Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI UNTUK IBU HAMIL

Pokok Bahasan : Gizi Untuk Ibu Hamil


Sasaran : Pengunjung rumah sakit dan pasien Poliklinik Bersalin
Hari/Tanggal : Senin 14 Januari 2019
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Poliklinik Bersalin RSUD Sleman

A. Latar Belakang Masalah


Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa
kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh makanan sehat yang seimbang.
Selain pilihan makanan sehat, pada saat kehamilan dibutuhkan vitamin.
Idealnya adalah tiga bulan sebelum kehamilan. Asupan gizi selama
kehamilan harus mendapatkan perhatian lebih. Jangan karena menginginkan
sang janin sehat lalu ibu mengkonsumsi semuamacam makanan tanpa
memperdulikan nutrisi dalam kandungan makanantersebut. Kebutuhan gizi
pada ibu hamil tentunya akan meningkat apalagi saat memasuki kehamilan
trisemester kedua, karena pada saat ini pertumbuhan janin berlangsung
pesat.
Sejak dahulu, makanan wanita hamil telah dianggap sangat penting,
sebab orang percaya bahwa makanan yang benar akan memberi dampak
yang baik bagi janin. Tetapi masih saja terdapat anggapan yang salah
tentang kebutuhan makanan untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil tidak boleh
makan yang banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar dan mudah
dilahirkan. Padahal pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan. Ibu hamil
masih memperccayai hal tersebut, sehingga mereka mengurangi porsi
makanan setiap harinya, dan akibatnya kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut
kurang terpenuhi. Masalah tersebut menjadi salah satu penyebab banyaknya
kasus perkembangan bayi yang tidak sempurna dan berat badan bayi yang
dilahirkan tidak sesuai dengan berat badan normal.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan
pengunjung dapat menginformasikan dan mengetahui tentang nutrisi
apa saja yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil
selama 1 x 30 menit, diharapkan pasien dan pengunjung mengetahui:
1. Definisi nutrisi ibu hamil dan janin
2. Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin
3. Pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin
4. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil dan janin
5. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil

C. Sasaran dan Target


1. Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah seluruh pasien dan pengunjung
yang ada pada Poliklinik Bersalin RSUD Sleman.

2. Target
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah pasien dan pengunjung dewasa
yang ada di Poliklinik Bersalin RSUD Sleman saat dilakukannya
kegiatan.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini yaitu
ceramah dan diskusi
2. Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan nutrisi ibu hamil akan diselenggarakan pada hari Senin
tanggal 14 Januari 2019 pukul 09.00 s.d 09.30 WIB di Poliklinik Bersalin
RSUD Sleman.

3. Setting Tempat
a. Posisi pemateri penyuluhan berhadapan dengan peserta
b. Pemandu diskusi dan pembawa acara berada di samping pemateri
c. Power point nutrisi ibu hamil di depan peserta

1. Media (Layar LCD)


2. Pemateri Penyuluhan
3. Pemandu diskusi /
sekretaris.

4. Peserta Penyuluhan

4. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Laptop
4. Layar
5. Proyektor
5. Rincian Kegiatan Yang Akan Dilakukan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan :
 Memberikan lefleat  Menjawab Salam
 Memberi salam,  Mendengarkan
memperkenalkan diri dan dan memperhatikan
membuka penyuluhan
 Menjelaskan Tujuan Intruksional
Umum (TIU) dan Tujuan
Intruksional Khusus (TIK)
Pembelajaran

2. 15 Menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan  Menyimak dan
secara berurutan dan teratur memperhatikan
Materi :
 Definisi nutrisi ibu hamil dan
janin
 Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
dan janin
 Pola makan yang benar bagi ibu
hamil dan janin
 Contoh menu sehari-hari bagi ibu
hamil dan janin
 Gangguan akibat kekurangan dan
kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
3. 10 Menit Evaluasi :  Bertanya,dan
 Menanyakan kepada peserta menjawab
mengenai materi yang baru pertanyaan
disampaikan yaitu:
 Definisi nutrisi ibu hamil dan
janin
 Kebutuhan nutrisi bagi ibu
hamil dan janin
 Pola makan yang benar bagi
ibu hamil dan janin
 Contoh menu sehari-hari
bagi ibu hamil dan janin
 Gangguan akibat kekurangan
dan kelebihan nutrisi bagi
ibu hamil
 Mendiskusikan bersama jawaban
yang diberikan
 Memberikan pujian atas
keberhasilan peserta,
menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta
memberi kesimpulan dari materi
yang disampaikan
4. 2 Menit Penutup :
 Menutup pertemuan  Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

6. Kriteria Evaluasi
a. Persiapan (Struktur)
1) Telah melakukan konsultasi kepada pembimbing mengenai materi
pendidikan kesehatan yaitu nutrisi ibu hami.
2) Perlengkapan yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan telah
tersedia dan siap digunakan maksimal sehari sebelum pelaksanaan.

b. Proses
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, pengunjung dan pasien
yang mengikuti penyuluhan mampu secara aktif terlibat dalam
kegiatan tanya jawab.

c. Hasil
Pengunjung dan pasien di Poliklinik Bersalin mampu
menjelaskan kembali tentang:
1. Definisi nutrisi ibu hamil dan janin
2. Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin
3. Pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin
4. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil dan janin
5. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
7. Susunan Acara

No. Jam Acara Penanggung Jawab


1. 08.45-09.00WIB Persiapan Siti Hadiyatna
2. 09.00-09.05 WIB Pembukaan Dian Afrida
3. 09.05-09.20 WIB Penyajian materi Dian Afrida dan Siti
penyuluhan Hadiyatna
4. 09.20-09.25 WIB Tanya Jawab Dian Afrida dan Siti
Peserta Hadiyatna
4. 09.25-09.30 WIB Penutupan Dian Afrida
Materi Gizi Untuk Ibu Hamil

1. Definisi Nutrisi Bagi Ibu Dan Janin


Nutrisi adalah suatu proses masuknya zat makanan yang kemudian
oleh tubuh akan diolah dan diproses dengan tujuan untuk menghasilkan
energi dan nantinya akan digunakan dalam melakukan aktivitas oleh
tubuh (Alimul, A.A, 2006). Nutrisi sendiri didalamnya mengandung zat
yang disebut zat gizi zat –zat tersebut yang nantinya akan berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan dalam memproses
di dalam tubuh manusia dan pada akhirnya akan dilakukan proses
eliminasi berupa zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang memepelajari mengenai
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung didalamnya, baik aksi
reaksi, dan keseimbangan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah, 2006).
Bagi ibu hamil nutrisi sangat berpengaruh pada proses kehamilan
karena apabila asupan nutrisi selama proses kehamilan baik dan
tercukupi maka kehamilan akan berjalan dengan normal dan janin yang
dilahirkan juga akan sehat. Oleh karena itu zat gizi merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan selama masa kehamilan karena faktor gizi
sangat berperan terhadap status kesehatan ibu untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Dalam ( Mitayani & Sartika 2010), zat gizi pada fase kehamilan
merupakan suatu zat-zat yang terkandung dalam suatu makanan atau
menu makanan yang memiliki kandungan semua zat gizi yang diperlukan
oleh ibu hamil dan janin setiap harinya serta memiliki kandungan zat gizi
dengan takaran batas wajar sesuai yang dibutuhkan dan tentunya tidak
berlebihan. Oleh karena itu sangat penting pemenuhan kebutuhan gizi
bagi ibu dan janin untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan yang nantinya akan berpengaruh pada proses
pembentukan organ-organ janin.
2. Nutrisi Bagi Ibu Hamil Dan Janin
Nutrisi diperlukan dalam jumlah besar pada ibu hamil. Laju
metabolik basal (Basal Metabolic Rate / BMRI) meningkat 20% selama
masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk dalam pemakaina jaringan
sintesis. Beberapa kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu hamil antara
lain.
a. Energi
Seorang ibu selama masa kehamilan membutuhkan energi yang
cukup tinggi jika dibadingkan dengan masa sebelum hamil ini yang
membuat kebanyakan wanita hamil memiliki nafsu makan yang
tinggi atau kadang nafsu makannya meningkat drastis dari sebelum
hamil. Energi ini nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan janin,
pembentukan plasenta, pembentukan pembuluh darah dan jaringan
yang baru ( Almatsir, 2009).
Selain hal tersebut kebutuhan lemak dan tambahan kalori
dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta nantinya untuk proses
metabolisme jarngan baru. Menurut Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi tahun 2008 ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan
kalori dalam proses kehamilannya. Serta penambahan 300 kkal/ hari
untuk ibu hamil yang ada dalam fase kehamilan trimester ketiga.
Dengan demikian dalam perharinya asupan energi ibu hamil trimester
ketiga dapat mencapai 2300 kkal/ hari. Energi bisa didapatkan dari
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak
dalam jumlah yang cukup.

b. Lemak
Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara
minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada
lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk
pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf sampai
pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin,
setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g
lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta
sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin
(Soetjaningsih, 2009).
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3
bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu
pada bayi aterm 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan
subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik seperti
kacang-kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih,
2009).

c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
mengingat sebagian besar energi yang kita hasilkan kebanyakan dari
adanya asupan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat menjadi sangat
penting bagi ibu hamil yang harus memenuhi energi yang cukup
tinggi yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkannya dan
janin. Pada proses kehamilan janin mempunyai sekitar 9 g
karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir
meningkat menjadi 34 g. Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot
skelet meningkat pada akhir kehamilan. Sumber makanan yang
banyak memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi diantaranya
seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni (Soetjaningsih,
2009).

d. Protein
Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan
jaringan baru ( Aritonang, 2010). Jumlah protein yang diperlukan dan
harus tersedia sampai akhir masa kehamilan yaitu sekitar 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya
Pangan dan Gizi Tahun 2008 menganjurkan penambahan sebanyak
17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu
harinya kebutuhan protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr.
Bahan makanan hewani merupakan sumber proein yang baik dalam
hal jumlah maupun kualitasnya seperti telur, susu, daging unggas dan
kerang. Selain protein yang berasal dari hewani protein juga dijumpai
dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacagan dan
biji-bijian ( Almatsir, 2009).

e. Vitamin dan Mineral


Bagi ibu hamil pertumbuhan janin yang normal menjadi suatu
hal yang penting. Pertumbuhan janin dalam kandungan memerlukan
asupan vitamin dan mineral yang baik dan cukup seperti vitamin C,
asam folat, zat besi, dan zink. Angka kecukupan vitamin dan mineral
bagi ibu hamil menurut Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun 2008
untuk tambahan ibu hamil trimester ketiga adalah vitamin A 300 RE,
vitamin C 10 mg, tiamin 0,3 mg, riboflavin 0,3 mg, niasin 4 mg,
asam folat 200 μg, vitamin B12 0,2 μg, kalsium 150 mg, magnesium
40 mg, zat besi 13 mg, zink 10,2 mg serta iodin 50 μg ( Almatsier,
2009).

f. Zat Besi
Selama masa kehamilan zat besi merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh karena nantinya zat besi akan digunakan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan juga plasenta yang nantinya akan
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi diperlukan untuk
pengembangan fetoplasenta dan untuk memperluas massa sel darah
merah ibu hamil. Selain itu zat besi juga bermanfaat untuk
mengurangi peningkatan resiko SGA keturunan dan bayi lahir
prematur. Di Negara maju seperti UK merekomendasikan takaran zat
besi setiap harinya sebesar 14,8 mg/ hari. Diperkirakan sebanyak 45
% wanita memiliki cadangan zat besi yang rendah bahkan sebagian
tidak ada sementara hanya 15-20 % wanita yang memiliki kandungan
zat besi seimbang selama proses kehamilan dan melalui peambahan
suplemen dan makanan ( Francesa et all, 2014).

g. Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B yang larut dalam air dan
memainkan peran koenzimatic sentral dalam metabolisme karbon dan
juga berperan dalam sintesis DNA, RNA dan beberapa asam amino
(Francesa et all, 2014). Asam folat berperan dalam berbagai proses
metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin
dan timidat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat
(Aritonang, 2010). Asam folat juga nantinya akan dibutuhkan untuk
proses pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-
sum tulang belakang dan untuk pendewasaan. Apabila kekurangan
asam folat nantinya akan berpengaruh dengan malformasi janin
seperti mengakibatkan bibir sumbing dan malformasi jantung serta
mengakibatkan kehamilan yang merugikan seperti keguguran dan
preklamsia. Berdasarkan Preventive Services US Task Force
(USPSTF) merekomendasikan suplementasi yang mengandung 0,4-
0,8 mg asam folat untuk semua wanita dimana pemberiannya 1 bulan
sebelum dan selama 2-3 bulan pertama setelah konsepsi (Francesa et
all, 2014).
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun
negara maju rata-rata mengalami masalah kekurangan asam folat, hal
ini dikarenakan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya tidak
memiliki kandungan asam folat yang tercukupi untuk memenuhi
takaran kebutuhan asam folat selama proses kehamilan. Kekurangan
asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan
seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan
dan pendarahan ( Aritonang, 2010).
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2008 menganjurkan bahwa
penambahan asam folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa
didapatkan hanya dengan rajin mengkonsumsi suplemen.
Suplementasi sebaiknya diberikan dalam 28 hari setelah terjadi
ovulasi atau 28 hari pertama usia kehamilan. Banyaknya kandungan
suplemen asam folat yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470
μg per hari dimana masing-masing dari itu dibutuhkan dalam
trimester I, II dan III (Arisman, 2008). Beberapa jenis makanan yang
banyak mengandung asam folat anatara lain ragi, hati, brokoli,
sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur.

h. Kalsium
Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat
kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta
persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Perkembangan janin
membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan, terutama
pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan
dari tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk
memenuhi kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014). Jika
seandainya kebutuhan kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi
berupa makanan yang masuk kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang
dibutuhkan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang tertimbun
di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat tulang ibu menjadi
kropos atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009).
Widyakarya Pangan dan Gizi 2008 menganjurkan penambahan
sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga.
Dengan demikian kebutuhan kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh
ibu hamil ialah sebesar 950 mg/ hari. Makanan yang menjadi sumber
kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau da berbagai
olahan susu seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium selama
hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat. Dengan
demikian suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan
untuk mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini
sebenarnya tidak efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan
kalsium dasarnya telah memadai sehingga WHO merekomendasikan
suplemen yang memiliki kandungan sekitar 1,5 sampai 2 g/ hari
takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat kalsium
yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi
pemberian suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran
prematur spontan ataupun keguguran (Francesa et all, 2014).

3. Pola Makan yang Benar Bagi Ibu Hamil


Kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari
yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi terkait dengan kandungan nutrisi dari bahan makanan
tersebut. Pola makan adalah suatu cara ataupun usaha yang dilakukan
terkait dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud
tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan suatu penyakit. Menurut Margaret Mead yang
dikutip oleh Almatsier (2009), pola makan atau food patern adalah suatu
cara seseorang dalam memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi
terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dihubungkan
dengan kebiasaan makan.
Sedangkan menurut Husada (2009) menyebutkan bahwa
pengertian pola makan pada dasarnya mendekati dengan definisi diet jika
dikaitkan dengan ilmu gizi. Diet diartikan sebagai suatu pengaturan
jumalh dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat dan
bugar. Dalam mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari
intake gizi yang sebenarnya merupakan proses organisme penggunaan
makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
organ serta menghasilakn energi.
Pola makan merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan oleh ibu
hamil pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi janin di dalam
kandungan (Devi, 2010). Oleh karena itu ibu hamil seharusnya memiliki
pola makan yang baik dan tentunya harus memenuhi sumber karbohidrat,
protein, lemak, serta vitamin dan mineral demi tercapainya kesehatan ibu
dan janin. Sejalan dengan hal tersebut Husada (2009) menyatakan bahwa
salah satu pedoman pola makan sehat harus makanan triguna yaitu :
a. Memiliki kandungan zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, roti dan mie yang mengandung karbohidrat serta
minyak dan lemak yang mengadung lemak.
b. Memiliki kandungan zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan
dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari hewan tenunya memiliki protein hewani
seperti telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu serta
hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang mengandung protein
nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang tanah, kacang
merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe
dan tahu.
c. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi
tubuh dan melindungi tubuh dari beberapa penyakit. Bahan makanan
yang termasuk zat pengatur seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
yang mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.
Untuk mendapatkan pengaruh yang baik dari pengaturan pola
makan, ibu hamil sebaiknya memperhatikan prinsip ibu hamil yaitu harus
memilih makanan yang bermutu dalam artian memiliki nilan kandungan
gizi yang baik serta susunan menu makanan yang dikonsumsi harus
diperhatikan dan seimbang. Ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi
makanan yang bervariasi setiap hari, minimal mengandung buah dan
sayur, karbohidrat kompleks, protein, lemak dan dilengkapi dengan
kombinasi makanan produk susu.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan ibu hamil terkait pola
makan (Kemenkes RI, 2011):
a. Makan lebih banyak dari sebelum hamil agar penambahan berat badan
sesuai dengan umur kehamilan.
b. Bagi ibu yang terlalu gemuk, kurangi porsi makanan sumber energi
dari lemak dan karbohidrat.
c. Bila ibu terlalu kurus tambahkan porsi makanan sumber energi dan
protein.
d. Usahakan konsumsi makanan dengan porsi kecil tapi sering.
e. Untuk menghindari penimbunan cairan/edema perhatikan penggunaan
garam dalam makanan dan minuman agar tidak berlebihan.

4. Contoh Menu Sehari Bagi Ibu Hamil


Menu makanan bagi ibu hamil sangat penting terkait denagn
asupan nutrisi ibu hamil dan janin dengan mengkonsumsi beberapa jenis
makanan yang harus dikombinasi dan diatur setiap harinya. Untuk
mempermudah dalam melakukan pengaturan jam makan bagi ibu hamil
beserta dengan contoh makanan yang dikonsumsi agar lebih bervariasi
setiap harinya bisa menggunakan tabel atau catatan menu makanan.
Contoh Menu Makanan Ibu Hamil Dalam Sehari (Kemenkes RI,
2011):
a. Pagi : Nasi, Ayam goreng bumbu lengkuas, pepes tahu, oseng-oseng
jagung muda ditambah wortel dan susu. Jam 10.00 pagi ditambah
selingan bubur kacang hijau.
b. Siang : Nasi, sop sayuran, ikan baldo, keripik tempe dan buah jeruk.
Jam 16.00 ditambah selingan selada buah.
c. Malam : Nasi,telur balado, perkedel tahu, tumis tauge ditambah baso
dan buah pisang.
Pengaturan Takaran Makanan Sehari Untuk Ibu hamil (Kemenkes
RI, 2011):

5. Gangguan Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Nutrisi


a. Dampak kekurangan gizi selama kehamilan terhadap janin dan
proses persalinan
Malnutrisi dan kehamilan malnutrisi didefinisikan sebagai
kurangnya asupan nutrisi yang cukup, yang dibutuhkan untuk fungsi
tubuh yang normal. Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, bisa menghambat
pertumbuhan janin dan menyebabkan kelainan janin.
1) Kekurangan nutrisi saat kehamilan akan meningkatkan resiko
terjadinya keguguran, cacat bawaan, asfiksia, berat badan bayi
lahir rendah (BBLR), bayi lahir meninggal, bahkan kematian
dalam kandungan (Manuaba, Ide BG, 2008).
2) Kekurangan nutrisi saat hamil juga bisa menyebabkan ibu
mengalami anemia karena ibu kurang mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi. Anemia pada ibu hamil ini bisa
mengakibatkan abortus (keguguran), mudah terjadi infeksi,
persalinan prematuritas, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6
gr %), pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD),
terhambatnya pertumbuhan janin, dan BBLR (berat bayi lahir
rendah). Bahaya anemia pada saat persalinan yaitu, gangguan
kekuatan mengejan (Manuaba, Ide BG, 2008).
3) Efek umum dari kurang asupan gizi selama kehamilan adalah
sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga resiko terkena
penyakit lebih besar. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
menyebabkan persalinan yang sulit, membutuhkan waktu lama,
tidak tepat waktu (prematur), dan bisa menyebabkan pendarahan
saat persalinan (Manuaba, Ide BG, 2008).
4) Kekurangan energi dan protein (KEP)
KEP mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai
zat-zat makanan ke janin., sehingga resiko berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) meningkat. Akibat lain KEP adalah kerusakan
struktur SSP terutama tahap pertama pertumbuhan otak
(hiperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikatakan
bahwa masa rawan pertumbuhan sel saraf adalah 3 bulan pertama
kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah lahir. Kekurangan gizi
pada masa dini perkembangan otak akan menghentikan sintesis
protein dan DNA. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya
pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktur dn
fungsi otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga
berpengaruh pada intelektual anak (Soetjiningsih, 2009)
b. Dampak kelebihan gizi selama kehamilan
Ada beberapa akibat yang ditimbulkan ketika seorang ibu
hamil mengalami obesitas. Secara garis besar, akibat-akibat tersebut
dikelompokkan menjadi 2 bagian, akibat jangka pendek dan akibat
jangka panjang. Akibat jangka pendek obesitas selama kehamilan
yaitu aborsi spontan, keguguran berulang, anomali kongenital seperti
tabung saraf dan cacat jantung, pre-eklampsia, diabetes gestasional,
kelahiran prematur dan lahir mati. Risiko diabetes mellitus
gestasional meningkatkan dua kali lipat untuk wanita kelebihan berat
badan dan delapan kali lipat untuk wanita gemuk. Pada periode
peripartum, ada peningkatan prevalensi operasi caesar, diinduksi
tenaga kerja, menerima oksitosin, perkembangan lebih lambat
melalui tenaga kerja dan komplikasi operasi caesar seperti infeksi
luka dan kehilangan darah yang berlebihan (Sarmiento Olga l et all,
2012).
Selain hal tersebut apabila ibu hamil kelebihan asupan nutrisi
maka biasanya akan menyebabkan penambahan berat badan yang
kemudian dalam jangka panjang mengakibatkan ibu hamil bisa
terserang penyakit diabetes melitus tipe II, obesitas dan kemudian
hari bisa menyebabkan darah tinggi. Bayi yang terlahir dari ibu yang
memiliki kelebihan berat badan dan obesitas lebih mungkin untuk
menderita makrosomia janin dan distosia bahu (Sarmiento Olga l et
all, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. A (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Diuduh dari http://www.goodreads.com/book/show/11095785-
prinsipdasar-ilmu-gizi Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul 13.30 WIB

Arisman. (2008). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press.

Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.

Francesca P, Arianna L & Iree C. (2014). Multiple Micronutrient Needs in


Pregnancy in Industrialized Countries. Meeting Nutrition Needs in the
First 1,000 Days of Life. Diunduh dari
http://eresources.perpusnas.go.id:2071/docview/1622121412/fulltextPDF
/B6AB836623C24A3APQ/3?accountid=25704 Diakses tanggal 3
Februari 2018 pukul 10.30 WIB

Husada. (2009). Gizi Untuk Ibu hamil. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Kemenkes RI. (2016). Info Datin Situasi Gizi. Depkes RI. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodati
n/infodatin-gizi-2016.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul 10.55
WIB.

Kemenkes RI. (2010). Makanan Sehat Ibu Hamil. Depkes RI. Jakarta Diuduh dari
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-
MakananSehat-Ibu-Hamil.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul
12.30 WIB.

LIPI. (2008). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Diunduh dari
http://www.bappenas.go.id/files/4913/5078/6556/ranpg-.pdf Diakses
tanggal 4 Februari 2018 pukul 12.45 WIB.

Manuaba, Ida BG. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai