Anda di halaman 1dari 14

TuGAS PANCASILA

PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN


PANCASILA BESERTA PENYIMPANGAN YANG TERJADI
DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

1. WIDARYANTI.H (PO713251181.097)

2. WINDI JULIANA (PO713251181.098)

3. ZUBAEDAH ASLAN (PO713251181.099)

KELAS I B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2018
A. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau Eka


Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam
kehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan
MPR no. II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978tentang Ekaprasetia
Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir
pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. Saat ini produk
hukum ini tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut
dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok
Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai dilaksanakan menurut Ketetapan
MPR no. I/MPR/2003

Dalam perjalanannya 36 butir pancasila dikembangkan lagi menjadi 45 butir


oleh BP7. Tidak pernah dipublikasikan kajian mengenai apakah butir-butir ini benar-
benar diamalkan dalam keseharian warga Indonesia.
1. Sila pertama

Bintang.

Arti lambang sila pertama :

Sila pertama dalam pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, berlambang bintang
emas dengan lima sudut serta berlatar belakang hitam. Bintang emas bisa diartikan
bahwa Tuhan yang Maha Esa sebagai cahaya bagi kehidupan manusia.

Lambang bintang juga diartikan sebagai sebuah cahaya untuk menerangi Dasar
Negara yang lima (Pembukaan UUD ‘45 alinea 4), Sifat Negara yang lima
(pembukaan UUD ’45 alinea 2), dan tujuan negara yang lima (Pembukaan UUD ’46
alinea 4). Sedangkan latar berwarna hitam menunjukkan warna alam dan
mengandung arti bahwa berkat rahmat Allah adalah sumber dari segalanya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama

1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap


Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain.
2. Sila kedua

Rantai.

Arti lambang sila kedua:

Sila ke dua adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang dilambangkan
dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar
merah. Rantai tersebut terdiri dari mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.

Gelang persegi menggambarkan pria, sedangkan bentuk lingkarannya


menggambarkan wanita. Ini menandakan hubungan antara sesama manusia, baik
laki laki dan perempuan yang saling membantu, bahu-membahu dan bersatu.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua:

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.

3. Sila Ketiga

Pohon beringin

Arti lambang sila ketiga:

Sila ke 3 adalah Persatuan Indonesia, dilambangkan dengan pohon beringin


di bagian kiri atas perisai berlatar putih. Pohon beringin merupakan sebuah pohon
besar, hal ini mencerminkan Bangsa Indonesia yang menjadi tempat berteduh bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pohon beringin juga berakar tunjang – sebuah akar
tunggal panjang yang tumbuh sangat dalam dbawah tanah, hal ini mencerminkan
kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.

Pohon beringin juga memiliki banyak sekali akar yang bergelantungan dari
rantingnya, hal ini mencerminkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan namun
mempunyai berbagai macam latar belakang suku, agama dan budaya yang berbeda
beda dari sabang sampe merauke.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketiga:

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila Keempat

Kepala Banteng

Arti lambang sila keempat:


Sila ke 4 adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan yang dilambangkan dengan kepala banteng di bagian
kanan atas perisai berlatar merah. Makna lambang ini Banteng merupakan hewan
sosial yang kuat dan sering berkelompok atau berkumpul, ini menggambarkan
bahwa masyarakat harus bermusyawarah dengan berkumpul atau mendiskusikan
sesuatu dalam mengambil keputusan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat:

1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima

Padi dan Kapas


Arti lambang sila kelima:
Sila ke 5 adalah Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang
dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
Padi dan kapas adalah kebutuhan utama semua masyarakat Indonesia tanpa
melihat status dan kedudukannya, padi melambangkan makanan pokok, sedangkan
kapas melambangkan sandang / pakaian. Ini mencerminkan persamaan sosial,
dimana tidak ada perbedaan dan kesenjangan sosial/ekonomi antara satu dengan
yang lainnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima:

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

Itulah arti dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila dari Pancasila.
B. Penyimpangan serta kasus yang terjadi terkait nilai-nilai

dalam sila Pancasila di Indonesia

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang sah, di dalam pancasila


terkandung lima sila yang merupakan hal terpenting bagi Indonesia karena sesuai
dengan kepribadian Indonesia dan sudah mencakup cita-cita Bangsa Indonesia.
Bahkan pancasila juga dijadikan sebagai dasar hukum sehingga hukum yang dibuat
di Indonesia ini berpatokan dengan pancasila. Sebagai warga negara Indonesia
yang baik tentu saja kita juga harus menaati dan menghormati Pancasila sebagai
landasan hukum. Namun sangat disayangkan beberapa masyarakat justru
“melanggar” beberapa sila yang sudah tercantum di Pancasila. Supaya kita lebih
tahu mengenai apa saja yang kiranya bisa melanggar Pancasila maka kali ini kami
akan memberikan infromasi kepada kalian mengenai contoh kasus pelanggaran
pancasila. Berikut ini adalah informasi lengkapnya :

1. Sila pertama

Pada sila pertama yang ada di dalam Pancasila berbunyi “KeTuhanan yang
Maha Esa”. Bunyi sila pertama yang ada di dalam pancasila ini bertujuan supaya
setiap individu masyarakat Indonesia bisa bebas memeluk agama sesuai dengan
kepercayaan mereka masing-masing dan juga beribadah sesuai agama dan bisa
saling menumbuhkan rasa toleransi kepada agama lain. Sila pertama ini mengalami
pergantian karena negara Indonesia sendiri adalah negara yang tidak hanya
menganut satu agama dan kepercayaan saja. Namun sayangnya masih saja bisa
terjadi beberapa pelanggaran entah itu disadari atau tanpa disadari. Oleh karena itu
kali ini kami akan memberikan informasi mengenai pelanggaran sila pertama. contoh
pancasila sebagai ideologi terbuka juga wajib kita pahami.

Contoh penyimpangan :
1) Tidak ada sikap toleransi kepada sesama : Seperti yang sudah tersirat
pada sila pertama jika Indonesia sendiri memiliki berbagai macam agama.
Salah satu contoh penyimpangannya adalah tidak adanya sikap toleransi
kepada agama lainnya. Sikap ini biasanya didasari karena keegoisan.
2) Toleransi yang tidak tepat : Seperti halnya pada saat perayaan natal yang
dijalankan oleh kepercayaan kristen, terkhusus oleh agama islam karena
agama islam yang dominan di Indonesia, dalam ajaran yang dianut oleh
orang muslim seharusnya tidak diperbolehkan mengucapkan ataupun
memberi selamat kepada perayaan natal ataupun perayaan lainnya. Tetapi
banyak yang beranggapan bahwa memberi selamat kepada perayaan
mereka itu hal yang biasa dan merupakan toleransi antar sesama manusia,
tetapi itu telah melanggar syariat dalam islam.
3) Gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama
: Tindakan ketiga yang menyimpang dari sila pertama adalah gerakan
kelompok radikal yang mengatasnamakan kegiatan menyimpang mereka
dengan atas nama agama tertentu. Seperti misalnya saja terorisme yang
seringkali mengatasnamakan agama tertentu.
4) Perusakan tempat ibadah : Yang ketempat adalah perusakan tempat ibadah
agama lain hanya karena merasa terganggu atau karena konflik dan
permasalahan lainnya.
5) Fanatisme yang sifatnya anarki : Tidak hanya itu saja, namun sikap
fanatasime pada agama yang sifatnya bisa anarki dan merugikan orang lain
maka masuk ke dalam pelanggaran pancasila.

Contoh kasus penyimpangan sila pertama :


Bom Bali I : Contoh kasus penyimpangan pada sila pertama ini adalah aksi
terorisme yang terkenal yang terjadi pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang
dijadikan sebagai peristiwa terorisme terbesar sepanjang sejarah di Indonesia ini
terjadi pada 3 peristiwa sekaligus. Membunuh sekitar ratusan orang yang
kebanyakan merupakan warga asing yang sedang berlibur, dan bom bali itu
didasarkan pada agama sehingga menyalahi pancasila.

2. Sila kedua

Makna pancasila sebagai ideolgi negara harus kita pahami dengan baik.
Selanjutnya kita akan membahas pada sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab”. Pada sila kedua ini diharapkan masyarakat bisa hidup
dengan adil dan sesuai dengan hakikat manusia. Supaya kita bisa mengetahui apa
saja pelanggaran pancasila maka berikut ini adalah daftar pelanggaran pancasila
sila kedua ini. Berikut list lengkapnya :

Contoh penyimpangan :
1) Perbudakan : Perbudakan jelas menyalahi sila kedua ini karena manusia
tidak dilakukan dengan semestinya dan tidak manusiawi sehingga
perbudakan sangatlah dilarang.
2) Memperkerjakan anak di bawah umur : Jenis penyimpangan sila kedua
adalah memperkejakan anak di bawah umur. Anak di bawah umur tidak
pantas untuk bekerja karena kewajiban mereka adalah sekolah, terutama jika
memperkerjakan anak di bawah umur dengan tidak wajar.
3) Ketidakadilan dalam bidang ekonomi : Terkadang ada beberapa kasus
dalam ekonomi yang akan merugikan orang-orang yang tidak mampu dan
malah menguntungkan bagi kalangan kaum atas.
Contoh kasus penyimpangan sila kedua :
Ketikdakadilan karena hutang bagi rakyat kalangan bawah : Salah satu
kasus yang pernah ada dan menjadi salah satu pelangagran dalam sila kedua ini
adalah usaha pemerintah untuk memenuhi kewajuban pemabayaran pajak. Hal ini
menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat terutama yang berasal dari kalangan
bawah karena merasa digenjot untuk membayar dan itu sama saja seperti membuat
rakyat kecil mensubsidi pengusaha kaya yang sekarang mengemplang BLBI. Hal ini
menimbulkan ketidakadilan.

3. Sila Ketiga

contoh Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-


hari tidak terlepas dari sila ketiga. Sila ketiga adalah sila berbunyi “Persatuan
Indonesia” yang memiliki makna penting yaitu mengutamakan persatuan seluruh
bangsa Indoenesia yang berbeda dari suku, agama, ras, dan budayanya. Dengan
sila ini diharapakan jika Indonesia bisa bersatu walau berbeda-beda. Berikut ini
adalah contoh kasus pelanggaran pancasilanya :

Contoh penyimpangan :
1) Menganggap suku lain lebih baik dari sukunya sendiri : Indonesia terdiri
dari berbagai macam suku ras, semua suku tentu saja memiliki keunikan dan
kelebihan masing-masing. Membandingkan dan mengangap suku lain remeh
tentu saja merupakan salah satu pelanggaran dari sila ini karena semuanya
memang diciptakan berbeda untuk saling melengkapi.
2) Perang antar suku : Seperti yang dilihat, makna dari sila ini adalah
mempersatukan Indonesia. Jika terjadi perang suku tentu saja Indonesia akan
terpecah dan mungkin tidak menjadi utuh sehingga ini bisa menjadi salah
satu pelanggaran pancasila
3) Menjadi provoator etnis atau suku tertentu : Yang ketiga adalah ketika ada
seseorang yang menjadi seorang provokator dari suku atau etnis tertentu
yang bisa memcicu adanya perang antar suku atau konflik panas.

Contoh kasus penyimpangan sila ketiga :


OPM (Organisasi Papua Merdeka) : Organisasi Papua Merdeka ini sudah
beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini
merupakan salah satu organisasi yang bersikeras untuk memisahkan Papua Barat
dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika daerah mereka
tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia. Ini termasuk pelanggaran sila
ketiga karena ingin berpisah dari Bangsa Indonesia.

4. Sila Keempat

Sila keempat adalah sila yang berbunyi seperti ini, “kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Pada sila
keempat ini memiliki makna yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dan
juga negara. Berikut adalah beberapa contoh penyimpangan dan juga kasus riilnya.

Contoh penyimpangan :
1) Ketidakadilan bagi masyarakat : Sila keempat mengungkapkan akan lebih
mementingkan masyarakat daripada pemerintah itu sendiri. Namun nyatanya
masih banyak penyimpangan dan kekeliruan dalam hukum sehingga
menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat.
2) Melarang orang berpendapat : Contoh penyimpangan dari sila keempat ini
adalah melarang orang untuk berpendapat atau bahkan memboikotnya. Hal
ini jelas berbeda dan bertentangan dari silam keempat.
3) Melarang orang menduduki jabatan tertentu karena suku, ras, agama, dll
: Poin ketiga ini sangat nyata sedang terjadi di Indonesia. Sangat
disayangkan jika Indonesia ini memiliki beragam suku namun masyarakatnya
masih banyak yang belum bisa berkembang dengan baik. Contohnya saja
adanya larangan seseorang yang beragama dan suku minoritas yang dilarang
menduduki suatu jabatan hanya karena tidak seagama atau tidak satu suku.

Contoh kasus penyimpangan sila keempat :


Ketikdakadilan hukum : Penyimpangan kasus dari sila keempat ini adalah
ketikdakadilan hukum bagi pejabat dan kaum bawah. Buktinya beberapa tahun silam
orang yang dikataka mencuri buah seperti semangka dan kakao harus mendekam di
balik jeruji besi mulai dari ancaman 1 hingga 5 tahun, hanya karena mencuri kakao
seharga 2000 rupiah saja. Sedangkan para pejabat yang sudah menelan uang milik
negara milyaran rupiah hanya ditahan selama 1-2 tahun bahkan tidak diselidiki. Hal
ini memang ironis tapi memang ada di Indonesia, merupakan salah satu
pelangagran berat pancasila.

5. Sila Kelima

Yang terakhir adalah sila kelima atau berbunyi, “keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia”. Yang memiliki makna jika semua masyarakat Indonesia harus bisa hidup
dengan adil. Namun nyatanya sampai saat ini masih banyak sekali hal dilanggar.
Berikut adalah contohnya :

Contoh penyimpangan :
1) Menelantarkan para veteran : Salah satu contoh nyata tidak adilnya itu bisa
kita lihat bagaiamana negara memperlakukan veteran atau pejuang yang
sudah mengabdi pada negara bahkan sejak jaman kemerdekaan. Banyak
sekali veteran dan mantan atlet yang sekarang ini hidupnya susah dan
bahkan harus berjualan di usia rentanya. Padahal dahulu mereka berjuang
bertaruh nyawa hanya untuk merdeka dan bisa mengharumkan nama
Indonesia. Balasannya?
2) Perlakuan tidak adil karena kondisi tertentu : Yang kedua adalah
perlakuan yang tidak adil kepada masyarakat mungkin karena perbedaan
yang ada.
Contoh kasus penyimpangan sila kelima :
Perbedaan kehidupan warga Ibukota dan Papua : Pelanggaran dari sila
kelima ini bisa dilihat dari perbedaan kehidupan anatara masyarakat kota Jakarta
dan Papua. Walau mungkin sama-sama warga Indonesia tetap saja warga Jakarta
dan Papua ini berbeda, di Jakarta semua infrastruktur dibangun merata sedangkan
di Papua pembangunan belum rata dan masih banyak yang menggunakan koteka.

Anda mungkin juga menyukai