DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
ARMAWATI C051171320
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gangguan Alergi Anafilaksis” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas kelompok dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
TIM PENULIS
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................................5
B. Etiologi............................................................................................................................5
D. Patofisiologi....................................................................................................................8
E. Pathway...........................................................................................................................9
F. Asuhan Keperawatan......................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik yang berat dan dapat menyebabkan
kematian, terjadi secara tiba-tiba segera setelah terpapar oleh allergen atau pencentus
lainnya. Reaksi anafilaksis termasuk ke dalam hipersensivitas Tipe I menurut klasifikasi
Gell dan Coombs.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini yaitu dapat memahami tentang konsep medis dari
gangguan alergi anafilaksis, mulai dari definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi
4
dan lainnya. Dan untuk mendapatkan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada
pasien gangguan alergi anafilaksis, mulai dari pengkajian, diagnosa sampai intervensinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Anafilaksis (anaphylaxis) adalah reaksi yang berat dan bisa mengancam jiwa dan
harus selalu ditangani sebagai hal darurat medis. Anafilaksis terjadi setelah seseorang
terpapar dengan alergen (makanan, serangga, dan obat) yang dapat menimbulkan alergi
padanya [ CITATION ASC15 \l 1057 ].
Reaksi anafilaksis merupakan reaksi cepat dimana gejala muncul segera setelah
alergen masuk ke dalam tubuh. Para pakar sepakat bahwa anafilaksis merupakan keadaan
darurat yang potensial dan dapat mengancam nyawa. Jika reaksi tersebut cukup hebat
sehingga menibulkan syok disebut sebagi syok anafilaksis yang dapat berakibat fatal.
Reaksi anafilaksis dapat terjadi setelah paparan terhadap allergen dari sumber seperti
makanan, gigitan serangga, obat-obatan, dan imunisasi [ CITATION Rea14 \l 1057 ].
B. Etiologi
Faktor pemicu timbulnya anafilaksis pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda
adalah sebagian besar oleh makanan. Sedangkan gigitan serangga dan obat-obatan menjadi
pemicu timbulnya reaksi ini.
5
Heparin
Protamin
Vanomisin
Amfoterisin B
Polimiksin
Bacterasin
Aspirin, agen antiinflamsi lainnya
Kolkisin
Tranquilizer/ obat penenag
2. Makanan
Kacang
Seafood
Telur
Biji-bijian
Susu
Buah jeruk
Stoberi
legume
3. Racun serangga
Hymenoptera (lebah madu, tawon, yellow jacket, lebah, semut api)
4. Biologi
Antisera heterolog
Enzim
Hormon
Vaksin (terutama jenis yang dikultur di telur)
5. Produk darah
Plasma, Kriopresipitasi/pemicu krio, Darah total, Gamma globulin
6. Ekstrak alergen
Agen uji kulit, Desensitisasi
7. Agen diagnosis
Sulfobromoftalein
Media kontras iodinasi
Tabel 1. Agen Umum Penyebab Anafilaksis
6
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari anafilaksis dapat berupa:
D. Patofisiologi
Alergen yang masuk lewat kulit, mukosa, saluran nafas atau saluran makan di tangkap
oleh Makrofag. Makrofag segera mempresentasikan antigen tersebut kepada Limfosit T,
dimana ia akan mensekresikan sitokin (IL4, IL13) yang menginduksi Limfosit B
7
berproliferasi menjadi sel plasma (Plasmosit). Sel plasma memproduksi IgE spesifik untuk
antigen tersebut kemudian terikat pada reseptor pemukaan sel Mast (Mastosit) dan basofil.
Mastosit dan basofil melepaskan isinya yang berupa granula yang menimbulkan reaksi
pada paparan ulang. Pada kesempatan lain masuk alergen yang sama ke dalam tubuh. Alergen
yang sama tadi akan diikat oleh IgE spesifik dan memicu terjadinya reaksi segera yaitu
pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamine, serotonin, bradikinin dan beberapa bahan
vasoaktif lain dari granula yang di sebut dengan istilah preformed mediators.
Fase Efektor adalah waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ
tertentu. Histamin memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkan permeabilitas vaskuler
dan Bradikinin menyebabkan kontraksi otot polos. Platelet activating factor (PAF) berefek
bronkospasme dan meningkatkan permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit.
Beberapa faktor kemotaktik menarik eosinofil dan neutrofil. Prostaglandin leukotrien yang
dihasilkan menyebabkan bronkokonstriksi. Vasodilatasi pembuluh darah yang terjadi
mendadak menyebabkan terjadinya fenomena maldistribusi dari volume dan aliran darah. Hal
ini menyebabkan penurunan aliran darah balik sehingga curah jantung menurun yang diikuti
dengan penurunan tekanan darah. Kemudian terjadi penurunan tekanan perfusi yang berlanjut
pada hipoksia ataupun anoksia jaringan yang berimplikasi pada keadaan syok yang
membahayakan penderita.
E. Pathway
Makanan, obat-obatan dan sengatan
serangga
Makrofag
mempresentasi antigen
pada limfosir T
Mesekrsikan sitokinin
(IL-4, IL-3)
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium dapat membantu menentukan diagnosis, memantau keadaan
awal, dan beberapa pemeriksaan digunakan untuk memonitor hasil pengobatan serta
mendekteksi komplikasi lanjut. Hitung eosinofil darah tepi normal atau meningkat,
begitupun IgE total sering menunjukkan nilai normal. Pemeriksaan ini berguna untuk
memprediksikan kemungkinan alergi pada bayi atau anak kecil dari suatu keluarga
dengan derajat alergi tinggi.
b. Pemeriksaan lainnya yaitu IgE pesifik dengan RAST(radio-immunosorbent test) atau
ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay Test) menggunakan prinsip
imunoabsorbsi dan menunjukkan peningkatan kadar IgE pada darah klien. Alergen
biasanya menempel pada permukaan yang solid, biasanya cakram kertas. Darah klien
diinkubasi pada cakram. Jika klien memiliki antibodi terhadap antigen yang diuji, maka
mereka akan meningkat alergen. Antibodi yang tidak berikatan akan tercuci dan kadar
antigen IgE dapat diukur. Uji imi kurang sensitif dibanding uji kulit, memakana waktu,
dan mahal.
c. Pemeriksaan secara invito secra uji kulit untuk mencari alergen penyebab yaitu dengan
uji cukit (prick test), uji gores (scratch test), dan uji intrakutan atau intradermal yang
9
tunggak atau berseri (skin end tiration/SET). Uji cukit paling sesuai karena mudah
dilakukan dan dapat ditoleransi oleh sebagian penderita termasuk anak.
d. Pemeriksaan lain seperti analisa gas darah, elektrolit dan guka darah, tes fugsi hati, tes
fungsi ginjal, elektrokardiografi, rontgen thorak, dan lain-lain.
G. Asuhan Keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anafilaksis merupakan reaksi sistemik yang berat dan termasuk ke dalam reaksi
hipersensitivitas tipe I menurut klasifikasi Gell dan Coombs. Reaksi anafilaksis dapat
disebabkan oleh beragam macam sebab, diantaranya makanan, lateks, obat-obatan, reaksi
sengatan serangga serta masih banyak penyebab lainnya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini ada begitu banyak hal kompleks yang akan ditemui,
oleh karenanya akan lebih baik jika makalah ini dibaca berdampingan dengan textbook
terkait agar tidak ada dualisme persepsi
10
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang Diharapkan Edisi 8 Buku 3 . Singapore : Elsevier .
Blackwell, Wiley. 2015-2017. Nursing Diagnoses Definition and Classification Edisi 10.
Jakarta: EGC
Bulechek, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Elsevier.
Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcome Classification Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Elsevier.
Jessenger, Vinoshalni, & Sidemen, G.P.2016. Penatalaksanaan Syok Anafilaktik. Bagian/SMF
Anestesioogi dan Reanimasi. FK Universitas Udayana.
11