Anda di halaman 1dari 33

1

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian
Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah otot tulang
yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan (Walsh, 2008). Nyeri
punggung bawah (low back pain) adalah nyeri di daerah punggung
bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau
lesi tulang. Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau
trauma punggung, tapi rasa sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi
degeneratif seperti penyakit artritis, osteoporosis atau penyakit tulang
lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram sendi, atau
kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok, berat
badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak
sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang buruk
juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (Anonim, 2014).
Nyeri punggung merupakan salah satu rasa tidak nyaman yang
paling umum selama masa kehamilan menjelang bulan ke-tujuh,
banyak wanita hamil mengalami nyeri punggung (Murkoff, Heidi.
2006). Nyeri punggung yang dialami selama kehamilan membuat
pekerjaan yang dilakukan semakin berat. Wanita cenderung bermalas-
malasan saat hamil dan lebih suka tidur untuk memberi relaksasi pada
nyeri punggung yang dialami (Utami, 2008).
2. Tanda Gejala
Sindroma nyeri muskulo skeletal yang menyebabkan LBP
termasuk sindrom nyeri miofasial dan fibromialgia. Nyeri miofasial
khas ditandai nyeri dan nyeri tekan seluruh daerah yang bersangkutan
(trigger points), kehilangan ruang gerak kelompo otot yang tersangkut
(loss of range of motion) dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf
tepi. Keluhan nyeri sering hilang bila kelompok otot tersebut
2

diregangkan. Fibromialgia mengakibatkan nyeri dan nyeri tekan


daerah punggung bawah, kekakuan, rasa lelah, dan nyeri otot
(Dachlan, 2009).
Nyeri punggung bawah merupakan sindroma klinik yang ditandai
dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di
daerah tulang punggung bawah. Nyeri punggung bawah tidak
mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial,
tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena neri punggung bawah.
Sakit punggung saat hamil biasanya dialami perempuan pada waktu-
waktu tertentu dan biasanya dialami perempuan pada waktu-waktu
tertentu dan biasanya sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
Rasa sakit tersebut jika tidak segera diatasi tentu akan sangat
membebani dan menyakitkan (Ratih, 2009).
3. Etiologi
Etiologi nyeri punggung bawah menurut John W.Engstrom dalam
Johannes (2010) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
kongenital/ perkembangan, trauma minor (tegang atau keseleo,
tertarik), fraktur, herniasi diskus intervertebral, degeneratif, artritis,
metastase neoplasma/ tumor, infeksi/inflamasi, metabolik, dan lainnya
yaitu psikiatri, diseksi arteri vertebral, postural. Postural dalam hal ini
adalah contohnya sikap duduk, dimana sikap duduk yang tidak baik
seperti membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala menunduk, dada
kempis, dinding perut menonjol dan cekung kedepan pada kurvatura
lumbal yang berlebihan (hiperlordotic). Semua posisi diatas akan
menyebabkan pusat gaya berat jatuh kedepan. Sebagai
kompensasinya, punggung tertarik kebelakang, menyebabkan
hiperlordotic pada daerah lumbal. Jika keadaan ini berlangsung lama
maka akan menyebabkan tulang punggung beserta jaringan tendon
dan otot dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan,
sehingga terjadi kelelahan pada otot punggung, terutama otot -otot
daerah lumbal (Rahardian, 2013).
3

Perubahan pada sistem muskulskeletal selama kehamilan yaitu


terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan berubah secara
menyolok. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan.
Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. Perubahan-
perubahan yang terkait sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman
pada muskuloskeletal (Bobak, 2005). Perubahan muskuloskeletal
sering menyebabkan ibu merasakan nyeri pada daerah punggung
terutama daerah punggung bawah. Nyeri punggung bagian bawah
merupakan masalah otot tulang yang paling sering dilaporkan dalam
kehamilan (Walsh, 2008).
4. Faktor yang Mempengaruhi terjadinya Nyeri Punggug
Secara umum, nyeri punggung yang terjadi pada ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh selama
kehamilan, hal ini sejalan dengan bertambahnya berat badan secara
bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan, pengaruh
hormonal pada struktur ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser
kedepan dan jika dikombinasikan dengan peregangan otot abdoment
yang lemah, hal ini sering mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal
yang disertai pembulatan pada bahu serta dagu yang menggantung,
ada kecenderungan bagi otot punggung untuk memendek jika otot
abdoment meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
otot disekitar pelvis, dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas
ligament tersebut.
Akibatnya adalah nyeri punggung yang biasanya berasal dari
sakroiliaka atau lumbal, dan dapat menjadi gangguan punggung
jangka panjang jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak
dipulihkan setelah melahirkan, aktivitas selama kehamilan juga
menjadi faktor terjadinya nyeri punggung selama kehamilan, banyak
tugas rumah tangga seperti menyetrika atau menyiapkan makanan
4

yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, bukan berdiri tetapi


dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang lama, termasuk jika ibu
hamil harus mengangkat objek berat maka terjadi tegangan pada otot
panggul, semua gerakan berputar sambil mengangkat merupakan
gerakan yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan (Fraser, 2009 ).
Pada ibu hamil trimester III pertumbuhan janin yang semakin
membesar akan menekan saraf dan sendi-sendi yang tidak terbiasa
dengan beban yang terlalu berat. Pada saat bersamaan, hormon yang
disebut relaksin mulai memperlunak tulang rawan pada sendi panggul
sehingga tulang agak meregang, dan tidak tersedia tempat yang cukup
bagi janin. Perubahan-perubahan ini memberikan dasar yang tidak
stabil untuk mendukung beban tambahan. Akibat perubahan ini, ibu
hamil dapat mengalami rasa nyeri punggung, kejang, bahkan charley
horses pada bokong, panggul dan paha (Jimenz, 2003).
Faktor yang terakhir adalah paritas dan aktivitas.Wanita
grandemultipara yang tidak pernah melakukan latihan setiap kali
melahirkan cenderung mengalami kelemahan otot abdomen,
sedangkan wanita primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang
sangat baik karena otot tersebut belum pernah mengalami peregangan
sebelumnya. Dengan demikian keparahan nyeri punggung bagian
bawah biasanya meningkat seiring bertambahnya jumlah paritas.
Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat membungkuk yang
berlebihan, berjalan tanpa istirahat dan angkat beban, terutama bila
salah satu atau kegiatan ini dilakukan saat wanita tersebut sedang
lelah.
5. Perubahan Fisiologis
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis, terkadang dapat
menimbulkan akibat yang bersifat patologis. Perubahan tersebut
dimulai dari nidasi terjadi, yaitu ibu merasakan mual, muntah, pusing
bahkan kadang-kadang gejala ini berlebihan sehingga mengharuskan
ibu untuk rawat inap. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan,
5

punggung ibu hamil berubah bahu tertarik ke belakang sebagai akibat


pembesaran abdomen yang menonjol dan untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh karena kelengkungan tulang belakang ke arah
dalam secara berlebihan yang biasa disebut lordosis. Semakin
bertambah usia kandungan janin menjadi semakin besar sehingga
lengkungan punggung bawah semakin bertambah. Hal ini juga dapat
memperberat nyeri punggung (Wahyuni dan Prabowo E, 2012).
Nyeri punggung pada wanita hamil disebabkan oleh faktor
mekanika yang mempengaruhi kelengkungan tulang belakang oleh
perubahan sikap statis dan penambahan beban pada saat ibu hamil
(Wahyuni dan Prabowo, 2012). Peningkatan kadar progesteron juga
dapat menimbulkan relaksasi ligamen yang menopang sendi. Seiring
dengan pertambahan usia kehamilan, relaksasi sendi sakroiliaka dan
simfisis pubis turut menciptakan instabilitas pelvis dalam kadar
tertentu sehingga menghasilkan ketegangan tambahan pada otot
punggung dan paha. Perut ibu hamil yang membesar mengubah pusat
gravitasi menjadi ke arah depan, sehingga lebih menarik lengkungan
punggung bawah (Utami, Shinta, 2008). Semua hal ini menyebabkan
beban untuk punggung dari derajat ringan hingga berat. Karena berat
uterus pada kehamilan aterm dan isinya dapat mencapai 6 kg, wanita
hamil sering kali menyandarkan punggungnya untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh (equilibrium). Kemiringan batang tubuh ke
belakang ini merupakan karakteristik kehamilan dan menyebabkan
ketegangan pada otot dan ligamen punggung dan paha kondisi ini
menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang cukup banyak dan sering
dirasakan di akhir kehamilan.
6. Perubahan Psikologis
Pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah jika tidak
segera diatasi rasa nyeri dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan
sehari-hari misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan
orang lain, bekerja, keterbatasan gerak fisik dan aktivitas-aktivitas
6

