Anda di halaman 1dari 5

Scanned by CamScanner

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

WORKSHOP
STRATEGI PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI ERA MILLENIAL
SEMARANG, 23 FEBRUARI 2019

A. PENDAHULUAN

Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat (PERSAKMI) merupakan


Organisasi Profesi bagi Tenaga Kesehatan Masyarakat di Indonesia, merupakan organisasi profesi
yang relatif baru di kancah nasional ataupun regional. Pengurus Daerah PERSAKMI Jawa Tengah
merupakan subsistem Pengurus Pusat PERSAKMI yang berkedudukan di Jakarta. PERSAKMI Jawa
Tengah berkomitmen untuk memberi kontribusi nyata dalam mengatasi masalah kesehatan
masyarakat di Jawa Tengah.

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan permasalahan kesehatan masyarakat
yang sangat komplek. Masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas Jawa Tengah antara
lain : menurunkan AKI = < 75 dan AKB = < 7, menurunkan prevalensi balita pendek (Stunting) = <
20%, menanggulangi penyakit menular : menuju 3 Zerro (HIV/AIDS , menuju Eliminasi TBC, bebas
malaria), pengendalian demam berdarah dengue (DBD), menurunkan prevalensi hipertensi, DM,
Kanker, Obesitas dan gangguan jiwa, ODF, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Seluruh Fasyankes
Memenuhi Standar Mutu dan jaminan kesehatan (UHC).

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan infeksi yang disebabkan


oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus
dengue . Penyakit Demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah
(saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan
darah membeku) dan sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang
berbahaya. Hal ini yang menyebabkan fatalitas kasus, sehingga DBD menjadi salah satu penyakit
yang perlu diwaspadai, karena selalu menjadi masalah kesehatan masyarakat di Jawa Tengah.

Berdasarkan data tahun 2019 (s.d minggu ke IV / Akhir Januari 2019), kejadian DBD di Jawa
Tengah sudah mencapai 1.000 lebih kasus (laporan dari 35 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah).
Jumlah kasus absolute ini sudah melebihi jumlah kasus pada periode yang sama tahun 2018.
Kondisi ini harus menjadi perhatian para praktisi kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kabupaten / Kota, Direktur RS, Kepala Balkesmas, Kepala Puskesmas, Perguruan Tinggi serta semua
komponen terkait untuk bersama – sama melakukan pengendalian DBD sesuai bidang masing –
masing. Dari sisi tata laksana kasus, pelayanan kesehatan di RS dan Puskesmas perlu mendapat
update informasi dari pakar, sehingga fatalitas kasus bisa ditekan serendah mungkin.

Pengendalian DBD tidak cukup hanya di fasilitas pelayanan kesehatan saja, tetapi
penggerakan masyarakat, semua komponen masyarakat untuk bersama – sama berperan aktif dan
ambil bagian dalam pengendalian DBD adalah kunci sukses. Workshop ini menghadirkan
narasumber pakar di bidang klinisi dan kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan
penggerakan masyarakat.
Terkait dengan sistem pencatatan dan pelaporan kejadian DBD, semua fasilitas pelayanan
kesehatan, perlu memperhatikan diagnosis akhir DBD. Namun peluang untuk terjadi under dan over
diagnosis dalam menegakkan diagnosis DBD sangat mungkin. Untuk itu, diperlukan alat control
untuk melihat adanya under dan over diagnosis kasus DBD. Alat kontrol dimaksud adalah DBD
Elektronik.

Untuk itu, kegiatan “Workshop Strategi Pengendalian DBD di Era Millenial” yang
diselenggarakan oleh PERSAKMI Jawa Tengah merupakan langkah strategis untuk meningkatkan
upaya mengendalikan DBD baik di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, maupun di masyarakat.

B. TUJUAN
1. Mendapat updated informasi pengendalian DBD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
di Jawa Tengah
2. Menggunakan DBD Elektronik Tools untuk menekan over dan under diagnosis
3. Menerapkan strategi penggerakan masyarakat dalam kontek “Warga Peduli DBD”

C. MATERI
1. Update informasi penanganan DBD di Fasyankes
2. Strategi penggerakan masyarakat dalam Pengendalian DBD
3. DBD elektronik, solusi menekan over dan under diagnosis DBD.

D. PESERTA
1. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota
2. Rumah Sakit
3. Balkesmas
4. Puskesmas
5. Akademisi / Perguruan Tinggi
6. Praktisi
7. Organisasi Perangkat Daerah terkait
8. Mahasiswa

E. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan akan dilaksanakan selama 1 hari pada :

Hari, tanggal : Sabtu, 23 Februari 2019


Waktu : 08.00 WIB – selesai
Tempat : Aula Wijaya Kusuma (lt 8)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang
BIAYA
1. HTM Rp. 200.000,- / orang
2. Mahasiswa dan Anggota Persakmi Rp. 100.000,- / orang
F. SUSUNAN ACARA (tentative)

Waktu Acara Narasumber Moderator / PIC


08.00 – 09.00 Registrasi Peserta Panitia
09.00 – 10.00 Pembukaan:
1. Do’a MC Novia H., SKM
2. Menyanyikan Lagu MKes
Indonesia Raya
3. Menyanyikan lagu Mars
Hidup Sehat
4. Laporan Ketua Panitia Sadono Wiwoho, SKM
Mkes

5. Sambutan Pembukaan dan dr. Yulianto Prabowo,


arahan Kepala Dinas MKes, Kadinkes Prov
Kesehatan Provinsi Jawa Jateng
Tengah, terkait Kebijakan
Pengendalian DBD di Jawa
Tengah

10.00 – 12.00 Panel 1 :


1. Update Informasi dr. Hapsari, Sp.A (K) Wahyu Handoyo,
Penanganan DBD di Fasilitas MMDEAH SKM MKes
Pelayanan Kesehatan
2. Strategi penggerakan Muhammad Yusuf, SKM
masyarakat dalam
Pengendalian DBD

12.00 – 13.00 ISHOMA


13.00 – 15.00 DBD elektronik, solusi menekan Heri Purnomo, SKM Yuni DP, SKM MA
over dan under diagnosis MKes
15.00 – 15.30 Penutupan Desie Frihandini Afief,
SKM M.HSc.

G. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan ini disusun, sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
“WORKSHOP STRATEGI PENGENDALIAN DBD DI ERA MILLENIAL”, 2019.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam kerangka acuan ini akan ditambahkan kemudian,
dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisah.

Ketua Panitia

Anda mungkin juga menyukai