Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FAKTOR ESENSIAL DAN PROSES PERSALIANAN


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mataa kuliah Keperawatan
Maternitas I

Disusun oleh :
1. Anggun Selawati
2. Edi Saputra
3. Pipit Pitriyani
4. Rahayu Ciptaning Budi
5. Tifani Dwiyanti S.
6. Vina Oktavia

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “FAKTOR ESENSIAL DAN PROSES
PERSALINAN ”. Di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Keperawatan
Maternitas I Tahun Ajaran 2018-2019.
Makalah ini berisikan tentang apa sajakah faktor esensial dan proses kehamilan.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada teman teman, yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
sampaikan rasa terimakasih kepada Dosen pengampu Ibu Neneng Aria Nengsih
S.kep.,M.Kep
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cirebon, 25 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN....................................................................................
1.4 MANFAAT PENULISAN..............................................................................
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI PERSALINAN .............................................................................
2.2 JENIS-JENIS PERSALINAN .......................................................................
2.3 SEBAB MULAINYA PERSALINAN...........................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 FAKTOR ESENSIAL DALAM PERSALINAN ...........................................
3.2 PROSES PERSALINAN................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ..............................................................................................
4.2 SARAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Persalinan merupakan proses hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri), yang mana dalam persalinan itu
terdapat beberapa kebijakan diantaranya : semua persalinan harus dihadiri dan di
pantau oleh petugas kesehatan terlatih, rumah bersalin dan rumah rujukan dengan
fasilitas memadai untuk menangani kegawatdaruratan obstetric dan neonatal harus
tersedia 24 jam dan obat-obatan esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia
seluruh petugas terlatih.

Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses
persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persipan menghadapi
kehidupan di luar rahim. Ibu menjalani berbagai adaptasi fisiologis selama hamil
sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di
luar rahim bagi bayi baru lahir.
Perawat harus meguasai faktor-faktor esensial dalam persalinan, proses persalinan
iti sendiri, kemajuan persalinan yang normal, dan adaptasi ibu dan janin. Apabila
perawat menguasai pengetahuan ini maka ia akan dapat menerapkan proses
keperawatan, baik pada wanita maupun pada keluarganya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini penulis membuat
rumusan masalah adalah “ apakah faktor esensial dan proses kelahiran?”
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui faktor
esensial dan proses kelahiran.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memahami faktor esensial dan proses persalianan.
2. Menguasai faktor esensial dan proses persalinan.
3. Menerapkan faktor esensial dan proses persalinan dalam kegiatan
persalinan.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKKU
Penulisan ini dapat dijadikan masukan kepadapendidik dan mahasiswa,
serata menambah wawasan baru tentang faktor esensial dan proses
persalinan.
2. Bagi Ilmu keperawatan
Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mahasiswa
khusunya pada ilmu keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan
yang maksimal.

1.4.2 Manfaat praktis


1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sumber informsi dalam upaya
meningkatkan pelayanan ksehatan.
2. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan dalam
praktek keperawatan dan juga sebagai dasar informasi ilmu keperawatan.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini disusun secra sistematis yang terdiri dari 4 BABA yaitu :
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang,rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN MATERI : Definisi persalinan , jenis-jenis persalinan, dan
sebab mulanya persalinan.
BAB III PEMBAHASAN : Faktor esensial dalam persalinan dan proses
persalinan.
BAB IV PENUTUP : Kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI PERSALINAN


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau
tanpa bantuan ( kekuatan sendiri) .(Manuaba, 1998:157)
Mochtar ( 1998: 91) Partus normal adalah proses lahirnya bayi dengan
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung 24 jam.
Prawirohardjo (2002:100) Persalinan dalah proses membuka dan
menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan menurut Saifuddin, (2008; 100), adalah proses membuka
dan menipisnya serviks, janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban terdorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan menurut Bagus,I (2008) menyatakan bahwa persalinan
adalah proses yang alami yang akan berlansung dengan sendirinya tetapi
persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan
ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan
pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan menurut JNPK-KR DepKes RI, (2008; 37), Persalinan
adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
Persalinan menurut wiknjosastro (2009) yang mengartikan bahwa
persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir.
( Nurasiah, Ai.dkk. 2012: 2-4)

Jadi dapat disimpulkan menurut pendapat kelompok kami bahwa


persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari
rahim melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi
wanita dalam hitungan hari dan minggu sebelum persalinan dimulai.
Persalinan sendiri dapat dibahas dalam bentuk mekanisme yang terjadi
selama proses dan tahapan yang dilalui wanita.

2.2 JENIS JENIS PERSALINANAN

Manuaba ( 1998) mengaatakan ada du jenis-jenis persalinan, yaitu berdasarkan


bentuk persalian dan menuru

t usia kehamilan :

1. Jenis persalian berdasarkan bentuk persalinan


a. Persalinan spontan adalah proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalianan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
2. Jenis persalianna menurut usia kehamilan
a. Abortus yaitu pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20
minggu atau berat badab janin kurang dari 500 gram.
b. Partus immatur yaitu pengeluaran buah kehamilan antar usia kehamilan 20
minggu dan 28 minggu atau berat badan 500 gram dan kurang dari 1000 gram.
c. Partus prematur yaitu pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28
minggu dan kurang dari 37 minggu atau berat badan janin 1000 gram dan
kurang dari 2500 gram.
d. Partus matur atau partus aterm yaitu pengeluaran buah kehamilan antara usia
kehamilan 37 minggu dan 42 minggu atau berat badan janin lebih dari 2500
gram.
e. Partus serotinus atau partus post matur yaitu pengeluaran buah kehamilan
lebih dari 42 minggu .

Jenis-jenis persalinan menurut Sulistyawati (2010) adalah:


a. Persalinan Spontan: Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri melalui jalan lahir ibu.
b. Persalinan Buatan: Proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
misalnya ektraksi vacum atau sectio caesaria (SC).
c. Persalinan Anjuran: Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlansung setelah pemecahan selaput ketuban, pemberian
pitocyn dan prostaglandin.
( Nurasiah, Ai.dkk. 2012: 2-4)

2.3 SEBAB MULAINYA PERSALINAN


Arsinah (2010:3) sebab-sebab mulainya persalinan meliputi :
1. Penurunan hormon progestoron yaitu pada akhir kehamilan kadar
progestoron menurun menjadikan otot rahim sensitif sehingga
menimbulkan his.
2. Keregangan otot-otot yaitu otot rahim akan merenggang dengan majunya
kehamilan, oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan atau mulai persalinan.
3. Peningkatan hormon oksitosin yaitu pada akhir kehamilan oksitosin
bertambah sehingga dapat menimbulkan his.
4. Pengaruh janin yaitu hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin
memegang peranan dalam proses persalinan, oleh karena itu pada
anencepalus kehamilan lebih lama dari biasanya.
5. Teori prostaglandin yaitu yang dihasilkan dari desidua meningkat saat
umur kehamilan 15 minggu.
6. Plasenta menjadi tua, dengan tuanya kehamilan plasenta menjadi tua, villi
coriyalis mengalami perubahan sehingga kadar progetreron dan estrogen
menurun.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 FAKTOR – FAKTOR ESENSIAL DALAM PERSALINAN

Berikut faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran.


Faktor-faktor ini mudah diingat yaitu : passenger (penumpang, yaitu janin dan
plasenta), passageway (jalan lahir), power (kekuatan), posisis ibu. Empat faktor
pertama disajikan pada pembahasan berikut ini sebagai dasar untuk memahami proses
fisiologis persalinan.

A. PENUMPANG (PASSEGER)

Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir


merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu : ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia akan dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada kelahiran normal.

1. Ukuran kepala janin

Karena ukuran dan sifatnya yang relatif kaku, kepal janin sangat
mempengaruhi proses persalinan. Tengkorak janin terdiri dari dua tulang
parietal, dua tulang temporal, satu tulang frontal, dan satu tulang oksipital.
Tulang- tulang ini disatukan oleh sutura membranosa : sagitalis, lambdoidalis
, koronalis, dan frontalis. Rongga yang berisi membran ini disebut fontanel,
terletak di tempat pertemuan sutura-sutura tersebut. Dalam persalinan, setelah
selaput ketuban pecah, pada periksa dalam fontanel dan sutura dipalpasi untuk
menentukan presentasi, posisi, dan sikap janin. Pengkajian ukuran janin
memberi informasi usia dan kesejahteraan bayi baru lahir.
2. Presentasi

Presantasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalian mencapai aterm. Tiga
presentasi janin yang utama ialah kepala (kepala lebih dahulu), sungsang
(bokong lebih dahulu), dan bahu. Bagian presentasi ialah bagian tubuh janin
yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan periksa dalam.
Faktor-faktor yang menentukan bagian presentasi janin letak janin, sikap
janin,dan ekstensi atau fleksi kepala janin.

3. Letak janin

Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap


sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak :

a. Memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang janin paralel dengan


sumbu panjang ibu.

b. Melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang janin membentuk


sudut terhadap sumbu panjang ibu

Presentasi ini tergantung pada struktur janin yang pertama memasuki panggul
ibu.

4. Sikap janin

Sikap ialah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang
lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada didalam rahim.
Pada kondisi normal punggung janin sangat fleksi , kepala fleksi kearah dada,
dan paha fleksi ke arah sendi lutut. Tangan disilangkan di depan toraks dan
tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai.
5. Posisi janin

Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum


atau dagu, sinsiput atau puncak kepala yang difleksi/menengadah), terhadap
empat kuadran panggul ibu.

B. JALAN LAHIR (PASSAGEWAY)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak ,
khususnya lapisan – lapisan otot dasar panggul, ikut menunjang keluarnya bayi,
tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena
itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan
lahir dibagi atas :

1. Bagian keras tulang – tulang panggul ( rangka panggul ).

Tulang panggul dibentuk oleh gabungan ilium, iskium, pubis, dan tulang
– tulang sakrum. Terhadap empat sendi panggul, yaitu simfisis pubis, sendi
sakroiliaka kiri dan kanan, dan sendi sakrokoksigeus.

Empat jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai berikut :

a. Ginekoid (tipe wanita klasik)


b. Android (mirip pinggul pria)
c. Antropoid (mirip panggul kera antropoid)
d. Platipeloid (panggul pipih)

Pemeriksaan tulang panggul dapat dilakukan pada evaluasi prenatal


pertama dan tidak perlu diulang lagi jika panggul mempunyai ukuran yang
memadai dan bentuk yang sesuai. Pada trimester ketiga kehamilan,
pemeriksaan tukang panggul dapat dilakukan secara terliti, sehingga diperoleh
jasil yang lebih akurat karena sendi dan panggul berelaksasi. Pengukuran
tulang panggul secara tepat dapat dilakukan dengan menggunakan CT Scan,
ultrasonigrafi, film sinar – X jarang dilakukan karena sinar – X dapat merusak
perkembangan janin.

2. Bagian lunak : otot –otot, jaringan – jaringan, ligamen – ligament.

Jaringan lunak pada jalan lahir terdiri dari segmen bawah uterus yang
dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar
vagina). Saat persalinan dimulai, kontraksi uterus menyebabkan kontraksi
pada uteri berubah menjadi dua bagian yakni bagian atas berotot dan tebal dan
bagian bawah yang berotot pasif dan berdinding tipis. Kontraksi korpus uteri
menyebabkan janin tertekan ke bawah, terdorong ke arah serviks.

Serviks kemudia menipis dan berdilatasi (terbuka) secukupnya sehingga


memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina. Sebenarnya
saat turun, serviks ditarik ke atas dan lebih tinggi dari bagian terendah janin.

C. KEKUATAN (POWER)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,


kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament.

1. His (kontraksi uterus)

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang di
mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi memasuki dinding uterus,
awal gelombang tersebut didapat dari “pacemaker” yang terdapat dari dinding
uterus daerah tersebut. Pada waktu kontraksi, otot – otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna memiliki sifat :

a. Kontraksi simetris

b. Fundus dominan

c. Relaksasi

Pada waktu berkontraksi, otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi


menebal dan lebih pendek. Kafum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah rahim dan cervik. His
memiliki sifat :

a. Involutir

b. Intermiten

c. Terasa sakit

d. Terkoordinasi

e. Serta kadang dipengaruhi oleh fisik, kimia, psikis.

2. Kekuatan sekunder (mengejan)

Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi


berubah, yakni bersifat mendorong keluar, wanita merasa ingin mengedan atau
usaha untuk mendorong kebawah (kekuatan skunder).

Dalam proses persalinan normal ada 3 komponen yang amat menentukan,


yakni passenger (janin), passage (jalan lahir) dan power (kontraksi). Agar proses
persalinan berjalan lancar, ketiga komponen tersebut harus sama-sama dalam
kondisi baik. Bayi yang ukurannya tidak terlalu besar pasti lebih mudah melalui
jalan lahir normal, jalan lahir yang baik akan memudahkan bayi keluar, kekuatan
ibu mengejan akan mendorong bayi cepat keluar. Yang pegang kendali atau yang
paling menentukan dalam tahapan ini adalah proses mengejan ibu yang dilakukan
dengan benar, baik dari segi kekuatan maupun keteraturan. Ibu harus mengejan
sekuat mungkin seirama dengan instruksi yang diberikan. Biasanya ibu diminta
menarik nafas panjang dalam beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu buang secara
perlahan. Ketika kontraksi mencapai puncaknya, doronglah janin dengan
mengejan sekuat mungkin. Bila ibu mengikuti instruksi dengan baik, pecahnya
pembuluh darah disekitar mata dan wajah bisa dihindari. Begitu juga resiko
berkurangnya suplai oksigen kejanin.

Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks lengkap, tetapi


setelah dialatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong
bayi keluardari uterus dan vagina. Apabila dalam persalinan wanita melakukan
usaha volunter (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat.
Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma serviks.

D. POSISI IBU

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologis persalinan.


Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan mengubah posisi membuat rasa letih
hilang, memberi rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi
posisi berdiri , berjalan, duduk , dan jongkok.

Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin.


Kontraksi uterus biasanya lebih kuat dan lebih efisien untuk membantu penipisan
dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lebih cepat. Selain itu, posisi
tegak dianggap mengurangi insiden penekanan tali pusat.

Posisi tegak juga menguntungkan curah jantung ibu yang dalam kondisi
normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi kontraksi uterus
mengembalikan ke anyaman pembuluh darah. Posisi tegak juga membantu
mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan mencegah kompresi pembuluh
darah

Saat janin menuruni jalan lahir, tekanan bagian presentasi pada reseptor
regang dasar panggul meragsang refleks mengedan ibu. Rangsangan reseptor
regang ini akan merangsang pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior (refleks
Ferguson). Pelepasan oksitosin menambah intensitas kontraksi uterus. Apabila
ibu mengedan pada posisi duduk atau berjongkok , maka otot-otot abdomen
bekerja lebih sinkron (saling menguatkan) dengan kontraksi rahim.

3.2 TAHAP PERSALINAN

Ada empat tahap persalinan yang dikenal yaitu :

1. Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak


terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap. Pada tahap
pertama persalinan dibagi dalam tiga bagian : fase laten, fase aktif, dan fase
transisi. Selama fase laten, effacement lebih banyak mengalami kemajuan dari
pada penurunan janin. Selama fase aktif dan fase transisi, dilatasi serviks dan
penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat.

2. Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai


janin lahir. Freidman (1978) memberi batas atas statistik untuk tahap pertama
dan tahap kedua persalinan :

Nulipara Multipara

Tahap pertama

Fase laten 20 jam 14 jam

Fase aktif 1,2 cm / jam 1,5 cm/jam

Tahap kedua 2 jam 1,5 jam

3. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir.
Plasenta biasa lepas setelah tiga sampai empat kali kontraksi uterus yang kuat,
yakni setelah bayi lahir. Plasenta dilahirkan pada kontraksi uterus berikutnya.
Namun, kelahiran plasenta setelah 45 menit sampai 60 menit masih dianggap
normal.

4. Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung lama kira-kira dua jam


setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi
segera jika homeostatis berlangsung dengan baik. Masa ini merupakan periode
yang penting memantau adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Faktor esensial dalam proses persalinan ada 4. Pertama, penumpang


(passeger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yaitu : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,
dan posisi janin. Kedua, jalan lahir (passageway) dibagi atas bagian keras
tulang – tulang panggul ( rangka panggul ), bagian lunak : otot –otot, jaringan
– jaringan, ligamen – ligament. Ketiga, kekutan (power) terdiri atas his (
kekuatan uterus) dan kekuatan sekunder ( mengejan). Keempat, posisi ibu.

Tahap persalinan dibagi menjadi 4 tahap terdiri dari, tahap pertama


persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi kontraksi
uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap. Pada tahap pertama
persalinan dibagi dalam tiga bagian : fase laten, fase aktif, dan fase transisi.
Tahap kedua persalinan berlangsung sejak dilatasi serviks lengkap sampai
janin lahir. . Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai
plasenta lahir. Tahap keempat persalinan ditetapkan berlangsung lama kira-
kira dua jam setelah plasenta lahir.

4.2 SARAN

1. Bagi ibu melahirkan


Diharapkan bagi ibu melahirkan dapat meningkatkan lagi wawasan nya tentang
faktor ensesial dan persalinan.
2. Bagi tenaga kesehatan
Memberikan pengetahuan tentang faktor ensesial dan proses persalinan
diharapkan untuk lebih ditingkatkan sehingga ibu dapa bertambah pengetahuan.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat perpatsipasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang
melibatkan mahasiswa seperti pemberian informasi tentang faktor ensesial dan
proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Y. (2014). Gentle Birth Balance: persalinan holistik mind, body and soul.
Bandung: Qanita

JNPK-KR.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal;Asuhan Ensensial


Pencegahan Dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir.JNPK-KEDEPKES RI.

Lailiyana, LailaA, Daiyah I, Susanti A. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan


Persalinan. Jakarta:EGC.

Maharani, Dwi Yupita. (2017). Buku Pintar Kebidanan Dan Keperawatan.


Yogyakarta:Brilliant Books.

Nurasia, Ai.Dkk.(2012). Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung:PT Refika


Aditama.

Anda mungkin juga menyukai