Konsep Keperawatan Anak
Konsep Keperawatan Anak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja ini banyak dijumpai masalah karena masa ini
merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri.
Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh, timbulnya
jerawat yang dapat menyebabkan ganguan emosional, adanya gangguan
miopi, massa ini merupakan masa krisis identitas yakni anak memasuki
proses pedewasaan dan meninggalkan masa anak-anak, sehingga
membutuhkan bantuan dari orang tua (Hidayat,Musrifatul 2014).
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berfikir secara
konseptual, sudah mulai menunjukan perasaan malu, pada anak usia ini
sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang derefleksikan
dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukan ke
arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah
masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi
atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa peranyaan yang
dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasian dalam komunikasi
mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa
transisi dalam bersikap dewasa (Hidayat,2009).
Pada masa puber ini remaja berada pada tahap pencarian jati diri
untuk mencari identitas diri. Dalam rangka untk menentukan identitas diri
tersebut, maka remaja membutuhkan informasi.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai Konsep
Asuhan Keperawatan Terkait Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pada
Remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang definisi
remaja
b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
pertumbuhan dan perkembangan
c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang asuhan
keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam
kehidupan seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa
anak ke dewasa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,
emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. WHO
mendefinisikan remaja merupakan anak usia 10 – 19 tahun.
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan
perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Notoatdmojo, 2007).
Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan
antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu
antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang
dewasa muda.
Remaja adalah masa yang merupakan periode transisi yang anak-anak
menuju dewasa yang meliputi perubahan biologik, psikologik dan perubahan
sosial.
3
Pertumbuhan mulai terjadi sejak fase konsepsi, yaitu sejak pertemuan antara
sel telur dan sperma. Pertumbuhan individu sangat bergantung pada sifat
genetik yang diturunkan. Kendati potensi untuk tumbuh bergantung pada sifat
dan pola tumbuh kembang, juga dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya
pengaruh perhatian dan kasih sayang yang membantu meningkatkan kesehatan.
Malnutrisi (kekurangan gizi) atau penganiayaan fisik atau emosional, sangat
mempengaruhi pertumbuhan seseorang (Berger & Williams, 1992).
Kembang adalah peningkatan fungsi dan ketrampilan yang bersifat
kompleks. Perubahan yang terjadi bersifat kualitatif, yaitu berupa perubahan
psikososial, kognitif atau fungsi moral. Misalnya, perubahan minat sosial anak
dari keluarga ke dunia di luar lingkungan keluarga, pada dasarnya
mencerminkan suatu perkembangan. Perkembangan lebih sulit diukur daripada
mengukur pertumbuhan karena lebih kompleks dan abstrak. Maturasi juga
digunakan untuk menguraikan perubahan kualitatif, walaupun maturasi dan
pertumbuhan tidak sama, karena menggambarkan perbedaan atau peningkatan
kompleksitas kemampuan yang bertambah sesuai dengan usia, sedangkan
perkembangan menunjukkan perubahan bertahap dari kemampuan sesorang
(Berger & Williams, 1992).
4
identitas kelompok dan rasa identitas pribadi dan menjalin hubungan personal
yang akrab, baik dengan teman pria maupun wanita yang disebut dengan
Erikson sebagai identitas versus kerancauan identias. Biasanya remaja
dipenuhi oleh peranyaan tentang arti kehidupan dan masa depan. Proses
pengembangan identitas diri merupakan fenomena yang kompleks yang
mencerminkan keturunan, nilai keluarga, pengalaman kehidupan masa lalu,
keyakinan, dan harapan untuk masa depan, serta persepsi mereka tentang
tuntutan dan harapan orang yang berarti dalam kehidupannya.
Memberi kesempatan untuk berperilaku seperti orang dewasa, antara
lain, mengasuh, berpacaran, atau meninggalkan rumah untuk bersekolah diluar
kota memungkinkan remaja untuk menelaah tanggung jawab dan peran orang
dewasa. Pengarahan orang tua dalam menentukan alternatif dan membuat
keputusan yang logis dalam menyelesaikan masalah, sangat penting bagi
remaja. Orang tua perlu memahami konflik yang pada umumnya dialami
remaja, yaitu konflik antara keinginan untuk menunjukan identitas
dirinyamelalui kemandirian dengan perasaan masih bergantung pada orang tua.
Dalam hal ini, komunikasi yang terbuka antara remaja dan orang tua menjadi
sangat penting.
