Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DM (Diabetes Melitus)

Pokok Pembahasan : DM (Diabetes Melitus)”


Sasaran : Pasien, dan keluarga pasien
Tempat : Rumah klien
Hari/Tanggal : Rabu, 13/02/2019
Waktu : 1 x 30 menit
1. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degenerative yang menjadi ancaman utama
pada umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak
menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dibetes mellitus sering di
sebut dengan The Great Imitator, yaitu penyakit yang mengenai semua organ tubuh dan
menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan, sehingga
seseorang tidak menyadari bahwa adanya berbagai macam perubahan pada dirinya.
Perubahan seperti minum lebih banyak, buang air kecil menjadi lebih sering, berat badan
terus menurun, dan berlangsung cukup lama, biasanya tidak diperhatikan, hingga baru di
ketahui setelah kondisi menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar
glukosa darahnya (Mirza, 2012).
DM adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik dengan ditandai oleh adanya
hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya.
Penyakit DM sering menimbulkan komplikasi berupa stroke, gagal ginjal, jantung, nefropati,
kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan menderita luka gangren.
DM yang tidak ditangani dengan baik angka kejadian komplikasi dari DM juga akan
meningkat, termasuk komplikasi cedera kaki diabetes (Waspadji, 2010).
Waspadji (2010) lebih lanjut menyebutkan bahwa penderita DM dapat terjadi
komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi
kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan pada
retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh
darah besar (makrovaskuler), manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi pada pembuluh
darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah perifer (tungkai
bawah). Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan
akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi kaki, yang
kemudian dapat berkembang menjadi ulkus atau gangren diabetes.
Berdasarkan bukti epidemologi terkini, jumlah penderita Diabetes Mellitus di
seluruh dunia saat ini mencapai 20 juta (8,4 %), dan di perkirakan meningkat lebih dari 330
juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk meningkatnya angka harapan hidup
dan pertumbuhan populasi yang tinggi, dua kali lipat disertai peningkatan angka obesitas
yang di kaitkan dengan urbanisasi dan ketergantungan terhadap makanan olahan (WHO,
2009). Berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan tahun 2001 dalam The Soedirman
Journal of Nursing (2008), penyakit DM mempunyai populasi terbesar dunia di kawasan
Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, prevalensi Diabetes
Mellitus di Indonesia berdasarkan wawancara adalah 2,1% (15.169 jiwa dari 722.329 jiwa).
Angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi
(93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti.
Fenomena tersebut memerlukan upaya efektif untuk mencegah terjadinya luka pada
penderita DM. Upaya tersebut dapat berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pemeriksaan dan perawatan kaki pada pengelolaan kaki diabetes merupakan upaya yang
diutamakan pada keperawatan keluarga. Pemakaian alas kaki dianjurkan untuk mencegah
cedera kaki.

2. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang diabetes melitus selama 30 menit
diharapkan peserta mengerti tentang penyakit diabetes melitus.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang diabetes melitus, diharapkan peserta mampu:
1) MenjelaskankembaliPengertian Diabetes Mellitus
2) Menjelaskan kembali 4 dari 7Penyebab Diabetes Meliitus
3) MenjelaskankembaliTanda dan Gejala Diabetes Mellitus
4) MenjelaskankembaliResiko Terkena Diabetes Mellitus
5) Menjelaskan kembali Komplikasi Diabetes Mellitus
6) Menjelaskan kembali Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
7) Menjelaskan kembali Gizi Seimbang pada Diabetes Mellitus

3. Materi Penyuluhan
a. Pengertian
b. Penyebab Diabetes Meliitus
c. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
d. Resiko Terkena Diabetes Mellitus
e. Komplikasi Diabetes Mellitus
f. Pencegahan dan Pengobatan Diabetes Mellitus
g. Gizi Seimbang pada Diabetes Mellitus
4. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Pasien, keluarga pasien dan pengunjung
5. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode:
a. Ceramah/presentasi
b. Tanya jawab
6. Media
a. LCD
b. Leaflet
c. Laptop
7. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode Media
Penyuluhan Peserta

Pembukaan 5  Membuka  Mendenga Ceramah -


menit dengan salam rkan
 Memerkenalk  Memperh
an diri atikan
 Menjelaskan  Menjawab
maksud dan tujuan pertanyaan
penyuluhan
 Kontrak
waktu
 Menggali
pengetahuan peserta
sebelum dilakukan
penyuluhan
Penyajian 15  Menjelaskan  Mendenga Ceramah, Leaflet
menit tentang: rkan Tanya
a. Pengertian  Memberik
jawab
b. Penyebab
an tanggapan
Diabetes Meliitus
dan pertanyaan
c. Tanda dan
mengenai hal
Gejala Diabetes
yang kurang
Mellitus
d. Resiko dimengerti
Terkena Diabetes
Mellitus
e. Komplikasi
Diabetes Mellitus
f. Pencegahan
dan Pengobatan
Diabetes Mellitus
g. Gizi
Seimbang pada
Diabetes Mellitus
 Memberi
kesempatan untuk
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10  Menggali  Menjawab Ceramah, Leaflet
menit pengetahuan pertanyaan Tanya
 Memberik
peserta setelah jawab
an tanggapan
dilakukan
balik
penyuluhan
 Menyimpulka
n hasil kegiatan
penyuluhan
 Menutup
dengan salam

