Anda di halaman 1dari 16

KIMIA FISIKA

KIMIA INTI

OLEH :

RIADHIL JANNAH NIM 1613071022

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun banyak kekurangan di
dalamnya, dan juga kami berterima kasih pada teman-teman kami yang telah
mendudukung saya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kimia Inti”. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Singaraja, 7 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Zat Radioaktif .................................................................................... 3

2.2 Kestabilan Inti .................................................................................... 7

2.3 Peluruhan Zat Radioaktif ................................................................... 13

2.4 Reaksi Inti .......................................................................................... 16

2.5 Kegunaan Radioisotop ....................................................................... 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 30

3.2 Saran .................................................................................................. 31

3
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap
kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio nuklida dan
transmutasi inti. Inti menepati bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom, tetapi
mengandung sebagian besar massa dari atom karena baik proton maupun neutron berada
di dalamnya.
Penggunaan teknik-teknik kimia dalam mempelajari zat radioaktif dan penggunaan
keradioaktifan dalam menyelesaikan persoalan kimia dipelajari dalam bidang radio kimia.
Sedangkan bidang ilmu kimia yang mempelajari efek radiasi yang dipancarkan oleh zat
radioaktif terhadap materi dan perubahan kimia yang menyertainya disebut kimia radiasi.
Dalam mempelajari kimia inti dan penerapannya lazim dimulai dengan pembicaraan
nuklida-nuklida

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian melesat dengan cepat.


Semakin kita tidak peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat
(baik dengan berbagai alasan) maka semakin cepat kita menjadi manusia kuno di jaman
modern ini. Istilah kurang gaul mungkin akan melekat pada nama kita. Jika ingin itu
terjadi pada diri kita, maka mulailah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta fahami bahasa ilmu alam yang digunakan.
Untuk mengikuti ilmu pengetahuan yang terus berkembang tidak hanya cukup
dengan membeli peralatan canggih dan praktis serta memasang di rumah kita.
Melainkan konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu harus kita fahami jika kita
tidak ingin mudah untuk ditipu dengan berbagai alat modern yang sebenarnya dapat kita
buat sendiri.

4
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini merupakan hasil perpaduan
berbagai disiplin ilmu. Khususnya ilmu alam yang sangat fundamental dalam kehidupan
kita. Terlepas dari anggapan sebagian orang yang berpendapat bahwa ilmu yang pertama
kali lahir adalah ilmu kimia. Kimia memang memegang tongkat dasar dari teknologi.
Tidak dapat kita pungkiri alat- alat modern yang kini muncul didepan kita sebagian besar
muncul berkat konsep dasar Ilmu Kimia.
Untuk itu kita perlu mempelajari beberapa materi tentang atom dan inti atom, yang
terdiri dari zat radioaktif, kestabilan inti atom, peluruhan zat radioaktif, reaksi inti, dan
kegunaan radioisotop.

1. 2 Rumusan Masalah :

1. Apa yang dimaksud dengan zat radioktif?

2. Apa yang dimaksud dengan kestabilan inti?

3. Apa yang dimaksud peluruhan zat radioaktif?

4. Apa yang dimaksud dengan reaksi inti?

5. Bagaimana kegunaan radioisotop dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan :

1. Untuk mengetahui zat radioktif.

2. Untuk mengetahui tentang kestabilan inti.

3. Untuk mengetahui tentang peluruhan zat radioaktif.

4. Untuk mengetahui tentang reaksi inti.

5. Untuk mengetahui kegunaan radioisotop dalam kehidupan sehari-hari.

1. 4 Manfaat :

5
1. Bagi Pembaca :

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca mampu:

1) Menjelaskan konsep zat radioaktif.

2) Menjelaskan konsep kestabilan inti.

3) Menjelaskan tentang peluruhan zat radioaktif.

4) Menjelaskan tentang reaksi inti

5) Menjelaskan tentang kegunaan radioisotop dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Penulis

Manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis yaitu dapat menambah pemahaman penulis
dalam mempelajari materi kimia inti.

BAB II

PEMBAHASAN

6
2.1 Zat Radioaktif
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun 1898,
Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie menemukan dua unsur
lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari uranium. Kedua unsur itu mereka
namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari
Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang
bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau
kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang
bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop, sedangkan isotop yang
tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari
isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan. Pada
tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang
berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar
beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak
bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa ( α ) Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif.
Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4
sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif.
Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan
cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa paling
lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus
beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan
oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel
alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium

7
b. Sinar beta (β) Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar
beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar
beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi
daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh
sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
c. Sinar gamma ( γ ) Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi
tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan
notasi 00y. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta,
gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar
Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik. Radioaktivitas
merupakan Salah satu gejala yang sangat penting dari inti atom. Meskipun
nuklida-nuklida diikat oleh gaya inti yang cukup kuat, banyak nuklida yang
tidak mantap secara spontan meluruh menjadi nuklida lain melalui pemancaran
partikel alpha, beta dan gamma. Energi gamma lebih besar dibandingkan
dengan energi beta dan alfa. Sedangkan radiasi yang energinya terkecil adalah
partikel alfha.

2.2 Kestabilan Inti


Inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontan meluruh atau berubah.

8
Pengertian kestabilan yang lebih khusus adalah kemamuan inti untuk meluuh dengan
jenis peluruhan tertentu. Selain dipengaruhi oleh angka banding proton-neutron,
kestabilan inti juga dipengruhi oleh genap ganjilnya jumlah proton dan neutron.
Berdasarkan ganjil-genapnya jumlah proton dan neutron, inti diklasifikasikan menjadi
inti genap-genap (artinya jumlah proton genap dan neutron genap), ganjil- genap,
genap-ganjil, dan ganjil-ganjil.
Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan suatu aturan. Namun, ada
beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan
yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:
1. Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil
2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah
neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan
neutron ganjil
3. Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida yang memiliki neutron dan proton sebanyak bilangan sakti umumnya
lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.Bilangan tersebut adalah:
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82. Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas
inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas mulia yang sangat stabil (yaitu 2,
10, 18, 36, 54, dan 86 elektron).
4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton. Teori
pasangan neuklon Nullida yang tidak stabil akan selalu meluruh.
(memancarkan partikel) untuk mencapai kestabilan agar energy ikat rata-rata
nuklonnya bertambah energi rata-rata itu berbeda antara satu nuklida dengan
yang lainnya. Yang menarik adalah adanya puncak-puncak pada 4He, 12C,
16O, 10Ne dan 24Mg). berarti nuklida tersebut mempunyai energi ikat rata-
rata lebih besar daripada nuklida didekatnya, dengan memperhatikan
nukleonnya, 4H (2p-2n), 12C (60p-6n), 160 O(8p-8n) dan seterusnya
mempunyai proton dan neutron genap. Dengan kata lain kestabilan inti

9
ditentukan oleh genap atau ganjilnya proton dan neutron ini didukung oleh
fakta bahwa lebih dari setengah jumlah nuklida yang stabil mempunyai proton
dan neutron genap.
Pita Kestabilan
Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam berbagai isotop
yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang
tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron terhadap
proton, agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur
radioaktif terletak di luar pita ini.
Bila dibuat grafik perbandingan antara jumlah proton dan jumlah neutron
dari isotop unsur-unsur, maka akan diperoleh suatu pola dimana isotop-isotop
stabil terletak didalam suatu daerah berbentuk pita. Daerah keberadaan isotop-
isotop stabil dalam grafik ini disebut pita kestabilan. Sehingga isotop-isotop
yang berada diluar pita kestabilan akab bersifat radioaktif, meskipun demikian
sering juga ditemui beberapa isotop di dalam pita kestabilan yang besifat
radioaktif.

Gambar pita kestabilan.

Di atas pita kestabilan, Z < 83, N/Z besar atau daerah kelabihan neutron.
Untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau memancarkan partikel beta
Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton

10
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan partikel alfa
Di bawah pita kestabilan, Z < 83 dan N/Z kecil atau kelebihan proton.
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan positron atau menangkap elektron
2.2 Peluruhan Zat Radioaktif

Peluruhan ialah peristiwa nuklida radioaktif memencarkan sinar atau partikel


radioaktif sehingga berubah menjadi inti yang stabil Peluruhan Zat Radioaktif Reaksi inti
harus disetarakan terlebih dahulu untuk setiap tahap dalam deret peluruhan radioaktif. Dalam
tahap peluruhan radioaktif, isotop radioaktif awal disebut induk, dan produknya disebut
anak.

11
elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti
atom tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini
dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah
kurva kestabilan (Frederick, 1994).
Setiap inti tak stabil akan meluruh menjadi bagian-bagian yang
lain (inti baru dan partikel). Inti tak stabil mula-mula disebut inti
induk. Inti hasil peluruhan disebut inti hasil turunan. Proses
peluruhan ini merupakan proses statistik. Kebolehjadian suatu inti
untuk meluruh pada suatu waktu kewaktu berikutnya adalah tertentu.
Untuk inti sejenis kebolehjadian meluruh ini adalah sama untuk
masing-masing inti dan boleh dikatakan tidak tergantung dari
pengaruh luar (Beiser, 1983).
Reaksi Inti

Reaksi inti adalah reaksi yang terjadi jika suatu inti atom ditembak dengan
partikel berenergi dan menghasilkan inti bar dengan disertai pelepasan
sejumlah energi.

Reaksi-reaksi inti dapat digolongka sebagai berikut.


1) Transmutasi Inti
Reaksi penembakan dilakukan dengan dua jenis partikel, yaitu partikel
ringan dan partikel berat. Partikel ringan yang sering digunakan adalah
partikel alfa, proton, neutron, dan deuteron. Partikel berat yang digunakan
karbon-12, nitrogen-14, dan oksigen-16. Reaksi penembakan dengan
partikel-partikel tersebut akan menghasilkan reaksi penangkapan dan
reaksi partikel.

12
a. Reaksi Penangkapan
Pada reaksi penangkapan, partikel penembak diserap oleh inti sasaran
dengan atau tanpa disertai radiasi gamma. Inti senyawa pada reaksi
penangkapan tidak berubah.
atau (n, γ)
b. Reaksi Partikel
Pada reaksi partikel, inti sasaran pecah menjadi inti hasil dan partikel
radioaktif.

2) Reaksi Fisi
Reaksi fisi atau pembelahan pertama kali ditemukan oleh Otto Hahn dan
F. Strassman. Pada rekasi pembelahan selalu dihasilkan dua unsur hasil
belahan dan beberapa neutron. Proses reaksi fisi terjadi karena inti
menyerap suatu partikel. Inti yang mudah membelah adalah inti-inti berat.
Inti berat akan membelah menjadi dua atau lebih inti yang lebih ringan
disertai pemancaran energi dan partikel elementer.

Gambar 2. Fisi Inti dari Uranium-235


Unsur-unsur dari hasil pembelahan inti bersifat radioaktif dan terus-
menerus meluruh. Peluruhan ini disertai dengan pemancaran sinar beta dan
gamma hingga terbentuk isotop yang stabil. Reaksi fisi akan mengakibatkan
reaksi berantai sehingga menghasilkan energi besar. Reaksi fisi digunakan
sebagai dasar oembuatan rekator nuklir dan bom atom. Energi yang
dihasilkan disebut energi nuklir.
Reaksi yang merupaan reaksi pemecahan inti atom dengan pelepasn
banyak energi disebut reaksi fisi nuklir. Fisi nuklir membuktikan

13
kebenaran bahwa materi dapat menjadi energi. Pada reaksi fisi terjadi hal- hal
berikut:
a. Inti atom membelah menjadi dua atom lain yang massanya lebih kecil.
b. Inti atom membelokkan energi dalam jumlah yang besar.
c. Inti atom memancarkan beberapa neutron.
3) Reaksi Fusi
Reaksi fusi atau penggabungan adalah reaksi penggabungan dua tau lebih
inti atom ringan yang menghasilkan inti lebih berat, partikel elementer, dan
pemancaran energi. Reaksi fusi terjadi pada suhu sektira 100 juta derajat
celsius. Rekasi yang terjadi pada suhu sebesar ini disebut reaksi
terminuklir. Secara teoretis, reaksi fusi lebih menguntungkan daripada
reaksi fisi. Hal ini disebabkan energi yang dihasilkan pada reaksi fusi lebih
stabil sehingga pancaran radioaktif dan bahaya radiasi yangn ditimbulkan
dapat dihindari.

Gambar 3. Reaksi Fusi Skala Kecil


Reaksi fusi ini merupakan dasar oembuatan bom hidrogen. Energi yang
dihasilkan bom hidrogen berasal dari pengurangan massa sebelum dan
sesudah rekasi fusi (defek massa). Persamaan rekasi pada bom hidrgen:
14
Perbedaan reaksi fisi dan rekasi fusi Tabel
3. Perbedaan Rekasi Fisi dan Fusi
Reaksi Fisi Reaksi Fusi
1. Terjadi ketika inti-inti atom yang 1. Terjadi pada penggabungan inti-
memiliki nomor massa >200 inti atom yang memiliki nomor
ditembak menggunakan neutron massa <20 disertai suhu yang
lambat. sangat tinggi.
2. Reaksi berantai. 2. Bukan reaksi berantai.
3. Kira-kira 0,1% materi diubah 3. Kira-kira 0,4% materi diubah
menjadi energi. menjadi energi.
4. Inti atom baru bersifat radioaktif. 4. Inti atom baru bersifat stabil.
5. Bahan bakunya memiliki waktu 5. Bahan baku memiliki waktu
paruh yang sangat lama. paruh yang relatif pendek.

15
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang
menyangkut senyawa atau sekelompok senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber sinar.
Berikut beberapa contoh penggunaan radioisotop dalam berbagai bidang:
1. Bidang kimia. Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi
kimia seperti esterifikasi dan fotosintesis, penetapan struktur senyawa kimia seperti ion
tiosulfat, analisis pengenceran isotop dan analisis pengaktifan neutron (dalam bidang
perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan, geologi, elektronika, kriminologi,
oseanografi dan arkeologi).
2. Bidang kedokteran. Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti peredaran darah dalam
tubuh manusia , mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid dengan isotop I-131, menentukan
tempat tumor otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk mengukur laju pembentukan sel
darah merah. Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker, teknetium-99 untuk alat
diagnostik gambaran jantung, hati dan paru-paru pasien.
3. Bidang pertanian. Radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul dan
radiisotop fosfor untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman.
4. Bidang Industri. Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam dalam tanah atau beton,
menentukan keausan atau keroposan yang terjadi pada bagian pengelasan antar logam,
5. Penentuan umur batuan atau fosil

16

Anda mungkin juga menyukai