Dalam perkembangan kognitifnya, remaja mampu berfikir tentang cara
merubah masa depan dan mampu mengantisipasi konsekuensi dari tiap
perilaku mereka, serta dapat melihat hubungan abstrak antara diri mereka dan
lingkungannya. Dari segi moral, remaja biasanya mulai menentang nilai - nilai
tradisonal dan mencoba mengkajinya secara logis ( Chiryani,2008 ).
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area ketrampilan
yang dibutuhkan anak untuk dapat menjadi seseorang dewasa yang
kompeten selain mengkaji ketrampilan yang telah diuraijan tersebut,
perawat juga perlu mengkaji data demografi, riwayat kesehatan terdahulu,
5
kegiatan hidup anak sehari-hari, keadaan fisik, status mental, hubungan
interpersonal, riwayat personal dan keluarga.
a. Data demografi
Pengkajian data demografi meliputi:
1. Nama
2. Usia: kisaran 12-18 tahun
3. Pendidikan: usia SMP-SMA
4. Alamat orang tua, serta data lain yang dianggap perlu diketahui
5. Riwayat kelahiran
6. Alergi: obat, makanan, minuman atau cuaca yang dapat
menyebabkan alergi pada remaja.
7. Penyakit dan pengobatan yang pernah diterima anak, juga perlu
dikaji.
8. Aktivitas kehidupan sehari-hari anak meliputi keadaan nutrisi
termasuk berat badan, jadwal makan, dan minat terhadap makanan
tertentu. Tidur termasuk kebiasaan dan kualitas tidur. Eliminasi
meliputi kebiasaan dan masalah yang berkaitan dengan eliminasi.
Kecacatan dan keterbatasan lainnya.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Pernafasan (breating) pemenuhan oksigen
Remaja sering mengalami ansietas (kecemasan) berbagai hal mulai
dari masalah dengan orang tua, dengan teman atau dengan yang
lain. Ciri-ciri seorang remaja yang mengalami ansietas adalah:
a.) Ansietas ringan
1) Sesekali nafas pendek
2) Nadi dan tekanan darah meningkat
b.) Ansietas sedang
1.) Sering nafas pendek
2.) Nadi dan tekanan darah meningkat
6
c.) Ansietas berat
1.) Nafas pendek
2.) Nadi dan tekanan darah meningkat
2. Cardiovaskular (blood)
3. Persyarafan (brain)
4. Perkemihan-eliminasi uri (bladder)
Sistem perkemihan pada remaja mengikuti bagaimana intakenya.
Remaja yang banyak beraktivitas akan banyak minum sehingga
output urinnya pun juga banyak. Permasalahan lainnya adalah
remaja sering mencoba berbagai macam minuman baru yang
belum ia mencoba. Mereka tidak memikirkan bagaimana efek dari
yang mereka konsumsi. Dapat saja minuman itu merusak sistem
perkemihan mereka.
5. Pencernaan-eliminasi alvi (bowel)
Remaja cenderung melakukan diet yang tidak baik. Perilaku
tersebut menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gastritis,
diare, konstipasi dan sebagainya. Untuk mengetahui masalah
tersebut perawat dapat melakukan pengkajian nutrisi kepada
remaja seperti intake nutrisi, melakukan inspeksi dan palapsi organ
cerna (palatum, bibir, lidah, gigi, mukosa), auskultasi peristaltik
usus, palpasi abdomen (adakah nyeri tekan, masa). Selain masalah
tersebut remaja yang mengalami masalah psikososial juga
cenderung tidak memperhatikan nutrisi yang dibutuhkan tubuhnya.
Ciri-cirinya meliputi:
a.) Ansietas ringan
1.) Gangguan ringan pada lambung
2.) Muka berkerut dan bibir bergetar
b.) Ansietas sedang
1.) Mulut kering
2.) Anorexia
3.) Diare/konstipasi
7
c.) Ansietas berat
Seorang remaja yang mengalami ansietas berat cenderung tidak
mau untuk makan sehingga ia sering mengalami gastritis.
6. Tulang-otot-integumen (bone)
a.) Integumen
Permasalahan yang biasanya dialami oleh remaja mengenai
gangguan kulit adalah acne vulgaris (jerawat). Pada kondisi
tersebut remaja malu dan cemas akan kondisinya.
b.) Aman nyaman
c.) Personal hygine
Personal hygine pada remaja biasanya sangat baik. Mereka
sangat memperhatikan penampilannya untuk terlihat
cantik/tampan. Namun ada pula remaja yang tidak peduli
dengan hyginenya. Hal tersebut harus dilakukan pengkajian
agar remaja dapat merawat diri mereka untuk mencapai
kualitas yang lebih baik.
d.) Sistem reproduksi
Pertumbuhan fisik terjadi dalam waktu yang sengat singkat,
yaitu dalam 18 hingga 36 bulan dan selesai selama masa
pubertas. Remaja putri tingginya bertambah 5-20 cm dan berat
bertambah 7-25 kg yang dialami 2 tahun lebih awal daripada
remaja putra. Pengaruh hormonal pada pertumbuhan dan
perubahan fisik remaja sangat nyata terutama pada fungsi
seksual atau karakteristik seks sekunder. Pertumbuhan
reproduktif berakhir pada usia 17 tahun.
Perilaku seksual di usia remaja sering terjadi seks bebas.
bahwa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas,
diantaranya adalah menonton film porno, pengaruh pergaulan
bebas, dan kurangnya peran dan perhatian orang tua kepada
anaknya, kurangnya dasar ilmu agama, dan pola pikir yang
dangkal. Sehingga diperlukan upaya penanggulangan dari
8
segala pihak dengan langkah upaya meningkatkan akses remaja
terhadap informasi yang benar dengan merangkul berbagai
kalangan, termasuk media massa. Pendidikan kesehatan
mengenai seks bebas juga diberikan sedini mungkin agar
remaja dapat menghindari seks bebas tersebut.
c. Status mental
Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk memberi
gambaran mengenai fugsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku
dengan tingkat fungsi ego anak dari waktu ke waktu. Status mental
anak perlu dikaji setiap waktu dengan suasana yang santai dan nyaman
baik bagi anak.
Depkes RI (2001) dan Santrock (1993) menyatakan bahwa
perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
perkembangan sosial psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja
pertengahan(15-16 tahun) dan remaja akhir (17-19 tahun). Berikut ini
akan dijelaskan tentang ciri-ciri pada setiap tahap perkembangan,
dampaknya terhadap dan efeknya terhadap oarang tua.
9
Tabel perkembangan psikososial remaja awal
No. Tahap Perkembangan Dampak Terhadap Efek Terhadap Orang
Remaja Tua
1. Cemas terhadap Kesadaran diri Orang tua mungkin
penampilan badan meningkat menganggap terfokus
atau fisik pada dirinya
10
sendiri.
11
dengan teman
daripada berlibur
dengan
keluarganya.
(Sumiati, 2009)
12
2. Diagnosa
Menurut NANDA (2015) Diagnosa keperawatan yang biasanya muncul
adalah :
a. Ansietas
b. Kerusakan integritas kulit
c. Resiko keterlambatan perkembangan
d. Resiko perilaku kekerasan
e. Ketidakseimbangan nutrisi
3. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan untuk permasalahn ansietas pada remaja
meliputi:
Pada klien
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu klien untuk mengudentifikasi dan menguraikan perasaan
c. Bantu klien untuk menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
d. Bantu klien mengenal penyebab ansietas
e. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
f. Bantu klien mengenal ansietas
g. Bantu klien untuk mengidentifkasi dan mengungkapkan perasaan
h. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien
Pada keluarga
a. Bantu keluarga untuk mengenal masalah ansietas yang dihadapi
oleh anggota keluarga
b. Diskusikan bersama keluarga tentang proses terjadinya masalah
ansietas
c. Diskusikan bersama keluarga cara merawat anggota keluarga yang
mengalami ansietas
d. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat anggota keluarga
yang mengalami ansietas
e. Diskusikan bersama keluarga cara merujuk anggota keluarga yang
mengalami ansietas.
13
( sumiati,dkk 2009).
Untuk masalah depresi yang dialami remaja, intervensi yang dapat
dilakukan meliputi:
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Membantu klien mengidentifikasi pola kognitif yang negative
c. Membantu dalam kehidupan sehati-hari
d. Memberikan dukungan emosional
e. Mendorong klien untuk mulai beraktifitas
f. Rujuk kepada ahli kesehatan mental
14
Gejala dan tanda-tanda dini penyalahgunaan napza
Tanda-tanda fisik Tanda-tanda dirumah Tanda-tanda disekolah
Kesehatan fisik Membangkang Membolos
dan penampilan terhadap teguran sekolah/tidak
diri menurun orang tua, jarang disiplin dan
Badan kurus, ikut kegiatan perhatian
lemas, dan keluarga terhadap
selera makan Mulai melupakan lingkungan tidak
menurun serta tanggung jawab ada
suhu tubuh rutinya dirumah dan Sering keliatan
tidak beraturan tidak mau peduli mengantuk di
Pernafasan akan peraturan sekolah dan
lambat dan keluarga. prestasi menurun.
