Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu yang mempelajari karakteristik struktural dan susunan dari suatu logam atau
paduan logam dalam hubungan dengan suatu analisis kimia dan metalografi dari suatu
logam ataupun paduan logam. Biasanya tidak melalui suatu keseluruhan potongan logam
yang disebabkan oleh heterogen atau logam. Dengan ini terdapat berbagai jenis bahan yang
digunakan pada proses manufaktur.Namun, sebelum diketahui atau di gunakan dalam
industri atau bagian lainnya, krakteristik struktur atau susunan dari logam atau paduannya yang
akan dipakai atau ditawarkan padaindustri untuk keperluan lainya dan dengan melakukan pengujian
metalografi maka dapat dilakukan berbagai jenis perubahan pada suatu material
setelah mengetahui karekteristiknya. Dari hal inilah, orang mulai mencoba untuk melakukan uji
metalografi pada suatu material. Sehingga dengan cara ini dapat diperoleh bahan dengan sifat-sifat yang
sesuai dengan tujuan tertentu untuk memenuhi kebutuhan teknologi modern yang
meningkat.Untuk itu, pengujian metalografi sangat berguna dalam berbagai dunia industri,
terutamapada industri logam dan otomotif. Karena kebutuhan akan logam ini semakin
meningkat,maka banyak industri manufaktur menyuplai bahan logam yang ada di
pasaransan telahmelalui berbagai proses pengujian bahan. Maka tidak dapat dipungkiri
bahwa pengujian metalografi sangat berperan bagi dunia industri. Oleh karena itu kita harus berusaha
mencarimaterial yang memiliki sifat dan karakteristik yang baik

1
BAB II
TEORI MATERIAL

2.1. Material
Material adalah sesuatu yang disusun/dibuat oleh bahan. Material digunakan
untuk transportasihingga makanan Ilmu material/bahan merupakan pengetahuan dasar
tentang struktur, sifat-sifat dan pengolahan bahan.

2.2. Jenis Material


• LogamKuat,ulet, mudah dibentuk dan bersifat penghantar panas dan listrik yang baik
• Keramik Keras, getas dan penghantar panas dan listrik yang buruk
• Polimer kerapatan rendah, penghantar panas dan listrik buruk dan mudah dibentuk
• Komposit merupakan ganbungan dari dua bahan atau lebih yang masing-masing sifat tetap

2.3. Pengetahuan Material Teknik Dasar


Didalam industri manufaktur tidak akan lepas dengan satu bidang ilmu teknik
yang berhubungan dengan material. Secara umum material teknik diklasifikasikan menja
di 2 golongan yakni :
A. Metal (logam)
B. Non Metal (bukan logam)

A. METAL (LOGAM)
Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau paduan yang
mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi adalah
logam yang tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Berdasarkan pada komposisi
kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Logam besi / ferrous
 Wrought Iron (besi tempa)
Fasa besi tempa berupa ferit (alpha), didalamnya terdapat sisa terak
yang masih terperangkap. Sifat dari besi tempa ini Ulet dan cukup kuat.
Contoh komposisi dari besi tempa :
- Carbon : 0.06%
- Mangaan : 0.045%
- Silicon : 0.101%

2
- Phospor : 0.068%
- Sulfur (belerang) : 0.009%
- Terak (dalan berat) : 1.97%

 Steel (Baja)
Baja (Steel) digolongkan menjadi 3, yakni :
1. Carbon steel (baja karbon)
Baja karbon dapat digolongkan menjadi 3 macam, yakni :
-Baja karbon rendah [Kadar Carbon antara 0,1% hingga 0,20%]
-Baja Karbon sedang [Kadar Carbon antara 0,25% hingga 0,55%]
-Baja Karbon tinggi [Kadar Carbon antara 0,55% hingga 1,75%]
2. Alloy steel (baja paduan)
Sebenarnya perbedaan mendasar dari baja karbon dengan baja paduan
terletak pada dominasi atas unsur dalam suatu baja. Baja paduan dapat
diklasifikasikan menjadi :
 Baja paduan rendah, yaitu : bila jumlah unsur tambahan selain karbon
lebih kecil dari 8%, misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C;
0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal
ini 6,06%<8%]>
 Baja paduan tinggi, yaitu : bila jumlah unsur tambahan selain karban
lebih dari atau sama dengan 8%, misalnya : baja HSS (High Speed
Steel) atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan
unsur : 1,25%C; 4,5%Cr; 6,2%Mo; 6,7%W; 3,3%V.
3. Cast iron (besi cor)
Umumnya besi cor akan mengandung unsur Fe dan C [3,5% - 4,3%]. Besi
cor, diklasifikasikan menjadi :
 Besi cor putih (white cast iron) Besi cor putih mempunyai fasa
sementid+perlit sehingga mempunyai sifat keras dan getas.
 Besi cor kelabu (grey cast iron) Unsur penyusun dari besi cor kelabu
yakni : Fe + C + Silikon (Si). Adanya penambahan unsur Si (Silikon)
bertujuan untuk mengurai Sementid menjadi Fe (ferit atau perlit) dan
C (grafit).
 Besi cor bergrafit bulat (ductile cast iron atau noduler cast iron) Unsur
penyusun dari besi cor bergrafit bulat yakni : Fe + C + Si + Mg / Ce.

3
 Besi cor mampu tempa (malleable cast iron) Untuk membuat besi cor
mampu tempa dapat dibuat dengan memanaskan besi cor putih hingga
mencapai suhu 700 Derajat Celcius selama 30 Jam. Hal ini bertujuan
agar sementid terturai menjadi Fe (ferit) dan C (grafit).
2. Logam non besi / non ferrous
Contoh : Al dan paduannya, Ni dan paduannya, dll.

Metal (logam) dibagi menjadi 2, yakni :


a) Logam murni (hanya terdiri satu jenis atom saja), contoh : besi (Fe) murni, tembaga
(Cu) murni
b) Logam paduan atau metal alloy (terdiri dari dua atau lebih jenis atom)
Logam paduan dibedakan menjadi 3 jenis :
 Larut padat interstisi (menyisip), yaitu : suatu paduan yang terjadi bila atom
yang larut mempunyai diameter yang jauh lebih kecil daripada yang dilaruti,
contoh : Pada baja Carbon yang mengalami Nitriding dimana atom Fe (yang
dilaruti) mempunyai diameter atom lebih besar bila dibandingkan dengan atom
N (yang larut) dengan diameter lebih kecil sehingga menyisip diantara atom
Fe.

 Larut Padat Subtitusi (menggantikan posisi yang dilaruti), yaitu : suatu paduan
yang terjadi terutama bila diameter atom yang larut hampir sama dengan
diameter atom yang dilaruti, contoh : Pada paduan alumunium (diameter atom
Al dan diameter atom Cu hampir sama), pada stainless steel (diameter atom Fe
dan diameter atom Cr hampir sama), dll.

 Senyawa, yaitu : suatu paduan yang terjadi karena adanya ikatan atom yang
sangat kuat, contoh : NaCl (Senyawa garam).

Secara umum sifat atau karakteristik bahan atau material dapat


dikelompokkan menjadi empat, yaitu: Sifat Mekanik, Sifat Fisik, Sifat Teknologi,
dan Sifat Kimia.

a. Sifat Mekanik Bahan Material Logam

4
Sifat Mekanik Menunjukkan kemampuan dan perilaku dari suatu bahan ketika
menerima suatu pola pembebanan tertentu. Sifat material yang termasuk dalam
kelompok sifat mekanik adalah, kekuatan tarik, kekuatan luluh, kekerasan,
keuletan, ketangguhan, ketahanan aus, ketahanan creep, ketahanan terhadap
rambatan retak, ketahanan pada temperatur tinggi.

b. Sifat Fisik Material Bahan Logam


Sifat fisik merupakan sifat bahan yang terkait dengan fisik bahan itu sendiri.
Yang termasuk dalam kelompok sifat fisik bahan adalah: berat jenis, titik leleh,
konduktivitas panas, kemagnetan, konduktivitas listrik, tahanan spesifik, titik
leleh, dan sebagainya.

c. Sifat Teknologi Bahan Logam


Sifat teknologi merupakan sifat material yang menunjukkan kemampuan atau
kemudahan suatu material dikerjakan dengan suatu metoda proses produksi
tertentu. Yang termasuk dalam katagori sifat teknologi bahan adalah: sifat
mampu las, sifat mampu bentuk, sifat mampu cor, sifat mamou bentuk, sifat
mampu mesin, dan lain sebagainya.

d. Sifat Kimia Bahan Material Logam


Sifat kimia adalah sifat yang dimiliki oleh bahan yang berhubungan dengan
tingkat reaktivitas terhadap zat lain. Yang termasuk dalam katagori sifat kimia
bahan adalah: ketahanan terhadap korosi, aktivitas, daya larut, potensial
elektrokimia dan sebagainya.

B. Non Metal
Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
Polimer, Komposit dan keramik. Keramik merupakan senyawa-senyawa dari karbida
dan oksida logam atau oksida metaloid (Si). Perbedaan logam dengan polimer yakni
bahwa logam mempunyai butir-butir (kristal-kristal) sedang polimer terdiri dari mer-
mer (molekul-molekul) yang berikatan satu dengan lainnya. Butir (kristal) adalah
kumpulan atom-atom yang mempunyai orientasi atau arah yang sama.Material non

5
logam sering digunakan karena meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak
dimiliki oleh material logam.

1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa
(compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge)
dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam.
a. Sifat Mekanik Keramik
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan
korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik
lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang
menarik.
Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen untuk mesin
mobil dan struktur pesawat. Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali
kekerasan baja.
Material yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon
karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang
cepat.Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur
seperti bangunan.
Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai,
dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Sering pula digunakan bahan yang
disebut dielektrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut
untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Sebaliknya, elektron valensi
dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik
adalah isolator. Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal
sangat baik sebagai isolator.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan.
Sifat ini merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai
sensor. Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-
ion.

6
b. Serbuk Keramik Silikat
Efek Domino pada Pemrosesan Keramik Sesuai dengan sifat alami
keramik, bahan baku keramik yang digunakan untuk produksi mempunyai
banyak kendala yang mempengaruhi pada sifat akhir benda jadi
dibandingkan dengan kelompok bahan lain misal logam atau polimer.
c. Mineralogi Keramik
Keramik secara tradisional berdasar pada mineral oksida, atau
mineral-mineral lain dimana dapat berubah menjadi oksida-oksida luluh,
seperti hidroksida, karbonat, sulfida, halida, phospatat dll.
Deret unsur-unsur relatif besar dimana sering terdapat dalam keramik
meliputi: O, Al, Si, Ca, Mg, Ti, Na, K.
d. Pemrosesan Mineral
Teknik modern dan keramik unggul membutuhkan serbuk kemurnian
tinggi dimana akan sangat menguntungkan dan mempunyai karakteristik
tertentu (keuntungan dijabarkan dalam seluruh proses penggilingan (milling)
dan klasifikasi prosedur serbuk keramik).
Salah satu kemungkinan klasifikasi dari bahan baku keramik
berhubungan dengan teknik pemrosesan maju/unggul yaitu:
Mineral mentah (crude minerals): tanah liat (gerabah, ubin, bola,
bentonit), serpihan, bauksit mentah, kianit mentah.
Mineral Industri: bola lempung dimurnikan, kaolin, bentonit
dimurnikan, piropilit, talek, feldspar, nepelin syenit, wolastonit, spodumen,
pasir kaca, batu api tembikar (potter’s flint), kianit, bauksit, sirkon, rutil, bijih
krom, kaolin kalsinasi, dolomit, dan banyak lagi yang lain
Industri Kimia: alumina kalsinasi (dari proses Bayer), magnesia
kalsinasi (dari air laut), alumina fusi, magnesia fusi, silikon karbida (proses
Acheson), abu soda, barium karbonat, titania, titaniat kalsinasi, oksida besi,
ferit kalsinasi, sirkonia kalsinasi stabil, pigmen sirkonia, pigmen sirkon
kalsinasi.

Karakteristik atau sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik
secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam.

7
a. Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
b. Bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal,
dankonduktivitas termal.
c. bahan keramik sangat bervariasi. !eramik dikenal sangat baik sebagai
solator.seberapa isolator keramik dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai
kapasitor.
d. keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan keramik dapat
dimanfaatkan secara positif.

2. POLIMER
Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan
rantai molekul yang sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling
mengikat. Pemakaian plastik juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga,
interior mobil, kabinet radio/televisi, sampai konstruksi mesin.
Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul raksasa
atau rantai yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit terkecil yang
berulangulang atau mer atau meros sebagai blok-blok penyusunnya. Molekul-
molekul (tunggal) penyusun polimer dikenal dengan istilah monomer.
Istilah plastik, yang sering digunakan oleh masyarakat awam untuk
menyebut sebagian besar bahan polimer, plastik yang sering kita jumpai adalah
LDPE (Low Density Poly Ethylene) yang banyak digunakan sebagai plastik
pembungkus yang lunak dan sangat mudah dibentuk.
polimer umumnya dikelompokkan berdasarkan perilaku mekanik dan
struktur rantai atau molekulnya. Polimer thermoplastik, misalnya polyethylene,
adalah jenis polimer yang memiliki sifat-sifat thermoplastik yang disebabkan oleh
struktur rantainya yang linear (linear), bercabang (branched) atau sedikit
bersambung (cross linked). Sementara itu, polimer thermoset (termosetting),
misalnya bakelite, hanya melebur pada saat pertama kali dipanaskan dan
selanjutnya mengeras secara permanen pada saat didinginkan. Polimer jenis
elastomer, misalnya karet alam, memiliki daerah elastis non linear yang sangat
besar yang disebabkan oleh adanya sambungan-sambungan antar rantai (cross
links) yang berfungsi sebagai ’pengingat bentuk’ (shape memory) sehingga karet
dapat kembali ke bentuknya semula, pada saat beban eksternal dihilangkan.

8
a. Proses Pembentukan Polimer (Polimerisasi)
Proses pembentukan rantai molekul raksasa polimer dari unit-unit
molekul terkecilnya (mer atau meros) melibatkan reaksi yang kompleks.
Prosespolimerisasi tersebut yang secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis reaksi, yaitu:
(1) polimerisasi adisi (Addition), dan
(2) polimerisasi
Kondensasi (Condensation). Reaksi adisi, seperti yang terjadi pada
proses pembentukan makro molekul polyethylene dari molekul-molekul
ethylene, berlangsung secara cepat tanpa produk samping (by-product)
sehingga sering disebut pula sebagai Pertumbuhan Rantai (Chain Growth).
Sementara itu, polimerisasi kondensasi, seperti yang misalnya pada
pembentukan bakelit dari dua buah mer berbeda, berlangsung tahap demi
tahap (Step Growth) dengan menghasilkan produk samping, misalnya
molekul air yang dikondensasikan keluar.
b. Contoh polimerisasi dengan reaksi adisi adalah proses pembentukan
Polyethylene (PE). Proses pembentukan polimer berlangsung dalam
3 tahap, yaitu:
(1) inisiasi
(2) adisi atau pertumbuhan rantai, dan
(3) terminasi.
Contoh dari polimerasi kondensasi adalah proses pembentukan
Bakelit yang telah kita kenal sebelumnya. Nama kondensasi diberikan karena
pada proses polimerisasi ini dikondensasikan molekul air sebagai produk
sampingan (by product)-nya. Bakelit, produk utama dari reaksi ini, terbentuk
dari dua jenis molekul mer, yaitu Phenol dan Formal Dehide. Tidak seperti
halnya pada polimerisasi adisi, reaksi berlangsung lebih lambat, tahap demi
tahap, sehingga sering pula disebut sebagai reaksi pertumbuhan tahap demi
tahap (step growth reaction). Rantai molekul yang terbentuk dalam proses
polimerisasi bakelit ini lebih rigid, karena membentuk jejaring tiga dimensi
(three dimensional network) yang kompleks.
c. Berat Molekul dan Derajat Polimerisasi

9
Panjang rata-rata dari rantai polimer dapat dilihat dari berat molekul
(molecularweight) polimer. Berat molekul dari polimer pada dasarnya adalah
penjumlahan dari berat molekul-molekul mer-nya. Derajat polimerisasi (DP)
dari suatu polimer adalah rasio atau perbandingan berat molekul polimer
dengan berat molekul mer-nya. Suatu polyethylene (PE) dengan berat
molekul 28.000 g misalnya, memiliki derajat polimerisasi 1000 arena berat
molekul dari mer-nya (C2H4) adalah 28 (12x2 + 1x4). DP menggambarkan
ukuran molekul dari suatu polimer berdasarkan atas jumlahdari monomer
penyusunnya
Ikatan-ikatan dalam Polimer Ikatan-ikatan dalam polimer dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu ikatan primer dan ikatan
sekunder. Ikatan primer kovalen termasuk ikatan antar atom yang sangat
kuat, jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan ikatan-ikatan sekunder, 10
hingga 100 kalinya. Kekuatan ikatan primer ganda antar atomkarbon di
dalam ethylene (C=C), misalnya besarnya adalah 721 kJ/(g.mol) sedangkan
ikatan antar atom karbon dan hidrogen (C-H) adalah 436 kJ/(g.mol).
d. Strukur Rantai Molekul Polimer
Arsitektur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat dan
perilakunya secara umum. Secara umum, polimer dapat dikelompokkan
menjadi empat jenis berdasarkan struktur molekulnya, yaitu:
(1) polimer linear (linear polymer)
(2) polimer bercabang (branched polymer)
(3) polimer berkait (cross-linked polymer)dan
(4) polimer berjejaring (network polymer).
Struktur rantai molekul berkait adalah struktur rantai yang khas dari
karet yang memiliki daerah elastis non-linear yang sangat besar.
e. Derajat Kekristalan Polimer
Tidak seperti halnya logam, polimer pada umumnya bersifat
amorphous, tidak bersifat kristalin atau memiliki keteraturan dalam rentang
cukup panjang.Namun, polimer dapat mdirekayasa sehingga strukturnya
memiliki daerah kristalin, baik pada proses sintesis maupun deformasi.
Besarnya daerah kristalin dalam polimer dinyatakan sebagai derajat
kekristalan polimer. Derajat kekristalan polimer misalnya dapat direkayasa
dengan mengendalikan laju solidifikasi dan struktur rantai, walaupun sangat
10
sulit untuk mendapatkanderajat kekristalan 100% sebagaimana halnya pada
logam. Polimer dengan struktur rantai bercabang misalnya akan memiliki
derajat kekristalan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan struktur
tanpa cabang. Sifat-sifat mekanik dan fisik dari polimer sangat dipengaruhi
oleh derajat kekri jrestalannya. Sifat-sifat mekanik yang dipengaruhi oleh
derajat kekristalan misalnya adalah kekakuan (stiffness), kekerasan
(hardness), dan keuletan (ductility). Sedangkan sifat-sifat fisik yang
berhubungan dengan derajat kekristalan misalnya adalah sifat-sifat optik dan
kerapatan (density) dari polimer.

Karakteristik atau sifat polimer didasarkan pada empat hal-hal berikut:


yaitu panjang rantai, gaya antarmolekul, percabangan dan ikatan silang antarrantai
polimer.

a. Semakin panjang rantai polimer, maka kekuatan dan titik leleh senyawanya
semakin tinggi. Semakin besar gaya antarmolekul pada rantai polimernya,
maka senyawa polimer akan semakin kuat dan semakin sulit leleh.

b. Rantai polimer yang memiliki cabang banyak akan memiliki daya regang
rendah yang disertai mudahnya meleleh.

c. Ikatan silang antarmolekul menyebabkan jaringan menjadi kaku, sehingga


bahan polimer menjadi keras dan rapuh. Semakin banyak ikatan silang yang
dimiliki oleh polimer, maka polimer akan semakin mudah patah.

d. Polimer yang mempunyai ikatan silang akan bersifat termosetting, sedangkan


polimer yang tidak mempunyai ikatan silang akan besifat termoplastik.

3. KOMPOSIT
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau
lebih, yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya.
Komposit selain dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara
alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam

11
matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat
terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.

karakteristik komposit:
a. Material yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun
menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik
komposit.
c. Interaksi antar penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.

Kelebihan
a. Komposit tidak sekadar memiliki sifat yang berbeda dari material penyusunnya,
namun komposit dapat menjadi material yang jauh lebih baik dari material
penyusunnya.
b. Komposit dapat dirancang sesuai kebutuhan.
c. Komposit dapat dirancang menjadi sangat kuat dan kaku dengan berat cukup
ringan, bahkan sangat ringan.
d. Rasio perbandingan kekuatan dengan berat serta kekakuan dengan berat beberapa
kali lebih baik dibandingkan dengan baja dan aluminium. Oleh karena itu
komposit cocok bila digunakan pada bidang pesawat terbang dan olahraga.
e. Sifat fatigue dan keuletan dari komposit secara umum lebih baik dibandingkan
dengan logam teknik.
f. Komposit dapat dirancang supaya tidak mudah berkarat.
g. Material komposit memungkinkan kita memperoleh sifat yang tidak dapat dicapai
oleh logam, keramik, dan polimer.
h. Komposit memungkinkan kita merancang material dengan penampilan luar yang
menarik.

12
Kekurangan

a. Banyak komposit yang bersifat anisotropic, di mana terjadi perbedaan sifat yang
tergantung pada arah komposit diukur.
b. Banyak komposit berbasis polimer yang menjadi subjek serangan bahan kimia
atau bahan pelarut. Polimer rentan terkena serangan.
c. Secara umum material komposit itu mahal.
d. Proses pembuatan dan pembentukan material komposit lambat dan mahal.

13

Anda mungkin juga menyukai