santai. Nyeri punggung saat ibu hamil apabila tidak ditangani dengan
baik dapat menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk
(Kartonis et al, 2011).
Vermani,Era et al (2009), menjelaskan bahwa ibu hamil yang
mengalami nyeri punggung akan kesulitan didalam menjalankan
aktivitas seperti berdiri setelah duduk, berpindah dari tempat tidur
duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, membuka baju dan
melepaskan baju, maupun mengangkat dan memindahkan benda-
benda sekitar. Kondisi yang lebih parah terjadi ketika nyeri sampai
menyebar ke daerah
pelvis dan lumbal yang menyebabkan kesulitan berjalan sehingga
memerlukan kruk ataupun alat bantu jalan lainnya
7. Penatalaksanaan
Menurut Purba, JS (2008) untuk meringankan nyeri punggung
bawah yang sering dirasakan oleh ibu hamil dapat dilakukan beberapa
hal antara lain:
a. Berolahraga
Olahraga secara rutin akan membuat tubuh lentur dan
nyaman, selain menunjang sirkulasi darah. Hal ini tentu sangat
berguna bagi ibu hamil yang sering dilanda stres. Sedang untuk
latihan yang dapat dilakukan umumnya berkisar pelemasan
punggung, otot leher, dan kekuatan kaki.
Dalam jurnal Sulistiana, 2011 dijelaskan bahwa senam
hamil merupakan latihanlatihanatau olahraga bagi ibu hamil.
Senamhamil di lakukan dengan tujuan membuat elastis otot dan
ligamen yang ada di panggul, memperbaiki sikap tubuh mengatur
kontraksi dan relaksasi serta mengatur teknik pernapasan. Latihan
dilakukan dengan diawali latihan pendahuluan, latihan inti dan
latihan rileksasi. Latihan inti untuk memperbaiki sikap tubuh,
mengatur kontraksi dan rileksasi serta mengatur latihan
pernapasan. Latihan ini bergantung pada usia kehamilan (22-25
7

minggu, 26-30 minggu, 31-34 minggu, dan 35 minggu), latihan


relaksasi terdiri atas relaksasi dengan posisi berbaring terlentang,
relaksasi dengan posisiberbaring miring, relaksasi dengan posisi
berbaring terlentang dan lutut ditekuk. Serta relaksasi dengan
posisi duduk membungkuk.
Berdasarkan jurnal penelitian Lichayati dan Kartikasari
(2013) yang berjudul Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri
Punggung pada Ibu Hamil di Polindes Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan dengan hasil penelitian bahwa
lebih dari sebagian (75%) ibu hamil yang tidak pernah melakukan
senam hamil mengalami nyeri punggung dan seluruh (100%) ibu
hamil yang sering melakukan senam hamil tidak mengalami nyeri
punggung
b. Pijat
Pijat bagian tubuh belakang bawah sering dapat membantu
menghilangkan lelah dan sakit otot. Cobalah mencondongkan
tubuh ke depan di sandaran kursi atau berbaring menyamping.
Pasangan Anda bisa dengan lembut memijat otot-otot sisi tulang
belakang atau berkonsentrasi pada punggung bawah.
c. Mandi dan kompres air hangat
Mandi air hangat atau pancuran air hangat yang diarahkan
pada punggung dapat membantu meringankan nyeri
punggung.
d. Tidur menyamping
Saat perut semakin membesar, cobalah tidur menyamping
dengan salah satu atau kedua lutut ditekuk.
e. Menggunakan bantal di bawah perut saat tidur
Tidur menyamping dengan bantal ditempatkan di bawah
perut telah terbukti mengurangi nyeri punggung.
8

f. Duduk dan berdiri dengan hati-hati


Duduk dengan kaki sedikit ditinggikan. Pilihlah kursi yang
mendukung punggung atau tempatkan bantal kecil di belakang
punggung bawah. Sering-seringlah mengubah posisi dan
menghindari berdiri untuk jangka waktu yang lama. Jika Anda
harus berdiri, istirahatkan satu kaki di bangku yang lebih rendah.
g. Lakukan latihan kekuatan dan stabilitas
Latihan panggul dan perut bagian bawah dapat membantu
untuk mengurangi ketegangan dari kehamilan di punggung Anda.
Caranya, luruskan tangan, lutut dan punggung hingga sejajar. Tarik
napas dalam dan kemudian ketika anda bernapas keluar, lakukan
latihan dasar panggul dan pada saat yang sama tarik atau
kontraksikan pusar dan lepaskan. Tahan kontraksi ini selama 5-10
detik tanpa menahan napas dan tanpa menggerakkan punggung.
Kendurkan otot perlahan-lahan pada akhir latihan. Latihan in telah
di ajakan pada teknik senam hamil.
h. Akupresur
Teknik akupresur merupakan teknik menekan titik tubuh
dengan menggunakan jari. memiliki teknik dan titik yang sama
dengan teknik akupuntur, sehingga untuk mempermudah dalam
penanganan keluhan ibu hamil. Jika masalah sakit punggung di
kehamilan ini mulai mengganggu ibu dengan gejala sakit yang
hebat, konsultasikan dengan dokter kandungan. Bisa saja rasa sakit
tersebut bukan sakit punggung biasanya namun merupakan gejala
infeksi atau kondisi medis lain yang memerlukan penanganan
dengan segera. Rasa sakit ini juga bisa disebabkan karena ibu
hamil kurang minum air putih sehingga kerja ginjal menjadi lebih
berat. Untuk itu di masa kehamilan ini sebaiknya ibu hamil tetap
memperhatikan konsumsi air putih yang seimbang agar kondisi
kesehatan dapat lebih terjaga.
9

Selain itu juga ada beberapa langkah yang dapat dianjurkan


oleh petugas kesehatan untuk mengurangi nyeri punggung, seperti
mempertahankan postur yang baik, dengan memperhatikan
mekanisme tubuh yang baikmterutama saat mengangkat benda,
melakukan latihan transversus serta latihan menengadakan pelvis
dalam posisi berdiri, duduk, dan berbaring, tidak berdiri terlalu
lama. Mekanika tubuh merupakan suatu usaha mengkoordinasikan
sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan
keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari
(Potter, Patricia A.2006). Penggunaan mekanika tubuh yang tepat
akan memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan
mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan
energi otot yang berlebihan. Oleh karena itu, penggunaan
mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi cedera
muskuluskeletal , sebaliknya penggunaan mekanika tubuh yang
tidak tepat akan meningkatkan risiko cedera muskuloskeletal
termasuk daerah vertebra yang akan menyebabkan nyeri punggung
atau nyeri tulang belakang.
Berdasarkan penelitian dari Ummah (2012) yang berjudul
Nyeri Punggung pada Ibu Hamil ditinjau dari Body Mekanik dan
Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik
diperoleh hasil bahwa ada hubungan dan secara statistik signifikan
antara body mekanik dengan nyeri punggung. Setiap peningkatan
satu skor body mekanik akan menurunkan kejadian nyeri
punggung pada ibu hamil sebesar 0.02 (b= -0.02;CI 95%: -0.037
hingga -0.003; p=0.021).
10

8. Pathway
Ibu hamil

Hormone Uterus Berat badan


meningkat membesar meningkat

Ligamen Pusat Menambah


panggul gravitasi beban otot
melunak dan akan maju pinggang dan
sendi tulang
menjadi belakang
longgar Postur tubuh
berubah
Sendi akan
Mempengaruhi melentur
beban kerja Apabila
tulang belakang memburuk

Nyeri
punggung
11

B. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan


1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawiroharjo, 2012).
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita
dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan
berakhir dengan permulaan persalinan. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (HPHT) (Varney, 2007)
2. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses Terjadinya Kehamilan menurut Sulistyawati, 2011 adalah :
a. Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan
sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Pada saat
coitus (pesetubuhan) diperkirakan sekitar 300 juta sperma
dikeluarkan saat ejakulasi, namun hanya beberapa ribu saja yang
bisa mencapai ke tuba falopii.
b. Fertilisasi
Fertilisasi adalah terjadinya penyatuan antara sperma dan
ovum hingga membentuk zigot.
c. Nidasi (Implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan
atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
12

3. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan
terbagi dalam tiga trimester, yaitu:
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu
4. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2007) tanda kehamilan adalah sebagai berikut
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenore
Tidak terjadinya menstruasi karena proses konsepsi dan nidasi.
2) Mual dan Muntah
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
3) Sering buang air kecil
Adanya pembesaran rahim sehingga kandung kemih tertekan,
sehingga kandung kemih terasa cepat penuh dan sering buang
air kecil.
4) Mamae menjadi tegang
Adanya pengaruh hormon estrogen dan progesteron
5) Anoreksia
Pada bulan pertama terkadang terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan).
6) Konstipasi
Hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
sehingga terjadi konstipasi.
7) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
13

8) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam.
9) Sinkop atau pingsan
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika
berada pada tempat yang ramai biasanya akan hilang setelah
16 minggu.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu,
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
b. Tanda Tidak Pasti Hamil
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya umur kehamilan
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda :
a) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama
daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, sehingga jika
kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan
satunya pada dinding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali
terpisah dari serviks.
b) Tanda Piskacek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga
menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
c) Tanda Chadwick
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi
ungu atau merah muda.
d) Kontraksi Braxton Hicks
14

Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang


lunak tiba-tiba menjadi keras karena berkontraksi.
e) Teraba Ballotement
Mendekati pertengahan kehamilan, volume janin
masih kecil dibandingkan dengan volume cairan
amnionnya. Akibatnya, tekanan mendadak yang dikenakan
pada uterus dapat menyebabkan janinnya tenggelam dalam
cairan amnion dan kemudian kembali keposisi semula.
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, tetapi sebangian
kemungkinan positif palsu.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Terdengar denyut jantung janin
2) Terasa gerakan janin
3) Terlihat kantong kehamilan pada pemeriksaan USG
4) Terlihat rangka janin pada pemeriksaan Rontgen (Sulistyawati,
2011)
3. Perubahan Fisiologis yang terjadi pada saat Kehamilan
a. Sistem Reproduksi
Pada trimester III tinggi fundus uteri usia 28 minggu
mencapai 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke
prosessus xifoideus (25 cm). Pada usia kehamilan 32 minggu TFU
kira-kira mencapai ½ antara pusat dan prosessus xifoideus (27 cm).
Pada usia kehamilan 36 minggu TFU berada di 1 jari bawah
prosessus xifoideus (30 cm), sedangkan pada usia 40 minggu TFU
terletak kira-kira di 3 jari dibawah prosessus xifoideus (35 cm).
b. Sistem Perkemihan
Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga
keluhan sering kencing akan muncul kembali karena kandung
kemih tertekan bagian terendah janin.
15

c. Sistem Pernapasan
Pada kehamilan > 32 minggu banyak wanita hamil yang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dikarenakan
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Selain itu kadar
estrogen dan progesterone meningkat, mengakibatkan kadar CO2
menurun dan kadar O2 meningkat. Jadi untuk memenuhi
kebutuhan O2 yang meningkat 20-25 %, ibu hamil selalu bernafas
lebih dalam.
d. Sistem Kardiovaskuler
Jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya
(curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai
dari usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
16-28 minggu. Tapi pada usia kehamilan 30 minggu curah jantung
turun kembali karena pembesaran uterus yang menekan vena yang
membawa darah dari tungkai ke jantung.
e. Sistem Muskuloskeletal
Pada akhir kehamilan, hormon estrogen dan progesteron
memberi efek maksimal terhadap relaksasi otot dan ligamen pelvis.
Relaksasi ini digunakan pelvis untuk meningkatkan kemampuan
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiran (Sulistyawati, 2011).
f. Sistem Integument
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
yang dipengaruhi oleh Melanophore Stimulating Hormon ( MSH )
yang meningkat. MSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise dan
dipengaruhi kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada
strie gravidarum, livide/alba, areola mammae, papilla mammae,
linea nigra, dahi, hidung, dan pipi yang dikenal sebagai cloasma
gravidarum.
16

4. Perubahan Psikologis Trimester III (Priode Penantian dengan Penuh


Kewaspadaan)
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawar akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.
e. Merasa kehilangan perhatian.
f. Perasaan mudah terluka (Sensitif).
g. Libido menurun (Sulistyawati, 2011)
5. Perubahan fisik ibu hamil pada Trimester III
Menurut Kurniawati (2009), perubahan fisik ibu hamil pada
trimester III adalah :
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang),
karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang
dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan
ke arah tulang belakang.
Berdasarkan jurnal penelitian tentang Hubungan Senam
Hamil dengan Nyeri Punggung Pada Ibu Hamil di Polindes Desa
Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan tahun
2013, usia kehamilan dan kenaikan berat badan merupakan faktor
yang mempengaruhi nyeri punggung. Diketahui bahwa ibu hamil
yang melakukan senam hamil secara teratur seluruhnya (100%)
tidak mengalami nyeri punggung dan ibu hamil yang tidak
melakukan senam hamil (75%) mengalami nyeri punggung.
Melakukan senam hamil secara teratur dipercayai dapat
menurunkan nyeri punggung, salah satunya dengan latihan
17

transversus, latihan dasar pelvis dan peregangan (Lichayati dan


Kartikasari, 2013).
b. Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum merupakan
makanan bayi pertama yang kaya akan protein.
c. Konstipasi
Pada trimester III sering terjadi konstipasi karena tekanan
rahim yang membesar ke arah usus selain perubahan hormon
progesteron.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga
panggul akan makin menekan kandung kencing ibu hamil.
e. Masalah tidur
Setelah perut membesar, bayi akan sering menendang
dimalam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
Asuhan yang dapat diberikan adalah mandi air hangat,
minum air hangat contohnya susu sebelum tidur, serta melakukan
aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur (Irianti,
Bayu, dkk, 2013).
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di
bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu
hamil duduk atau istirahat.
Sebagian ibu hamil mengalami kontraksi palsu pada
kehamilan trimester tiga. Braxton Hicks biasanya tidak begitu
terasa sakit dan mirip dengan kram menstruasi. Kontraksi ini
terjadi sewaktu rahim ibu mengencang lalu mengendor lagi dan
terjadi tidak beraturan. Menjelang akhir kehamilan Ibu, kontraksi
ini terasa sedikit lebih sakit, terutama bila janin sedang berubah
posisi dengan kepala di bawah.
18

Cara mengatasinya yaitu dengan latihan relaksasi


pernapasan dalam. Hal ini tidak menghentikan kontraksi namun
membantu ibu mengatasi ketidaknyamanan.
g. Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun,
atau karena kekurangan kalsium.
h. Perubahan Sistem Reproduksi
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri
Usia Tinggi Fundus Uteri
Kehamilan Menggunakan Penunjuk
Dalam cm
(minggu) Badan
12 – Teraba diatas simfisis pubis
Pertengahan simfisis pubis dan
16 –
umbilikus
20 20 cm (+ 2 cm) Pada umbilikus
UK (minggu)=cm (+ 2
22-27 –
cm)
Pertengahan umbilikus dan
28 28 cm (+ 2 cm)
prosesus sifoideus
UK (minggu)=cm (± 2
29-35 –
cm)
36 36 cm (+ 2 cm) Pada prosesus sifoideus

(Prawirohardjo, 2009).

i. Sistem Intergumen
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmentasi kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Striae
gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-
garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit
abdomen, terkadang pada kulit payudara dan paha (Sulistyawati,
2011).
19

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester III


a. Minggu ke 28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan
janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara
denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih
terlihat kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan
kisaran panjang 35-38 cm. Alis dan kelopak matanya pun
terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya
sudah hilang.
b. Minggu ke 29
Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37
cm. Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya
meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas
meski dengan susah payah.
c. Minggu ke 30
Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm.
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusat.
d. Minggu ke 31
Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40
cm. Waspadai bila muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah
kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang.
Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai
peningkatan lebih dari 30 ml/Hg.
e. Minggu ke 32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram
dengan panjang tubuh 42 cm. Umumnya hemodilusi atau
pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu ini. Pada
mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah,
makin besar pula peluang terjadi penjepitan di pembuluh-
pembuluh darah.
20

f. Minggu ke 33
Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43
cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau
plasenta lepas dari dinding Rahim. Penyebabnya tak diketahui
pasti, diduga trauma saat kecelakaan/benturan, tali pusat yang
pendek, hipertensi, keabnormalan rahim, maupun kekurangan asam
folat, merokok, minum dan waspadai kantung air ketuban
pecah/bocor.
g. Minggu ke 34
Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang
sekitar 44 cm.
h. Minggu ke 35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat
2450 gram. Namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi
umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting
karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas
atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.
i. Minggu ke 36
Berat bayi sekitar 2500 gram dengan panjang 46 cm.
j. Minggu ke 37
Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini
bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-
organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi
biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir.
k. Minggu ke 38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm.
l. Minggu ke 39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250
gram dengan panjang sekitar 49 cm.
21

m. Minggu ke 40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar
3300 gram. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar)
sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir
kemaluan bagian dalam).
7. Tanda bahaya Kehamilan Lanjut

a. Perdarahan per Vagina


1) Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir.
2) Solusio Plasenta
Suatu keadaan di mana plasenta yang letaknya normal
terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum jalan lahir biasanya
dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
b. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-ekslampsi.
c. Penglihatan kabur
Perubahan penglihatan ini mungkindisertai dengan sakit
kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-
eklampsi.
d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre- eklampsi.
e. Keluar Cairan Per Vagina
Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya
persalinan pre-term dan komplikasi infeksi intrapartum.
f. Gerakan Janin Tidak Terasa
22

Bayi harus bergerak 3 kali dalam 1 jam atau minimal 10


kali dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya
gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai
kematian janin.
g. Nyeri Perut yang Hebat
Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang
hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, di sertai dengan tanda-
tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin
memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan
beratnya syok, maka kemungkinan terjadinya solusio plasenta
(Sulistyawati, 2011).
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil TM III yaitu:
1) Pemeriksaan USG
Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong
kehamilan.
2) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan ini untuk menentukan kadar hemoglobin, dan derajat
anemia (bila ada).
3) Pemeriksaan urin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein dan glukosa
dalam urin (Sulistyowati, 2011).
9. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengertian
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
sehingga menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
b. Tujuan
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
23

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,


sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI Ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan juga keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
c. Standar Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan dan Pemantauan ANC sedikitnya 4 kali selama
Kehamilan
1) 1 kali pada Kehamilan triwulan pertama antara 0 hingga 13
minggu.
2) 1 kali pada Kehamilan triwulan kedua antara 14 hingga 27
minggu.
3) 2 kali Kehamilan triwulan ketiga antara 28 hingga 40 minggu
(Sulistyawati, 2011).
d. Standar Pelayanan ANC
1) Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
motivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
2) Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan antenatal.
Periksakan meliputi anamnesa serta pemantauan ibu dan janin
secara seksama untuk menilai apakah perkembangan
24

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan


resti/kelainan terutama anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat,
dan penyuluhan kesehatan serta tugas lain terkait yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang
tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan bidan
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
merujuk untuk tindakan selanjutnya.
3) Standar 3 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan dan
bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke rongga panggul,
mencari kelainan letak, melakukan rujukan tepat waktu.
4) Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada
kehamilan sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah
pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala
preeklamsia lainnya dan mengambil tindakan yang tepat
kemudian merujuk.
6) Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami,
serta keluarga pada trimester III untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan telah direncanakan dengan baik, bersih,
aman, dan persiapan transportasi dan biaya.
e. Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan kemudian
menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan daerah malaria
menjadi 14T, yaitu :
25

1) Timbang berat badan dan tinggi badan


Tinggi badan diperiksa pada ibu hamil satu kali pada saat
ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk
mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk
mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran
tinggi badan ibu hamil < 145 cm. Berat badan diukur setiap ibu
datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan berat
badan ibu hamil. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata
antara 6,5 kg sampai 16 kilogram.
Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Berat Badan. Rumus berat
badan dibagi tinggi badan pangkat dua. Nilai IMT orang dewasa
mempunyai rentan sebagai berikut:
a) 19,8-26,6 : Normal
b) < 19,8 : Underweight
c) 26,6-29,0 : Overweight
d) > 29,0 : Obese (Sulistyawati, 2011).
Perkiraan peningkatan berat badan yang dianjurkan :
a) 4 kg pada kehamilan trimester I.
b) 0,5 kg/ minggu pada kehamilan trimester II sampai III.
c) Totalnya sekitar 15-16 kg (Sulistyawati, 2011).
Menurut artikel penelitian tentang Faktor Risiko Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas
Singkawang Timur Dan Utara Kota Singkawang tahun 2011,
menunjukkan bahwa IMT sebelum hamil tidak normal
berpeluang untuk melahirkan bayi BBLR sebesar 3,1% dan ibu
hamil dengan KEK mempunyai peluang melahirkan bayi BBLR
sebesar 4,8%, sedangkan subyek dengan status gizi menurut
IMT sebelum hamil yang tidak normal dan KEK, berpeluang
untuk melahirkan bayi BBLR sebesar 18,9% (Trihardiani,
2011).
26

2) Tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau
berkunjung, Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk
mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi
tekanan darah yang cendrung naik diwaspadai adanya gejala ke
arah hipertensi dan preeklamsi dan apabila turun dibawah
normal kita pikirkan ke arah anemia. Tekanan darah normal
berkisar systole/ diastole : 110/ 80-120/ 80 mmHg.
3) Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)
Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita
sentimeter, letakan titik nol pada tepi atas sympisis dan
rentangkan sampai Fundus uteri.
4) Pemberian tablet penambah darah (Tablet FE)
Zat besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan
volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk
memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin yang
adekuat. Cara pemberiannya adalah satu tablet Fe (tablet
tambah darah) per hari, sesudah makan, selama masa
kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan kepada ibu bahwa
normal bila warna tinja mungkin menjadi hitam setelah makan
obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu hamil yang
mengalami anemia, terutama pada anemia berat (7 gr % atau
kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 kali 100
mg per hari selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.
Menurut Dewi (2010), tablet pemberian suplemen
mikronutrien adalah tablet yang mengandung FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug sebanyak 1 tablet/ hari
segera setelah rasa mual hilang. Pemberian mulai trimester 2
dengan pemberian 90 tablet. Ibu dinasihati agar tidak
meminumnya bersama susu, teh/ kopi agar tidak mengganggu
27

penyerapan tablet zat besi dan menyarankan minum tablet zat


besi menggunakan air putih atau air jeruk.
5) Pemberian imunisasi TT
Tujuan dari pemberian imunisasi TT adalah untuk
melindungi janin dari tetanus neonatorum, efek samping
setelah pemberian vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan
dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan
sembuh dan tidak perlu pengobatan.
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
% Masa
Imunisasi Interval
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC 0 % Tidak ada
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80% 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95% 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99% 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% 25 tahun/
seumur hidup

6) Pemeriksaan HB
Jenis pemeriksaan sederhana yaitu dengan cara talquis dan
cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu
hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang kelahiran.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi
anemia pada ibu hamil.
7) Pengambilan darah untuk pemeriksaan penyakit menular
seksual/ VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory
(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya trepnomea palidium/
penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan
pada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen
28

darah vena ± 2 cc. Apabila tes dinyatakan positif ibu hamil di


lakukan pengobatan atau rujukan. Akibat fatal yang akan
terjadi adalah kematian janin pada kehamilan < 16 minggu,
pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur,
cacat bawaan.
8) Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein
dalam urine ibu hamil, adapun pemeriksaannya menggunakan
asam asetat 2-3%. Ditujukan pada setiap ibu hamil khususnya
ibu hamil trimester kedua dan ketiga dengan riwayat tekanan
darah tinggi, kaki odema. Pemeriksaan urine protein ini untuk
mendeteksi ibu hamil ke arah pre-eklamsi.
9) Pemeriksaan urine reduksi
Dilakukan pemeriksaan urin reduksi di lakukan pada ibu
dengan indikasi penyakit gula/ DM atau riwayat penyakit gula
pada ibu dan suami. Bila hasil reduksi urine (+) perlu diikuti
dengan pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
Diabetes Melitus Gastosional (DMG). DMG pada ibu hamil
dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa pre-eklamsi,
polihidramnion, dan bayi besar.
10) Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan
Payudara yang ditujukan pada ibu hamil. Manfaat perawatan
payudara adalah :
a) Menjaga kebersihan payudara terutama putting susu.
b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu
(pada puting susu yang terbenam).
c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI
lancer.
d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.
29

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi


dimulai pada kehamilan 6 bulan.
11) Senam ibu hamil
Senam ibu hamil bermanfaat membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan
setelah melahirkan serta mencegah sembelit. Adapun tujuan
senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar
panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan
kontraksi dan relaksasi. Menguasai teknik pernafasan yang
berperan pada saat persalinan. Senam hamil dapat dimulai dari
usia kehamilan 22 minggu dan dilakukan secara teratur.
Gerakan senam hamil meliputi gerakan panggul, gerakan
kepala, dan gerakan bahu, gerakan jongkok atau berdiri
(memperkuat otot vagiana, perinium, dan memperlancar
persalinan).
12) Pemberian obat malaria
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang
disebabkan oleh satu dari beberapa jenis plasmodium dan
ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles. Pemberian obat
malaria diberikan khusus pada ibu hamil di daerah endemik
malaria dan juga pada ibu hamil dengan gejala khas malaria
yakni panas tinggi disertai menggigil dan hasil asupan darah
yang positif. Pada kehamilan muda dapat terjadi abortus,
partus prematurus juga anemia.
13) Terapi yodium
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium
di daerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKI) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada
tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur yodium di
pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah dan air
30

tidak mengandung unsur yudium akibatnya dapat


mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan:
a) Gangguan fungsi mental
b) Gangguan fungsi pendengaran
c) Gangguan pertumbuhan
d) Gangguan kadar hormon yang rendah
14) Temu wicara/ konseling
a) Definisi konseling
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap
muka) untuk menolong orang lain memperoleh pengertian
yang lebih abaik mengenai dirinya dalam usahanya untuk
memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapinya.
b) Prinsip-prinsip konseling
Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan yaitu:
keterbukaan, empati, dukungan, sikap dan respon positif
dan juga setingkat atau sama sederajat.
c) Tujuan konseling pada Antenatal Care
Tujuan dari konseling pada Antenataal Care adalah
membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai
upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dan
juga membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan
asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan
aman atau tindakan klinik yang mungkin di perlukan
(Pantikawati, Ika dan Saryono, 2010).
31

DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, dkk. 2014. Pemakaian Jenis BH (Breast Holder) Mempengaruhi Nyeri


Punggung pada Ibu Hamil di Poli BKIA Rumah Sakit Islam Surabaya.
Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No 2, Agustus 2014, hal 157-
162. Diakses tanggal 23 November 2017.

Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.

Dwijayanti, Putri. 2013. “Analis Implementasi Program Perencanaan


Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan Desa di
Kabupaten Demak”. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2, Nomor 1.
Diakses tanggal 7 Januari 2015. Didapatkan dari
http://www.fkm.undip.ac.id

Fraser DM. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta. EGC

Irianti, Bayu, dkk. 2013. Analisis Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: CV


Sagung Seto

Kurniawati. 2009. Obgynacea. Yogyakarta: TOSCA Entreprise.

Lichayati, I & Kartikasari R. 2013. “Hubungan Senam Hamil dengan Nyeri


Punggung Pada Ibu Hamil di Polindes Desa Tlanak Kecamatan
Kedungpring Kabupaten Lamongan”. Surya, Vol.01, No.XIV. Diakses
tanggal 5 Januari 2015. Didapatkan dari http://www.stikesmuhla.ac.id.

Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
EGC.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis: Obstetri Fisiologi, Onstetri Patologi.


Jakarta: EGC.

Nasir, M. 2005. Metode Penelitian. Indonesia: Ghalia.


32

Nuryanti. 2016. Pengaruh Endorphin Massage terhadap Penurunan Intesitas


Nyeri Punggung Ibu Hamil. Lamongan. RAKERNAS AIPKEMA 2016.
Diakses tanggal 23 November 2017

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

___________________. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Saminem. 2008. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

Sukardi,Agung Suharto."Hubungan Antara Massase Fundus Uteri Pada


Persalinan Kala III dan Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan”.
Surabaya: Penelitian Politeknik Kesehatan:2009:Vol VII No.1.h 16-21

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Trihardiani, Ismi. 2011. “Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota
Singkawang”. Artikel Penelitian Universitas Diponegoro.. Didapatkan
dari http://eprints.undip.ac.id

Ummah. 2012. Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Ditinjau dari Body Mekanik
dan Paritas di Desa Ketanen Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik.
Gresik. SURYA Vol 03, No XIII, Desember 2012. Diakse tanggal 23
November 2017

Varney, Helen. Jan M. Kriebs & Carovln L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Ed. 4 Volume 1. Jakarta: EGC
33

. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.


Ed. 4 Volume 2. Jakarta: EGC

Vermani, Era et al. 2009. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy:
A Review

Wahyuni & Layinatun, N. 2013. “Manfaat Senam Hamil untuk Meningkatkan


Durasi Tidur Ibu Hamil”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas
Negeri Semarang. ISSN 1858-1196. Diakses tanggal 7 Januari 2015.
Didapatkan dari http://journal.unnes.ac.id.

Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai