Anda di halaman 1dari 14

UJI EKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK BIJI ALPUKAT PADA TIKUS

JANTAN GALUR WISTAR SECARA IN VIVO BESERTA SKRINING FITOKIMIA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Farmasi Fakultas Farmasi

Oleh:

RICO ARLIANTO SUNUSMO


K 100140156

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

UJI EFEKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK BIJI ALPUKAT PADA TIKUS


JANTAN GALUR WISTAR SECARA IN VIVO BESERTA SKRINING FITOKIMIA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

RICO ARLIANTO SUNUSMO


K 100140156

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Tanti Azizah Sujono, M.Sc., Apt


NIP.

1
HALAMAN PENGESAHAN

UJI EFEKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK BIJI ALPUKAT PADA TIKUS


JANTAN GALUR SECARA IN VIVO WISTAR BESERTA SKRINING FITOKIMIA

OLEH
RICO ARLIANTO SUNUSMO
K 100140156

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 2 Maret 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Peni Indrayudha, Ph.D., Apt. (……..……..)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt. (……………)
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Tanti Azizah Sujono, M.Sc., Apt (……………)
(Anggota 2 Dewan Penguji)

Dekan,

Azis Saifudin, Ph.D., Apt.


NIK. 956

2
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 2 Mei 2018


Penulis

RICO ARLIANTO SUNUSMO


K 100 140 156

3
UJI EFEKTIVAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK BIJI ALPUKAT
PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR SECARA IN VIVO
BESERTA SKRINING FITOKIMIA

Abstrak

Hiperlipidemia adalah kondisi tubuh ketika kadar lipid dalam darah meningkat melebihi
batas normal. Biji Alpukat merupakan salah satu bagian tanaman yang dapat digunakan
untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengukur penurunan kadar kolesterol dan trigliserida dengan pemberian ekstrak biji
Alpukat selama 14 hari dengan 3 dosis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan 12
ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok dosis yaitu, 62,5, 125,
250 mg/kgBB. Setiap kelompok diberikan induksi pakan tinggi lemak selama 55 hari
lalu diberikan perlakuan ekstrak selama 14 hari dengan tetap diberikan pakan tinggi
lemak. Pembacaan kadar kolesterol dan trigliserida menggunakan reagen kit kolesterol
(Dsi) dan trigliserida (Dsi) pada λ 500 nm. Induksi pakan tinggi lemak pada kelompok
dosis 62,5 mg/kgBB, 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB memberikan dampak peningkatan
kadar kolesterol dengan rata rata sebesar 151 mg/dL, 136,5 mg/dL, 136 mg/dL
sedangkan untuk parameter trigliserida menunjukkan peningkatan 202,75 mg/dL, 185,75
mg/dL, 142 mg/dL. Perlakuan ekstrak dengan dosis 62,5 mg/kgBB, 125 mg/kgBB, 250
mg/kgBB selama 14 hari dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida menjadi
126,5 mg/dL dan 130,5 mg/dL (62,5mg/kgBB), 111,5 mg/dL dan 115,3 mg/dL
(125mg/kgBB), 95,75 mg/dL dan 88,2 mg/dL (250 mg/kgBB).

Kata kunci : Hiperkolesterol, Kolesterol, Trigliserida, Ekstrak etanol biji Alpukat

Abstract

Hyperlipidemia is a condition of the body when blood lipid levels rise beyond the normal
limit. Avocado seed is one part of the plant that can be used to lower levels of fat in the
blood. The purpose of this study was to measure the decrease of cholesterol and
triglyceride levels by giving Avocado seed extract for 14 days with 3 different doses. This
study used 12 male wistar strain rats which were divided into 3 dose groups namely,
62,5, 125, 250 mg / kgBW. Each group was given high-fat feed induction for 55 days and
then given the treatment of extract for 14 days with fixed given high fat diet. The reading
of cholesterol and triglyceride levels using cholesterol (Dsi) and triglyceride (Dsi)
reagents at λ 500 nm. High fat feed induction in the dose group 62,5 mg / kgBW, 125 mg
/ kgBW, 250 mg / kgBW resulted in an increase in cholesterol levels by an average of
151 mg / dL, 136.5 mg / dL, 136 mg / dL whereas for triglyceride parameters showed an
increase of 202.75 mg / dL, 185.75 mg / dL, 142 mg / dL. Treatment of extracts at doses
of 62.5 mg / kgBW, 125 mg / kgBW, 250 mg / kgBW for 14 days can decrease cholesterol
and triglyceride levels to 126.5 mg / dL and 130.5 mg / dL (62.5mg / kgBW) , 111.5 mg /
dL and 115.3 mg / dL (125mg / kgBW), 95.75 mg / dL and 88.2 mg / dL (250 mg / kgBW).
Keywords: Hypercholesterol, Cholesterol, Triglycerides, Avocado ethanol extract

1. PENDAHULUAN

Hiperlipidemia atau penyakit hiperkolesterol adalah kondisi kadar lemak dalam darah meningkat.
Penyakit kolesterol makin meningkat dengan makin tingginya konsumsi masyarakat akan makanan
1
makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi yang sering dijual di restoran-restoran cepat
saji. Selain dari pola makan, kurangnya berolahraga dan depresi tingkat tinggi yang menyebabkan
meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol yang terlalu tinggi pada tubuh
manusia menurut Turgeon et al., (2016) akan menyebabkan hipertensi, penyumbatan pembuluh
darah otak, jantung, dengan adanya hal ini dalam pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol
total di tubuh ini biasanya masyarakat dapat mengatasi semuanya dengan obat yang tersedia di
pasaran akan tetapi obat tersebut memiliki efek samping yang cukup berbahaya juga bagi tubuh
sehingga menyebabkan adanya kerusakan pada organ lain/komplikasi dengan penyakit lainnya.
Dilihat dari hal tersebut maka dipilihnya penelitian tentang obat herbal diharapkan dapat memiliki
efek yang serupa seperti obat obat yang ada pada pasaran untuk menurunkan kolesterol tetapi
memiliki efek samping yang rendah, salah satu herbal yang dipilih adalah biji alpukat yang
biasanya dibuang begitu saja oleh masyarakat umum.
Analisis skrining fitokimia pada biji alpukat menunjukkan bahwa biji alpukat terdapat
kandungan senyawa golongan tanin, polifenol, flavonoid, triterpenoid, kuinin, monoterpenoid, dan
seskuiterpenoid (Zuhrotun, 2007). Berdasarkan kandungan yang ada pada ekstrak etanol biji alpukat
ada beberapa yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol diantaranya flavonoid, saponin, dan
tanin. Flavonoid berdasarkan penelitian Sekhon et al., (2012) memiliki aksi untuk menurunkan
kadar kolesterol dalam tubuh dengan menghambat aktivitas enzim HMG Co-A reductase sebagai
biosintesis kolesterol . Selain flavonoid juga ada saponin dan tanin untuk menurunkan kadar
kolesterol, saponin menurut Elekofehinti et al., (2013) memiliki aksi dengan menghambat
peroksidasi lemak dan meningkatkan konsentrasi enzim antioksidan sedangkan untuk tanin mampu
mengurangi penimbunan kolesterol dalam darah dengan aksi mempercepat pembuangan kolesterol
melalui feses (Rahayu, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Suhendra et al., (2016) tentang biji
alpukat sudah pernah dilakukan sebelumnya tentang antikolesterol dan menitikberatkan pada
parameter kolesterol total dan menggunakan pelarut etanol 80% memiliki hasil yang signifikan lalu
pada penelitian kali ini parameter yang diuji adalah parameter kolesterol total dan trigliserida serta
pelarut yang digunakan adalah etanol 96%.

