Anda di halaman 1dari 3

Film ini menceritakan kehidupan seorang anak yang bernama Hellen keller.

Tapi ia bukan sekedar


anak kecil pada umumnya, ia mengalami kelainan sejak masa kecil. Helen keller adalah anak yang
berusia sekitar 10 tahun dia mengalami cacat sejak masa kecil ia buta, dan tuli. Hellen tumbuh di
keluaraga yang sangat menyayanginya akan tetapi Hellen sangat susah untuk di kendalikan, dia
selalu membuat kekacauan dalam rumahnya sehingga ia perlu perhatian ekstra dari keluarganya. Hal
itu membuat iri kakak tiri Helen (Jemes Keller) kenapa? Jemes sebenarnya sayang terhadap Hellen, ia
hanya iri atas perhatian orangtuanya yang diberikan kepada Hellen sehingga berkurangah kasih
saying kepada dirinya.

Sebenarnya Hellen anak yang cerdas, tetapi ia sangat susah dikendalikan. Kiranya itulah yang
menjadi dasar Ny. Sullivan untuk terus-menerus mendidik Hellen sampai “bisa”. Hellen Keller,
seorang buta dan tuli yang menjadi orang besar yang sangat berjasa. Berkat kegigihannya dalam
belajar serta kesabaran gurunya, ia menjadi perempuan terbatas yang berprestasi. Ia menjadi
pengacara terkenal dengan spesifikasi persamaan sosial. Ia juga aktif menyeru kepada dunia untuk
peduli kepada orang bisu, dan tuli. Atas perjuangannya itu, Hellen dianugrahi Honorary University
Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award.

Petikan kisah hidupnya semasa kecil difilmkan dengan tajuk “The Miracle Worker” yang sangat
menyentuh.

Film tersebut menceritakan perjuangan Ny. Sullivan dalam mendidik Hellen dari tidak mengerti
bahwa segala sesuatu memiliki nama dan makna, tak mengenal aturan, liar, hingga menjadi gadis
cantik, pintar, mampu berkomunikasi dan berprestasi.

Orang awam akan melihat pola pendidikan Ny. Sullivan itu kurang manusiawi, kerena banyak
“kekerasan” yang ia terapkan dalam mendidik Hellen. Tapi, cara itulah yang diyakini dapat
mengubah anak didiknya, dan cara inilah yang dilakukan oleh seorang pendidik yang mengerti
tentang limu pendidikan psikologi. Keadaan Hellen, memang menuntut Ny. Sullivan memberi
perlakuan “keras” terhadap dirinya.

Dalam film ini menceritakan orangtua Hellen mencarikan Hellen pengasuh atau perawat, walau
sebelumnya ayah Hellen (Arthur Keller) berniat membawa Hellen ke rumah sakit jiwa, ia
berpendapat bahwa tidak ada cara lain untuk mengubah anaknya itu, akan tetapi ibunya (Ketherin
Keller) dan bibinya (Evelyn Keller) menolak dan tidak setuju, karena rasa sayang dan cinta mereka
kepada Hellen, kemudian setelah mempertimbangkan hal tersebut, maka ayah Hellen (Arthur
Keller) menulis surat kepada Dr. Chilsom untuk mengirim seorang pengasuh yang dapat memberi
pelajaran kepada anaknya .

Dr. Chilsom pun merekomendasikan Ny. Annie Sullivan kepada keluaraga Keller, Ny.Sullivan adalah
salah satu murid Dr. Chilson yang pandai dan sosok pengasuh yang cerdas dan sabar. Ia begitu
sabar mengajar Hellen dengan metode pengajaran yang terkesan kasar, akan tetapi dibalik itu
semua ia begitu menyayangi Hellen.

Tidak mudah untuk memberikan pembelajaran dan mengendalikan Hellen tetapi Ny. Sullivan begitu
sabar menagasuhnya, ia mengajarkan Hellen bahasa dan nama-nama benda, Ny. Sullivan
menegaskan pada Hellen bahwa setiap benda itu memiliki nama dan makna, bagaimana Ny.
Sullivan memberikan pengajaran pada Helen? Bagaimana tanggapan keluarga Keller dengan
pengajaran Ny. Sullivan yang terkesan kasar ? Berhasilkah Ny. Sullivan memberikan pembelajaran
terhadap Helen?
Film ini sangat menarik untuk diulas dari sisi psikologisnya, sangat berkaitan dengan teori belajar,
yaitu teori behavioristik dan kognitif.

B. PEMBAHASAN

PROSES PEMBELAJARAN HELLEN KELLEN

Hellen Kellen memiliki kekurangan panca indra yang penting, namun ia juga memiliki kemampuan
lainnya yang menonjol, yaitu otak yang cerdas, penciuman dan perasa yang kuat. Kemampuan inilah
yang dimanfaatkan oleh Ny. Sullivan untuk mengajarinya bahasa lewat isyarat tangannya yang biasa
dipelajari oleh anak yang cacat.

