2. Target
Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah pasien dan pengunjung dewasa
yang ada di Poliklinik Bersalin RSUD Sleman saat dilakukannya
kegiatan.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini yaitu
ceramah dan diskusi
2. Waktu dan Tempat
Acara penyuluhan nutrisi ibu hamil akan diselenggarakan pada hari Senin
tanggal 14 Januari 2019 pukul 09.00 s.d 09.30 WIB di Poliklinik Bersalin
RSUD Sleman.
3. Setting Tempat
a. Posisi pemateri penyuluhan berhadapan dengan peserta
b. Pemandu diskusi dan pembawa acara berada di samping pemateri
c. Power point nutrisi ibu hamil di depan peserta
4. Peserta Penyuluhan
4. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Laptop
4. Layar
5. Proyektor
5. Rincian Kegiatan Yang Akan Dilakukan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan :
Memberikan lefleat Menjawab Salam
Memberi salam, Mendengarkan
memperkenalkan diri dan dan memperhatikan
membuka penyuluhan
Menjelaskan Tujuan Intruksional
Umum (TIU) dan Tujuan
Intruksional Khusus (TIK)
Pembelajaran
2. 15 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur memperhatikan
Materi :
Definisi nutrisi ibu hamil dan
janin
Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
dan janin
Pola makan yang benar bagi ibu
hamil dan janin
Contoh menu sehari-hari bagi ibu
hamil dan janin
Gangguan akibat kekurangan dan
kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
3. 10 Menit Evaluasi : Bertanya,dan
Menanyakan kepada peserta menjawab
mengenai materi yang baru pertanyaan
disampaikan yaitu:
Definisi nutrisi ibu hamil dan
janin
Kebutuhan nutrisi bagi ibu
hamil dan janin
Pola makan yang benar bagi
ibu hamil dan janin
Contoh menu sehari-hari
bagi ibu hamil dan janin
Gangguan akibat kekurangan
dan kelebihan nutrisi bagi
ibu hamil
Mendiskusikan bersama jawaban
yang diberikan
Memberikan pujian atas
keberhasilan peserta,
menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta
memberi kesimpulan dari materi
yang disampaikan
4. 2 Menit Penutup :
Menutup pertemuan Menjawab salam
Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam
6. Kriteria Evaluasi
a. Persiapan (Struktur)
1) Telah melakukan konsultasi kepada pembimbing mengenai materi
pendidikan kesehatan yaitu nutrisi ibu hami.
2) Perlengkapan yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan telah
tersedia dan siap digunakan maksimal sehari sebelum pelaksanaan.
b. Proses
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, pengunjung dan pasien
yang mengikuti penyuluhan mampu secara aktif terlibat dalam
kegiatan tanya jawab.
c. Hasil
Pengunjung dan pasien di Poliklinik Bersalin mampu
menjelaskan kembali tentang:
1. Definisi nutrisi ibu hamil dan janin
2. Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan janin
3. Pola makan yang benar bagi ibu hamil dan janin
4. Contoh menu sehari-hari bagi ibu hamil dan janin
5. Gangguan akibat kekurangan dan kelebihan nutrisi bagi ibu hamil
7. Susunan Acara
b. Lemak
Sebagian besar dari 500 gram lemak tubuh janin ditimbun antara
minggu 35-40 kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada
lemak yang ditimbun kecuali lipid esensial dan fosfolipid untuk
pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan dinding sel saraf sampai
pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam tubuh janin,
setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g
lemak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta
sekitar 40% dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin
(Soetjaningsih, 2009).
Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3
bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu
pada bayi aterm 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan
subkutan. Kebutuhan lemak bisa didapatkan dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat lemak yang cukup baik seperti
kacang-kacangan, biji-bijian lemak dan minyak (Soetjaningsih,
2009).
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
mengingat sebagian besar energi yang kita hasilkan kebanyakan dari
adanya asupan karbohidrat dalam tubuh. Karbohidrat menjadi sangat
penting bagi ibu hamil yang harus memenuhi energi yang cukup
tinggi yang berhubungan dengan energi yang dikeluarkannya dan
janin. Pada proses kehamilan janin mempunyai sekitar 9 g
karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada waktu lahir
meningkat menjadi 34 g. Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot
skelet meningkat pada akhir kehamilan. Sumber makanan yang
banyak memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi diantaranya
seperti padi-padian, umbi-umbian dan gula murni (Soetjaningsih,
2009).
d. Protein
Pada keadaan hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan
jaringan baru ( Aritonang, 2010). Jumlah protein yang diperlukan dan
harus tersedia sampai akhir masa kehamilan yaitu sekitar 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya
Pangan dan Gizi Tahun 2008 menganjurkan penambahan sebanyak
17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau dalam satu
harinya kebutuhan protein untuk ibu hamil yaitu sebanyak 67-100 gr.
Bahan makanan hewani merupakan sumber proein yang baik dalam
hal jumlah maupun kualitasnya seperti telur, susu, daging unggas dan
kerang. Selain protein yang berasal dari hewani protein juga dijumpai
dalam makanan nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacagan dan
biji-bijian ( Almatsir, 2009).
f. Zat Besi
Selama masa kehamilan zat besi merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh karena nantinya zat besi akan digunakan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan juga plasenta yang nantinya akan
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi diperlukan untuk
pengembangan fetoplasenta dan untuk memperluas massa sel darah
merah ibu hamil. Selain itu zat besi juga bermanfaat untuk
mengurangi peningkatan resiko SGA keturunan dan bayi lahir
prematur. Di Negara maju seperti UK merekomendasikan takaran zat
besi setiap harinya sebesar 14,8 mg/ hari. Diperkirakan sebanyak 45
% wanita memiliki cadangan zat besi yang rendah bahkan sebagian
tidak ada sementara hanya 15-20 % wanita yang memiliki kandungan
zat besi seimbang selama proses kehamilan dan melalui peambahan
suplemen dan makanan ( Francesa et all, 2014).
g. Asam Folat
Asam folat adalah vitamin B yang larut dalam air dan
memainkan peran koenzimatic sentral dalam metabolisme karbon dan
juga berperan dalam sintesis DNA, RNA dan beberapa asam amino
(Francesa et all, 2014). Asam folat berperan dalam berbagai proses
metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin
dan timidat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat
(Aritonang, 2010). Asam folat juga nantinya akan dibutuhkan untuk
proses pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-
sum tulang belakang dan untuk pendewasaan. Apabila kekurangan
asam folat nantinya akan berpengaruh dengan malformasi janin
seperti mengakibatkan bibir sumbing dan malformasi jantung serta
mengakibatkan kehamilan yang merugikan seperti keguguran dan
preklamsia. Berdasarkan Preventive Services US Task Force
(USPSTF) merekomendasikan suplementasi yang mengandung 0,4-
0,8 mg asam folat untuk semua wanita dimana pemberiannya 1 bulan
sebelum dan selama 2-3 bulan pertama setelah konsepsi (Francesa et
all, 2014).
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun
negara maju rata-rata mengalami masalah kekurangan asam folat, hal
ini dikarenakan makanan yang mereka konsumsi setiap harinya tidak
memiliki kandungan asam folat yang tercukupi untuk memenuhi
takaran kebutuhan asam folat selama proses kehamilan. Kekurangan
asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan
seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan
dan pendarahan ( Aritonang, 2010).
Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2008 menganjurkan bahwa
penambahan asam folat sebanyak 200 μg untuk ibu hamil bisa
didapatkan hanya dengan rajin mengkonsumsi suplemen.
Suplementasi sebaiknya diberikan dalam 28 hari setelah terjadi
ovulasi atau 28 hari pertama usia kehamilan. Banyaknya kandungan
suplemen asam folat yang dibutuhkan yaitu sebesar 280, 660 dan 470
μg per hari dimana masing-masing dari itu dibutuhkan dalam
trimester I, II dan III (Arisman, 2008). Beberapa jenis makanan yang
banyak mengandung asam folat anatara lain ragi, hati, brokoli,
sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk dan telur.
h. Kalsium
Ibu hamil dan janin yang dikandung sangat membutuhkan zat
kalsium untuk menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta
persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Perkembangan janin
membutuhkan sekitar 30 g kalsium selama masa kehamilan, terutama
pada trimester terakhir. Jumlah ini akan sangat mudah dipindahkan
dari tubuh ibu yang menyimpan cadangan kalsium ke janin untuk
memenuhi kebutuhan kalsium janin (Francesa et all, 2014). Jika
seandainya kebutuhan kalsium tidak tercukupi melalui asupan nutrisi
berupa makanan yang masuk kedalam tubuh ibu maka, kalsium yang
dibutuhkan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang tertimbun
di tulang ibu hal ini nantinya akan berakibat tulang ibu menjadi
kropos atau bisa terjadi osteoporosis ( Sophia, 2009).
Widyakarya Pangan dan Gizi 2008 menganjurkan penambahan
sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil pada trimester ketiga.
Dengan demikian kebutuhan kalsium yang seharusnya dipenuhi oleh
ibu hamil ialah sebesar 950 mg/ hari. Makanan yang menjadi sumber
kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau da berbagai
olahan susu seperti keju dan yogurt. Kekurangan kalsium selama
hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu akan meningkat. Dengan
demikian suplemen kalsium diberikan kepada ibu hamil ditujukan
untuk mengurangi resiko penyakit hipertensi ibu hamil, namun hal ini
sebenarnya tidak efektif untuk wanita yang sehat dimana asupan
kalsium dasarnya telah memadai sehingga WHO merekomendasikan
suplemen yang memiliki kandungan sekitar 1,5 sampai 2 g/ hari
takaran ini bisa digunakan untuk ibu hamil dengan tingkat kalsium
yang rendah dan untuk pencegahan preklamsia. Akan tetapi
pemberian suplemen kalsium tidak menjamin meurunkan kelahiran
prematur spontan ataupun keguguran (Francesa et all, 2014).
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Diuduh dari http://www.goodreads.com/book/show/11095785-
prinsipdasar-ilmu-gizi Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul 13.30 WIB
Arisman. (2008). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta
Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
Husada. (2009). Gizi Untuk Ibu hamil. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Kemenkes RI. (2016). Info Datin Situasi Gizi. Depkes RI. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodati
n/infodatin-gizi-2016.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul 10.55
WIB.
Kemenkes RI. (2010). Makanan Sehat Ibu Hamil. Depkes RI. Jakarta Diuduh dari
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-
MakananSehat-Ibu-Hamil.pdf Diakses tanggal 3 Februari 2018 pukul
12.30 WIB.
LIPI. (2008). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Diunduh dari
http://www.bappenas.go.id/files/4913/5078/6556/ranpg-.pdf Diakses
tanggal 4 Februari 2018 pukul 12.45 WIB.
Manuaba, Ida BG. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC