PENDAHULUAN
1
pergantian siang dan malam. Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk isu ini adalah
pembangkit listrik tenaga hybrid (PLTH).
PLTH adalah pembangkit listrik yang menggunakan dua atau lebih
pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda. Tujuan utama dari sistem
hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber
energi (sistem pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-
masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada beban
tertentu.
Oleh karen itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi
pembangkit listrik tenaga hybrid, Pembangkit listrik tenagan surya (PLTS) dan
generator set, pada gugusan pulau spermonde khususnya di pulau Samalona,
Makassar, Sulawesi – Selatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Pengertian Hybrid pada umumnya adalah penggunaan dua atau lebih
pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda. Tujuan utama dari sistem
hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber
energi (sistem pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-
masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada beban
tertentu[1].
Sistem Hybrid atau Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) merupakan
salah satu alternatif sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada daerah-daerah
yang sukar dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN atau
PLTD. PLTH ini memanfaatkan renewable energy sebagai sumber utama (primer)
yang dikombinasikan dengan Diesel Generator sebagai sumber energi cadangan
(sekunder).
Pada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi
matahari, angin, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set
sehingga menjadi suatu pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal untuk
dapat mensuplai kebutuhan energi listrik baik sebagai penerangan rumah atau
kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV, pompa air, strika listrik serta
kebutuhan industri kecil di daerah tersebut.
Dengan adanya kombinasi dari sumber-sumber energitersebut, diharapkan
dapat menyediakan catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi yang paling
optimal.
3
b. Konfigurasi PLTH Secara Umum
Sistem Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut :
Generator set
Panel Surya
Bidirectional Inverter
Battery
c. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid adalah photovoltaic digunakan
sebagai pembamgkit listrik utama yang menyuplai beban dan mengisi baterai pada
siang hari sedangkan generato set (genset) digunakan sebagai suplai cadangan pada
saat malam hari atau baterai kosong. Pada system ini, penggunaan photovoltaic
dilakukan semaksimal mungkin dan sebaliknya penggunaan genset dilakukan
seminimal mungkin untuk mengurangi biaya bahan bakar. Susunan konfigurasi
photovoltaic dan ukuran genst yang digunakan bergantung pada load profil dimana
system ini diaplikasikan. Adapun skematik operasi harian pembangkit listrik tenaga
hybrid ditunjukkan pada gambar 2.1.
4
Gambar 2.2. Operasi sistem dengan baterei
Pada gambar 2.2 umumnya terjadi pada malam hari, baterei yang telah diisi pada
siang hari, akan berfungsi menyuplai beban pada malam hari sampai baterei berada
pada kondisi level discharge yang telah ditentukan. Pada kondisi ini, genset belum
dioperasikan.
5
2.1 Software HOMER
HMOER adalah singkatan dari The Hybrid Optimization Model for Electric
Renewables, salah satu perangkat lunak yang paling populer saat ini untuk
mensimulasikan kinerja sistem PLTH baik dari sisi ekonomis maupun teknis.
Homer menyediakan beberapa pilihan jenis pembangkit, baik yang menggunakan
sumber energi terbarukan maupun sumber energi konvensional. Sistem hybrid yang
disimulasikan dapat berupa sistem tunggal atau sebagai sebuah sistem yang
tergabung dengan grid atau sebagai sebuah unit sistem yang dilengkapi media
penyimpanan energi atau tanpa media penyimpanan energi. Gamabar 2.4
memperlihatkan tampilan sistem hybrid yang dibangun serta hasil simulasinya.
Hasil simulasi yang ditampilkan diurut berdasarkan tingkat efisiensi operasi atau
biaya satuan energi yang paling rendah. Urutan yang paling atas adalah kombinasi
sistem hybrid yang paling optimal atau yang paling rendah biaya satuan energinya.
6
konfigurasi sistem terbaik dan kemudian memperkirakan biaya instalasi dan
operasi sistem selama masa operasinya seperti biaya awal, biaya penggantian
komponen, biaya operasional dan maintenance, biaya bahan bakar, dan lain –
lain.
Saat melakukan simulasi, HOMER menentukan semua konfigurasi sistem yang
mungkin, kemudian ditampilkan berurutan menurut net presentd cost – NPC
atau disebut juga life cycle costs. Jika analisa sensitivitas diperlukan, HOMER
akan mengulangi proses simulasi untuk setiap variabel sensitivitas yang
ditetapkan. Kesalahn relatif tahunan sekitar 3% dan bulanan sekitar 10%.
