Perencanaan Sistem Drainase Pada Proyek 2 PDF
Perencanaan Sistem Drainase Pada Proyek 2 PDF
DIPO SURYAPRAJA
NRP 3106 100 010
Dosen Pembimbing :
Ir. Fifi Sofia
Ir. Anggrahini, MSc
Perencanaan Sistem Drainase pada Proyek yang terjadi di permukaan jalan told an
Pembangunan Jalan Tol Surabaya- kawasan-kawasansekitar jalan tol yang
Mojokerto Seksi IA membebani saluran-saluran drainase yang
direncanakan. Selain itu, diharapkan
Nama Mahasiswa : Dipo Suryapraja
NRP : 3106 100 010 adanya Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS (SUMO) tidak menjadi permasalahn banjir
Dosen Pembimbing : Ir. Fifi Sofia di masa-masa yang akan dating.
Ir. Anggrahini, MSc.
0,5
1
hsaluran Untuk daerah pemukiman
hair umumnya dipilih hujan rencana dengan
periode ulang 5-15 tahun. Daerah pusat
pemerintahan yang penting, daerah
b
komersil, dan daerah padat dengan nilai
ekonomi tinggi dengan periode ulang 10-50
Gambar 2.1. Penampang Saluran Eksisting
tahun. Perencanaan gorong-gorong jalan
2.2. Analisa Hidrologi raya dan lapangan terbang antara 3-15
2.2.1. Analisa Hujan Rata-Rata tahun. Perencanaan pengendalian banjir
Kawasan pada sungai antara 25-50 tahun.
perlakuan terhadap aliran air limpasan yang Gambar-gambar long dan cross section
menuruni timbunan atau jembatan. Proyek Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
Seksi IA
Selain itu, perlu diperhitungkan air Elevasi permukaan jalan dan permukaan
limpasan dari kawasan sekitar proyek yang tanah asli (eksisiting).
mungkin membebani saluran tepi dan Elevasi saluran akhir (outlet).
outlet. Outlet dalam perencanaan ini adalah
Kali Buntung (outlet 1) dan Kali c) GoogleEarth, yang meliputi :
Menanggal (outlet 2). Peta topografi dan posisi astronomis
(letak lintang dan bujur) dari stasiun
hujan.
Gambaran tampak atas lokasi proyek
dan daerah di sekitar proyek.
Gambar 3.1. Flow-Chart Konsep Perencanaan
3.3. Analisa Hidrologi
Drainase
Hal-hal yang menjadi perhatian
dalam perencanaan sistem drainase Jalan
Untuk data-data curah hujan harian
Tol Surabaya-Mojokerto Seksi IA ini
selama 18 tahun akan dicari tinggi hujan
adalah :
rata-ratanya dengan Metode Thiessen
1) Saluran tepi di kaki-kaki timbunan
Polygon. Besarnya faktor pengaruh daerah
diharapkan dapat menampung debit
stasiun hujan dapat diketahui dengan mem-
limpasan yang terjadi baik yang berasal
plot-kan polygon pada peta topografi yang
dari permukaan jalan maupun kawasan
menunjukkan posisi stasiun hujan.
di sekitar proyek yang mungkin
membebani saluran yang direncanakan.
Selama rentan waktu 18 tahun
2) Arah aliran saluran direncanakan dalam
tersebut, ada beberapa rentan waktu dimana
bentuk skema drainase. Selain itu, juga
tidak terjadi hujan. Oleh karena itu, perlu
direncanakan gorong-gorong untuk
diperkirakan berapa besar peluang
mengalirkan air limpasan hujan yang
(frekuensi) terjadinya hujan dengan metode
terhalang oleh medan (misalnya :
Distribusi Normal, Distribusi Gumbel, dan
timbunan dan jalan yang telah ada
Distribusi Log Pearson, dimana metode-
(eksisting)).
metode distribusi tersebut dianalisa
kebenarannya dengan Uji Chi-Kuadrat.
Maka, akan diperoleh tinggi curah hujan
3.2. Pengumpulan Data
harian yang terjadi.
Data-data yang diperoleh berasal
Data-data lay out/site plan, long
dari :
section (potongan memanjang) dan cross
a) Balai PSAWS Butung Peketingan
section (potongan melintang) pada jalan
Ngagel, yang meliputi :
digunakan untuk merencanakan skema
Tabel curah hujan harian selama 18
drainase, luas daerah limpasan, dan
tahun dari stasiun hujan.
memperkirakan waktu masuknya air
b) Kontraktor PT. Wijaya Karya, yang
hujan menuju inlet-inlet terdekat (to).
meliputi :
Kemudian dengan menghitung kecepatan
Lay Out/Site Plan Proyek Jalan Tol aliran pada saluran (v) dengan rumus
Surabaya-Mojokerto Seksi IA
(rumus 2.27) diperoleh nilai
Survey Drainase berupa foto-foto dan
pengamatan langsung di lapangan. tf. Dengan diketahui nilai t o dan tf, waktu
konsentrasi (tc) dapat dicari.
10
Pot. Memanjang
Jalan Tol (Long
Section)
S = ΔH/L
Waktu Air
Limpasan di
Dari data-data
Saluran
Profil
Tidak
Terjadi
limpahan
Tidak Solusi
terjadi
FINISH
Saluran : S1 A = S saluran
= 1 berada di Zona
1
= A nomor index
saluran
Saluran : S G 3B = S saluran
= G gorong-gorong
= 3 berada di Zona
3
= B nomor index
saluran
Saluran : O3 = O outlet
= 3 nomor index
outlet
T14 = titik kontrol dengan Gambar 4.1. Dengan menggunakan dimension pada
nomor index 14 program AutoCAD dapat diketahui panjang saluran
rencana
Air hujan yang jatuh pada suatu poligon pada area yang dicari, dapat
daerah, limpasannya akan ditampung oleh diketahui luas (area) di lokasi tersebut.
saluran-saluran. Oleh karena itu, luasan
daerah yang “terkena” hujan perlu
diketahui.
ANALISA HIDROLOGI
5.2. Menentukan Waktu
5.1. Menentukan Tinggi Hujan Konsentrasi
Rencana
Waktu konsentrasi (tc) pada masing-
masing saluran, dilihat pada titik-titik
Ada 2 (dua) stasiun hujan yang
kontrol saluran. Titik-titik kontrol
berdekatan dengan lokasi proyek, yaitu
merupakan pertemuan antara saluran
stasiun hujan Ketegan dan stasiun hujan
tepi dari berbagai tempat pada suatu
Bono.
titik temu ataupun tergantung dari
.
kondisi (medan) tertentu yang
memerlukan pengontrolan. Dalam skema
drainase Tugas Akhir ini, titik-titik kontrol
Lokasi disimbolkan Tindex (Lihat sub-bab 4.1
Proyek tentang cara membaca simbol dan index
pada skema drainase)
Garis +5,52 Km
Pembagi Langkah awal dalam menghitung
nilai tc adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu nilai to dan tf.
Gambar 5.1. Lokasi Stasiun Hujan Ketegan dan
stasiun Hujan Bono (Sumber : Google Earth)
a) Nilai to
Stasiun hujan Ketegan berada pada Permukaan daerah limpasan terdiri dari
posisi 7o20,459’ LS dan 112o42,192’ BT permukaan jalan, permukaan timbunan
dan stasiun hujan Bono berada pada posisi jalan, dan permukaan lahan. Sesuai
7o22,442’ LS dan 112o44,459’ BT. Dengan dengan Tabel 2.8. dalam perumusan Kerby
bantuan Google Earth dapat ditarik garis (rumus 2.16) bahwa nilai nd tergantung
khayal yang menghubungkan kedua stasiun dari jenis permukaan daerah limpasan.
dan diketahui jarak antara kedua stasiun Diasumsikan berdasarkan Tabel 2.16
hujan adalah +5,52 Km. bahwa :
permukaan jalan : nd = 0.04
Berdasarkan metode Thiessen, jika permukaan timbunan jalan : nd = 0.02
garis yang menghubungkan kedua stasiun permukaan lahan : nd = 0,4
tersbut dibagi dua, tampak bahwa stasiun (untuk perumahan)
hujan Ketegan lebih dekat dan akan lebih : nd = 0,3
(untuk lapangan)
14
b) Nilai tf
Dalam perencanaan ini, kecepatan saluran
diperoleh berdasarkan rumusan Q = C I A = (0,8203) (132,686)
(rumus 2.27) dan panjang saluran (0,0026) = 0,079 m3/s
(L) terlampir pada Tabel 4.1 – Tabel 4.11.
Maka, dengan rumusan tf = L/v dapat Dengan memperoleh besar debit
diketahui nilai t f-nya.
hidrologi (Q) yang terjadi pada masing-
masing saluran, dapat direncanakan
Setelah nilai to dan tf diketahui,
dimensi saluran hidrolikanya. Berikut hasil
waktu konsentrasi pada masing-masing
hitungan dengan Ms. Excel untuk saluran-
saluran dapat dihitung dengan perumusan
saluran yang lain.
2.15.
15
7.2. Saran