PROPOSAL Timbang Terima Fix
PROPOSAL Timbang Terima Fix
Oleh :
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Role Play Timbang Terima ini telah disetujui dan diterima untuk memenuhi
tugas Praktek Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada Bojonegoro
Departemen Managemen Keperawatan di Ruang Lavender RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada :
Hari :
Tanggal :
Ketua Kelompok,
Mengetahui,
Mustadi, S.Kep, Ns
NIP. 1969062919920320007
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat dituntut untuk
diberikan secara profesional dalam pelayanan keperawatan. Segala sesuatu yang di kerjakan,
baik yang sudah maupun yang belum dikerjakan harus disampaikan untuk mencapai
kesamaan persepsi demi meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
juga dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
keefektivitasannya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima pasien. Timbang
terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner 100% perawat mengatakan timbang terima dilakukan pada
masalah medis dan keperawatan. Berdasarkan hasil observasi di ruang Lavender timbang
terima sudah dilaksanakan, sudah terdapat buku pendokumentasian timbang terima ruangan.
Isi dari buku timbang terima bisa dikatakan sudah cukup lengkap dan mendekati sempurna,
hanya saja pada implementasi lebih mengulas pada tindakan keperawatan dependen sehingga
tindakan keperawatan mandiri banyak yang tidak tersampaikan. Implementasi keperawatan
baik yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan terdokumentasi dalam timbang
terima.
Timbang terima pasien yang dilakukan di ruang Lavender dimulai dengan semua perawat
yang bertugas baik yang pagi maupun yang malam termasuk Katim dan kepala ruangan
berkumpul di ruang kepala ruangan. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
kemudian berdo’a dipimpin oleh kepala ruangan dan perawat yang jaga pagi dipersilakan
menyampaikan keadaan pasiennya sesuai dengan buku pendokumentasian yang telah di isi
oleh perawat yang jaga pagi. Lalu kepala ruangan mempersilakan perawat yang lain untuk
bertanya atau klarifikasi. Dilanjutkan dengan tanda tangan oleh Perawat Pelaksana yang
bertanggung jawab pada buku pendokumentasian timbang terima. Dilanjutkan oleh Perawat
pelaksana selanjutnya dengan cara yang sama. Kemudian kepala ruangan menutup acara
timbang terima dilanjutkan validasi pasien di bed masing-masing.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting dalam
atau tiap shift.
2. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan klien (data fokus).
b. Menyampaikan diagnosis keperawatan klien.
c. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan
kepada klien.
d. Menyampaikan tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif yang belum dilakukan
kepada klien.
e. Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
f. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
g. Mendokumentasikan timbang terima
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
3
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripu
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilaksanakan/belum dan
perkembangan pasien saat itu (Nursalam, 2009)
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus
dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.
6
D. Prosedur Timbang Terima (Nursalam, 2011)
8
E. Alur Timbang Terima (Nursalam, 2011)
Klien
Data
Diagnosis Medis Diagnosis Keperawatan
Masalah Kolaboratif (Didukung Data)
Rencana
Tindakan
Belum Dilakukan
Yang Telah Dilakukan
Perkembangan
Keadaan Klien
9
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
10
4) Epilog
Para perawat dan Karu kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien
yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima dilakukan, maka PA malam dan
PP, PA pagi menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh Karu.
6. Evaluasi
1) Struktur (Input)
a. Persiapan catatan timbang terima
b. Persiapan status klien
c. Persiapan kelompok shift timbang terima
d. Kepala ruangan selalu memimpin timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2) Proses
a. Proses timbang terima dipimpin oleh Karu dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas dan yang akan mengganti shift.
b. Perawat primer mengoperkan ke perawat assosiate berikutnya yang akan
mengganti shift
c. Timbang terima dilakukan ke nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien
dan kembali lagi ke nurse station
d. Isi timbang terima: jumlah pasien, identitas pasien dan diagnosa medis, data
(keluhan subjektif dan objektif), masalah keperawatan, intervensi yang belum atau
yang sudah dilakukan, intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan.
e. Waktu untuk klarifikasi ke pasien tidak lebih dari 5 menit per pasien
3) Hasil
a. Karu, PP, dan PA dinas pagi menandatangani laporan timbang terima.
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
11