Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara adalah salah satu komponen yang terpenting bagi kehidupan manusia.
Pencemaran udara akan terus meningkat dan meluas dengan makin cepatnya proses
industrialisasi dan banyaknya kendaraan bermotor.
Biaya yang ditimbulkan oleh pencemaran tidaklah mudah untuk dihitung. Biaya itu
sebagian akan berupa penyakit, pengobatan, dan mengurangi kemampuan kerja, serta
sebagian lagi menjadilingkungan kotor. Udara yang dibutuhkan adalah udara yang bersih,
minimal materi-materi yang berbahaya namun kaya akan oksigen. Udara sebagai komponen
lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup secara optimal.
Sumber pencemaran udaraberasal dari berbagai kegiatan antaralain industri,
transportasi, perkantoran, dan perumahan.Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi
terbesar dari pencemaran udara yang dibuang ke udara bebas.Sumber pencemaran udara
juga dapat disebabkan berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas
alam beracun.Dampak dari pencemaran udara tersebut menyebabkan penurunan kualitas
udarayang berdampak negatif pada kesehatan manusia.
Udara merupakan media lingkungan yang menjadi kebutuhan dasar manusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius, pertumbuhan pembangunan seperti industri,
transportasi, dll. Disamping itu memberikan dampak positif namun, disisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan
baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit.
Partikel debu atau Total Suspended Particulate (TSP) merupakan salah satu komponen
yang menurunkan kualitas udara ambien. Akibat terpapar oleh partikel debu maka kesehatan
masyarakat akan mengalami gangguan dan secara lambat laun dapat pula menimbulkan
gangguan fungsi paru. Gangguan fungsi paru ini sudah terjadi sebelum timbulnya penyakit
saluran nafas yang nyata, seperti yang ditemui pada penyakit- penyakit paru pada umumnya.

1
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu
mendapatkan perhatian yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan
Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari
sepuluh program unggulan. Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur
trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai
karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida
merupakan komponen yang tidak reaktif.
Pengambilan sampel parameter kualitas udara memerlukan teknik khusus.Teknik
sampling harus dilakukan secara cermat dimulai dari ketepatan pemilihan lokasi penempatan
alat, prosedur sampling, hingga pengiriman sampel.Jika seluruh prosedur telah diterapkan
secara cermat, maka data kualitas udara yang dihasilkan akan akurat dan terpercaya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui cara dalam Pengambilan Sampel Fisik Udara.

1.2.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Kebisingan


2. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Kecepatan Angin
3. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Suhu
4. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Kelembapan
5. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Pencahayaan
6. Untuk mengetahui alat dan cara Pengambilan Sampel Getaran

1.3.Manfaat.
Agar mahasiswa mengetahui Teknik Pengambilan Sampel Fisik Udara.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampel


Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian. SYARAT SAMPEL YANG BAIK :
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua
unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c. Harus up to date
d. Batas-batasnya harus jelas
e. Harus dapat dilacak di lapangan
2.2 Pengertian Sampel Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara juga
atmosfer yang berada disekeliling bumi sangat penting bagi kehidupan di dunia. Dalam
udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet. (Pohan, 2002). Udara tidak
tampak mata, tidak berbau dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dpat dilihat dari
kehadiran angin yang menggerakkan benda. Uadara termasuk salah satu sumber daya alam
karena memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup.
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-rubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan
ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga
melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.
Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air dan aerosol. Kandungan
udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon, 0,04% karbon
dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon,
ozon, radon. Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut,

3
sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti
garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.
Parameter pengambilan sampel kualitas udara:
2.2.1 Pengertian Kebisingan
Kebisingan adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki
ataupun yang merusak kesehatan.Saat ini, kebisingan merupakan salah satu penyebab
penyakit lingkungan yang penting.Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai
istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkandisebabkan oleh kegiatan
manusia/ aktivitas-aktivitas alam. Pengertian lain menyebutkan bahwabising adalah
suara yang sangat kompleks, terdiri dari frekuensi- frekuensi acak yang berhubungan
satu sama lain. Sedangkan kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu atau membahayakan.
Pengertian kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenkes No.51 tahun
1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki bersumber dari alat-alat proses
poduksi dan alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran. Kebisingan telah menjadi salah satu jenis pencemaran yang sangat
diperhatikan, karena berdampak terhadap kesehatan.Berbagai dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sepakat memasukkan dampak kebisingan
sebagai menu wajib yang harus dikelola. Sebagaimana kita ketahui, berbagai jenis
kegiatan tentu akan menghasilkan dampak kebisingan dalam pelaksanaannya.
sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada
roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa,
gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

4
Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak
putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
 Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas.
bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5
detik berturut-turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
 Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi
hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000)
misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
b. Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang
berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang,
misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
c. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam
waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara
tembakan suara ledakan mercon, meriam.
d. Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang,
misalnya mesin tempa.

2.2.2 Pengertian angin

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Faktor terjadinya angin,
yaitu:

a. Gradien barometris

5
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang
jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan
angin.
b. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis
khatulistiwa.
c. Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di
permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya
gesekan ini semakin kecil.
d. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari

2.2.3 Pengertian suhu

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran.
Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9

K = C + 273.(derajat)

Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari
-273 derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama

6
perbandingan nya dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah
suhu tersebut ke suhu yang lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke
derajat Celsius terlebih dahulu, karena jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit
untuk mengubahnya ke suhu yang lain.

2.2.4 Pengertian Kelembapan

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan
sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di
udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat
permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada
0 °C (32 °F).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat


dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara.Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan
tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai
arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).

Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan
atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui,
penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga

7
terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga
tempat itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).

Udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan


kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara
dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi
keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula
halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam
ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi
keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).

A. Jenis-jenis Kelembaban:
1) Kelembaban mutlak (absolut), adalah banyak sedikitnya uap air dalam gram
pada 1 cm3 atau jumlah uap air yang dikandung udara pada suatu daerah
tertentu yang dinyatakan dalam gram uap air tiap m3 udara. Kelembaban
absolut tergantung pada suhu yang mempengaruhi kekuatan udara untuk
memuat uap air. Tiap-tiap suhu mempunyai batas dari uap air yang
dimuatnya.
2) Kelembaban relatif (nisbi), yaitu perbandingan antara uap air di udara pada
suhu yang sama, dengan jumlah uap air maksimum yang dikandung udara dan
dinyatakan dengan persen. Pada suhu udara yang semakin naik maka
kelembaban relatif akan semakin kecil. Kelembaban relatif paling besar
adalah 100%. Pada saat itu terjadi titik pengembunan, artinya pendinginan
terus berlangsung dan terjadilah kondensasi yaitu uap air menjadi titik air dan
jika melampaui titik beku terjadilah kristal es atau salju. Alat pengukur
kelembaban relatif adalah higrometer rambut.
3) Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio
dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air
pada temperatur tersebut.Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah
satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan observasi visual

8
terhadap vegetasi) untuk melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga
nantinya dapat ditentukan tingkat potensi kebakaran lahan (Santoso, 2007).
B. Faktor Kelembaban
Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada
beberapa faktor sebagai berikut (Santoso, 2007) :
1) Suhu.
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan
kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Suhu udara adalah derajat panas dari aktifitas molekul dalam
atmosfer. Alat untuk mengukur suhu temperature atau derajat panas
disebut thermometer. Dimana pada praktikum ini menggunakan
thermometer bola kering dan thermometer bola basah.
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika
kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim
penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan
tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena
naik turunnya suhu udara.
2) Kuantitas dan kualitas penyinaran Kualitas intensitas
Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya
mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan
fotoperiodisme.
3) Pergerakan angin
Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat
pegangkatan uap air menggempul di udara.
4) Tekanan udara
Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.
5) Vegetasi

9
Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat
kelembaban suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu
penghasil uap air melalaui proses transpirasi.
6) Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah).

2.2.5 Pengertian Pencahayaan


Pengertian pencahayaan atau yang biasa juga disebut lighting adalah penataan
peralatan cahaya dalam hal ini alat untuk menerangi panggung atau objek untuk
mendukung sebuah pementasan. Secara umum fungsi dari tata cahaya adalah:lighting
sebagai penerangan yaitu fungsi pencahayaan hanya sebatas menerangi panggung
atau objek beserta unsur-unsurnya sehingga pementasan dapat terlihat. lighting
sebagai sebagai unsur artistik pementasan di mana bermanfaat untuk membentuk dan
mendukung suasana sesuai dengan tuntutan naskah.
A. Macam-macam Pencahayaan yaitu,
1) Pencahayaan Umum adalah pencahayaan yang bertujuan untuk menerangi
secara keseluruhan. Lampu untuk penerangan umum ini tidak memiliki
cahaya yang fokus, cahaya bersinar ke segala arah dari sumbernya tanpa
ada halangan.
2) Pencahayaan Langsung (Directional) adalah pencahayaan yang bertujuan
hanya menerangi obyek area yang dituju saja. Lampu untuk pencahayaan
terarah ini memiliki sinar cahaya yang terfokus. Jenis-jenis pencahayaan
langsung ini seperti lampu-lampu yang diletakkan di plafond (Ceiling)
yang sering disebut “Downlight”. Posisi lampu tertanam di plafond dan
mengeluarkan cahaya sempit yang menyebar ke arah lantai. Posisi sumber
cahaya sengaja diletakkan agak tersembunyi ke dalam plafond dan diberi
reflektor yang dapat diarahkan bisa untuk spot ke lantai atau ke dinding
(Wall Washer). Lalu ada lampu-lampu yang diletakkan di bawah (lantai
atau tanah) yang sering disebut “Uplight”. Lampu jenis Uplight ini
biasanya digunakan untuk menerangi langit-langit, dinding atau pohon
besar.

10
2.2.6 Pengertian Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu.
Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan
gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar,
jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran
sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya. Pentingnya Belajar Getaran Mekanik:
Salah satu tujuan belajar getaran adalah mengurangi efek negatif getaran melalui
desain mesin yang baik.Hampir semua alat gerak mempunyai masalah getaran karena
adanya ketidak seimbangan mekanisme, contohnya : Mechanical failures karena
material fatigue, Getaran dapat mengakibatkan keausan yang lebih cepat, Dalam
proses manufaktur, getaran dapat menyebatkan hasil akhir yang buruk. Selain efek
yang merusak, getaran dapat digunakan untuk hal hal yang berguna.Getaran
digunakan dalam conveyors getar, mesin cuci, sikat gigi elektrik. Getaran juga
digunakan dalam pile driving, vibratory testing of materials. Getaran digunakan untuk
menaikan efisiensi dari proses permesinan seperti casting dan forging.
A. Jenis getaran
1) Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal,
lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah
memukul garpu tala dan membiarkannya bergetar, atau bandul yang
ditarik dari keadaan setimbang lalu dilepaskan.
2) Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan
pada sistem mekanis. Contohnya adalah getaran gedung pada saat
gempa bumi.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari,Tanggal : Rabu, 8 Agustus 2018

Lokasi : Labor fisika lingkungan

Kelompok : III

Materi : Pengenalan Alat dan Bahan Pengambilan Sampel Fisik Udara

Ruang Lingkup : Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel udara secara
fisika

Metode ini digunakan untuk pengambilan sampel udara guna pengujian sifat fisik.

3.2 Alat, Bahan dan Cara Pengambilan Sampel Udara Fisik

3.2.1 Alat dan cara pengambilan sampel kebisingan


1. Alat pengambilan sampel kebisingan
No Nama alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur
1 Sound level meter
tingkat kebisingan

Form pecatatan Untuk pencatatan


2
data data

2. Cara pengambilan sampel udara


a. Nyalakan alat sound level meter.

12
b. Kalibrasi alat Sound Level Meter mengatur dengan tombol call 94 dB
c. Tekan tombol range Low (35-100 dB) atau High (65-130 dB)
d. Atur alat sesuai kondisi di lingkungan ,seperti kode F (fast) pada jenis kebisingan
tetap dn S (slow) pada kebisingan putus-putus.
e. Atur tombol funct clemisi ( dekat ke sumber) atau ambien (jauh dari sumber/ dari
lingkungan).
f. Pengambilan sampel dengan jarak 1 meter
g. Membuat formulir BIS-1 dengan kolom tabel 15x15=225 kolom
h. Lakukan selama 15 meni/ 4 detik
i. Pengukuran sampel kebisingan dilakukan oleh tiga orang operator diantaranya :
1. Untuk memegang alat
2. Untuk melihat waktu
3. Untuk mencatat hasil pengukuran
j. Lalu matikan alat dan ukur rata-ratanya
3.2.2 Alat dan cara pengambilan sampel kelembaban, suhu dan kecepatan angin
1. Alat pengambilan sampel kelembaban dan kecepatan angin
No Nama alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur kelembaban dan


1 Humidity meter suhu

2 Anemometer Untuk mengukur kecepatan angin

2. Cara pengambilan sampel kelembaban, suhu dan kecepatan angin :


1) Cara pengambilan sampel kelembaban
a. Tekan tombol power untuk menghidupkan alat
b. Lakukan sampling selama 1 jam, dicatat setiap 2 menit.
c. Tekan tombol off untuk mematikan alat.
2) Cara pengambilan sampel kecepatan angin

13
a. Tempatkan alat titik sampling, arahkan berlawanan dengan arah angin.
b. Letakkan alat pada ketinggian 1,2-1,5 meter dari permukaan tanah.
c. Hidupkan alat dengan menekan tombol power, lalu tekan tombol record.
d. Lakukan sampling selama 1 jam
e. Setelah satu jam tekan tombol recall.
f. Lihat angka yang terdapat pada monitor.
g. Kemudian catat hasil yang ada pada monitor.
h. Skala yang ditunjukkan pada alat anemometer adalah hasil dari kecepatan
angin dalam satuan m/s.
i. Catat kecepatan angin dan lakukan pengukuran setiap 5 menit.
j. Hasilnya diambil dari data yang sering muncul.
k. Matikan alat.
3) Cara pengambilan sampel suhu
a. Tekan tombol power untuk menghidupkan alat
b. Lakukan sampling selama 1 jam, dicatat setiap 2 menit.
c. Tekan tombol off untuk mematikan alat.

3.2.3 Alat dan Cara Pengambilan Sampel Pencahayaan


1. Alat Pengambilan Sampel Pencahayaan
No Nama Alat Gambar Kegunaan

Untuk mengukur intensitas


1 Lux Meter
cahaya

2. Cara Pengambilan Sampel Pencahayaan


 Cara lama: berdasar depkes
1. Metode Umum, digunakan pada ruangan yang tidak terlalu besar.Ruangan
dibagi menjadi 9 titik. Ukur di titik pertama. Geser tombol On/Off ke arah On.
Pilih kisaran range yang akan diukur (200-200000 lux) pada tombol range.
Arahkan sensor ke atas ± 5 detik, jarak dari lantai kira-kira 1m. Catat angka

14
yang tertera di monitor. Tutup dulu dengan tubuh dan pindah ke titik kedua.
Pastikan saat ditutup angka 0.0. Arahkan sensor ke atas ± 5 detik dan catat
angka yang tertera di monitor, lakukan terus-menerus sampai ke 9 titik.
Setelah selesai matikan alat dan hitung rata-ratanya.
2. Metode lokal, sama mengunakannya hanya saja ruangan dibagi setiap 1 meter
misal 7m x 9m berarti mempunyai 63 titik.

3. Pemantulan (reflektan), dilakukan pada dinding, lantai, dan langit-langit atap


ruangan/ sisi ruangan. 1 titik memiliki 2 pengukuran: 1. Arahkan ke atas 1
meter dari dinding, 2. Arahkan ke sisi 1 meter dari dinding (6 sisi ruangan,
atas bawah kiri kanan depan belakang).

4. Metode SNI

a.Ukur ruangan terlibah dahulu

Total luas ruangan:

 0 - 10 meter = 1 m2
 10 - 100 meter = 3 m2
 > 100 meter = 6 m2

b.Hidupkan alat dengan menekan tombol power

c.Letakkan alat di dada

d.Jarak pengambilan sampel dari lantai ±1𝑀

3.2.4 Alat dan Cara Pengambilan Sampel Getaran

1. Alat Pengambilan Sampel Getaran

No Nama Alat Gambar Kegunaan

15
1 Vibration Untuk mengukur getaran

2. Cara Pengambilan Sampel Getaran


a. Cek kondisi baterai, apakah masih bagus atau perlu dilakukan pergantian
b. Elektroda ditempelkan pada sumber mesin seperti mesin kendaraan roda dua
c. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
d. Atur alat sesuai pengukuran (acceleration atau velocity) dengan cara menggeser
tombol sesuai penggukuran yang akan di lakukan
e. Tekan tombol record untuk merekam hasil pengukuran
f. Setelah dilakukan pengukuran tekan tombol recall untuk melihat hasil
pengukuran
g. Catat hasil pengukuran yang tertera pada monitor.

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1) Kita dapat mengetahui cara kerja alat-alat dalam pengambilan sampel fisik udara
pada parameter kebisingan, angin, suhu, kelembapan, pencahayaan, dan getaran.
2) Alat yang di gunakan untuk pengambilan sampel kebisingan adalah sound level
meter, alat untuk menghitung kelembapan dan suhu udara adalah humidity meter, alat
untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer, alat yang digunakan untuk
mengukur intensitas cahaya adalah lux meter, dan alat yang digunakan untuk
mengukur getaran adalah vibration.
4.2 SARAN
1. Dalam praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat berlogo SNI dan steril.
2. Kita harus berhati-hati ketika menggunakan alat-alat gelas karena rentan sekali pecah.
3. Seharusnya praktikum menggunakan masker pada saat berada pada luar ruangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Achmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta


[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2005. Analisis Kualitas Udara Ambien Partikel Debu
(TSP).
SNI 19-7119.3-2005. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2005. Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara.
SNI 19-7119.9-2005. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Pohan, nurhasmawaty. 2002. Pencemaran udara dan hujan asam, fakultas teknik program studi
teknik kimia universitas sumatera utara.

18

Anda mungkin juga menyukai