Gamabr 2.5 menunjukkan arsitektur HOMER yang terdiri atas tiga bagian
utama yaitu, simulasi dan output[3].
7
BAB III
8
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Sumber data
Dalam penelitian ini, terdapat dua sumber data yang akan digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa data load
profile dan biaya operasional existing plant. Sedangkan data sekunder yang
digunakan adalah data sheet dari komponen pembangkit seperti photovoltaic,
baterei, charge regulator, inverter, dan generator set. Selain profil komponen, data
irradiation (kWh/m2/day), clearness index, dan karakteristik cuaca di pulau
Samalona diperoleh dari website www.eosweb.larc.nasa.gov/sse/
2. Teknik pengambilan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi di
lapangan. Data load profile dapat diperoleh dengan mengobservasi besar daya tiap
rumah tangga yang ada di pulau samalona dengan membuat quisioner. Teknik ini
memungkinkan dilakukan karena jumlah rumah tangga di pulau ini masih sedikit.
Adapun data yang diperoleh dari quisioner yaitu Jenis beban listrik (watt), waktu
beroperasi (hour), existing plant, biaya operasional existing plant.
9
4.3 Tenik Analisis Data
Pada penelitian ini ada dua teknik analisis data yang dilakukan untuk
menentukan desain sistem PLTH dan nilai ekonomis yaitu :
1. Analisis secara teknis
10
4.4. Perancangan PLTH
a. Perancangan photovoltaic
1) Menentukan besar beban listrik (kW)
2) Menentukan Daily Irradiation (kWh/m2/day)
3) Menentukan konfigurasi sistem PLTS
Charge
PV Battery Inverter Load (AC)
regulator
11
PPV = Daya PV
PSH = Peak Solar Hours
5) Menentukan tegangan sistem
Besar tegangan baterei yang tersedia pada umumnya adalah tegangan 6 volt, 12
volt, dan 48 volt. Pada sistem ini nominal tegangan yang digunakan adalah 12 volt.
6) Menentukan jumlah modul terpasang seri dan paralel
𝑉𝐷𝐶
N𝑠 =
𝑉𝑚
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘
N𝑝 =
𝑃𝑚 𝑥 N𝑠
Dimana :
Ns = Jumlah modul terpasang seri
Np = Jumlah modul terpasang paralel
VDC = Tegangan DC sistem
Vm = Tegangan modul
Ppeak = Daya puncak beban
Pm = Daya modul
7) Menentukan kapasitas baterei
n x load
𝐶𝐵 =
𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ
Dimana :
CB = Kapasitas kabel (Ah)
n = jumlah hari operasi baterei
depth =
8) Melakukan pemilihan charge regulator da inverter
𝑉𝑖n = 𝑉𝐷𝐶
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘
𝐼in =
𝑉𝐷𝐶
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝐴𝐶
12
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐼𝑜𝑢𝑡 =
𝑉𝑜𝑢𝑡
Dimana :
Vin = Tegangan input inverter
Iin = Arus input inverter
Vout = Tegangan output Inveter
Iout = Arus output inverte
Pout = Daya output inverter
VDC = Tegangan pada sisi DC
VAC = Tegangan pada sisi AC
13
BAB V
Pulau Samalona adalah salah satu pulau yang masuk dalam wilayah
kecamatan Ujung Pandang, kota Makassar. Pulau ini merupakan salah satu objek
wisata yang cukup terkenal di kota Makassar dan sekitarnya. Banyak wisatawan
domestik bahkan wisatawan asing menghabiskan liburan mereka di pulau ini.
Dengan memiliki luas daratan sekitar 2 hetkar, pulau ini dihuni oleh 13 kepala
keluarga. Selain dihuni oleh 13 kepala keluarga, di pulau ini juga menyediakan
beberapa penginapan dengan minim fasilitas akibat keterbatasan energi listrik.
Masyarakat pulau Samalona memperoleh aliran listrik atas swadaya
masyarakat sendiri dengan menggunakan genset. Estimasi penggunaan energi
listrik di pulau ini ditunjukkan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Estimasi beban residensial di pulau Samalona, Makassar
Daya Jumlah Waktu Watt
Rumah Jenis Beban
(watt) (unit) Operasi (jam) hour
Lampu 20 6 4 480
Rumah 1 TV 90 2 3 540
Kipas Angin 40 2 4 320
pompa air 125 1 2 250
Lampu 20 7 5 700
TV 80 1 4 320
Rumah 2
Kipas Angin 40 2 3 240
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20 10 5 1000
TV 90 2 4 720
Rumah 3
Kipas Angin 45 2 4 360
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20/10 5/2 5 600
Rumah 4 TV 45 1 5 225
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20 6 4 480
Rumah 5 Kipas Angin 40 2 4 320
TV 45 1 4 180
14
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20/10/5 3/3/2 3 300
Kipas Angin 40 2 3 240
Rumah 6
TV 45 1 3 135
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20/10/25 5/1/1 3 480
Kipas Angin 40 1 3 120
Rumah 7
TV 45 1 3 135
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 20/18/5 5/5/3 4 940
Kipas Angin 40 2 4 320
Rumah 8
TV 45 3 4 540
Pompa Air 125 1 2 250
Lampu 18/5 2/2 3 138
Rumah 9 TV 45 1 3 135
Pompa Air 125 1 1 125
Lampu 20/10 3/2 3 240
Kipas Angin 40 1 3 120
Rumah 10
TV 90 1 3 270
Pompa Air 125 1 1 125
Lampu 20/10 2/3 3 210
Rumah 11 TV 90 1 3 270
Pompa Air 125 1 1 125
Lampu 18/20 2/3 3 288
Rumah 12 TV 90 1 3 270
Pompa Air 125 1 1 125
Lampu 18 5 3 270
Rumah 13 TV 45 1 3 135
Kipas Angin 40 1 3 120
Lampu 20/10 26/20 8 5760
Penginapan*
Kipas Angin 40 20 18 14400
*Beroperasi saat weekend
Berdasarkan tabel 5.1 beban harian di pulau Samalona dapat di tentukan seperti
terlihat pada tabel 5.2. Beban listrik pada saat weekdays dan weekend berbeda
secara signifikan. Hal ini disebabkan karena pada saat libur banyak pengunjung
sehingga beban listrik bertambah.
15
Tabel 5.2 Daily load
Beban (Watt)
No Waktu
Weekdays Weekend
1 00.00 – 00.01 0 0
2 01.00 – 00.02 0 0
3 02.00 – 00.03 0 0
4 03.00 – 00.04 0 0
5 04.00 – 00.05 0 0
6 05.00 – 00.06 0 720
7 06.00 – 00.07 0 720
8 07.00 – 00.08 0 800
9 08.00 – 00.09 0 800
10 09.00 – 00.10 0 800
11 10.00 – 00.11 0 800
12 11.00 – 00.12 0 800
13 12.00 – 00.13 0 800
14 13.00 – 00.14 0 800
15 14.00 – 00.15 0 800
16 15.00 – 00.16 0 800
17 16.00 – 00.17 0 800
18 17.00 – 00.18 0 800
19 18.00 – 00.19 3727 5247
20 19.00 – 00.20 4167 5687
21 20.00 – 00.21 3757 5277
22 21.00 – 00.22 1980 3500
23 22.00 – 00.23 940 2460
24 23.00 – 00.24 0 1520
Total Beban 14571 33931
Dari tabel 5.2 terlihat bahwa beban listrik di pulau Samalona saat weekdays
dan weekend berbeda secara signifikan. Pada hari kerja (Senin – Jumat) beban
listrik tercatat hanya 14,571 kWh sedangkan pada akhir pekan beban meningkat
akibat banyaknya pengunjung yaitu sebesar 33,931 kWh. Agar beban baik saat hari
kerja maupun akhir pekan dapat terpenuhi, maka untuk perancangan digunakan
beban weekend yaitu 33,931 kWh ≈ 34 kWh.
16
5.2 Daily Radiation pulau Samalona
17
5.3 Load Profile
Berdasarkan tabel 5.1 load profile beban listrik di pulau Samalona dapat di
tunjukkan pada gambar 5.1 dan 5.2. Karakteristik beban di pulau Samalona pada
weekdays dan weekend sangat berbeda. Hal ini disebabkan karena pulau Samalona
adalah salah satu destinasi liburan pada saat weekend baik wisatawan domestik
maupun mancanegara. Oleh karena itu konsumsi listrik pada akhir pekan meningkat
secara signifikan dimana pada hari – hari biasa penggunaan listrik yaitu 14,571
kWh sedangkan pada saat akhir pekan meningkat menjadi 33,931 kWh.
18
Gambar 5.2 Load Profile saat weekend
34 𝑘𝑊ℎ
𝑃𝑃𝑉 = = 49,28 𝑘𝑊ℎ
0,95 𝑥 0,8 𝑥 0,95 𝑥 0,95
Untuk mengetahui daya puncak PLTS maka dipilih PSH pada bulan dengan
kondisi cuaca paling buruk atau intensitas penyinaran mataharinya paling sedikit.
Berdasarkan tabel 4.3, bulan Januari adalah bulan dimana daily radiation nya paling
kecil yaitu 4,57 kWh/m2/day sehingga PSH sama dengan 4,57 h/day.
19
𝑃𝑃𝑉
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘 =
𝑃𝑆𝐻
49,28 𝑘𝑊ℎ/𝑑𝑎𝑦
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘 = = 10,8 𝑘𝑊𝑝
4,57 ℎ/𝑑𝑎𝑦
- Jumlah modul PV
Jumlah modul terpasang seri
𝑉𝐷𝐶
N𝑠 =
𝑉𝑚
12 𝑣𝑜𝑙𝑡
N𝑠 = = 3 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙
4 𝑣𝑜𝑙𝑡
Jumalah modul terpasang paralel
𝑃𝑝𝑒𝑎𝑘
N𝑝 =
𝑃𝑚 𝑥 N𝑠
10,8 𝑘𝑊𝑝
N𝑝 = = 36 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙
100 𝑊𝑝 𝑥 3
Total modul PV = Ns x Np = 3 x 36 = 108 modul
- Kapasitas Baterei
n x load
𝐶𝐵 =
𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ
𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑥 𝜂𝑐𝑎𝑏 34 𝑘𝑊ℎ 𝑥 0,95
nx ( ) 7𝑥 ( )
𝑉𝐷𝐶 12
𝐶𝐵 = = = 20691 𝐴ℎ
𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ 0,7
20
total beban pada waktu – waktu tersebut. Adapun pada saat hari biasa total beban
harian hanya berkisar 14,571 kWh sedangkan ada saat akhir pekan meningkat
secara drastis menjadi 33,391 kWh. Oleh sebab itu untuk kapasitas genset yang di
gunakan adalah 2 x 25 kWh.
21
Gambar 5. 4 Konfigurasi PLTH berdasarkan nilai NPC
22
Gambar 5.5 Klasifikasi biaya PLTH berdasarkan jenis biaya
Gambar 5.5 menunjukkan nilai NPV (Net Present Value) biaya PLTH
berdasarkan jenis biaya. Dari grafik terlihat bahwa dari konfigurasi sistem yang
dipilih biaya modal pembangunan merupakan biaya terbesar yaitu sebesar Rp
270.394.737 kemudian disusul dengan biaya bahan bakar genset yaitu Rp
225.327.748,- , operasional dan maintenance Rp 187.206.458, dan biaya
replacement Rp 59.540.475,-. Sedangkan salvage value sistem ini adalah sebesar
Rp 18.970.400,-.
23
Gambar 5.6 Casf flow sistem PLTH
Gamabar 5.6 menunjukkan cash glow dari sistem PLTH selama umur sistem
25 tahun. Biaya terbesar adalah pada tahun pertama karena ini merupakan biaya
modal yang harus dikeluarkan selama pembangunan PLTH. Kemudian biaya O &
M terdapat disetip tahun pembiayaan. Biaya replacement terjadi pada tahun ke 5, 9,
10, 14, 18, 19, 20, dan 22. Salvage value bernilai positif karena biaya ini merupakan
income dari sistem.
24
BAB VI
1. Menghitung biaya ril existing plant berdasarkan data pada tabel 4.1.
software HOMER
25
BAB VII
A. KESIMPULAN
1. Load profile beban listrik di pulau Samalona menunjukkan bahwa load
profile pada waktu weekend dan pada waktu weekdays berbeda secara
signifikan. Beban puncak saat weekdays adalah sebesar 14,571kWh
sedangkan pada weekend adalah sebesar 33,931kWh. Aliran listrik pada
saat weekdays ON kurang lebih 3-6 jam perhari sedangkan pada saat
weekend selama ± 20 jam perhari.
2. Berdasarkan perhitungan secara Teknis dan secara ekonomis kapasitas
pembangkit PLTS adalah sebesar 10 kWh dan kapasitas genset adalah
sebesar 25 kWh.
3. Berdasarkan Analisis dengan HOMER besar initial capital untuk PLTH
adalah sebesar Rp 270.000,- dimana nilai NPC adalah sebesar Rp
723.000.000,-.
B. SARAN
Pada penelitian ini hanya berfokus pada kelayakan teknis dan ekonomis dari
sistem PLTH di pulau Samalona. Diharapkan pada penelitian berikutnya dapat
dirancang sistem yang lebih baik yang lebih dengan inovasi terbaru. Selain itu dapat
pula dirancang sistem pembiayaan atau sistem operasional dari PLTH di pulau
Samalona.
26
DAFTAR PUSTAKA
27