..emm.. bukan. Ah tau deh. Eh Juan ada yang mau gue omongin. Ayo”, ajak
Jovan menuju ke kamarnya sedangkan teman-temannya hanya tertawa melihat tingkat Jovan
yang gelagapan.
“Ada apa ?”, tanya Juan sembari merebahkan tubuhnya di kasur Jovan
“Lo tadi nganter suci ? ngobrolin apa aja”, tanya Jovan yang duduk di kursi kamarnya
“Eh bukan gitu. Masa iya, gue suka sama cewe jelek kaya dia”, sanggah Jovan
“Oh iya ? dia itu cantik loh, manis walaupun agak galak mirip macan betina mau nerkam
“Hey hey lo cemburu. Tenang gue sukanya sama Suciana. Gue gak suka cewe galak kaya
“Ah haha bagus deh. Lo liat gak waktu dia makan di kantin dia keliatan cantik ya, terus
waktu dia hajar wanita wanita itu buat gue terkagum kagum”, ucap Jovan semangat
“Bingo, benerkan lo suka sama dia ?”, Ucap Juan sembari tertawa
“Emm bukan gitu… gue cuman kagum aja sama dia”, ucap Jovan sembari tersenyum
“Tapi dia itu hebat juga, gaya berkelahinya lebih hebat dibanding kita-kita. Dia cocok
“Apa ??!! lo mau gantiin kedudukan gue sama dia. Lo temen apaan”, ucap Jovan kesal
“Entah lah yang pasti kalau gue deket sama Suciana, lo juga bisa deket sama si Lula kan
senang
“Oh iya, apa yang lo tau tentang dia ?”, tanya Jovan
“Siapa ? Lula ?”,Tanya Juan kembali dan di balas dengan anggukan Jovan
“Tak banyak, namanya Lula. Sucipun gak tau dia dari keluarga mana, ayahnya siapa dan
ibunya siapa. Dia juga bukan dari keluarga kaya jadi dia cuman punya beberapa teman saja.
Banyak laki-laki yang di tolaknya, tapi ada satu cowo yang lagi deket sama dia. Dia sering main
sama lula sekarang sekarang ini dan lo tau siapa cowok itu. Dia itu Aldo si cupu yang kita pernah
“Ah.. emm.. bukan gitu. Oh iya gimana dengan sekolah pelita harapan, apa mereka masih
“Haha ah iya mereka masih menantang. Bahkan dia menantang kita tarung sore ini di
“Kurang ngajar, dia sudah menantang kita ??!!”, ucap Jovan kesal dan di balas dengan
anggukan Juan
***
Disisi lain Lula sedang membeli makanan ringan untuk menemaninya saat mengurus
Suciana :”Gue gak apa-apa, tadi udah dianter juan sampai ke rumah”,
Suciana :”Engga, gue gak mau buat ibu gue khawatir dan ribut di sekolah”
Lula :”Terus, gue kan gak bakal masuk sekolah besok. Lo gimana ?”
Suciana : “Tapi dia gak jamin gue gak apa-apa kan. Dia kan kakak kelas bukan teman
sekelas gue”
BbUuuKk…..
Suciana : “Eh suara apa tuh La, kaya ada yang berantem ?”
Tak lama, lula mematikan telpon Suciana dan mencari sumber suara pertengkaran
tersebut. Dia melihat di dekat rumah kosong tak jauh dari rumahnya itu ada pertengkaran dan
yang membuat lula terkejut adalah Jovan Dkk adalah salah satu dari mereka. Dan ada seorang
laki-laki yang menusuk Jovan dari belakang sebelum dia melarikan diri hingga membuat lula
panik sedangkan teman-teman Jovan tak berdaya. Kemudian lula menghampiri pertengkaran
tersebut dan menghajar orang yang memukuli Jovan Dkk dan menolong Jovan, dia merobek
bajunya sendiri hingga bagian perutnya dan kain sobekannya di gunakan Lula untuk
menghambar pendarahan
Lula berlari menuju mini market untuk membeli obat-obatan dan segera mengobati
Jovan. Jovan saat itu keadaannya paling parah karena luka tusuknya dan tak sadarkan diri.
