Herry Febriadi
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Amuntai
Jalan Kuripan Murung Sari 54 Kab. Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan
Email: herryvida98@gmail.com
Abstract
With the enactment of Law No. 7 of 2017 concerning the amendment of Law Number 10 Year
2016 related to supervision namely that the Provincial Election Supervisory Body (Bawaslu)
receives, examines and decides the violation of the Electoral administration within a period of
14 (fourteen) days In this case Law No. 7 of 2017 there is no direct mention of the position of
the Supervisory Committee of Voters which must be the same position with the Provincial
Bawaslu but at the time in the district in practice there is an imbalance between the position
of the Supervisory Committee of the Voters with KPUD.Then in terms of duties and functions ,
The Supervisory Committee of Voters seemed to only supervise, in the stage of following up
the more important role of the Regional General Election Commission (KPUD), this is not in
line with Law No. 7 Year 2017.For this Researchers expect the amendment of Law No. 07 of
2017 about the position And the function of the Supervisory Committee (Panwaslih) in the
Regency / City to change adhoc status becomes permanent. Researchers also expect
additional budget related to general election supervision so that later can be formed Regional
Election Supervisory Board of Regency / City level.
Abstrak
Dengan berlakunya Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2016 yang terkait dengan pengawasan yaitu Bahwa Bawaslu (Badan
Pengawas Pemilu) Provinsi menerima,memeriksa,dan memutus pelanggaran administrasi
Pemilihan dalam jangka waktu paling lama14 (empat belas) hari kerja. Dalam hal ini UU No
7 Tahun 2017 tidak ada menyinggung langsung kedudukan Panitia Pengawas Pemilu yang
harus nya sama kedudukannya dengan Bawaslu Provinsi namun pada saat di kabupaten pada
prakteknya terjadi ketidakseimbangan antara kedudukan Panitia Pengawas Pemilu dengan
KPUD. Kemudian dalam hal tugas dan fungsi,Panitia Pengawas Pemilih seakan-akan hanya
mengawasi, pada tahap menindaklanjuti yang lebih berperan yaitu Komisi Pemilu Umum
Daerah (KPUD),hal ini tidak sejalan dengan UU No 7 Tahun 2017. Untuk hal ini Peneliti
mengharapkan adanya amandemen UU No 7 tahun 2017 tentang kedudukan dan fungsi
Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di Kabupaten/Kota untuk merubah status adhoc menjadi
permanen .Peneliti juga berharap adanya tambahan anggaran terkait dengan pengawasan
pemilu umum sehingga nantinya bisa dibentuk Badan Pengawas Pemilu daerah tingkat
Kabupaten/Kota.
43
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
44
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
45
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
46
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
47
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
48
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
pelaksanaan pemilu yang jujur dan adil. kinerja individu dipengaruhi oleh enam
Bahkan dalam praktek pemilu di Negara- faktor:
negara yang sudah berpengalaman 1. Harapan Mengenai Imbalan;
melaksanakan pemilu yang demokratis, 2. Dorongan;
keberadaan Lembaga Pengawas Pemilu 3. Kemampuan,Kebutuhan,dan Sifat;
tidak dibutuhkan Namun para perancang 4. Persepsi terhadap tugas;
undang-undang pemilu sejak Orde baru 5. Imbalan internal dan eksternal,dan;
sampai sekarang menghendaki Lembaga 6. Persepsi tentang tingkat imbalan
Pengawas Pemillu eksis, karena posisi dan kepuasaan kerja.
maupun peran nya dinilai strategis dalam Panitia Pengawas Pemilihan Umum
upaya pengawasan pelaksanaan pemilu Dinamika kelembagaan pengawas Pemilu
sesuai aturan perundang-undangan yang ternyata masih berjalan dengan terbitnya
berlaku terutama menegakkan asas pemilu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
yang Luber dan Jurdil. tentang Penyelenggara Pemilu.
Kerangka dasar teori yaitu dalam Secara kelembagaan pengawas
mencapai sebuah kinerja yang baik, Pemilu dikuatkan kembali dengan
seorang aparatur harus memiliki dibentuknya lembaga tetap Pengawas
kemampuan dalam mengatur waktu agar Pemilu di tingkat Provinsi dengan nama
dapat berjalan sesuai yang diharapkan.4 Badan Pengawas Pemilu Provinsi
Pendapat lain tentang kinerja, seperti yang (Bawaslu Provinsi). Selain itu pada bagian
dikemukakan oleh Widodo mengatakan kesekretariatan Bawaslu juga didukung
bahwa kinerja yaitu melakukan suatu oleh unit kesekretariatan eselon I dengan
kegiatan dan menyempurnakanya sesuai nomenklatur Sekretariat Jenderal Bawaslu.
dengan tanggung jawabnya dengan hasil Selain itu pada konteks kewenangan, selain
yang diharapkan. kewenangan sebagaimana diatur dalam
Untuk mengukur kinerja dan fungsi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,
dari Panwaslih maka peneliti factor-faktor Bawaslu berdasarkan Undang-Undang
kinerja, menurut Donnelly, Gibson, dan Nomor 15 Tahun 2011 juga memiliki
Ivancevich dalam buku karangan Lijan kewenangan untuk menangani sengketa
Poltak Sinambela, mengemukakan bahwa Pemilu. Adapun kedudukan, susunan, dan
keanggotaan Panwaslu Kabupaten/Kota
4
Miriam Budiardjo, Partisipasi dan Partai yang mempunyai tugas pokok melakukan
Politik, Garamedia, Jakarta, 1982, hlm. 52.
pengawasan terhadap tahapan
49
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
50
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
51
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
52
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
Koirudin, 2004, Partai Politik dan Agenda Topo Santoso, 2006, Tindak Pidana
Transisi Demokrasi, Pustaka Fajar, Pemilu, Penerbit Sinar Grafika,
Jogyakarta. Jakarta.
Laporan Penelitian Tim PDN P3DI, 2010, Umar Husien, 1999, Riset Sumber Daya
Pemilihan Umum Kepala Daerah Manusia Dalam Organisasi, Edisi
Bupati/Walikota Di Provinsi Riau, Revisi dan perluasan, PT.
Setjen DPR-RI. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Leo Agustino, 2005, Politik dan Otonomi
Peraturan Perundang-undangan
Daerah, Untirta Press, Banten.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Mahfud M, 1999, Hukum dan Pilar-Pilar
tentang Pemerintahan Daerah.
Demokrasi, Gama Media,
Jogyakarta. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pemilu.
Miriam Budiardjo, 1982, Partisipasi dan
Partai Politik, Garamedia, Jakarta. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016
tentang perubahan kedua atas
Modul Pengawasan, 2009, Badan
Undang-Undang nomor 1 Tahun
Pengawas Pemilu - Indonesia
2015 tentang Penetapan Peraturan
Corruption Watch, Jakarta
Pemerintah Pengganti Undang-
Nurdin Rachamad K Dwi Susilo, Tri Undang Nomor 1 tahun 2014
Sulistyaningsih, 2006, Kebijakan tentang Pemilihan Gubernur,
Elitis Politik Indonesia, Penerbit Bupati dan Walikota menjadi
Pustaka Pelajar - Fisip UMM, Undang-Undang.
Malang.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
Pedoman Pengawasan Pemilu 2016-2017 tentang Pemilihan Umum.
Bawaslu RI, Jakarta
Internet
Ramlan Subakti dkk, 2008, Perekayaan
Sistem Pemilihan Umum Untuk http://www.google.co.id/International
Pembangunan Tata Politik IDEA, 2000. Demokrasi dan
Demokratis, Patnership for Konflik YangMengakar: Sejumlah
Governance Reform Indonesia, Pilihan Untuk Negosiator, Seri
Jakarta. Buku Pegangan InternasionalIDEA,
Jakarta./diakses tanggal 8 Mei
Soerdarsono, 2006, Mahkamah Konstitusi
2017.
Sebagai Pengawal demokrasi,
Jakarta. http://www.bawaslu.go.id/berita/35/tahun/
2017/bulan/57/tanggal/21/id/1504/,
Sigit Putranto dan Kusomowidagdo, 1981,
diakses tanggal 7 Mei 2017.
Sistem Pemilihan Umum Universal
dan Parohial, Prisma.
53
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
54