Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL ROLE PLAY TIMBANG TERIMA

PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG LAVENDER RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

Oleh :

1. Ahmad Saiful, S.Kep 7. Muhammad Hasan, S.Kep

2. Aldi Dwi Ady Mukti, S.Kep 8. Nur Indah Maulida, S.Kep

3. Dadyo Mulya Pratama, S.Kep 9. Shohibul Mahasin, S.Kep

4. Dian Vita Sari, S.Kep 10. Tomy Cipta Nugraha, S.Kep

5. Fajar Isna Wahyuni, S.Kep 11. Ulfa Nurfadilah., S.Kep

6. Harum Agnesia N, S.Kep 12. Yusniar Erwin N., S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Role Play Timbang Terima ini telah disetujui dan diterima untuk memenuhi
tugas Praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada Bojonegoro
Departemen Managemen Keperawatan di Ruang Lavender RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada :
Hari :
Tanggal :

Ketua Kelompok,

Dadyo Mulya Pratama, S.Kep


NIM. 016901005

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


Managemen Keperawatan Managemen Keperawatan
Ruang Lavender STIKES ICSADA Bojonegoro

Hidayatul Khoiroh, S.Kep, Ns Bayu Akbar K, S.Kep.Ns


NIP. 197204081995031002 NUPN. 9907147711

Supervisor Ruang Lavender


RSUD Dr.Soegiri Lamongan

Mustadi, S.Kep, Ns
NIP. 1969062919920320007

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat dituntut untuk
diberikan secara profesional dalam pelayanan keperawatan. Segala sesuatu yang di kerjakan,
baik yang sudah maupun yang belum dikerjakan harus disampaikan untuk mencapai
kesamaan persepsi demi meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
juga dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
keefektivitasannya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima pasien. Timbang
terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner 100% perawat mengatakan timbang terima dilakukan pada
masalah medis dan keperawatan. Berdasarkan hasil observasi di ruang Lavender timbang
terima sudah dilaksanakan, sudah terdapat buku pendokumentasian timbang terima ruangan.
Isi dari buku timbang terima bisa dikatakan sudah cukup lengkap dan mendekati sempurna,
hanya saja pada implementasi lebih mengulas pada tindakan keperawatan dependen sehingga
tindakan keperawatan mandiri banyak yang tidak tersampaikan. Implementasi keperawatan
baik yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan terdokumentasi dalam timbang
terima.
Timbang terima pasien yang dilakukan di ruang Lavender dimulai dengan semua perawat
yang bertugas baik yang pagi maupun yang malam termasuk Katim dan kepala ruangan
berkumpul di ruang kepala ruangan. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
kemudian berdo’a dipimpin oleh kepala ruangan dan perawat yang jaga pagi dipersilakan
menyampaikan keadaan pasiennya sesuai dengan buku pendokumentasian yang telah di isi
oleh perawat yang jaga pagi. Lalu kepala ruangan mempersilakan perawat yang lain untuk
bertanya atau klarifikasi. Dilanjutkan dengan tanda tangan oleh Perawat Pelaksana yang
bertanggung jawab pada buku pendokumentasian timbang terima. Dilanjutkan oleh Perawat
pelaksana selanjutnya dengan cara yang sama. Kemudian kepala ruangan menutup acara
timbang terima dilanjutkan validasi pasien di bed masing-masing.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting dalam
atau tiap shift.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan diagnosis keperawatan klien.
c. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan
kepada klien.
d. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan
kepada klien.
e. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
f. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
g. Mendokumentasikan timbang terima

C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
3
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripu
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan/belum dan
perkembangan pasien saat itu (Nursalam, 2009)
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.

B. Standar Operasional Prosedur Sistem Timbang Terima


1. Definisi
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2009).
2. Tujuan
a. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
c. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim
perawat.
d. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
3. Manfaat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada
shift berikutnya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan
pasien yang sebenarnya.
c. Pasien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
4. Metode Pelaporan
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi
yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
b. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi pasien satu persatu.
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap.
b. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab)
c. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
1) Identitas pasien dan diagnosa medis.
2) Masalah Keperawatan yang masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
4) Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
5
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
6) Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak
terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
f. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
g. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
6. Hal-hal yang perlu Diperhatikan
a. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.
b. Dipimpin oleh Kepala Ruang atau yang diberi delegasi.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
d. Adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan menggambarkan
kondisi pasien pada saat ini serta kerahasiaan pasien.
f. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada pasien,
dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu
(setelah diketahui melalui pengkajian), baru kemudian terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
g. Validasi data dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang pelan dan
tegas ( tidak berbisik ) agar pasien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang
dibicarakan untuk menjaga privasi pasien, terutama mengenai hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat pasien.
h. Bila ada informasi yang mungkin membuat pasien terkejut sebaiknya jangan
dibicarakan didekat pasien tetapi diruang perawat.

C. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada waktu, setiap pergantian shift.
2. Dipimpin oleh Kepala Ruangan atau Perawat Primer (PP) atau perawat jaga pada shift
dinas.
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
7. Saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga
pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang menjadi privasi bagi pasien. Sesuatu
yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.

6
D. Prosedur Timbang Terima (Nursalam, 2011)

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAAN


Persiapan 1. Timbang terima 5 menit Nurse PP dan PA
dilaksanakan setiap Station
pergantian shift.
2. Kedua kelompok dinas
sudah siap dan berkumpul
di Nurse Station
3. Perawat yang akan
bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PA
yang akan mengoperkan
menyiapkan lembar
timbang terima
Pelaksan 1. Kepala Ruang membuka 20 menit Nurse KARU, PP dan PA
aan acara timbang terima. Station
2. Kepala Ruang memimpin
do’a.
3. Kepala ruangan
mempersilahkan PA shift
malam untuk
menyampaikan timbang
terima kepada PP shift
pagi.
4. PA menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan
diagnosis medis
c. Data (keluhan subjektif
dan objektif)
d. Masalah keperawatan
yang masih muncul
e. Intervensi keperawatan
yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara
umum)
f. Intervensi kolaboratif
dan dependen
g. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang, dll)
5. Hal-hal yang sifatnya
khusus dan memerlukan
perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara
7
khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
6. Perawatyang melakukan
timbang terima (PP pagi)
dapat melakukan
klarifikasi.
7. Perawat dan Karu menuju
bed pasien, PP pagi
melakukan validasi
terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan
8. Kepala ruangan/PP
menyapa dan menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
9. Lama timbang terima untuk
tiap tiap pasien tidak lebih
dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan
memerlukan keterangan
yang rumit.
Penutup 1. Perawat dan Karu kembali 5 menit Nurse KARU, PP dan PA
ke nurse station untuk Station
diskusi
2. Pelaporan untuk timbang
terima dituliskan secara
langsung pada format
timbang terima yang
ditanda tangani oleh PA
malam dan PP pagi yang
diketahui oleh Kepala
Ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang

8
E. Alur Timbang Terima (Nursalam, 2011)

Klien
Data
Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan
Masalah Kolaboratif (Didukung Data)

Rencana
Tindakan

Belum Dilakukan
Yang Telah Dilakukan

Perkembangan
Keadaan Klien

Masalah teratasi seluruhnya, sebagian, belum teratasi dan


terdapat masalah baru

F. Alur Kegiatan (Nursalam, 2011)


1. Kedua shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu menyiapkan hal-hal yang perlu
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi:
a. Kondisi atau kedaan pasien secara umum
b. Masalah keperawatan dan tindakan yang sudah / belum dilaksanakan.
c. Rencana tindakan keperawatan yang baru dan pesan-pesan khusus penting
4. Penyampaian timbang terima diatas ( point a,b,c ) harus dilaksanakan secara jelas dan
tidak terburu buru.

9
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

A. Rencana Strategi Timbang Terima


1. Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/Tanggal : Jum’at, 3 Maret 2017
Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Lavender
Pelaksana : PA shift malam ke PP shift pagi
2. Metode
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
3. Media
a. Status klien
b. Format timbang terima
c. Alat tulis
d. Sarana dan prasarana perawatan
4. Pengorganisasian
Kepala ruangan : Aldi Dwi Ady M, S.Kep
PP (pagi) : Dadyo Mulya P, S.Kep
PA (pagi) : Fajar Isna W, S.Kep
PA (malam) : Harum Agnesia N, S.Kep
PA (malam) : Yusniar Erwin N, S.Kep
Pasien : Pasien Ruang Lavender R.13 sampai R 15
Supervisor : Mustadi, S.Kep.,N
Perseptor Klinik : Hidayatul Khoiroh, S.Kep. Ns
Perseptor Akademik : Bayu Akbar K, S.Kep.Ns
5. Uraian Kegiatan
1) Prolog
Pada hari Jumat, 3 Maret 2017 seluruh perawat PP, PA shift pagi dan PA shift malam
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima.
2) Sesi 1 di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa kemudian
mempersilahkan PA pagi dan PA sore untuk melaporkan keadaan dan perkembangan
pasien selama bertugas kepada PP dan PA yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP
dan PA shift pagi memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana
umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dll), serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
Setelah melakukan timbang terima berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian
diteruskan di ruang perawatan pasien.
3) Sesi 2 di Ruang Perawatan Pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP dan
PA dinas sore mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau
keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami
masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 5
menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga
perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke pasien
berakhir.

10
4) Epilog
Para perawat dan Karu kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien
yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima dilakukan, maka PA malam dan
PP, PA pagi menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh Karu.
6. Evaluasi
1) Struktur (Input)
a. Persiapan catatan timbang terima
b. Persiapan status klien
c. Persiapan kelompok shift timbang terima
d. Kepala ruangan selalu memimpin timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2) Proses
a. Proses timbang terima dipimpin oleh Karu dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas dan yang akan mengganti shift.
b. Perawat primer mengoperkan ke perawat assosiate berikutnya yang akan
mengganti shift
c. Timbang terima dilakukan ke nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien
dan kembali lagi ke nurse station
d. Isi timbang terima: jumlah pasien, identitas pasien dan diagnosa medis, data
(keluhan subjektif dan objektif), masalah keperawatan, intervensi yang belum atau
yang sudah dilakukan, intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan.
e. Waktu untuk klarifikasi ke pasien tidak lebih dari 5 menit per pasien
3) Hasil
a. Karu, PP, dan PA dinas pagi menandatangani laporan timbang terima.
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

11

Anda mungkin juga menyukai