Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni merupakan kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitas dalam


suatu karya yang karena bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani penerimanya. Dalam
definisi ini dengan tegas dijelaskan bahwa seni merupakan kegiatan rohani, dan
bukan semata-mata kegiatan jasmani. Keutuhan karya seni sangat ditentukan
oleh keterlibatan rohani senimannya dalam berkarya, yang dapat menggetarkan
cita rasa, baik si pencipta maupun penikmatnya. Seni adalah hasil karya
manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batin; Pengal-
aman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya”.
Penciptaan itu lahir disebabkan oleh kebutuhan seniman untuk
mengkomunikasikan pengalaman estetis, kecintaan, kesukaan, perenungan,
fantasi dan sebagainya yang tidak bisa lepas dari refleksi dan masalah-masalah
dilingkungan yang didukung oleh faktor-faktor antara lain ide, pengalaman,
penguasaan teknik, intelektual, dan penghayatan sebagai proses terwujudnya
karya seni.
Seni rupa adalah seni yang terjadi karena visual (wujud). Kalau tidak
terwujud bukan seni rupa. Wujud nyata itulah yang dinamakan seni rupa.
Beberapa definisi seni dengan batasan-batasannya yang beraneka ragam dan
cara pandang serta penafsiran yang berbeda-beda telah banyak disampaikan
banyak ahli. Seni memiliki cakupan yang sangat luas dan memiliki fase yang
bermacam-macam, seperti cerita orang buta yang ingin melihat gajah. Banyak
pakar dari disiplin ilmu berbeda yang berusaha memberikan definisi tentang
seni. Namun, karena seni memiliki cakupan yang luas,akibatnya seni memiliki
arti jamak. Soedarso dalam Maruto (2014:27) menyatakan bahwa seni adalah
segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Oleh karena itu,
menurut jalan pikiran ini, seni merupakan produk keindahan, suatu usaha

1
manusia untuk menciptakan yang indah-indah, yang dapat mendatangkan
kenikmatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan seni?
2. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam seni?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik drawing?
4. Apa saja prinsip-prinsip yang ada pada karya seni lukis?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dengan seni
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam seni
3. Untuk mengetahui teknik drawing
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang ada pada karya seni lukis

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seni

Menurut Thomas Munro (Soedarso dalam Maruto, 2014: 27)


berpandangan bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan
efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut
mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, dan
imajinasi yang rasional maupun yang emosional. Pandangan ini menekankan
kegiatan rohani di pihak penerima. Seni harus ditanggapi dengan serius dan
dengan segenap fungsi jiwa yang ada. Atas dasar pemikiran ini, seandainya
seni dan indah harus menempatkan diri pada posisinya masing-masing dalam
menyatakan keberadaan suatu karya atau benda seni, hal ini memunculkan
pernyataan, apakah yang dimaksud dengan indah atau keindahan itu, dan
bagaimanakah bentuk serta wujudnya.

Sementara itu, seni rupa adalah seni yang terjadi karena visual (wujud).
Kalau tidak terwujud bukan seni rupa. Soedarso dalam Maruto (2014:27)
menyatakan bahwa seni adalah segala macam keindahan yang diciptakan oleh
manusia. Oleh karena itu, menurut jalan pikiran ini, seni merupakan produk
keindahan, suatu usaha manusia untuk menciptakan yang indah-indah, yang
dapat mendatangkan kenikmatan.
Kemudian, menurut Djelantik dalam Maruto (2014:28) menggolongkan
definisi keindahan menjadi dua, yaitu keindahan alami atau keindahan yang
tidak dibuat oleh manusia dan keindahan yang diciptakan atau diwujudkan
manusia. Barang- barang buatan manusia, secara umum, merupakan barang
kesenian. Pemikiran tersebut menegaskan bahwa keindahan memiliki figur atau
sifat alamiah. Keindahan yang berkaitan dengan ciptaan manusia digolongkan
dalam karya seni sebagai ciptaan kreatif berdasarkan keahliannya.
Jadi dapat disimpulkan dari 3 pendapat ahli tersebut bahwa Seni adalah
segala macam unsur keindahan, seni juga harus ditanggapi secara serius dari

3
segala bentuk perwujudan, imajinasi, rasional, maupun emosional dengan
segenap fungsi jiwa yang ada.

2.2 Elemen-elemen Karya Seni Rupa


Karya seni rupa pada dasarnya merupakan kesatuan organis antara
gagasan (isi) dan teknik (bentuk). Dalam teori organis, karya seni dapat dilihat
sebagai sistem organik, bukan sebagai sistem mekanik. Pada sistem organik
setiap unsur tidak berperan secara terpisah, tetapi seni adalah segala macam
unsur keindahan, seni juga harus ditanggapi secara serius dari segala bentuk
perwujudan, imajinasi, rasional, maupun emosional dengan segenap fungsi jiwa
yang ada. selalu dalam kaitan internalnya yang substantif. Analisis pada karya
seni rupa didasarkan pada peranan elemen-elemen bentuknya, yang digugah
melalui substansi lain, yaitu idea dan subject matter. Elemen-elemen seni rupa
tersebut berupa garis, bentuk, volume, gelap terang, tekstur, dan warna.
Implementasi figur unsur ini disesuaikan dengan konsepsi dan ekspresi
penciptanya.
a. Garis
Garis merupakan coretan panjang (lurus, bengkok, atau lengkung)
Garis juga dapat berupa tepi suatu bidang datar, sumbu atau arah dari suatu
bentuk (shape), sebagai kontur atau garis lurus suatu benda. Garis dapat
bersifat rata dan tebal tipis, garis juga memiliki kemampuan mengungkap
gerak, perasaan, kepribadian, nilai, dan aneka makna melalui ungkapan-
ungkapangrafis. Termasuk ilusi visual (plastisitas, kedalaman, keruangan,
dan kejauhan, serta tekstur (Sidik dalam Maruto, 2014:28).
b. Bentuk
Bentuk adalah bidang yang memiliki batas tertentu, dalam artian
shape bentuk mempunyai dimensi panjang dan lebar. Sementara itu, bentuk
dalam arti form, mengarah pada tiga dimensi yang memiliki volume
(massa). Bentuk atau bangun dapat ditinjau sebagai ekspresi atau
kepribadian, seperti kaku, luwes, tegas, figur-samar, terang, dinamis, dan
aneh.

4
c. Warna
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Warna memiliki peran
yang penting dalam seni rupa, karena dengan warna dapat mengungkapkan
berbagai maksud dan tujuan yang diinginkan seseorang, sehingga apa yang
diinginkan dan dipikirkan dapat terwakili oleh warna tersebut.
Untuk menelusuri tanda-tanda dari pemaknaan yang terkandung di
dalamnya kita dapat menganalisis elemen-elemen atau figur unsur yang ada
dalam karya seni tersebut secara terpisah. Elemen-elemen bentuknya, dapat
membantu pemahaman terhadap karya seni lukis. Analisis semacam ini
disebut analisis bentuk (formal analysis).
d. Volume (massa)
Volume merupakan kepadatan tiga dimensi yang digunakan secara
langsung oleh pematung atau arsitek. Volume juga memiliki keruangan.
Dalam seni lukis, volume diciptakan melalui ilusi yang mengesankan
keruangan. Penggambaran massa dengan ilusi dapat dibentuk dengan garis
garis atau dengan gelap terang (kiaroskuro), massa dapat mengesankan
berat, arah, tegar, masif, dan kokoh.
e. Gelap terang
Gelap terang adalah pemberian kesan-kesan tiga dimensional pada
bentuk-bentuk yang akan ditampilkan. Gelap terang merupakan perbedaan
yang berkenaan dengan sinar atau cahaya, unsur ini dapat ditampilkan
secara kontras atau menyolok, atau sebaliknya dengan peralihan gradual
(gradasi). Manipulasi gelap terang dapat memberi kesan soliditas, jarak,
tekstur dan bentuk.
f. Tekstur
Tekstur adalah kualitas nilai raba dari suatu permukaan, yang
memiliki sifat-sifat lembut, kasar, licin, lunak atau keras.

2.3 unsur – unsur seni rupa yang terdapat dalam karya Mufi Mubaroh
1. Unsur garis, karya Mufi Mubaroh merupakan karya drawing dimana arsiran
dan bentuk – bentuk figur yang hadir merupakan bagian dari garis.

5
2. Unsur bidang, pada karya Mufi Mubaroh yang bernuansa surealis bisa kita
rasakan bahwa permainan ilustrasi dan figur – figur yang meruang.
3. Unsur tekstur, pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa teknik
drawing yang dilakukan tidak hanya sekedar drawing pada permukaan
kanvas. Drawing yang Mufi lakukan adalah bagaimana bisa mengalahkan
pori – pori kanvas yang ada, bagaimana keruncingan pensil bisa mencapai
pori – pori tersebut hingga bisa menutupnya.
4. Unsur warna, drawing merupakan salah satu jenis karya monokrom.
Lukissan monokrom merupakan lukisan atau gambar dengan nuansa warna
tunggal, biasanya terdiri atas unsur hitam, putih, dan satu warna pilihan
lagi, kadang – kladang dilihat sebagai lukisan perenungan (Mikke,
2011:264). Karya Mufi sudah memenuhi kategori tersebut.

5. Unsur ruang, pada karya Mufi tampak jarak jauh dan dekat yang merupakan
volume kedalaman antara figur utama dan figur pendukung.

2.4 Teknik drawing


drawing adalah kegiatan membentuk imaji, dengan menggu-nakan banyak
pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas
permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (misal: bolpoint, spidol,
dll). Alat yang dipakai biasanya ujung lancip sehingga goresan yang dihasilkan
berbentuk draw (garis). Pelakunya populer dengan sebutan penggambar/juru
gambar (Inggris: draftsman) yang merupakan salah satu bagian pekerjaan dari
perupa. Dalam hal ini istilah drawing bisa disamakan dengan menggambar,
hanya saja pada kajian ini yang dimaksudkan alatnya untuk membuat goresan
gambar (drawing). Teknik drawing merupakan teknik penyelesaian yang
mudah dilakukan untuk menyelesaikan karya.
Mufi merupakan salah satu perupa dengan teknik drawing yang bisa
dikatakan membawa pengaruh kuat dan akhirnya memicu beberapa perupa baru
yang sempat mewarnai Surabaya pada waktu itu seperti Romy Setiawan,
Miranti Minggar, Dhanoe, dan beberapa perupa lainnya. Sejak saat itu Mufi
memiliki pesaing yang bisa dikatakan berat. Akan tetapi jangan lupa bahwa
dengan munculnya Mufi Mubaroh memicu perupa lain yang pada akhirnya

6
menggunakan teknik drawing. Nama Mufi memang muncul di Surabaya. Tapi
dengan demikian Mufi beranggapan bahwa berkesenian tidak harus di
Surabaya, karena itu hanya akan membatasi kreatifitas seorang seniman.
Namun Mufi merasa memiliki tanggung jawab bahwa sebagai tokoh seniman
muda yang ada di Surabaya, perlu adanya sebuah tanggung jawab terhadap anak
– anak muda Surabaya yang perlu wadah untuk berkesenian yang sehat.

 Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses drawing sebagai berikut :
a. Pensil Mars Lumograph dari ukuran terkecil sampai paling besar yaitu HB,
2B, 4B, 6B, EB, dan EE. Jenis pensil dari goresan yang terang atau samar
sampai goresan yang paling gelap pekat.

b. Drawing pen merk Snowman dan Pilot dengan ukuran 0,1, 0,2, 0,4, 0,6, 0,7,
dan 0,8. Besarnya garis yang dihasilkan mata pena dari yang paling tipis
sampai yang paling tebal.
c. Penggaris, penghapus, sarung tangan halus, dan rautan pensil.
d. Fixatif dop berbentuk spray atau semprotan (cairan pelindung berbahan
resin atau fiberglass), merk Winsor atau Maimeri dengan jenis retouching
dan final vernis untuk pelapis supaya goresan pensil yang ada dipermukaan
kanvas tidak jatuh memudar dan tidak tergores oleh sentuhan jari tangan
sekaligus untuk mengawetkan arsiran atau lukisan di kanvas agar tahan
lama.

2.5 Prinsip - Prinsip Penyusunan dalam karya seni Lukis

Prinsip seni adalah serangkaian kaidah umum yang sering digunakan sebagai
dasar pijakan dalam mengelola dan menyusun unsur unsur seni rupa dalam proses
berkarya untuk menghasilkan sebuah karya seni rupa. Prinsip tersebut meliputi:
a. Kesatuan

Kesatuan atau unity adalah kesatuan yang diciptakan lewat sub azaz
dominasi dan subordinasi (yang utama dan kurang utama) dan koheren dalam
komposisi karya seni (Susanto, 2011: 416). Prinsip kesatuan ini menekankan
pada integritas jalinan konseptual antara unsur-unsurnya. Kesatuan dapat
dicapai dengan pengulangan penyusunan elemen-elemen visual secara

7
monoton. Cara lain untuk mencapai kesatuan adalah dengan cara pengulangan
untuk warna atau arah gerakan goresan.

b. Keseimbangan

Keseimbangan atau balance adalah penyesuaian materi-materi dari ukuran


berat dan memberi tekanan pada suatu komposisi dalam karya seni (Susanto,
2002: 20). Keseimbangan dapat dicapai dengan dua macam cara yaitu dengan
keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Keseimbangan simetris
menggunakan sumbu pusat di antara bagian-bagian tersusun dengan bentuk
kurang lebih mencerminkan satu dengan yang lain. Keseimbangan simetris
mengesankan perasaan formal atau stabil sedangkan keseimbangan asimetris
sering disebut keseimbangan informal. Keseimbangan tidak dicapai
menggunakan sumbu pusat, melainkan dengan menggunakan warna gelap terang
untuk membuat bidang-bidang tertentu lebih berat secara harmonis dengan
bidang yang lain.

c. Ritme

Dalam seni rupa ritme/irama ialah suatu pengulangan yang secara terus
menerus dan teratur dari suatu unsur atau unsur unsur. (Sidik, 1979: 48) Ritme
dapat berupa pengulangan bentuk atau pola sama tetapi dengan ukuran
bervariasi. Garis atau bentuk dapat mengesankan kekuatan visual yang bergerak
di seluruh bidang lukisan.

d. Harmoni

Harmoni atau keselarasan adalah tatanan ragawi yang merupakan produk


transformasi atau pemberdayagunaan ide ide dan potensi-potensi bahan dan
teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan yang ideal (Susanto,
2011: 175). Harmoni juga bisa ditimbulkan dari adanya kesatuan yang
mengandung kekuatan rasa yang ditimbulkan karena adanya kombinasi unsur-
unsur yang selaras antara lain rasa tenang, gembira, sedih, haru dan sebagainya.

e. Proporsi
Proporsi menurut (Susanto, 2011: 320) dalam Diksi rupa adalah hubungan
antar bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya. Proporsi berhubungan

8
erat dengan ritme, keseimbangan dan kesatuan.

f. Ekspresi
Ekspresi merupakan maksud, gagasan, perasaan, kemampuan ide yang
diwujudkan dalam bentuk nyata (Susanto, 2011: 116).
g. Limitasi
Dikaitkan dengan limitasi yang terdapat dalam prinsip seni rupa yaitu
pembatasan yang dilakukan sedemikian rupa terhadap unsur-unsur yang
ditetapkan kedalam sebuah karya untuk mendapatkan proporsi yang ideal.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Seni adalah segala macam unsur keindahan, seni juga harus ditanggapi
secara serius dari segala bentuk perwujudan, imajinasi, rasional, maupun
emosional dengan segenap fungsi jiwa yang ada.
Seni juga memiliki beberapa unsur yaitu garis, bentuk, warna, volume, gelap
terang dan tekstur. Drawing adalah kegiatan membentuk imaji, dengan
menggu-nakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-
tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar
(misal: bolpoint, spidol, dll).

10
Daftar Pustaka

Maruto, Joko. (2014). Kajian Etika, Etis Dan Estetika Dalam Karya Seni Rupa.
Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 12 No. 1

Rohana, Irfa’ina. (2014). Seni Ukir Tradisional Sebagai Sumber Inspirasi


Penciptaan Batik Khas Baturaja. Yogyakarta, Vol. 31 No. 2

Suasmiati, Regreat (2014). Estetika Teknik Marbling Dan Drawing Dalam Karya
Seni Lukis Semi Abstrak. Yogyakarta, Vol. 2 No. 1

Jurnal DHARMASMRTI volume XVII nomer 2 oktober 2017


Citra, Rizki (2015). Figur Wanita Dalam Dua Karya Mufi Mubaroh. Jurnal
Pendidikan Seni Rupa, Vol. 3 No. 2

11

Anda mungkin juga menyukai