Pedoman Kamar Bersalin DIKA 2019
Pedoman Kamar Bersalin DIKA 2019
Pedoman Kamar Bersalin DIKA 2019
Berkat rahmat Allah SWT buku Pedoman RS bersalin 24 jam dapat diselesaikan.Pedoman ini
diharapkan menjadi acuan bagi bagi RS Kabupaten/Kota maupun rumah sakit lainnya dalam
menyelenggarakan pelayanan kamar bersalin 24 jam sesuai dengan standar, karena memuat
beberapa hal yang seharusnya ada dan dilaksanakan sehingga penanganan kasus emergensi
maternal dan neonatal dapat terlaksana secara maksimal. Penurunan kematiandan
peningkatan kualitas hidup ibu dan anak tidak terlepas dari penanganan kasus emergensi di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Sehingga kamar bersalin di Rumah Sakit sebagai suatu kesatuan sistem rujukan mempunyai
peran yang sangat penting. Upaya peningkatan kamar bersalin di Rumah Sakit dilakukan
melalui berbagai upaya antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan
tim,pemenuhan tenaga kesehatan, pemenuhan ketersediaan peralatan, obat dan bahanhabis
pakai, terlaksananya manajemen pelayanan keperawatan dan pelayanan darah yang aman,
serta bimbingan teknis yang dilaksanakan oleh multidisipliner dalam penyelenggaraan kamar
bersalin. Buku ini tersusun atas kerjasama antara lintas program terkait di Kementerian
Kesehatan dengan POGI, IDAI, IBI, PPNI dan JNPK-KR. Kami mengucapkan terimakasih
pada semua pihak yang telah berkontribusi hingga selesainya buku ini. Kami menyadari
pedoman ini belum sepenuhnya sempurna sehingga masukan yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
Prosedur :
- Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum
pasien
- Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses
persalinan, laporkan pada dokter
- Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
- Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
- Lakukan perawatan kala III
- Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
- Lakukan perawatan kala IV
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan
dilakukan beserta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama
tindakan maupun setelah selesai tindakan
- Melakukan tindakan pertolongan persalinan
- Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
- Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien
yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan
tindakan
Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dn penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan
bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang
tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002).
Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur manajemen di proses melalui
fungsi manajemen dan fungsi tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat
terselenggaranya fungsi logistik.
Rumah sakit merupakan suatu usaha yang melakukan produksi jasa sehingga
logistik dalam rumah sakit bukan logistik pendistribusian barang, tetapi hanya
menyangkut manajemen persediaan bahan barang serta peralatan yang dibutuhkan
untuk memproduksi jasa tersebut.
Logistik dalam rumah sakit bermula dari perolehan (procurement) dan berakhir
dengan dokumen penuh dari usaha pembedahan dan pengobatan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa manajemen logistik dalam lingkungan rumah sakit adalah suatu
proses pengolahan secara strtegis terhadap pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
serta pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory, etc) yang
diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.
Menurut bidang pemanfaatannya bahan dan barang yang harus disediakan di
rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi :
a. Logistik Obat
Meliputi aktivitas logistik yang terkait dengan obat yang digunakan dalam
proses pelayanan kesehatan di rumah sakit. Obat merupakan salah satu
komponen utama pendapatan rumah sakit. Tantangan dalam melaksanakan
logistik obat di rumah sakit secara baik tergolong tinggi. Berbagai pihak terlibat
dalam logistik obat di rumah sakit.
b. Logistik Alat Kesehatan
Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang
digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Masalah utama yang
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
Assesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
J. Kejadian Sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius. Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata
sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
K. Tata Laksana Kerja Untuk Keselamatan Pasien
1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi
kebidanan harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter
penanggung jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan
penatalaksanaan medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan,
bidan boleh menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada
dokter atau dokter spesialis kebidanan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat
dari penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko
terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
C. Tindakan Yang Beresiko Terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
lainnya.
Administrasi
Kamar Operator
Bersalin
Umum/Tehnisi Umum/Supir
1. Logistik Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di Kamar bersalin, diperoleh dari bagian logistik
farmasi dengan prosedur permintaan sesuai SPO terlampir.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Kamar Bersalin,
diperoleh dari logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
3. Kamar Operasi (OK)
Pasien Kamar Bersalin yang memerlukan tindakan operasi, akan dibuatkan surat
pengantar operasi oleh dokter, kemudian penanggung jawab/keluarga pasien
dianjurkan ke bagian administrasi untuk dijelaskan biaya operasi serta perawat
Kamar Bersalin memberitahu bagian OK tentang rencana operasi (bila
keluarga/penanggung jawab sudah setuju). (prosedur pasien Kamar Bersalin yang
akan operasi sesuai dengan SPO terlampir).
4. Laboratorium
Pasien Kebidanan yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh bidan Kamar Bersalin (prosedur pemeriksaan
laboratorium pasien kebidanan sesuai SPO terlampir).
5. Umum/IPSRS
Kerusakan alat medis dan non medis di Kamar Bersalin akan dilaporkan dan
diajukan perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan
sesuai dengan SPO yang berlaku.
6. Rekam Medis
Pasien yang berobat di Kamar Bersalin ke RSMI akan diberikan nomor rekam
medis dan status medis pasien, dan yang sudah selesai berobat disimpan di bagian
rekam medis serta bila pasien berobat kembali, status medis pasien diminta
8. Radiologi
Pasien Kamar bersalin yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan
formulir permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir diserahkan
ke petugas radiologi oleh bidan Kamar Bersalin (prosedur pemeriksaan radiologi
pasien Kamar Bersalin sesuai SPO terlampir).
9. Operator
Apabila Kamar Bersalin membutuhkan sambungan telepon keluar RSIA Mutiara
Bunda maka bagian Kamar bersalin akan menelpon ke RS lain dengan
menggunakan telepon Kamar Bersalin.
10. Kasir
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan
suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
1) Umum : Dapat membantu terselenggaranya pelayanan Kamar bersalin yang
profesional di RSIA Mutiara Bunda
2) Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di
Kamar bersalin
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan
pelayanan di Kamar bersalin
C. Kegiatan Rapat
Rapat dilakukan dan diadakan oleh Kebidanan yang dipimpin oleh Sub Bidang
Pelayanan Keperawatan dan Kepala Ruang (Ka Ru) dan diikuti oleh seluruh stafnya.
Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1) Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Sub Bidang Pelayananan
Keperawatan dan kepala ruang di Kamar bersalin setiap bulan 1 kali dengan
perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun dengan agenda rapat yang telah
ditentukan oleh Ka ru.
3. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Karu dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan
kepada Sub Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan Per tiap tanggal yang
telah ditentukan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
1. Laporan kunjungan pasien Kamar bersalin dan Evaluasi dalam 1 tahun.
2. SDM / Ketenagaan di Kamar bersalin dan evaluasi dalam 1 tahun.
3. Laporan keadaan fasilitas dan sarana Kamar bersalin dan evaluasi dalam
1 tahun.
4. Laporan mutu pelayanan Kamar bersalin.
Rumah sakit merupakan sistem pelayanan yang komplek, terdiri dari beberapa
profesional pemberi pelayanan, sehingga diperlukan peran, fungsi, dan tugas yang jelas
untuk masing masing profesi, namun diperlukan kerjasama yang kohesif antar profesi
pemberi pelayanan.
Pelayanan kebidanan adalah salah satu pelayanan di rumah sakit yang diberikan oleh
dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan tenaga lain di kamar
bersalin. Keberhasilan pelayanan kebidanan tergantung pada kesiapan ruangan, alat dan
SDM. Untuk pelayanan rujukan kebidanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh
keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang pro aktif
dan kompeten dalam penanganan pertama sebelum kedatangan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan.
Pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini diharapkan dapat
mendukung keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan kebidanan di kamar
bersalin. Standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin yang actual dapat dikembangkan
di masing-masing rumah sakit dengan kondisi dan kebutuhan masing masing daerah.
Disamping itu diperlukan juga dedikasi serta rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap
tenaga pelayanan kebidanan di kamar bersalin untuk menyebar-luaskan informasi tentang
pedoman standar pelayanan kebidanan di kamar bersalin ini serta melaksanakannya
sesuai dengan ketentuan yang telah diuraiakan dalam buku ini.
Harapan dan tujuan penyusunan buku ini dapat terwujud dalam rangka membangun
sistem pelayanan kebidanan dan perinatal risiko tinggi melalui penerapan standar dan
pembinaan tenaga pelayanan kebidanan.
Depkes RI. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan. Jakarta; 2001.
Juni, Tri, Angkasawati, dkk. Kajian Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Alat
Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Web Page [Online] 2006. Dari
http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id [diakses tanggal 15 September 2016].
SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia. Diakses tanggal 15 September
2016.