dangkal, pupil Sering pergi ke Sering keluar
mata mengecil disko, pesta atau kelas pada saat
dan kejang otot. pulang malam dan jam pelajaran
Suka mengeluh menginap di rumah dengan alas ke
mulutnya terasa teman. kamar kecil dan
kering Pola tidur berubah, masuk terlambat
Cara berpakaian pagi susah ke kelas setelah
sembarangan dibangunkan dan jam istirahat.
dan menjadi malam selalu Sekali-kali
pengemar baju begadang dijumpai dalam
lengan panjang Menghabiskan keadaan mabuk,
Matanya uangg tabunganya bicara pelo/cedal
memerah dan dan selalu dan jalan
cekung, kehabisan uang. sempoyongan
terkesan Bila di Tanya Meninggalkan
ngantuk terus sikapnya selalu hobi-
Jika terkena air depensif atau penuh hobinya.(ekstra
timbul rasa sakit kebencian. kulikuer dan olah
sehingga Sering mencuri raga yang
biasanya malas uang dan barang- digemarinya,
mandi barang berharga mulai kumpul
Kesadaran dirumah. dengan anak-anak
makin lama Males mengurus yang tidak beres
makin menurun diri(tidak mau di sekolah.
membereskan Mudah
tempat tidur, males tersinggung dan
mandi, sering tidur mudah marah
di pagi hari serta sering
berbohong.
15
2. Gangguan depresi pada remaja
Pada kondisi remaja stress yang tak kunjung selesaikarena ketidak
mampuan dirinya menyelesaikan masalahnya,seorang remaja dapat
mengalami depresi. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yangb
di tandai dengan perasaan sedih dan berduka berlebihan dan
berkepanjangan. Menurut Philip.L. Rice (1922),depresi adalah ganguan
mood atau kondisi emosional yang berkepanjangan yang mewarnai
seorang remaja mengalami ganguan dalam berfikir, berpesan dan
berperilaku. Pada umumnya yang muncul secara dominan adalah
perasaan yang tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Penyebab depresi
a. Faktor biologis ; sakit yang berkepanjangan/kronik, pengaruh
hormonal, penurunan/ peningkatan berat badan.
b. Faktor psikososial ; konflik individu/ interpersonal, masalah
pribadi remaja vs orang tua, masalah pribadi remaja vs teman
sebaya.
c. Faktor keturunan
3. Ganguan psikomatik
Gangguan psikomatik adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami keluhan gejala fisik yang berulang, yang disertai dengan
permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali-kali terbukti
hasilnya negative dan juga sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak
ditemukan kelainan fisik yang menjadi dasar keluhanya. Pasien biasanya
menolak adanya penyebab psikologis, walaupun ditemukan gejala
ansietas dan depresi yang nyata.
4. Ansietas
Ansietas atau kecemasan merupakan respon individu terhadap
suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh seluruh
mahluk hidup. Stuart dan laraia (1998) mengidentifikasi ansietas sebagai
pengalaman emosi dan subyektif yang bersifat individual.
16
Ansietas adalah respon emosi tanpa obyek yang spesifik sehingga
klien merasakan suatu perasaan was-was seakan sesuatu yang buruk akan
terjadi dan biasanya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung
beberapa hari, bulan bahkan tahun.
Tanda dan gejala diantaranya :
Ansietas sedang
Respon kognitif Respon perilaku dan
emosional
Lapang persepsi Gerakan
menyempit tersentak/merema
Tidak mampu s tangan
menerima Bicara bnayk dan
rangsang dari lebih cepat
luar Insomnia
Berfokus pada Perasaan tidak
17
apa yang aman
menjadi gelisah
perhatianya
Ansietas berat
Respon kognitif Respon perilaku dan
emosional
lapang persepsi perasaan adanya
sangat sempit ancaman
tidak mampu menigkat
menyelesaikan verbalisasi cepat
masalah blocking
PERILAKU KESEHATAN
Skinner (1983) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skinner
ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus - Organisme – Respons. Skinner
membedakan adanya dua respons.
1. Respondent respons atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan
oleh rangsangan-rangsangan (stimulus ) tertentu.
Misalnaya lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan
mengadakan pesta, dan sebagainya.
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang
timbul dan berkembang kemudian di ikuti oleh stimulus.
Di lihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat di bedakan menjadi dua :
18
a. Perilaku tertutup ( covert behaviour )
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup ( covert ).
b. Perilaku terbuka ( overt behaviour )
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka, sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
pratek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21