Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

APENDISITIS (RADANG USUS BUNTU)

Disusun Oleh:

TESAR PRADYKA I4051181019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
APENDISITIS (RADANG USUS BUNTU)

1. Pokok Bahasan : Gangguan Sistem Percernaan

2. Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan Apendisitis (radang usus buntu)


3. Sasaran : Klien dengan Usus Buntu dan keluarga
4. Tanggal : 23 Desember 2018
5. Tempat : Ruang Bedah
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit apendisitis (radang usus buntu)

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 15 menit tentang apendisiis (radang usus
buntu), maka diharapkan pasien dan keluarga pasien :
 Mengetahui apa yang di maksud dengan apendisitis (radang usus buntu)

 Mengetahui penyebab dari apendisitis (radang usus buntu)

 Mengetahui apa saja tanda dan gejala apendisitis (radang usus buntu)

 Mengetahui pencegahan apendisitis (radang usus buntu)

c. Metode : ceramah dan diskusi


d. Media : leaflet
e. Evaluasi :
1. Prosedur : Evaluasi dilakukan setelah penyuluhan
2. Pertanyaan :
a) Jelaskan pengertian apendisitis (radang usus buntu)
b) Sebutkan tanda dan gejala apendisitis (radang usus buntu)
c) Sebutkan pencegahan apendisitis (radang usus buntu)

3. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5 menit · Mengucapkan salam · Menjawab salam
· Memperkenalkan diri · Mendengarkan
· Menyebutkan topik penyuluhan
· Menyampaikan pertanyaan
· Menjawab
lisan
2. Isi 10 menit · Menyampaikan materi
· Menjawab
Pengertian masa nifas

Sasaran penyuluhan

Pengertian personal hygiene


(perawatan diri)

Menjelaskan apa yang di


maksud dengan apendisitis
(radang usus buntu)

Menjelaskan penyebab dari


apendisitis (radang usus buntu)

Menjelaskan apa saja tanda dan


gejala apendisitis (radang usus
buntu)

Menjelaskan pencegahan
apendisitis (radang usus buntu)

Tanya Jawab
· Membuat kesimpulan
3. Penutup 10 menit · Evaluasi
· Tanya jawab
· Salam penutup · Menjawab salam
4. Materi penyuluhan

APENDISITIS (RADANG USUS BUNTU)

A. Perawatan Diri (Personal Hygiene)


1. Pengertian Apendisistis
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (appendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi
bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang
ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus
buntu besarnya sekitar kelingking tangan, (Wim De Jong, 2005).
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan
merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner &
Suddart, 2000).
2. Penyebab Apendisistis
Terjadinya apendisitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat
banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini (Smeltzer, 2009).
 Penyumbatan / obstruksi pada lumen apendik.
 Penyumbatan feces yang keras.
 Penyumbatan biji-bijian.
 Tumor
 Adanya jaringan yang rusak.
 Inflamasi / pembengkakan pada lumen apendik.
 Infeksi kuman yersinia.

3. Tanda dan Gejala Apendisistis


 Rasa nyeri biasanya terjadi pada daerah perut bagian kanan bawah.
 Biasanya demam ringan
 Mual, muntah
 Anoreksia, malaisse (penurunan nafsu makan)
 Spasme otot
 Konstipasi, diare
 Pada bayi akan gelisah, mengantuk dan anoreksia

4. Pencegahan Apendisistis
Salah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah
mengkonsumsi makanan yang kaya serat, karena akan membantu melunakkan
makanan sehingga tidak menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu dapat
mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga
kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa diperkecil (Mansjoer, 2009).
Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan
bakteri ‘baik’ di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang
menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga
membantu menunjang perkembangan bakteri ‘baik’. Sehingga pencernaan dan tubuh
kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri baik dari pada bakteri
patogen di dalam usus (Mansjoer, 2009)..

Referensi :
Brunner & Suddarth. (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Mansjoer. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Smeltzer. (2009). Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddart. Edisi
8. Alih Bahasa. Jakarta : EGC.
Wim, de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai