A. Latar Belakang
Penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian balita (bayi dibawah lima
tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu balita meninggal
karena diare. Penyakit ini seringkali tidak dihiraukan dan dianggap bukanlah penyakit
yang serius bagi banyak orang. Banyak orang tua menganggap diare hanya dikarenan
makanan yang kurang bersih dan bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare membunuh dua juta anak di dunia
setiap tahun. Setiap tahun dilaporkan 1,5 milyar kejadian diare dan 1,5-2 juta kematian
pada anak usia kurang dari 5 tahun (Farthing et al., 2008). Angka kejadian diare di
negara berkembang pada setiap anak dalam 2 tahun pertama usianya adalah 3,5-7 juta
kejadian pertahun dan 205 juta pertahun dalam 5 tahun pertama usianya (Barnes et al.,
1998).
Berdasarkan data urutan penyebab kunjungan puskesmas di Indonesia, diare
termasuk dalam tiga penyebab utama alasan berobat ke puskesmas (Suraatmaja, 2007)
dan berdasarkan hasil survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare
menempati urutan ketiga penyebab kematian bayi. Sekitar 162 ribu balita meninggal
setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya dikarenakan diare. Disamping itu
berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) yang dilakukan kemenkes pada
tahun 2007, penyakit diare menjadi penyebab utama kematian bayi (31,4%) dan anak
balita (25,2%). Menurut penelitian Akhmad Sofian pada tahun 2009 menunjukkan 166
anak usia 1-3 tahun menderita diare cair akut sebesar 66,38%, diare disertai lendir dan
darah sebanyak 33,62%, dimana penderita diare laki-laki 61,21% dan perempuan 38,79%.
Penyebaran penyakit diare di Bali masih menjadi perhatian yang serius.
Menurut Kepala Bidang P2MPL (Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan) Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Gede Wira Sunetra, sebanyak 26.860
orang dari total jumlah penduduk 3.737.567 jiwa terkena diare (survei selama tujuh bulan
periode Januari-Juli 2014). Terdapat 9 kabupaten/kota yang ada di Bali yang memiliki
angka peyakit diare tertinggi. Tercatat Kabupaten Buleleng yang paling tinggi penderita
diare yaitu 4.947 orang, menyusul Kota Denpasar (4.394 orang), Kabupaten Gianyar
(4.121 orang), Tabanan (3.613 orang), Badung (2.584 orang), Karangasem (2.737 orang),
dan Bangli (1.779 orang). Kasus diare terendah berada di Kabupaten Jembrana dengan
jumlah 1.390 orang dan Klungkung (1.295 orang) yang didominasi oleh balita. Kota
Gianyar menempati peringkat pertama dengan kasus diare terbanyak di Bali.
Dari enam desa yang ada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yaitu
Kemenuh, Batuan Kaler, Batuan, Sukawati, Guwang, dan Ketewel, desa Sukawati
memiliki kasus Diare terbanyak dan terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat sepanjang
tahun 2010 sebanyak 650 orang terkena diare, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi
Melihat tingginya angka kematian balita akibat diare menyadarkan bahwa
masih kurangnya informasi yang dimiliki oleh orang tua mengenai diare, yang mana
kebersihan lingkungan maupun makanan yang dikonsumsi serta gaya hidup yang kurang
bersih menjadi salah satu faktor penyebab diare. Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat mempunyai peran penting dalam menanggulangi penyakit diare. Apabila
salah satu anggota keluarga yang terkena diare maka dari keluargalah yang dapat
memberikan pertolongan pertama terhadap penderita. Oleh sebab itu penyuluhan kepada
masyarakat mengenai penyebab, cara pencegahan, dan cara penanggulangan diare sangat
dibutuhkan untuk meminimalkan angka kematian yang disebabkan oleh diare.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 30 menit diharapkan sasaran mampu
memahami tentang Diare.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyakit Diare selama ± 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar dan tepat
b. Menyebutkan 4 dari 8 penyebab terjadinya diare dengan benar dan tepat
c. Menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala diare dengan benar dan tepat
d. Menyebutkan 2 dari 4 bahaya diare dengan benar dantepat.
e. Menyebutkan 4 dari 8 cara mencegah timbulnya diare dengan benar dan tepat
f. Menyebutkan 2 dari 4 cara penanganan diare dengan benar dan tepat
g. Mendemonstrasikan cara pembuatan larutan gula garam dengan baik
C. Materi
1. Pengertian Diare
2. Penyebab terjadinya diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Bahaya diare
5. Cara mencegah diare
6. Penanganan diare
7. Metode pengobatan pada diare
A. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi
B. Alat/Media/Sumber
1. Alat
a. Meja
b. Laptop
c. Bangku
d. Microphone
e. Speaker
f. Proyektor
g. Video
h. Alat demonstrasi
Gula pasir
Garam dapur
Air masak
Gelas
Sendok teh
2. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Power Point Presentation
d. Video
3. Sumber
BetzCecity L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan RI. 1992. Diare dan Upaya Penanggulangannya.
Dirjen P3M. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta :
EGC.
Resti. 2012. SAP Diare Pada Anak. (dalam http://restii-
piypa0o.blogspot.com/2012/06/sap-diare-pada-anak.html)
Rayani. 2013. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Diare. (dalam
http://rayaniskepns.blogspot.com/2013/13/05/satuan-acara-penyuluhan-sap-d-i-a-r-
e_4987.html)
Harahap, Aminudin. Satuan Acara Penyuluhan Diare. (dalam
http://www.slideshare.net/mobile/aminudinharahap/satuan-acara-penyuluhan-diare)
Oursince, 2013. Satuan Acara Penyuluhan Diare. (dalam
http://oursince.blogspot.com/2013/01/satuan-acara-penyuluhan-diare.html)
Sumantri, Bambang. 2012. Patofisiologi Diare. (dalam
mantrinews.blogspot.com/2012/02/patofisiologi-diare.html)
Auliyah, Astaq. Artikel Kedokteran Patofisiologi Gejala Klinik Dan
Penatalaksanaan Diare. (dalam astaqauliyah.com/blog/read/1895/artikel-
kedokteran-patofisiologi-gejala-klinik-dan-penatalaksanaan-diare.html)
Ahira, Anne. Proses Terjadinya Diare. (dalam www.anneahira.com/proses-
terjadinya-diare.html)
F. Sasaran
Ibu-ibu PKK di Lingkungan Br. Celuk Desa Celuk Kecamatan Sukawatin Gianyar.
G. Waktu
Hari / Tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014
Pukul : 09.00 WITA sampai 09.30 WITA
Lama : 30 menit
H. Tempat
Penyuluhan dilakukan di Lingkungan Br. Celuk Desa Celuk Kecamatan Sukawati
Gianyar.
I. Setting Kegiatan
Langkah-
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
Langkah
1 Pembukaan 3 menit Salam Menyambut salam
Memperkenalkan dan
diri mendengarkan
Melakukan Mendengarkan
kontrak waktu
Menjelaskan Mendengarkan,
tujuan dari menjawab
penyuluhan. pertanyaan
Menanyakan Mendengarkan
kesediaan, Mengungkapkan
Apersepsi pendapat
(menanyakan apa
yang sudah dan
belum diketahui
audiens)
2 Penyajian 20 Menjelaskan Mendengarkan
menit pengertian tentang
diare
Menjelaskan Mendengarkan
penyebab diare
Menjelaskan tanda
dan gejala diare Mendengarkan
Menjelaskan
tentang bahaya
diare Mendengarkan
Menjelaskan cara
mencegah
timbulnya diare Mendengarkan
Menjelaskan cara Mendengarkan
penanganan diare
Menjelaskan
metode
pengobatan pada Mendengarkan
diare
Pemutaran Video
mengenai Diare
Memberi Mendengarkan
kesempatan pada
ibu dan keluarga
bertanya.
3 Evaluasi 5 menit Menanyakan pada Menjawab dan
ibu tentang materi menjelaskan
yang diberikan pertanyaan
dan reinforcement
kepada ibu bila
dapat menjawab
dan menjelaskan
kembali
pertanyaan/materi
4 Penutup 2 menit Mengucapkan Mendengarkan
terimakasih kepad dan membalas
a ibu salam
Mengucapkan
salam
Setting Tempat
Slide
Penyuluh
J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan media dan alat
Media dan alat disiapkan 1 minggu sebelumnya. Media dan alat yang digunakan
dalam penyuluhan lengkap dan bisa digunakan dengan baik saat kegiatan
berlangsung. Media yang digunakan adalah LCD, Power Point Presentation, dan
Leaflet. Alat yang digunakan adalah microphone, laptop, proyektor, speaker, video
dan alat demonstrasi untuk pembuatan larutan gula garam (gula, garam dapur, air
masak, gelas, sendok teh).
b. Persiapan materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah dan ditulis dalam bentuk leaflet
untuk mempermudah dalam penyampaiannya. Persiapan materi disiapkan 2
minggu sebelumnya.
c. Undangan/peserta penyuluhan
Ibu-ibu PKK di Lingkungan Br. Celuk Desa Celuk Kecamatan Sukawati Gianyar
yang mulai disebarkan 1 minggu sebelumnya.