Hellen Keller yang sejak kecil dididik oleh keluarganya dengan memberikan stimulus-stimulus ketika
ia mulai brutal dan mengamuk agar ia tenang sementara. Hal ini dilakukannya secara berulang-ulang
tiap kali Hellen marah, hingga akhirnya ia terbiasa dengan keadaan seperti ini. Hasilnya Hellen
menjadi anak yang manja, liar dan pemarah.ia pun terus seperti itu, mungkin ia mengangap apa yang
dilakukan adalah benar, karena ia selalu mendapatkan hadiah berupa manisan setiap kali ia marah.

Keluarganya menerapkan teori Behavioristik yang lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah
yang nyata dan dapat diukur. Teori ini juga bersifat otomatis–mekanis dalam menghubungkan
stimulus dan respons, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Padahal setiap anak
memiliki self direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self control (pengalaman diri) yang
bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak merespon jika ia tidak menghendaki, misalnya
karena lelah atau berlawanan dengan kata hati.

Pendekatan kognitif yang dilakukan oleh Ny. Sullivan memberikan perspektif bahwa belajar
merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah), meskipun hal-
hal yang bersifat behavioral tampaknya lebih nyata dalam pada setiap peristiwa belajar. Dalam hal
ini, seorang pakar psikologi menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki kebutuhan yang melekat
dalam dirinya sendiri untuk belajar.

Ny. Sullivan memulai tugasnya untuk mengubah anak yang tidak terkontrol menjadi sosok yang
sukses dengan memberikan boneka yang merupakan buatan anak-anak dari sekolah Perkin (sekolah
khusus orang cacat yang kemudian dibuat khusus untuk Helen). Dengan mengejakan D-O-L-L
(boneka) melalui tangan, ia berharap dapat menghubungkan objek dengan huruf. Hellen ternyata
belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula, namun ia tidak tahu bagaimana cara untuk
mengucapkan kata-kata. Selama beberapa hari, ia banyak belajar mengeja kata-kata baru namun
dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Dengan datangnya Ny. Sullivan, ia
mengubah pembelajaran behaviorisme menjadi pendekatan kognitif. Ia menyingkirkan semua
stimulus-stimulus yang biasa diberikan pada Helen. Akibatnya Hellen memberontak, marah dan liar.
Namun, Ny. Sullivan juga memberikan stimulus. Jika Helen mau mengeja huruf dengan jari-jarinya.
Dan ketika Hellen mengeja C-A-K-E dengan benar, maka iapun akan mendapatkan cake. Ny. sullivan
memanfaatkan indra penciuman dan perasa untuk mengenalkan bawha tiap benda itu mempunyai
nama dan makna. Hal ini diajarkan pada Hellen terus menerus, hingga Hellen sudah mengetahui
banyak sekali nama-nama benda yang ada disekitarnya, tapi ia belum tahu bahwa tiap kata itu
memiliki makna.

Dalam proses belajar membutuhkan waktu dan tempat yang khusus, maka dalam hal ini Ny. Sullivan
memilih untuk berdua saja dengan Helen dalam satu tempat. Agar tidak ada campur tangan dari
orang lain yang akan mempengaruhi proses belajarnya. Dalam tempat pengasingannya, Helen
mengalami kemajuan yang luar biasa. Ia mempunyai ketrampilan menjahit, makan dengan tenang
dan teratur, bahkan sudah mengetahui banyak kata-kata, walaupun ia belum tahu maknanya.

Kemajuan positif dalam belajar harus selalu dijaga agar jangan sampai hasil yang baik itu menjadi
hilang karena pengaruh lingkungan atau bahkan keluarganya sendiri, jika keluarganya mengajarkan
cara yang salah dalam perkembangan anaknya. Hal inilah yang menjadikan Ny. Sullivan untuk selalu
mendampingi muridnya Helen Keller hingga dewasa.

Suatu hari, Ny.sullivan mengajak Hellen dengan sedikit memaksanya pergi ke sebuah sumur pompa
terbuka. Ny. Sullivan mulai memompakan air dan menaruh tangan Hellen dibawah keran air
tersebut. Begitu air menyentuh tangan Hellen, ia mencoba untuk mengeja secara perlahan kata ‘W-
A-T-E-R' (air) melalui tangan hellen yang satunya kemudian semakin cepat. Tiba-tiba, sinyal itu dapat
dimengerti oleh pikiran Hellen. Ia akhirnya tahu bahwa water (air) adalah zat dingin yang mengalir
ditangannya. Setelah ia mengerti, lalu berhenti dan menyentuh tanah dan menanyakan ejaannya

Berawal dari sumur tadilah, Hellen mulai mengerti bahwa setiap benda memiliki nama dan makna,
dan iapun mulai mengenal apa yang ada disekelilingnya, dan mulailah ia belajar dan terus belajar.

Anda mungkin juga menyukai