Tinjauan Teori
Tinjauan Teori
TINJAUAN TEORI
santai. Nyeri punggung saat ibu hamil apabila tidak ditangani dengan
baik dapat menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk
(Kartonis et al, 2011).
Vermani,Era et al (2009), menjelaskan bahwa ibu hamil yang
mengalami nyeri punggung akan kesulitan didalam menjalankan
aktivitas seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari tempat tidur
duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, membuka baju dan
melepaskan baju, maupun mengangkat dan memindahkan benda-
benda sekitar. Kondisi yang lebih parah terjadi ketika nyeri sampai
menyebar ke daerah
pelvis dan lumbal yang menyebabkan kesulitan berjalan sehingga
memerlukan kruk ataupun alat bantu jalan lainnya
7. Penatalaksanaan
Menurut Purba, JS (2008) untuk meringankan nyeri punggung
bawah yang sering dirasakan oleh ibu hamil dapat dilakukan beberapa
hal antara lain:
a. Berolahraga
Olahraga secara rutin akan membuat tubuh lentur dan
nyaman, selain menunjang sirkulasi darah. Hal ini tentu sangat
berguna bagi ibu hamil yang sering dilanda stres. Sedang untuk
latihan yang dapat dilakukan umumnya berkisar pelemasan
punggung, otot leher, dan kekuatan kaki.
Dalam jurnal Sulistiana, 2011 dijelaskan bahwa senam
hamil merupakan latihanlatihanatau olahraga bagi ibu hamil.
Senamhamil di lakukan dengan tujuan membuat elastis otot dan
ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh mengatur
kontraksi dan relaksasi serta mengatur teknik pernapasan. Latihan
dilakukan dengan diawali latihan pendahuluan, latihan inti dan
latihan rileksasi. Latihan inti untuk memperbaiki sikap tubuh,
mengatur kontraksi dan rileksasi serta mengatur latihan
pernapasan. Latihan ini bergantung pada usia kehamilan (22-25
7
8. Pathway
Ibu hamil
Nyeri
punggung
11
3. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan
terbagi dalam tiga trimester, yaitu:
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu
4. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2007) tanda kehamilan adalah sebagai berikut
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenore
Tidak terjadinya menstruasi karena proses konsepsi dan nidasi.
2) Mual dan Muntah
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
3) Sering buang air kecil
Adanya pembesaran rahim sehingga kandung kemih tertekan,
sehingga kandung kemih terasa cepat penuh dan sering buang
air kecil.
4) Mamae menjadi tegang
Adanya pengaruh hormon estrogen dan progesteron
5) Anoreksia
Pada bulan pertama terkadang terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan).
6) Konstipasi
Hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
sehingga terjadi konstipasi.
7) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
13
8) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
9) Sinkop atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika
berada pada tempat yang ramai biasanya akan hilang setelah
16 minggu.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu,
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
b. Tanda Tidak Pasti Hamil
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya umur kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda :
a) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama
daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, sehingga jika
kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan
satunya pada dinding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali
terpisah dari serviks.
b) Tanda Piskacek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
c) Tanda Chadwick
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi
ungu atau merah muda.
d) Kontraksi Braxton Hicks
14
c. Sistem Pernapasan
Pada kehamilan > 32 minggu banyak wanita hamil yang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dikarenakan
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Selain itu kadar
estrogen dan progesterone meningkat, mengakibatkan kadar CO2
menurun dan kadar O2 meningkat. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan O2 yang meningkat 20-25 %, ibu hamil selalu bernafas
lebih dalam.
d. Sistem Kardiovaskuler
Jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya
(curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai
dari usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
16-28 minggu. Tapi pada usia kehamilan 30 minggu curah jantung
turun kembali karena pembesaran uterus yang menekan vena yang
membawa darah dari tungkai ke jantung.
e. Sistem Muskuloskeletal
Pada akhir kehamilan, hormon estrogen dan progesteron
memberi efek maksimal terhadap relaksasi otot dan ligamen pelvis.
Relaksasi ini digunakan pelvis untuk meningkatkan kemampuan
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiran (Sulistyawati, 2011).
f. Sistem Integument
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
yang dipengaruhi oleh Melanophore Stimulating Hormon ( MSH )
yang meningkat. MSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise dan
dipengaruhi kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada
strie gravidarum, livide/alba, areola mammae, papilla mammae,
linea nigra, dahi, hidung, dan pipi yang dikenal sebagai cloasma
gravidarum.
16
(Prawirohardjo, 2009).
i. Sistem Intergumen
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmentasi kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Striae
gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-
garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit
abdomen, terkadang pada kulit payudara dan paha (Sulistyawati,
2011).
19
f. Minggu ke 33
Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43
cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau
plasenta lepas dari dinding Rahim. Penyebabnya tak diketahui
pasti, diduga trauma saat kecelakaan/benturan, tali pusat yang
pendek, hipertensi, keabnormalan rahim, maupun kekurangan asam
folat, merokok, minum dan waspadai kantung air ketuban
pecah/bocor.
g. Minggu ke 34
Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang
sekitar 44 cm.
h. Minggu ke 35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat
2450 gram. Namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi
umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting
karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas
atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.
i. Minggu ke 36
Berat bayi sekitar 2500 gram dengan panjang 46 cm.
j. Minggu ke 37
Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini
bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-
organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi
biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
k. Minggu ke 38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm.
l. Minggu ke 39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250
gram dengan panjang sekitar 49 cm.
21
m. Minggu ke 40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar
3300 gram. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar)
sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir
kemaluan bagian dalam).
7. Tanda bahaya Kehamilan Lanjut
2) Tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau
berkunjung, Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk
mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi
tekanan darah yang cendrung naik diwaspadai adanya gejala ke
arah hipertensi dan preeklamsi dan apabila turun dibawah
normal kita pikirkan ke arah anemia. Tekanan darah normal
berkisar systole/ diastole : 110/ 80-120/ 80 mmHg.
3) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita
sentimeter, letakan titik nol pada tepi atas sympisis dan
rentangkan sampai Fundus uteri.
4) Pemberian tablet penambah darah (Tablet FE)
Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan
volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang
adekuat. Cara pemberiannya adalah satu tablet Fe (tablet
tambah darah) per hari, sesudah makan, selama masa
kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan kepada ibu bahwa
normal bila warna tinja mungkin menjadi hitam setelah makan
obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu hamil yang
mengalami anemia, terutama pada anemia berat (7 gr % atau
kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 kali 100
mg per hari selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.
Menurut Dewi (2010), tablet pemberian suplemen
mikronutrien adalah tablet yang mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug sebanyak 1 tablet/ hari
segera setelah rasa mual hilang. Pemberian mulai trimester 2
dengan pemberian 90 tablet. Ibu dinasihati agar tidak
meminumnya bersama susu, teh/ kopi agar tidak mengganggu
27
6) Pemeriksaan HB
Jenis pemeriksaan sederhana yaitu dengan cara talquis dan
cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu
hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang kelahiran.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi
anemia pada ibu hamil.
7) Pengambilan darah untuk pemeriksaan penyakit menular
seksual/ VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory
(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya trepnomea palidium/
penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan
pada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen
28
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC.
Trihardiani, Ismi. 2011. “Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota
Singkawang”. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.. Didapatkan
dari http://eprints.undip.ac.id
Ummah. 2012. Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Ditinjau dari Body Mekanik
dan Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Gresik. SURYA Vol 03, No XIII, Desember 2012. Diakse tanggal 23
November 2017
Varney, Helen. Jan M. Kriebs & Carovln L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Ed. 4 Volume 1. Jakarta: EGC
33
Vermani, Era et al. 2009. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy:
A Review