2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran 80%
b. Peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
c. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan.
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta:
1) 80% dapat menjelaskan pengertian diare dengan benar
2) 75% dapat menyebutkan penyebab terjadinya diare dengan benar
3) 75% dapat menyebutkan tanda dan gejala diare
4) 60% dapat menyebutkan bahaya diare
5) 60% dapat menyebutkan cara mencegah timbulnya diare
6) 60% dapat menyebutkan cara penanganan diare
7) 60% dapat mendemonstrasikan metoda pengobatan diare (larutan gula garam)
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai diare dan cara penanganan pertama
diare.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
DIARE
1. Pengertian Diare
Diare adalah keadaan dimana seseorang indovidu mengalami atau beresiko
mengalami BAB sering dengan feses cair atau feses tidak terbentuk. (Lynda Juall
Carpenito, 2007)
Diare adalah suatu kondisi dimana buang air besar tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan tinja yang encer. (WHO , 1980)
Diare adalah penyakit berak-berak dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam
sehari. Bahaya dari diare adalah kehilangan cairan tubuh yang terlalu banyak sehingga
penerita menjadi lemas, bila tidak segera ditolong dapat menyebabkan pingsan. Diare
pada anak dapat membahayakan jiwanya, disamping mencret dapat pula timbul
demam dan berak penderita bercampur darah. (Depkes, 1992)
2. Penyebab Diare
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit
2. Minum air yang tidak dimasak
3. Makan makanan yang kurang bersih
4. Berak disembarang tempat
5. Menggunakan air kotor untuk kegiatana sehari-hari
6. Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu atau kotoran
7. Makan makanan yang mengandung racun.
8. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna yang berlebihan.
5. Bahaya Diare
1. Penderita diare tidak merasa lapar.
2. Penderita akan kehilangan zat-zat gizi dan cairan tubuh.
3. Penderita akanmenjadi lemas dan lesu.
4. Mengakibatkan kematian.
6. Penanganan Diare
Penanganan pada penderita diare ditujukan untuk mengganti cairan yang
keluar atau hilang dari tubuh pasien.
1. Larutan Oralit / larutan gula garam.
2. Cairan dari bahan makanan seperti, sup, air tajin, dan minuman yoghurt.
3. Air putih masak.
4. Bila anak berusia kurang dari 6 bulan dan masih diberikan ASI, teruskan
pemberian ASI, dan sebagai tambahan berikan larutan oralit atau air putih masak.
EVALUASI
Pertanyaan
Jawaban
1. Diare adalah penyakit berak-berak dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan feses yang tidak berbentuk atau cair.
2. Penyebab terjadinya diare :
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit
2. Minum air yang tidak dimasak
3. Makan makanan yang kurang bersih
4. Berak disembarang tempat
5. Menggunakan air kotor untuk kegiatana sehari-hari
6. Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu atau kotoran
7. Makan makanan yang mengandung racun.
8. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna yang berlebihan.
3. Tanda dan gejala diare
1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja encer atau cair.
2. Anak cengeng, gelisah, dan suhu tubuh mungkin meningkat.
3. Berak encer atau cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
4. Badan lemah atau lesu.
5. Mual dan muntah
6. Rasa haus (dehidrasi), bibir kering, dan penurunan berat badan.
7. Menurunnya nafsu makan.
8. Frekuensi kencing menurun dikarenakan terjadinya kekurangan cairan tubuh.
4. Bahaya diare
1. Penderita diare tidak merasa lapar.
2. Penderita akan kehilangan zat-zat gizi dan cairan tubuh.
3. Penderita akanmenjadi lemas dan lesu.
4. Mengakibatkan kematian.
5. Cara mencegah diare
1. Membiasakan diri berperilaku hidup bersih dah sehat, yaitu menjaga kebersihan
diri dan lingkungan.
2. Buang air besar pada tempatnya.
3. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan status gizi.
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
6. Menutup makanan danminuman.
7. Selalu minum air yang sudah dimasak.
8. Membersihkan payudara dengan air hangat sebelum memberikan ASI pada anak.
6. Metoda penanganan diare
1. Larutan Oralit / larutan gula garam.
2. Cairan dari bahan makanan seperti, sup, air tajin, dan minuman yoghurt.
3. Air putih masak.
4. Bila anak berusia kurang dari 6 bulan dan masih diberikan ASI, teruskan
pemberian ASI, dan sebagai tambahan berikan larutan oralit atau air putih masak.