2. METODE

2.1 Alat
Spektrofotometer UV/VIS (Stardust MC15), Rotary Evaporator (IKA RV10), Timbangan
Analitik (OHAUS Pioneer) dengan sensitivitas 0,0001 g, Pipet mikro (SOCOREX) ukuran 50 –

2
1000 μL, sentrifuge (Effendorf Minispin), kandang hewan uji, pipa hematokrit, alat-alat gelas
seperti labu takar, gelas beker, gelas ukur dan tabung reaksi serta alat penunjang laboratorium
lainnya
2.2 Bahan
Biji buah Alpukat Mentega yang didapatkan dari Pasar Gede, Surakarta. Tikus Jantan galur
Wistar diperoleh dari Peternakan Mencit dan Tikus Putih “Rumah Tiput” Klaten , Minyak jelantah,
pakan pellet standar, Etanol 96% (teknis) yang digunakan sebagai cairan penyari. Reagen kit
kolesterol (DSi), reagen kit trigliserida (DSi), pakan diet tinggi lemak, FeCl3 (pa), asam borat, asam
oksalat, methanol (teknis), aseton (pa), etil asetat (pa), heksana (pa), wash benzene (teknis), kertas
saring, akuades, untuk skrining fitokimia dan uji in vivo.
2.3 Skrining Fitokimia
Uji skrining fitokimia atau uji penapisan fitokimia ini dilakukan sebagai analisis kualitatif
untuk mengetahui kandungan kimia yang ada pada biji buah alpukat. Kandungan yang akan
diuji adalah flavonoid, saponin, tanin.

2.3.1 Identifikasi flavonoid


Larutan percobaan: dipanaskan sebanyak ± 0,5 g serbuk simplisia selama 10 menit dalam
metanol 10 ml di tangas air. Selagi panas, filtrat tersebut disaring dan diencerkan dengan 10
mL air hingga dingin. Selanjutnya sebanyak 5 mL wash benzene ditambahkan dan dikocok
dengan hati-hati, kemudian diamkan. Lapisan bawah yang berupa metanol diambil dan
diuapkan dalam waterbath dengan cawan porselin. Residu yang didapat dilarutkan dalam 5 mL
etil asetat dan disaring (Farnsworth, 1966).
Uji Taubeck: larutan percobaan yang didapat diuapkan hingga kering ± 1 mL, residu
tersebut dibasahkan dengan aseton, dicampurkan sedikit serbuk asam oksalat dan asam borat,
lakukan pemanasan yang tidak berlebihan di atas tangas air. 2 ml eter ditambahkan pada residu
yang diperoleh. Dibawah UV 366 nm diamati larutan tersebut, adanya flavonoid dapat ditandai
dengan fluoresensi kuning intensif pada larutan tersebut (Anonim, 1996).

2.3.2 Identifikasi saponin


Lima ratus mg ekstrak kasar dimasukan kedalam tabung reaksi lalu dituangkan 10 ml air
panas, lalu didinginkan dan dikocok vertikal selama 10 detik. Tanda adanya saponin adalah
terbentuknya busa dan tetap bertahan busa tersebut lebih dari 10 menit. (Depkes RI,1995)

3
2.3.3 Identifikasi tanin dan polifenol
Ekstrak kasar yang didapatkan dibuat bentuk larutan kemudian direaksikan dengan besi (III)
klorida 10%, jika terbentuk warna biru tua atau hitam kehijauan itu menunjukkan adanya
tanin dan polifenol. (Bernard et al., 2014)
2.4 Uji Aktivitas Farmakologi

Penelitian uji penurunan kadar kolesterol dan trigliserida dengan ekstrak etanol biji Alpukat
(EBA) dan skrining fitokimia dilakukan di laboratorium Farmakologi dan Farmakognosi Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 12 tikus yang mejadi hewan uji dibagi dalam 3
kelompok perlakuan, setiap kelompok tediri dai 4 tikus. Tikus disortir yang memiliki berat badan
150-200 g kemudian didaptasikan selama ± 7 hari untuk menghindari terjadinya penurunan berat
badan secara drastis atau penurunan kondisi tubuh tikus disebabkan stress. Setelah selesai proses
adaptasi tikus tersebut diambill darahnya lewat vena mata (plexus retroorbitalis) sebagai sampel
untuk baseline. Kemudian langkah selanjutnya setelah pengambilan darah awal (baseline) adalah
dengan memberikan pakan tinggi lemak selama 55 hari untuk menaikkan kadar kolesterol dan
trigliserida darah tikus.
Setelah melewati interval waktu tersebut maka dilakukan pengambilan sampel serum darah
kembali lewat vena mata untuk dibaca pada spektrofotometer UV/Vis (Stardust) sebagai data
hiperkolesterol. Kemudian hewan uji diberikan perlakuan dengan pemberian 3 variasi dosis yaitu
ekstrak etanol biji Alpukat 62,5 mg/kg BB, ekstrak etanol biji Alpukat 125 mg/kgBB, ekstrak etanol
biji Alpukat 250 mg/kgBB dan tetap diberikan pakan diet tinggi kolesterol.
Data kolesterol dan trigliserida darah yang didapatkan diolah menggunakan SPSS versi 23
untuk dilakukan uji T berpasangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sampel biji Alpukat diperoleh dari Pasar Gede, Surakarta sebanyak 22 biji. Biji Alpukat tersebut
lalu dilakukan proses ekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, alasan
digunakannya pelarut etanol 96% ini adalah senyawa seperti katekin dan fitosterol akan tersari lebih
baik pada pelarut yang bersifat polar (Hussain and Mohamad, 2015; Bimakr et al., 2011).
Rendemen yang diperoleh sebanyak 6,4% dari 420 gram crude extract.
Skrining fitokimia ini dilakukan untuk menguji senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol
biji alpukat secara kualitatif dengan metode uji tabung. Senyawa yang ada pada biji Alpukat
ditunjukan pada Tabel 1.

4
Tabel 1. Hasil Uji Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Alpukat
Senyawa Metabolit Hasil Pengamatan

Saponin Terdapat busa setinggi


1-10cm dan bertahan
hingga 10 menit serta
ketika ditetesi HCl 2N
busa tersebut tetap ada.
(+)

Tanin Warna larutan berubah


menjadi hijau
kehitaman
menunjukkan adanya
tanin. (+)
Flavonoid Ketika diuji di bawah
sinar UV hasilnya
menunjukkan warna
fluorosensi kuning. (+)

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa biji alpukat memiliki kandungan flavonoid,
saponin, tannin hal ini sesuai dengan hasil penelitian skrining fitokimia ekstrak etanol biji Alpukat
yang dilakukan Marlinda et al., (2012) bahwa ekstrak biji Alpukat memiliki kandungan tanin,
flavonoid, saponin. Flavonoid ini diuji menggunakan uji Wilson-Taubock yang akan menghasilkan
warna kuning ketika diuji dibawah sinar UV 366 nm. Gugus aromatik berperan dalam memberikan
warna pada flavonoid karena dapat menyerap spektrum UV (Salamah et al., 2008). Uji Forth
digunakan untuk menguji ada atau tidaknya saponin dengan indikasi adanya buih yang terbentuk
ketika dilakukan pengocokan (Kristianti et al., 2008). Buih dapat terbentuk karena hidrolisis dalam
air menjadi glukosa dan senyawa lainnya dari glikosida (Marliana et al, 2005). Selain dua pengujian
kualitatif itu juga dilakukan pengujian tannin, uji tannin ini akan menunjukkan hasil positif apabila
timbul warna hijau atau biru kehitaman setalah penambahan FeCl3 (Setyowati et al., 2014). Setelah
melakukan skrining fitokimia, tikus dipersiapkan untuk uji farmakologi ekstrak biji Alpukat. Semua
kelompok tikus dilakukan adaptasi selama 7 hari terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
pengujian aktivitas farmakologi. Setelah dilakukan adaptasi selama 7 hari dilanjutkan untuk proses
pengambilan darah sebagai data awal (baseline). Pengambilan darah tikus ini dilakukan melalui
vena mata tikus (plexus retroorbitalis), hal ini dilakukan untuk memperoleh serum darah 15 kali
lebih cepat dibandingkan pengambilan darah melalui vena ekor tikus (Van Herck et al., 2001).
Setelah pengambilan darah tikus di awal, dilakukan pembacaan data darah tersebut dengan metode
enzimatik kolorimetrik menggunakan reagen kit, lalu dilakukan proses peningkatan kadar kolesterol
dalam darah tikus dengan memberikan pakan diet tinggi kolesterol yang formula nya sesuai pada

5
Tabel 2. Dalam formula tersebut terkandung minyak jelantah/ minyak yang telah digunakan untuk
menggoreng, sesuai pada penelitian yang dilakukan Fauziah et al, (2013) bahwa minyak jelantah ini
mengandung asam lemak yang jenuh dan diharapkan dapat menaikkan kadar kolesterol dalam
darah. Selain minyak jelantah juga terdapat mentega yang terbentuk dari lemak hewani memiliki
kandungan lemak jenuh yang diharapkan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah secara
signifikan.
Proses peningkatan kadar kolesterol dalam darah tikus dilakukan selama 55 hari. Setelah
interval waktu sudah terpenuhi maka dilakukan pengambilan darah kembali seperti ketika
pengambilan data untuk baseline dan dibaca menggunakan reagen kit.
Pembacaan sampel serum darah tikus ini menggunakan metode enzimatik kolorimetrik
dengan reagen kit yang memiliki mekanisme reaksi nya yaitu enzimatik, hidrolisis, dan oksidasi.
Kolesterol dioksidasi oleh enzim COD untuk membentuk Kolesterol-3-on dan hydrogen peroksida
lalu produk tersebut bersama 4-aminoantipirine dan fenol diubah oleh enzim POD menjadi
kuinonimin sehingga dapat dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 500nm (Diasys, 2017).

Gambar 1 Mekanisme Pembacaan Kadar Kolesterol

Hasil yang didapatkan untuk parameter kolesterol total tercantum pada Gambar 2

6
Kadar Kolesterol Total
160
140
120
Kolesterol Total Kadar
100 awal
80 Kolesterol Total Induksi
pakan tinggi lemak
60
Kolesterol Total
40
Perlakuan ekstrak 14 hari
20
0
Dosis 62,5 Dosis 125 Dosis 250

Gambar 2 Grafik Data Parameter Kolesterol

Berdasarkan data pada Gambar 2, parameter kolesterol total menunjukkan bahwa pada
dosis 62,5, 125, 250 mg/kgBB ekstrak EBA dapat menurunkan kadar kolesterol dari rata rata 151
mg/dL, 136,5 mg/dL, 136 mg/dL menjadi 126,5 mg/dL, 111,5 mg/dL, 95,75 mg/dL. Berdasarkan
hasil yang didapatkan Suhendra et al., (2016) untuk dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB ekstrak
etanol 80% biji Alpukat dapat menurunkan kadar kolesterol total dari 149,3 dan 154 mg/dL menjadi
122,33 dan 106 mg/dL, bila dibandingkan dengan hasil penelitian ekstrak etanol 96% biji Alpukat
untuk penurunan kadar kolesterol tidak jauh berbeda dengan hasil penurunan kadar kolesterol
menggunakan ekstrak etanol 80% biji Alpukat. Hasil yang diperoleh pada Gambar 2 perlu
dilakukan uji statistik untuk mengetahui perbedaan sebelum diinduksi ekstrak dan sesudah
diinduksi ekstrak. Uji yang dilakukan adalah uji T berpasangan untuk kelompok sebelum induksi
ekstrak dan sesudah, lalu hasil yang diperoleh yaitu p<0,05 adanya perbedaan bermakna antara
sebelum ekstrak dan setelah diinduksi ekstrak.
Pengukuran kadar trigliserida dalam darah menggunakan metode enzimatik kolorimeterik
dengan enzim GPO (gliserol-3-fosfat oksidase). Prinsip reaksi adalah trigliserida dipecah oleh
lipoprotein lipase (LPL) menjadi gliserol serta asam lemak. Gliserol yang sudah dihasilkan dari
pemecahan tersebut diubah menjadi Gliserol-3-fosfat dengan bantuan ATP serta diubah oleh enzim
gliserokinase. Produk gliserol-3-fosfat yang sudah terbentuk diubah lagi oleh enzim GPO menjadi
Dihidroksiaseton fosfat dan hidrogen peroksida. Produk samping hydrogen peroksida ini ditambah
aminoantipirin dan 4-Klorofenol diubah menjadi Kuinonimin oleh enzim POD sehingga absorbansi
dapat dibaca pada panjang gelombang 500nm (Diasys, 2017).

7
Gambar 3 Mekanisme Pembacaan Parameter Trigliserida

Parameter trigliserida memiliki penurunan kadar seperti tercantum pada Gambar 4.

250
202.75
200 185.75

142.5
150 130.5
115.3
92.25 88.2
100
64.5 65.75
50
0
0
1 2 3
Kadar Trigliserida

Dosis 62,5 Dosis 125 Kadar awal


Induksi pakan tinggi lemak Perlakuan ekstrak 14 hari

Gambar 4 Grafik Data Parameter Trigliserida

Hasil yang didapat pada Gambar 3 untuk parameter trigliserida terdapat penurunan kadar
pada dosis 62,5, 125, 250 mg/kgBB dari rata rata 202,75 mg/dL, 185,75 mg/dL, 142 mg/dL menjadi
130,5 mg/dL, 115,3 mg/dL, 88,2 mg/dL. Ketika dilakukan uji statistik pada uji T berpasangan
terdapat perbedaan bermakna sebelum perlakuan ekstrak dan sesudah perlakuan ekstrak.
Adanya penurunan kadar kolesterol dan trigliserida tersebut disebabkan kandungan
metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak biji alpukat tersebut seperti flavonoid, saponin, tanin.
Flavonoid yang terkandung dalam biji Alpukat memiliki mekanisme dengan menghambat enzim 3-
hidroksi 3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase) dan mekanisme tersebut
sejalan dengan mekanisme yang dilakukan simvastatin (Sekhon, 2012), lalu untuk saponin memiliki
aksi dengan menghambat peroksidasi lemak dan meningkatkan konsentrasi enzim antioksidan

8
(Elekofehinti et al., 2013) sedangkan untuk tanin dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
dengan mempercepat pembuangan kolesterol melalui feses (Rahayu, 2005).

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Ekstrak etanol 96% biji Alpukat memiliki aktivitas antikolesterol
2. Dosis optimal ekstrak etanol 96% biji Alpukat ada pada dosis 250 mg/kgBB
3. Ekstrak etanol 96% biji Alpukat memiliki kandungan senyawa flavonoid, tannin, saponin.

PERSANTUNAN
Terimakasih kepada Tanti Azizah Sujono, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing yang telah dengan
tulus memberikan arahan serta masukan selama proses pembuatan skripsi. Terimakasih pula kepada
seluruh staff laboratorium di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Adam and John M.F., 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, (Jilid III, Ed. IV), Diterjemahkan oleh Sudoyo, A. W. et
al, ed, Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
.
Agustina W., Setyowati E., Retno S., Ariani D., Rahmawati C.P., Nasional S., Dan K. and Kimia P., 2014, SKRINING
FITOKIMIA DAN IDENTIFIKASI KOMPONEN UTAMA EKSTRAK METANOL KULIT DURIAN ( Durio
zibethinus Murr .) VARIETAS PETRUK, , 271–280.

Almatsier S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta.

Bernard D., Kwabena A., Osei O., Daniel G., Elom S. and Sandra A., 2014, The Effect of Different Drying Methods on
the Phytochemicals and Radical Scavenging Activity of Ceylon Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum) Plant
Parts, European Journal of Medicinal Plants, 4 (11), 1324–1335. Terdapat di:
http://www.sciencedomain.org/abstract.php?iid=608&id=13&aid=5489.

Bimakr M., Rahman R.A., Taip F.S., Ganjloo A., Salleh L.M., Selamat J., Hamid A. and Zaidul I.S.M., 2011,
Comparison of different extraction methods for the extraction of major bioactive flavonoid compounds from
spearmint (Mentha spicata L.) leaves, Food and Bioproducts Processing, 89 (1), 67–72.

Departemen Kesehatan RI, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid III., Departemen Kesehatan RI.

Dewi, I.D.A.D.Y.1, Astuti, K.W.1, Warditiani N.K.. and 1Jurusan, 2008, SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK
ETANOL 95 % KULIT BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L .),

Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R. W.B.G. and P.L.M., 2008, Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach Seventh Edition, 7th ed.,

Duarte P.F., Chaves M.A., Borges C.D. and Mendonça C.R.B., 2017, Avocado: Characteristics, health benefits, and
uses, International News on Fats, Oils and Related Materials, 28 (3), 28–32.

Elekofehinti O.O., Kamdem J.P., Kade I.J., Rocha J.B.T. and Adanlawo I.G., 2013, Hypoglycemic, antiperoxidative
and antihyperlipidemic effects of saponins from Solanum anguivi Lam. fruits in alloxan-induced diabetic rats,
South African Journal of Botany, 88, 56–61. Terdapat di: http://dx.doi.org/10.1016/j.sajb.2013.04.010.

Farnsworth N.., 1966, Pharmaceutical Sciences, Biological and Phytochemical Screening of Plants, 55(3)

9
Fauziah, Sirajudin, S. dan Najamduddin U., 2013, Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Dalam Gorengan dan Minyak
Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan Di UNHAS, Universitas Hasanudin

Van Herck H., Baumans V., Brandt C.J.W.M., Boere H.A.G., Hesp A.P.M., Van Lith H.A., Schurink M. and Beynen
A.C., 2001, Blood sampling from the retro-orbital plexus, the saphenous vein and the tail vein in rats:
Comparative effects on selected behavioural and blood variables, Laboratory Animals, 35 (2), 131–139.

Heyne K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia.Jakarta; Badan Litbang Kehutanan, Yayasan Sarana Wanajaya.

Hussain N. and Mohamad R., 2015, Effect of Different Solvents on Phytosterols and Antioxidant Activity of Cocoa
Beans, ETP International Journal of Food Engineering, 1 (1), 18–22. Terdapat di:
http://www.ijfe.org/index.php?m=content&c=index&a=show&catid=114&id=468.

Malole M.B.M. dan C.S.U.P., 1989, Penggunaan Hewan Percobaan Laboratorium. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Univrsitas Bioteknologi, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

Marliana S.D. and Suryanti V., 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia
Buah Labu Siam ( Sechium edule Jacq . Swartz .) dalam Ekstrak Etanol The phytochemical screenings and thin
layer chromatography analysis of chemical compounds in ethanol extract of la, , 3 (1), 26–31.

Marlinda M., Sangi M.S. and Wuntu A.D., 2012, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak
Etanol Biji Buah Alpukat ( Persea americana Mill .), Jurnal Mipa UNSRAT, 1 (1), 24–28.

Murray K.R., Granner D.R. & R.V.W., 2006, Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rahayu T., 2005, Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus novergicus L) setelah Pemberian Cairan Kombucha Per
Oral, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 6 (2), 85–100.

Salamah E., Ayuningrat E. and Purwaningsih S., 2008, Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing taiwan (, , XI
(251), 119–133.

Samson, 1980, Tropical Fruits, Longman Inc, New York.

Sekhon S. and Loodu, 2012, Antioxidant, Antiinflammatory and Hypolipidemic Properties of Apple Flavonols, ,
(August)

Suhendra A.T., Awaloei H. and Wuisan J., 2016, Uji efek ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar
kolesterol total pada tikus wistar (Rattus norvegicus), Jurnal e-Biomedik, 4 (1), 0–6.

Tremocoldi M.A., Rosalen P.L., Franchin M., Massarioli A.P., Denny C., Daiuto É.R., Paschoal J.A.R., Melo P.S. and
De Alencar S.M., 2018, Exploration of avocado by-products as natural sources of bioactive compounds, PLoS
ONE, 13 (2), 1–12.

Turgeon R.D., Pharmd A., Barry A.R., Acpr P., Pearson G.J. and Fcshp P., 2016, Familial hypercholesterolemia,
Canadian Family Physician , 62, 32–37.

Walker R, 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd editio., Churcill Livingstone, Spanyol.

Zuhrotun, 2007, Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat ( Persea americana Mill) Bentuk Bulat, Karya Tulis
Ilmiah

10

Anda mungkin juga menyukai