8. Evaluasi
a. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan mnimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet, LCD dan laptop
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
e. Pembicara diharapkan dapat menguasai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat penyuluhan
berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
b. Hasil :
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti
dan memahami tentang pengertian pengertian, penyebab diabetes meliitus,
tanda dan gejala diabetes mellitus, resiko terkena diabetes mellitus, komplikasi
diabetes mellitus, pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus, gizi seimbang
pada diabetes mellitus
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan
prilaku kesehatan yaitu mengetahui tentang penyakit diabetes melitus
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolism dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin
atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John
2000).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga
terjadi peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.

2. Macam DM dan Penyebabnya


a. Diabetes tipe I

Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor
genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi
sel beta.Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes
tipe I. kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA(human
leucocyt antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat
tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA
tersebut.

Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah
jaringan asing. Factor-faktor ;lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses
otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (IrawanSusiloImim, dkk, 2000)

b. Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes melitus II. Faktor-faktoriniadalah :

a. Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.


b. Obesitas
c. Riwayatkeluarga

(IrawanSusiloImim, dkk, 2000)

Secara umum penyebab DM adalah;

a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kuranggerak
b. Kehilangan insulin
c. Alkoholisme
d. Obat-obatan

3. Tandadan Gejala DM
a. Berat badan menurun
b. Banyak makan banyak minum
c. Banyak kencing
d. Cepat lelah & mengantuk
e. Kesemutan pada jari
f.Penglihatan kabur

4. Resiko terkena DM
a. Riwayat keturunan dengan diabetes, misalnya pada DM tipe 1 diturunkan

sebagai sifat heterogen, mutigenik. Kembar identik mempunyai resiko 25%-50%,

sementara saudara kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (Black,2009).


b. Lingkungan seperti virus (cytomegalovirus, mumps, rubella) yang dapat

memicu terjadinya autoimun dan menghancurkan sel-sel beta pankreas, obat-obatan

dan zat kimia seperti alloxan, streptozotocin, pentamidine.


c. Usia diatas 45 tahun.
d. Obesitas, berat badan lebih dari atau sama dengan 20% berat badan ideal.
e. Etnik, banyak terjadi pada orang Amerika keturunan Afrika, Asia.
f. Hipertensi, tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mg/dl.
g. HDL kolesterol lebih dari atau sama dengan 35 mg/dl atau trigiserida lebih

dari 250 mg/dl.


h. Riwayat gestasional DM (Smeltzer,2005).
i. Kebiasaan diet.
j. Kurang olah raga.
5. Komplikasi DM
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan karena

penurunan kadar glukosa darah. Gejala pada hipoglikemia dapat ringan berupa gelisah

sampai berat berupa koma disertai kejang. Penyebab terseringnya adalah akibat obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea.


b. Hiperglikemia
Kelompok hiperglikemia, secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori

yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut.

Tandanya adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Pada dasarnya pengobatan

hiperglikemia adalah lakukan rehidrasi cepat untuk mengatasi dehidrasi dengan

pemberian cepat Nacl 0,9% sebanyak liter pada 30 menit pertama , 0,5 liter pada menit

kedua jadi berjumlah 3 liter pada jam pertama. Kemudian berikan insulin pada jam ke

2 dalam bentuk bolus (intravena) dosis 180 mU/kg BB. Dengan tindakan ini akan

segera memperbaiki keadaan.


c. Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ yang

mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada


(1) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga

mengakibatkan kebutaan.
(2) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer)

mengakibatkan gangguan sensoris pada organ tubuh.


(3) Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat

mengakibatkan gagal ginjal.


d. Makroangiopati
(1) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti infark

miokard maupun gangguan fungsi jantung karena arterisklerosis.


(2) Penyakit vaskuler perifer.
(3) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke.
e. Gangguan diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak

sembuh-sembuh.
6. Pengobatan DM

Ada 5 cara untuk mengontrol gula darah tetap pada rentan normal (Tarwoto dkk,2011)
1.) Managemen diet

Kontrol nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar penanganan pasien

DM. komposisi nutrisi pada diet DM adalah kebutuhan kalori, karbohidrat, lemak,

protein dan serat.

a.) Kebutuhan kalori

Tergantung dari berat badan (kurus, ideal, obesitas), jenis kelamin, usia, aktivitas

fisik. Misalnya untuk pasien kurus kebutuhan kalori sekitar 2300-2500 kalori, BB

ideal antara 1700-2100 kalori dan gemuk antara 1300-1500 kalori (Sukardji ,2007).

b.)Kebutuhan karbohidrat

Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori tubuh, yaitu

sekitar 50-60%.

c.) Kebutuhan protein

Untuk adekuatnya cadangan protein diperlukan kira-kira10-20% dari kebutuhan

kalori atau 0,8g/kg/hari.

d.)Kebutuhan lemak

Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari lemak nabati

daripada dari lemak hewani.

e.) Kebutuhan serat

Serat dibutuhkan sekitar 20-35 g/hari dari berbagai bahan makanan atau rata-rata

25 g/hari.

2.) Latihan fisik


Ini sangat dibutuhkan bagi penderita DM, karena pada saat latihan fisik energi

yang dipakai adalah glukosa dan asam lemak bebas. Jenis latihan fisik yang bisa

dilakukan yaitu olahraga seperti latihan aerobik, jalan santai, lari, bersepeda dan

berenang. Latihan fisik ini bertujuan untuk :

a.) Menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan metabolisme

terutama karbohidrat.

b.) Menurunkan BB, terutaman pada pasien yang mengalami obesitas untuk

mencapai BB normal/ideal.

c.) Meningkatkan sensitifitas insulin.

d.) Meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar trigliserida.

e.) Menurunkan tekanan darah.

3.) Obat-obatan

a.) Obat antidiabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OH) efektif pada DM

tipe 2 jika managemen diet dan latihan fisik gagal.

Jenis obat-obat anti diabetik oral adalah :

(1) sulfonilurea : merangsang sel beta pankreas untuk melepaskan cadangan

insulin. Misalnya : Glibenklamid, Tolbutamid, Klorpropamid.

(2) Biguanida : Bekerja dengan cara menghambat penyerapan glukosa di

usus. Misalnya : Mitformin, Glukophage.

b.) Pemberian hormon insulin


Tujuannya untuk meningkatkan transport glukosa ke dalam sel dan menghambat

konversi glikogen dan asam amino menjadi glukosa. Berdasarkan daya kerjanya insulin

dibedakan menjadi :

(1) Insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam), seperti reguler insulin, actrapid.

(2) Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam), seperti NPH insulin, Lente

insulin.

(3) Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam), seperti protamin zinc insulin,

ultralente insulin.

(4) Insulin campuran yaitu kerja cepat dan menengah, misalnya 70% NPH, 30%

reguler.

Absorpsi dan durasi dari insulin bervariasi tergantung pada tempat penyuntikan,

injeksi pada abdomen akan diabsorbsi lebih cepat dibanding injeksi pada lengan atau bokong.

Dosis insulin ditentukan pada :

(1) Kebutuhan pasien. kebutuhan insulin akan meningkat pada keadaan sakit yang

serius atau parah, infeksi, menjalani operasi.

(2) Respon pasien terhadap injeksi insulin. Pemberian insulin biasanya dimulai antara

0,5 dan 1 unit/kg BB/hari.

4.)Monitoring Glukosa Darah

Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri dengan menggunakan

glukometer, pemeriksaan ini penting untuk memastikan darah dalam keadaan stabil.

Cara pengukuran glukosa darah secara mandiri yaitu :


a.) Siapkan alat glukometer.

b.)Pastikan kode pada alat glukometer sama dengan kode strip pereaksi khusus.

c.) Lakukan pengambilan darah kapiler dengan cara menusukkan stik pada ujung jari.

d.)Tempelkan darah pada ujung strip pada glukometer.

e.) Biarkan darah dalam strip sampai alat glukometer mengeluarkan angka kadar glukosa

darah.

f.) Hasil gula darah dapat dilihat pada layar monitor glukometer.

7. Gizi Seimbang untuk penderita DM


a. Makanlah aneka ragam makanan
b. Sumber zat tenaga (Karbohidrat, lemak)
c. Sumber zat pembangun (Protein)
d. Sumber zat pengatur (vitamin, air dan mineral)
e. Makanlah makanan unutk memenuhi kecukupan energy
f. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat
g. Batasi konsumsi lemak
h. Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari
i. Makanlah sumber zat besi
j. Biasakan makan pagi
k. Minum air bersih dan cukup (kurang lebih 8 gelasperhari)
l. Olahraga teratur
m. Makanlah makanan yang amankesehatan
n. Hindari minuman alcohol dan merokok
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddart, 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, Edisi 8 Volume 2 .EGC:


Jakarta.
AskandarTjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, FakultasKedokteran UNAIR
RSUD DrSotomo, Surabaya IrawanSusiloImim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes
Mellitus, CahayaRemadja Bandung.
Johnson. M, 2000, Diabetes TerapidanPencegahanya,IKAPI, Bandung
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar IlmuPenyakitDalamJilid I, BalaiPenerbit , FKUI,
Jakarta
Sidarwan, S, 2002, PetunjukPraktisPengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU pnCipto
Jakarta.
Smaltzer, Bare, 2001, KeperawatanMedikalBedah, Volume 2, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai