sistem yang mengurus dan sekaligus melaksanakan gerakan yang dikendalikan oleh
kemauan. Secara anatomik sistem tersebut terdiri atas (1) upper motorneuron (UMN), (2)
lower motoneuron (LMN), (3) alat penghubung antara unsur saraf dan unsur otot dan (4) otot
skeletal.
UPPER MOTONEURON
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam kelompok UMN.
Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan
primadial dan susunan ekstrapiramidal.
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke LMN atau melalui
interneuronnya, tergolong dalam kelompok UMN. Neuron – neuron tersebut merupakan
penghuni girus presentralis. Oleh karena itu, maka girus tersebut dinamakan korteks motorik.
Mereka berada dilapisan ke-V dan masing-masing memiliki hubungan dengan gerak otot
tertentu. Yang berada dikorteks motorik yang menghadap ke fisura longitudinalis serebri
mempunyai koneksi dengan gerak otot kaki dan tungkai bawah. Neuron – neuron korteks
motorik yang dekat dengan fisura lateralis serebri mengurus gerak otot larings, farings dan
lidah. Penyelidikan dengan elektrostimulasi mengungkapkan bahwa gerak otot seluruh
belahan tubuh dapat dipetakan pada seluruh kawasan korteks motorik sisi kontralateral. Peta
itu dikenal sebagai homunkulus motorik (gambar 1). Dari bagian mesial girus presentralis (=
area 4 = korteks motorik) ke bagian lateral bawah, secara berurutan terdapat peta gerakan
tungkai bawah, tungkai atas, pinggul, abdomen/toraks, bahu, lengan, tangan jari-jari, leher,
wajah, bibir, otot pita suara, lidah dan otot penelan. Yang menarik perhatian adalah luasnya
kawasan peta gerakan tangkas khusus dan terbatasnya kawasan gerakan tangkas umum.
Seperti diperlihatkan oleh homunkulus motorik, kawasan gerakan otot-otot jari/tangan adalah
jauh lebih luas dibandingkan kawasan gerakan otot-otot jari/kaki. Melalui aksonnya neuron
korteks mototrik menghubungi motoneuron yang membentuk inti motorik saraf kranial dan
motoneuron di kornu anterius medula spinalis.
Susunan ekstrapiramidal
Secara disederhanakan, lintasan sirkuit itu dapat dibedakan dalam sirkuit striatal
utama (prinsipal) dan 3 sirkuit striatal penunjang (asesorik). Sirkuit striatal prinsipal tersusun
oleh 3 mata rantai, yaitu (a) hubungan segenap neokorteks dengan korpus striatum serta
globus palidus, (b) hubungan korpus striatum/globus palidus dengan talamus dan (c)
hubungan talamus dengan korteks area 4 dan 6. Data yang tiba di seluruh neukorteks seolah-
olah diserahkan kepada korpus striatum/globus palidus/talamus untuk diproses dan hasil
pengolahan itu merukan bahan ‘feed back’ bagi korteks motorik dan kortek motorik
tambahan. Oleh karena komponen-komponen susunan ekstrapiramidal lainnya menyusun
sirkuit yang pada hakekatnya mengumpani sirkuit striatal utama itu (gambar 4), maka sirkuit-
sirkuit itu disebut striatal asesorik.
Susunan ekstrapiramidal yang dibentuk oleh sirkuit striatal utama dan penunjang itu
terintegrasi dalam susunan sensorik dan motorik, sehingga memiliki sistem ‘input’ dan
‘output’.
Data dari dunia luar yang masuk dalam sirkuit striatal adalah terutama impuls
asendens non-spesifik yang disalurkan melalui ‘diffuse ascending reticular system’ atau
lintasan spinotalamik multisinaptik dan impuls proprioseptif yang diterima oleh serebelum.
Tujuan lintasan pertama adalah nuklei intralaminares talami. Data yang diterima oleh
serebelum disampaikan ke talamus juga (melalui brakium konyungtivum). Inti talamus yang
menerimanya ialah nukleus ventralis lateralis talami dan nukleus ventralis anterior talami.
Kedua lintasan yang memasukkan data ekseroseptif itu dikenal sebagai sistem ‘input’ sirkuit
striatal (gambar 4).
Sistem ‘output’ sirkuit striatal adalah lintasan yang menyalurkan impuls hasil
pengolahan sirkuit striatal ke motoneuron. Impuls yang telah diproses di dalam sirkuit striatal
dikirim ke area 4 dan area 6 melalui globus palidus dan inti-inti talamik dan pesan-pesan
striatal itu disampaikan kepada nukleus ruber, formasio retikularis utnuk akhirnya ditujukan
kepada motoneuron. Akson-akson dari neuron dilapisan V korteks area 4 turun ke batang
otak didalam kawasan jaras frontopontin dan menuju ke nukleus ruber dan sel-sel saraf di
formasio retikularis. Serabut-serabut rubrospinal menghubungi baik alfa maupun gama
motoneuron yang berada di intumensensia servikalis saja. Sedangkan serabut-serabut
retikulospinal, yang sebagian besar multisinaptik, sehingga lebih pantas dijuluki serabut
retikulo-spinao-spinal, menuju ke alfa dan gamma motoneuron bagian medula spinalis
dibawah tingkat servikal. Tercakup juga dalam sistem ‘output’ adalah lintasan nigrokolikular
dan nigroretikular. Pesan striatal disampaikan ke kolikulus superior dan formasio retikularis
untuk kemudian ditujukan ke motoneuron yang mengatur gerakan kepala sesuai dengan
gerakan/posisi kedua bola mata.
Di tingkat kornu anterius terdapat sirkuit ‘gamma loop’, yaitu hubugan neuronal yang
melingkari alfa motoneuron- ‘muscle spindle’ – gamma/alfa motoneuron. Melalui sistem
‘gamma loop’ itu tonus otot disesuaikan dengan pola gerakan tangkas yang diingkan.
‘LOWER MOTONEURON’
Tugas motomeuron hanya menggalakkan sel-sel serabut otot sehingga timbul gerak
otot.tugas untuk menghambat gerak otot tidak dipercayakan kepada motoneuron, melainkan
kepada interneuron. Sel tersebut menjadi sel penghubung antara motoneuron dengan pusat
eksitasi atau pusat inhibisi, yang berlokasi di formasio retikularis batang otak (gambar 5).
Penghambatan yang dilakukan oleh interneuron dapat juga terjadi atas tibanya impuls dari
motoneuron yang disampaikan kembali kepada motoneuron. Interneuron itu dikenal sebagai
sel Renshaw (gambar 6).
Corak gerakan otot tangkas ditentukan oleh kedatangan pola impuls motorik yang
dibawakan oleh lintasan piramidal dan sistem ‘output’ striatal (sususnan ekstrapiramidal).
Pola itu mencakup program untuk menggalakkan dan menghambat sejumlah α- dan ᵞ-
motoneuron tertentu. Motoneuron-motoneuron hanya bekerja sebagai pelaksanaan bawahan
belaka. Jika mereka dibebaskan dari pengaruh sistem piramidal dan ekstrapiramidal, maka
mereka masih dapat menggalakkan sel-sel serabut otot, tetapi corak gerakan otot yang terjadi
tidak sesuai dengan kehendak dan lagipula sifatnya tidak tangkas. Gerak otot tersebut bersifat
reflektorik dan kasar serta masif.
Bilamana terjadi suatu kerusakan pada motoneuron, maka serabut-serabut otot yang
tergabung dalam unit motoriknya tidak dapat berkontraksi, kendatipun impuls motorik masih
dapat disampaikan oleh sistem piramidal dan ekstarapiramidal kepada tujuannya.
Motoneuron dengan aksonnya merupakan satu-satunya saluran bagi impuls motorik yang
menggalakkan serabut-serabut otot. Maka dari itu, motoneuron dengan aksonnya dinamakan
oleh Sherrington ‘final common path’ dari impuls motorik.
Tergantung pada jumlah motoneuron yang rusak, otot lumpuh ringan (paresis) atau
lumpuh mutlak (paralisis). Oleh karena motoneuron dengan sejumlah serabut otot yang
dipersarafinya merupakan satu kesatuan, maka kerusakan pada motoneuron membangkitkan
keruntuhan pada serabut-serabut otot yang termasuk unik motoriknya. Otot yang terkenal
menjadi kecil (kurus) atau atrofik. Dan di samping itu dapat terlihat juga adanya kegiatan
abnormal pada serabut otot sehat yang tersisa. Kegiatan abnormal itu dikenal sebagai
fasikulasi.