Hingga lula menyuruh Teman-teman Jovan membawa jovan menuju rumah sakit.
“Mah, lula akan pulang terlambat. Ada sesuatu hal yang harus diurus”,Ucap Lula saat
menelpon ibunya
“Gak ada apa-apa mah percaya deh”, Ucap Lula yang kemudian memutuskan sambungan
telponnya
“Lo gak masuk ?”, Tanya juan sembari mengajak lula masuk ke ruang rwat Jovan
“Maaf gue gak bisa nolong lo, van”, Ucap Juan pada Jovan yang tak berdaya
“Lo gak kasih tau bokap gue kan ?”, Ucap Jovan Khawatir
“Tenang, oh iya gue mau ngasih tau yang nolong lo waktu itu dia”, Ucap Juan sembari
menujuk ke arah lula yang sedang duduk dekat jendela membuat jovan terkejut
“Oke, cepat sembuh ya lo”, Ucap Lula dengan senyum lembutnya membuat wajah jovan
memerah
“Hahaha wajah lo tuh kontrol”, Ucap Juan menjitak jovan hingga kesal
***
Saat sabtu, sebelum lula berangkat menuju perusahaan properti cabang ayahnya Lula
mengajak Aldo menonton bioskop, makan, dan lain- lain yang membuat hubungan Lula dan
19.20
Lula : “Do, gue besok mau ke nikahan om gue dan gak bakal masuk sekolah. Jaga diri baik-
Aldo : “Nikahan kok bisa lama gitu. Apa lo ikut bulan madunya ya ? :D”,
Lula : “Ya enggalah, enak aja lo. Emang gue apaan ??!!”
Lulapun tersenyum namun tak membalas pesan Aldo dan segera bersiap-siap
“Ya hati-hati”, Ucap Ayah Lula sembari menemaninya hingga depan pintu
***
Tiga hari kemudian jovan selalu mencari keberadaan Lula dan Suciana
“Lo kok nanya Lula ke gue, gue kan bukan ibunya”,Ucap Juan dengan suara yang
“Hey..Hey ternyata lo bener bener jatuh cinta haha”, Goda Reno membuat teman-
“Siapa yang sedang jatuh cinta ?”, Ucap seorang gadis yang tiba-tiba muncul diantara
Jovan Dkk. Dia gadis yang akan di jodohkan dengan jovan atas keinginan ayah jovan untuk
mengembangkan perusahaannya.
“Iya. Jovan sayang siapa yang sedang jatuh cinta ?”, Tanya Carisa membuat teman-teman
jovan tertawa melihat tingkah jovan saat memberi isyarat untuk menutup mulut namu mereka
“Ayo jawa jovan. Kamu lagi jatuh cinta sama siapa ?”, Tanya caris ketus
“Sama siapa lagi kalo bukan lo. Carisa fagela”, Ucap Reno sembari tertawa puas dan
“Ah tidak, bu–”, Ucap jovan yang terputus oleh carisa “Ouuhh Aku juga jatuh cinta sama
kamu sayang. Aku kesini biar bisa deket terus sama kamu jadi aku pindah ke sekolah ini”, Ucap
“Hahaha van permaisuri lo udah dateng jadi lo jadi lo jangan nackal lagi ya”, Ucap Reno
“Bajing lo ??!!”, Ucap jovan sembari menendang kaki reno hingga meringis kesakitan
“Kenapa jovan sayang, kamu gak seneng yan aku pindah ke sekolah ini”, Ucap carisa
manja
*POV
Sampai kapan ayah mengaggap aku ini barang. Ayah selalu berusaha menjodohkanku
kepada anak seorang pengusaha untuk mengembangkan bisnis ayah tanpa perdulikan perasaan
aku.
***
Di tempat berkumpulnya Jovan Dkk, jovan segera menghampiri juan yang baru saja dateng.
“Lula lo gak ada di rumah suciana. Dia pergi keprnikahan omnya. Seminggu lagi lo bisa
liat dia lagi kok tapi hati-hati dengan carisa ya. Lula emang bisa bela diri, serem tapi Carisa lebih
licik dan lebih serem haha demi dapetin lo dia bisa ngelakuin apa aja”, Ucap Juan sembari
“Tapi tenang sob, kan ada kita-kita yang bisa bantu lo buat ketemu Lula tanpa gangguan
“Bener tenang aja. Percaya deh sam kita”, Ucap Reno membuat senyum jovan
berkembang
“Tinggal lo pikirin cara Lula bisa suka sama lo”, Ucap Julian dan di balas dengan
anggukan jovan.
***
Disisi lain lula Serius dengan pekerjaannya. Ternyata memang ada salah seorang
karyawan yang melakukan korupsi dan pemalsuan data harga. Karyawan tersebut adalah orang
Pak eko menyadari bahwa kelakuannya akan terungkap hingga dia berencana membunuh
Lula tapi Lula tak kalah pintar dia meminta orang suruhannya untuk selalu menjaganya karena
Lula telah menemukan bukti penggelapan uang yang di lakukan pak Eko.
Hingga saat Lula di Culik, Orang suruhannya menolong Lula dan terjadi perkelahian.
Lulapun ikut berkelahi dengan pri-pria tersebut. Tak lama, polisi datang karena sebelum orang
Namun sebelum orang suruhan pak eko tak sadarkan diri dia menikam Lula hingga Lula
“Sudah mamah bilang, dia itu masih kecil pah belum pantas mendapatkan pekerjaan itu
pah”, Ucap ibu Lula sembari memukul mukul ayah lula dan menagis
\ “Maafkan papah mah, papah gak tau jika ini aka terjadi sama anak papah”, Ucap Ayah
lula menyesal
“Ibu bapak tak usah khawatir, anak ibu dan bapak sangat kuat jadi dia masih bisa
bertahan di kondisinya saat ini. Dan sekarang keadaannya sudah mulai membaik, kalian bisa
menjenguk anak ibu dan bapak”, Ucap Dokter membuat Ibu dan Ayah Lula merasa lega.
“La, maafin ayah ya. Ayah gak mau kehilangan anak Ayah”, Ucap Ayah Lula menyesal
***
“Juan, lobilang seminggu tapi ini udah seminggu si Lula gak ada-ada tuh”, Ucap Jovan
“Eh emang gue belum ngasih tau lo ya. Lula waktu liburan di tempat omnya itu dia di
rampok orang dan di tikam dari belakang”, Ucap Juan membuat Jovan terkejut dan khawatir
“Gue nguping waktu si Cupu bicara dengan Lula di telpon”, Ucap Juan santai
“Apa ??!! Lula nelpon si Cupu itu”, Ucap Jovan kesal sembari mengepalkan tangan dan
“Samperin si Cupu dan buat perhitungan sama dia”, Ucap Jovan Kesal
“Eh emang lo siapa si Lula. Lo bego ya, gue udah nanyain si cupu itu keadaan si Lula
tapi dia bilang dia belum tau keadaan Lula dan akan menengoknya pulang sekolah. Lula tak
ingin ada yang tau dia ditikam termasuk Suciana jadi kalau lo ngapa-ngapain si Cupu sebelum
dia nengok si Lula lo gak akan tau keadaan dia”, Ucap Juan
“Ah brengsek kenapa harus si Cupu sih ?”, Ucap Jovan Kesal
“Jangan-jangan si Cupu sama si Lula pacaran”, Tebak Reno yang membuat Jovan kesal.
“Hey, lo kok jadi manas-manasin dia sih. Ya gak mungkin lah Si lula sama si cupu”,
Ucap Juan
“Iya mana mungkin Si Lula pacaran sama makhluk kaya gitu”, Ucap julian sembari
“Iya yang ada nanti malah jadi film beauty and the beast”, Ucap Geri membuat teman-
***
“Gue gak apa-apa, do. Jangan kasih tau siapa-siapa ya gue di Rumah sakit”, Ucap Lula
“Tapi la waktu lo nelpon gue, ada yang dnger pembicaraan kita. Jadi di..dia tau. Maafin
“Siapa yang dengar ? terus lo kasih tau kalau gue di Rumah Sakit ini ?”, Ucap Lula panik
“Ju..Juan La. Tapi dia gak tau lo di rumah sakit mana ini”, Ucap Aldo
“Oh iya, gue tadi catetin pelajaran buat lo. Lo kapan belajar bareng gue lagi ?”, Ucap
“Oh iya kemana orang tua lo ?”, Tanya Aldo mencari kedua orang tua Lula
“Emm… Lo lagi sakit tapi orang tua lo kerja. Mana bisa gitu La”, Ucap Aldo khawatir
“Ya udah jangan di pikirin. Setelah sembuh kita ke mall yuk. Kita main”, Ucap Aldo
“Di pikir pikir lo manis juga ya”, Ucap Lula membuat Aldo malu, wajahnya memerah
“Emm.. anu..Emm itu.. ah tau deh. Gara-gara lo nih gue jadi linglung”, Balas Aldo malu-
malu
“Eh iya, lo pasti bosen di sini jadi gue bawain komik genre komedi sama cemilan nih”,
“Emm… tapi kalau ada suster kesini umpetin ya soalnya di rumah sakit ini gak terima
barang selundupan”, Bisik Aldo membuat Lula tertawa lepas seolah tak memiliki masalah dan
“Gue seneng lo yang sekarang. Sering sering ketawa lepas kaya gini, biarkan semua
masalah lo pergi La”, Ucap Aldo membuat hati Lula merasa hangat
*POV
-Lula-
Orang gak pernah tau seberapa tulus lo. Orang hanya melihat tampang lo yang cupu
tanpa tau sebaik apa lo. Lo orang yang baik do, lo tulus dan penuh kasih sayang. Tapi kenapa
gue nyaman sama lo do, gue gak boleh gini. Lo cuman tugas yang di kasih ayah untuk gue
Sedangkan ibu lula yang mengintip di depan pintu ruang rawat Lula sangat senang
***
Beberapa hari setelah itu, Lula sudah mulai pulih dan masuk sekolah.
“Hey eh itu emm itu .. keadaan lo gimana sekarang ? gue denger lo di tikam ya ?”, Tanya
“La in—”,Ucap Aldo yang terputus karena terkejut melihat Jovan ada di hadapan Lula
“Ini pesenan lo”, Ucap Aldo ragu sembari memberikan es crean pesenanya.
“Itu emm..”, Ucap Aldo yang diputus oleh Lula “Buat nemenin gue”, Ucap Lula dingin
“Kalau gitu gue ke kelas ya La”, Ucap Aldo pamit yang di balas dengan senyuman oleh
Lula
*POV
-Jovan Neumann-
La, apa yang kurang dari gue kenapa aldo yang lo pilih. Gue pingin lo selalu di samping
gue begitupun gue yang selalu di samping lo setiap saat. Apa yang harus gue lakuin buat dapetin
lo ?
***
“Hey, ada hubungan apa lo sama Lula ?”, Ucap Jovan semabri menarik kerah Aldo
“Jangan bohong lo. Bangsat lo gak tau malu –” Ucap Jovan. Saat akan memukul aldo,
tiba-tiba Lula datang dan mencegah Jovan namun tanpa sengaja Jovan menyikut perut Lula tepat
Aldo dan Jovan Dkk menunggu kabar dari dokter dengan penuh ke khawatiran. Namun,
saat lula sadar Jovan pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Dan teman-teman Jovan
“Ya La, gue di sini”, Ucap Aldo sembari memegangi tangan Lula membuat teman-teman
“Do… Mi—”, Ucap Lula lemas dengan segera Aldo mengambil segelas air untuk Lula
“Gue harus kerja do”, Ucap Lula sembari menahan air mata namun Aldo menggenggam
“Emm itu.. gue mau ngomong sama Lula. Tapi sebelum itu silahkan kalian melihat
kondisi Lula terlebih dahulu”, Ucap Aldo canggung membuat Lula sadar bahwa ada orang lain di
ruangannya.
“Ah.. Itu.. Emm iya, gimana keadaan lo ? Apa Suciana harus gue kasih tau ?”, Tanya
Juan Canggung
“Baik, tenang aja. Kalau masalah Suciana jangan kasih tau dia dulu yang ada malah
rame. Gue butuh ketenangan”, Balas Lula ramah dengan wajahnya yang pucat
“Oh.. Emm.. Itu.. Jovan. Dia ngerasa bersalah. Dia ngerasa lo masuk rumah sakit gara
gara dia. Lo bisa ngomong ke dia ?”, Tanya Juan sedangkan teman lainnya masih bingung dan
menerka-nerka Hubungan Aldo sam Lula juga dengan Ayah Lula dan pekerjaan.
“Oh ini bukan salah dia. Nanti setelah gue pulih gue bisa bicarain sama dia”, Ucap Lula
ramah
“Kalau gitu, kita mau balik dulu ya. Lo cepet sembuh ya”, Ucap Juan memegangi lengan
Lula dan di balas dengan senyum ramahnya. Juan dan teman-temannya meninggalkan Lula dan
Aldo hanya mengetahui Lula bekerja dan terlibat dalam perusahaan ayahnya. Namun,
Aldo tak tahu perusahaan apa dan ayahnya siapa karena Lula tak ingin menyebutkannya.
Semakin lama hubungan Lula dan Aldo semakin dekat. Lula percaya dan merasa nyaman saat
dengan Aldo. Dan setiap kali Lula memiliki maslah Aldo selalu membuatnya tertawa tanpa
beban.
“Ia makanya lo sekarang istirahat dan jangan pikirin apapun”, Ucap Aldo sembari
tersenyum lembut
***
“Van, lo kemana aja, kok tiba-tiba ngilang gitu ?”, Ucap Reno
“Van, lo gak liat adegan Aldo Lula sih, kalau – Aww, sakit”, Ucap Geri yang akan
“Lo kenapa Van ? bukannya lo khawatir sama Lula kok lo malah balik gitu aja”, Ucap
“Gue malu buat liat Lula, gara-gara gue Lula jadi luka lagi”, Ucap Jovan lesu
“Oh iya, adegan apa yang tadi mau lo omongin ger ?”, Tanya Jovan
Kemudian Juan menceritakan mengenai kedekatan Aldo dan Lula, juga soal
***
Setelah beberapa hari Lula di rawat keadaannya semakin pulih dan dapat masuk sekolah
kembali, Lula berangkat sekolah bersama Aldo. Hubungan mereka semaki dekat membuat Jovan
sangat cemburu. Sering Jovan melihat Aldo berada di Rumah Sakit, menjenguknya, belajar
bareng, bercerita, dan membuat Lula tertawa lepas. Hanya saja Jovan tak bisa bertemu dengan
“Hey gue lagi sakit, gak bisa jajan sembarangan”, Ucap Lula
“Gue kesepian ni, masa dikantin juga bakal kesepian”, Lanjut Suciana
Tet…tet…tet
“Istirahat Lula ??!!”, Ucap Suciana senang dan menarik Lula pergi ke kantin
“Hey.. gak usah tarik tarik, gue gak bakal kabur”, Ucap Lula
Saat dikantin Lula melihat Jovan membuat Jovan terkejut melihat Lula dan pergi
“Dia merasa bersalah, lo ngomong deh sama dia. Gue gak tega dia murung kaya gitu.
Gue juga denger itu dari Juan sih”, Ucap Suciana tersenyum
“Oke, kalau gitu lo makan sama Juan ya gue mau ngomong sama dia dulu”, Ucap Lula
***
“Lo kenapa ?”, Tanya Lula memecahkan lamunan Jovan yang sedang berada di taman
sekolah.
“Ah engga, oh iya gue minta maaf gara-gara gue—”, Ucap Jovan menyesal namun
terpotong oleh Lula “Bukan salah lo, tapi salah perampok yang nikam gue. Tapi gue bisa
ngerasain saat lo di tikam pasti rasanya sama kaya gini cuman lo sok kuat aja”, Ucap Lula ramah
“Heh gue bukan so kuat tapi emang kuat”, Ucap Jovan sembari tertawa
“Gue balik ya, gue udah maafin lo kok. Oh iya, selamat mendapat masalah baru ya”,
Ucap Lula tertawa semabri menujuk ke arah Carisa membuat Jovan tersenyum senang.
“Sayang ih, kamu kok gak dengerin aku”, Ucap Carisa kesel
“Bawel banget sih. Carisa dia itu cuman temen gue, dan lo bukan siapa-siap gue jadi stop
ikut campur hidup gue lagi”, Ucap Joval kesal dan pergi meninggalkan Carisa
“Sayang kamu kok gitu sih”, Teriak Carisa yang ditinggalkan Jovan
***
“Hey la, lo udah ngomong sama Jovan ?”, Tanya Juan sembari memakan makan siangnya
di kantin
“Pacar ?”, Ucap Juan, Julian, Geri, dan Reno secara berbarengan
“Dia itu berbahaya, karena kekuasaan dan kekayaannya dia bisa ngelakuin apapun.
Walaupun itu teman Jovan atau Pacar Jovan dia pasti jatuhin orang itu dengan cara apapun licik
“Ricard Fagela dia dari keluarga Fagela yaitu Carisa Fagela”, Jelas Geri
“Siapa yang sedang kalian bicarakan ?”, Ucap Carisa dengan angkuh sembari tersenyum
sinis. Dia seorang wanita yang cantik, kakinya yang jenjang, rambutnya bergelombang, bibirnya
kecil, hidungnya kecil, dan lancip, matanya berwarna biru cerah, dia memiliki keturunan Turki.
Ayahnya termasuk orang terkaya di negeri ini. Namun jika dalam deretan orang terkaya di negeri
ini, ayah carisa masih kalah jauh dari ayah Lula, ayah Aldo, dan Ayah Andre. Andre memiliki
keturunan belanda, memiliki sikap yang tidak jauh beda dengan Lula yang ambisius , dan pekerja
keras.
“Dia itu siapa ?”, Ucap carisa angkuh sembari menunjuk Lula
“Hah ??!!”, Teman-teman Jovan, Lula, dan Suci terkejut mendengar penataran Juan.
“Oh ya, kamu punya pacar, Juan ??”, Ucap Carisa senang
“Ada apa ini ?”, Tanya Jovan bingung
“Ah.. sayang. Liat Juan udah punya pacar yang”, Ucap Carisa menghampiri Jovan dan
menariknya bergabung.
“Ia… dia ini pacar Juan”, Ucap carisa menunjuk Suci membuat Jovan terkejut dan
menatap juan. Tak lama Jovan mengerti rencana Juan untuk menjauhkan Lula dan Suciana dalam
bahaya karena jika ada seorang wanita dekat dengan Jovan Carisa akan membuat celaka.
“Ah kita juga mesti kekelas teman-teman”, Ucap Geri sembari memberi isyarat kepada
teman-temannya
“Ih kenapa kekelasnya sekarang ?. aku kan baru aja dateng kenapa kalian pada bubar”,