Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ISBB

PRAKTIKUM PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA

Kelompok :2
Nama : Arini Salsabila
NRP : 0516140130

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


JURUSAN PERMESINAN KAPAL
PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Keadaan iklim sangat mempengaruhi kondisi kerja bagi tenaga kerja.
Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman mungkin untuk
tenaga kerja. Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu iklim kerja dapat
berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Suatu kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap
akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah juga
sangat berpotensi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu,
untuk meminimalisai kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja maka iklim kerja
harus cocok dan harus sesuai dengan standard yang ada.
Melalui matakuliah praktikum pengukuran lingkungan kerja ini akan
dilakukan suatu pengukuran ikilm kerja guna mengetahui kondisi iklim kerja di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya selain itu pengukuran iklim kerja ini
dilakukan untuk mengetahui cara mengantisipasi maupun untuk mengetahui efek
penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkankan oleh iklim kerja pada suatu
tempat kerja.

I.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam masalah ini adalah :
1. Bagaimana cara agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori keselamatan
dan kesehatan kerja dalam praktikum ini?
2. Bagaimana cara melakukan pnegukuran iklim kerja dengan menggunakan
weather instrument ?
3. Apa saja yang dapat dianalisa dari hasil pengukuran iklim kerja ?

I.3 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi iklim kerja.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran iklim kerja dengan
menggunakan weather instrument
3. Mahasiswa mampu melakukan analisa hasil pengukuran.

I.4 MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mahasiswa lebih mengetahui tentang iklim kerja di suatu tempat kerja
2. Mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit akibat kerja (PAK) yang
disebabkan oleh efek iklim kerja
3. Mahasiswa mendapat ilmu pengetahuan tentang penerapan teori
keselamatan dan kesehatan kerja dalam praktikum iklim kerja ini

I.5 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari praktikum ini :
a. Tempat : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan di bengkel
pengelasan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
b. Waktu : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan pada hari sabu
tanggal 13 Oktober 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Iklim Kerja


Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja
yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan
suhu tubuhnya antara 36 -370C dengan berbagai cara pertukaran panas baik
melalui konduksi, konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat
menaikan suhu tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap
stabil .
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh
adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. Suhu lingkungan
dipengaruhi oleh adanya angin, kelembaban, tekanan udara ruangan dan
suhu udara luar ruangan. Apabila tubuh tidak dapat beberadaptasi dengan
suhu ekstrim, maka akn timbul gangguan kesehatan .
Beberapa istilah yang harus dipahami:
1. Temperature suhu kering, t (ºC)
Temperature yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun
hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena adnya pengaruh radiasi panas,
kecuali sensornya mendapat ventilasi baik.
2. Temperature suhu basah, t (ºC)
Temperature yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan kain /
kapas basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus
diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5 m/s
3. Kelembaban relative, Q (%)
Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air
yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperature yang
sama.
Setelah pembacaan suhu kering dan suhu basah dilakukan,
gunakan chart psikrometri / diagram posikrometri untuk menganalisa hasil
pengukuran. Kemudian bandingkan dengan rumus.
Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-
udara dalam fase gas (Wikipedia, 2013).
Kelembaban relatif dari suatu campuran udara-air didefinisikan
sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran
terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban
relatif menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:

........................................ (2.1 )

di mana:

adalah kelembaban relatif campuran;


adalah tekanan parsial uap air dalam campuran; dan

adalah tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut dalam


campuran.
Setelah melakukan pembacaan pada table psikrometric, dilakukan
analisa ISBB terhadap hasil pengukuran.

II.2 Macam-macam iklim kerja


Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industry telah
menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu
yang dapat berupa iklim kerja panas dan iklim kerja dingin.
a. Iklim kerja panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang
dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu
radiasi dan sinar matahari. ( Budiono, 2008)
Salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu tinggi
adalah apa yang dinamakan dengan Hear Stress ( tekanan panas). Tekanan
panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang
merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara,
tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor
lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya :
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi
volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan
otak akan kekurangan oksigen.
2. Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang
menyengat.
3. Heat Fatique
Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi pa na s. Gerakan
tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas.
4. Heat cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah
sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan
kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.
5. Heat exhaustion : dikarenakan kekurangan cairan tubuh
6. Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas
dan tanpa kenaikan suhu tubuhatau penghentian keringat.
7. Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur
suhu tubuh. Pada kondisi ini m e ka ni s m e p en g at u r s u h u t id ak
b er f ungs i l a gi disertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba
(Ramdan, 2007).
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimitasi dengan iklim
tropis yang suhunya sekitar 29-300 C dengan kelembaban sekitar 85 –
95 %. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses penyesuaian
yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama berada di
tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa pengaruh
tekanan panas.
b. Iklim kerja dingin
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan
kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan
sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang
terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan frostbite.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu
dingin dilakukan melalui seleksi pekerja yang “fit” dan penggunaan
pakaian pelindung yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu
juga dilakukan secara periodik. (Budiono, 2008)

II.3 Penilaian Tekanan Panas


Tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor
yangselanjutnya dapat digolongkan dalam:
a. Climatic faktor: suhu udara, humidity, radiasi, ke ce p at a n gerakan
udara.
b. Non climatic faktor: panas, metabolisme, pakaian kerja dan tingkat
aklimatisasi (Subaris,2007).
Untuk menyederhanakan pengertian maka beberapa ahli
menciptakan suatu indeks menurut fungsinya, sebagai berikut:
a. Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yangdialami oleh
seseorang tanpa baju dan kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu,
kelembaban dan kecepatan aliranudara. Cara ini mempunyai
kelemahan yaitu tidak memperhitungkan panas radiasi dan panas
metabolisme tubuhsendiri.
b. indeks suhu basah dan bola (Wet Bulp-Globe Temperature Index
dengan rumus untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan
sinar matahari :
ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,2 x suhu radiasi) + (0,1 x suhu kering)
............ (2.2)
Se d a ngka n un t uk pe ke rj a a n ya ng t id a k k o nt a k de ng an
s i n a r matahari digunakan rumusan sebagai berikut :
ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,3 x suhu radiasi) ........................... (2.3)
c. Indeks kecepatan pengeluaran keringat selama 4 jam, sebagai akibat
dari kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta
panas radiasi. Dapat juga dikoreksi denganpakaian dan tingkat
kegiatan pekerjaan.
d. Indeks Belding – Hatch yaitu pengukuran tekanan panas dengan
menghubungkan kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu
orang yang masih muda dengan tinggi 170 cm danberat 154 pond,
kondisi sehat, kesegaran jasmani baik sertabeaklimatisasi terhadap
panas. Metode ini mendasarkan indeksnya atas perbandingan
banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan
kapasitas maksimaltubuh untuk berkeringat. Untuk menentukan indeks
tersebut diperlukan pengukuran suhu kering dan basah, suhu globe
thermometer, kecepatan aliran udara dan produksi panas akibat
kegiatan kerja (Ramdan, 2007).

II.4 Pengukuran Iklim Kerja


Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk
mengukur suhu basah, termometer bola untuk mengukur suhu radiasi.
Selain itu pengukuran iklim kerja dapat menggunakan “Questemp” yaitu
suatu alat digital untuk mengukur tekanan panas dengan parameter Indek
Suhu Bola Basah (ISBB). Alat ini dapat mengukur suhu basah,
suhukering dan suhu radiasi. Pengukuran tekanan panas di lingkungan
kerja dilakukan dengan meletakkan alat pada ketinggian 1,2 m (3,3kaki)
bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2 kaki) bila tenagakerja duduk
dalam melakukan pekerjaan. Pa da s aa t pen gu k u ra nreservoir (tandon)
termometer suhu basah diisi dengan aquadest dan waktu adaptasi alat 10
menit (Tim Hiperkes, 2006).
Tabel 2.1 paparan panas WBGT yang diperkenankan sebagai NAB
(WBGT dalam oC)
Work Acclimatized Unacclimatized
Demands Light Moderate Heavy Very Light Moderate Heavy Very
Heavy Heavy
100% 29.5 27.5 26 - 27.5 25 22.5 -
work
75% 30.5 28.5 27.5 - 29 26.5 24.5 -
work
25% rest
50% 31.5 29.5 28.5 27.5 30 28 26.5 25
work
50% rest
25% rest 32.5 31 30 29.5 31 29 28 26.5
75%
work
(Sumber : ACGIH,2005 )
Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas) dengan Indeks Suhu Basah dan
Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi :
1. Jenis pekerjaan ringan,WBGTI 30,0˚C
2. Jenis pekerjaan sedang, WBGTI 26,7˚C
3. Jenis pekerjaan berat,WBGTI 25,0˚C
Catatan :
1. Nilai pada tabel di atas berlaku untuk waktu kerja 8 jam sehari, 5 hari
seminggu dengan waktu istirahat pada umumnya.
2. Nilai kriteria untuk pekerjaan terus menerus dan 25% istirahat untuk kerja
sangat berat tidak diberikan, mengingat efek biologis (tanpa melihat
WBGT) pekerjaan tersebut pada tenaga kerja yang memiliki kondisi
kesehatan kurang baik.
Tabel 2.2 kategori beban kerja dengan kategori tingkat metabolisme
Kategori Jenis Aktivitas
Resting Duduk dengan tenang
Duduk dengan sedikit gerakan
Light Duduk dengan sedikit gerakan tangan dan kaki
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan pada mesin atau meja
serta banyak gerakan lengan
Menggunakan gergaji meja (table saw)
Berdiri dengan pekerjaan yang ringan/sedang pada mesin
atau meja serta sedikit berjalan
Moderate Menggosok atau menyikat dengan posisi berdiri
Berjalan dengan mengangkat atau menekan dengan beban
sedang
Berjalan pada 6 km/jam dengan membawa beban 3 kg
Heavy Mengergaji dengan tangan
Menyekop pasir kering
Pekerjaan perakitan yang berat pada basis yang tidak terus-
menerus
Sebentar-sebentar mengangkat dengan mendorong atau
menekan beban yang berat
Very Heavy Menyekop pasir basah
(Sumber: ACGIH,2005)
ISBB untuk pekerjaan di luar ruangan dengan panas radiasi :

ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.2 suhu bola + 0.1 suhu kering ............ ( 2.4)

ISBB untuk pekerjaan di dalam ruangan tanpa panas radiasi :

ISBB = 0.7 suhu basah alami + 0.3 suhu bola ............................ (2.5 )

Catatan :
 Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100-200 Kkal/jam
 Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200-350 Kkal/jam
 Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350-500 Kkal/jam
Spesial condition :
1. Bila ISBB di ukur di ruang istirahat sama atau mendekati sama dengan
ruang kerja
Bila ruang istirahat memakai AC atau dipertahankan kurang lebih
24oC, maka lama istirahat dapat dikurangi 25%, demikian pula bila
lam istirahat ditambah, waktu paparan dapat di perpanjang.
2. Bila irama kerja diatur oleh pekerja, sebesar 30-50% kapasitas kerja
max, beban kerja rata per hari tidak lebih dari 330 Kkal/jam
3. Bila pakaian pekerja adalah dari bahan katun.

II.5 Pengendalian Iklim Kerja Tinggi


Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab dari
heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini memerlukan :
1. Pengendalian secara umum
 Training (pendidikan/latihan)
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon tenaga kerja
sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala (periodik).
 Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh perorangan untuk
mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh panas. Termasuk
pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene adalah :
a. Pengandalian cairan
b. Aklimatisasi
c. Self determination : diartikan sebagai pembatasan terhadap pajanan panas
dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca panas apabila ia sudah
merasakan terpapar suhu panas secara berlebihan.
d. Diet : makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat berlebihan
tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui ginjal atau keringat.
e. Gaya hidup dan status kesehatan
f. Pakaian kerja : Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas sebaiknya
dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti : bahan yang terbuat dari
katun, sehingga penguapan mudah terjadi.
2. Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
1. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
a). Mengurangi beban kerja
b). Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C), tenaga
kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara. Bila suhu udara
dibawah 90˚F (32˚C), maka ada pelepasan panas dari tubuh secara nyata.
Suhu udara dapat diturunkan dengan memasang ventilasi dengan cara
pengenceran dan pendinginan secara aktif).
c). Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan yang
dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan oleh karena
suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah, sehingga
meningkatkan kecepatan penguapan dengan pendinginan).
d). Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109˚F (43˚C)
panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara nyata.
Sesunggunhnya lembaran logam atau permuakaan benda yang dapat
digunakan sebagai perisai sangat banyak, untuk mengetahui daftar logam
atau permuakaan benda yang padat digunakan sebagai perisai.
3. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang dilakukan
dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan.
4. Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang dilaksanakan
perorangan(setiap pekerja).
II.6 Perhitungan Beban Kerja dan Rh
Tabel 2.4 Kebutuhan Kalori Per Jam Menurut Jenis Aktivitas
No. Jenis Aktivitas Kilo
kalori/jam/kg
Berat badan
1 Tidur 0,98
2 Duduk dalam keadaan istirahat 1,43
3 Membaca dengan intonasi keras 1,50
4 Berdiri dalam keadaan tenang 1,50
5 Menjahit dengan tangan 1,59
6 Berdiri dengan konsentrasi terhadap 1,63
sesuatu objeK
7 Berpakaian 1,69
8 Menyanyi 1,74
9 Menjahit dengan mesin 1,93
10 Mengetik 2,00
Jenis Aktivitas Kilo
kalori/jam/kg

11 Menyetrika (berat setrika ± 2,5 kg) 2,06


12 Mencuci peralatan dapur 2,06
13 Menyapu lantai dengan kecepatan ± 38 2,41
kali per menit
14 Menjilid buku 2,43
15 Pelatihan ringan (light exercise) 2,43
16 Jalan ringan dengan kecepatan ± 3,9 2,86
km/jam
17 Pekerjaan kayu, logam dan pengecatan 3,43
dalam industri
18 Pelatihan sedang (moderate exercise) 4,14
19 Jalan agak cepat dengan kecepatan ± 5,6 4,28
kilo
No Jenis aktifitas kalori/jam/kg BB
20 Jalan turun tangga 5,20
21 Pekerjaan tukang batu 5,71
22 Pelatihan berat (heavy exercise) 6,43
23 Penggergajian kayu secara manual 6,86
24 Berenang 7,14
25 Lari dengan kecepatan ± 8 km/jam 8,14
26 Pelatihansangat berat (very heavy 8,57
exercise)
27 Berjalan sangat cepat dengan kecepatan ± 9,28
8 km/jam
28 Jalan naik tangga 15,80
Sumber : Soeripto

Tabel 2.4 Kep-men/13/2011 tentang NAB faktor fisik dan kimia di tempat
kerja dan ISBB diperkenankan)
Pengaturan waktu ISBB (˚C )
kerja setiap jam
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat
75%-100% 31,0 28,0 -
50%-75% 31,0 29,0 27,0
25%-50% 32,0 30,0 29,0
0%-25% 32,2 31,1 30,5

Sumber : PER 13 MEN X 2011 NAB Faktor Fisika dan kimia di tempat kerja,
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Sistematika penelitian

Latar Belakang
Banyak sekali potensi buruk yang mengancam keselamatan dan
kesehatan kerja para pekerja salah satunya bahaya kondisi fisik
iklim kerja yang tidak sesuai dengan standard yang ada.

Rumusan Masalah
1.Bagaimana hasil analisa yang diperoleh dari pengukuran
iklim kerja?
2.Bagaimana cara melakukan pengukuran iklim kerja dengan
menggunakan weather instrument ?
3. Apa saja yang dapat dianalisa dari hasil pengukuran iklim
kerja ?
4. Apa yang harus dilakukan setelah mengukur iklim kerja?

Metodologi Penelitian

Data primer : Data sekunder :


S 1. Suhu Bola 1. Berat Badan
S 2. Suhu Basah 2. Jumlah kalori
3. Suhu Kering yang dibutuhkan
4. ISBB 3. Lama waktu
kerja dan istirahat

Analisis dan Pembahasan


1. Melakukan pengukuran, pengambilan
data, dan mengolah data
2. Melakukan perhitungan ISBB dan Rh
3. Melakukan perhitungan kalori per jam
dan pengaturan waktu kerja

Kesimpulan dan saran


III.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum pengukuran iklim kerja


ini disebut dengan weather instrument / thermocouple. Kalibrasi
diperlukan untuk meyakinkan bahwa alat dalam keadaan baik dan dapat
menghasilkan pengukuran yang akurat.

Gambar 3.1 weather instrument / thermocouple


III.3 Bagian-bagian
Alat yang digunakan dalam pengukuran iklim kerja adalah weather
instrument / thermocouple, bagian-bagian dari weather instrument /
thermocouple, adalah :
1. Display
2. Tombol on / off untuk mengaktifkan
3. Tombol light untuk membuat display menyala bila diperlukan
4. Tombol hold untuk menahan hasil pembacaan
5. Thermocouple dipakai sebagai sensor untuk mengukur suhu kering
maupun suhu basah
III.4 Prosedur Kerja
Prosedur penggunaan weather instrument/thermocouple adalah
sebagai berikut :
1. Ubahlah power on/off pada posisi “ON”
2. Pilih satuan suhu yang akan dipakai sebagai acuan (bisa dalam bentuk
C/F)
3. Lakukan pengukuran pada sasaran ukur
 Suhu kering
Letakkan thermocouple pada tempat yang akan di ukur, biarkan
beberapa saat sampai suhu kering terbaca oleh thermometer.
Kemudian catat hasil pengkuran.
 Suhu basah
Letakkan thermocouple yang ujungnya telah ditutup dengan kapas
/ kain basah pada tempat yang akan di ukur, biarkan beberapa saat
sampai suhu basah terbaca oleh thermometer. Kemudian cacat hasil
pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
ACGIH , 2005 . “Kategori Beban Kerja Dengan Kategori Tingkat Metabolisme”,
ACGIH USA
ACGIH , 2005 . “Paparan Panas WBGT yang Diperkenankan Sebagai NAB
(WBGT dalam C)”, ACGIH USA
Soeripto , M . 2008 : Hygiene Industri : balai penerbit FKUI : Jakarta
Megasari , A , 2010 . “Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan kerja”, PPNS-
ITS
Santiasih , I , 2010 . “Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja”, PPNS-
ITS
Kep-men 13
Budiono, 2008. “Macam-Macam Iklim Kerja”
Subaris dan Ramdan, 2007. “ Penilaian Tekanan Panas
Tim Hiperkes, 2006. “ Pengukuran Iklim Kerja
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatif
http://www.scribd.com/doc/72997827/PER-13-MEN-X-2011-NAB-Faktor-
Fisika-dan-kimia-di-tempat-kerja, diunduh tanggal 10 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai