Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS POLITIK HUKUM TERHADAP WACANA MEMASUKAN

SEPEDA MOTOR SEBAGAI ANGKUTAN UMUM KE DALAM UNDANG-


UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN RAYA

JURNAL

Oleh:

RAFIF NABIL ARMADA

NIM: 201710462019

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS JAYABAYA

JAKARTA 2018
1

ANALISIS POLITIK HUKUM TERHADAP WACANA MEMASUKAN


SEPEDA MOTOR SEBAGAI ANGKUTAN UMUM KE DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN RAYA

RAFIF NABIL ARMADA

Program Studi Magister Kenotariatan


Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Jayabaya
Jl. Pulomas Selatan Kav.23, Pulomas Selatan, Pulogadung, Jakarta Timur
Email: rafifnabilsh@gmail.com

Abstract

Making the motorcycle taxi or motorbike as public transportation would need legal political
process. The process can be passed through the revision of Law Number 22 Year 2009. The
purpose of this journal is to find out how the legal analysis of the discourse of entering the
motorcycle as a public transport into the Law Number 22 Year 2009. Discussion This Journal is
the UULAJ Revision by entering motorcycle taxi online as public transportation as a legal political
process is not an absolute thing can not be done. the authors agree and in line with the thoughts of
the pro opinion with the discourse of entering a motorcycle as a public transport with UULLAJ
revision or at least there is a legal umbrella that accommodate online motorcycle taxi activities for
example with the regulations under the Act.

Keywords: Political law, Revision of the Law

Abstrak

Menjadikan ojek atau sepeda motor sebagai angkutan umum tentu butuh proses politik
hukum.Proses tersebut dapat dilalui melalui revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Tujuan
jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis politik hukum terhadap wacana memasukan
sepeda motor sebagai angkutan umum kedalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Pembahasan Jurnal ini adalah Revisi UULAJ dengan memasukan ojek online sebagai angkutan
umum sebagai proses politik hukum bukanlah hal yang mutlak tidak bisa dilakukan. penulis setuju
dan sejalan dengan pemikiran pendapat yang pro dengan wacana memasukan sepeda motor
sebagai angkutan umum dengan revisi UULLAJ atau seminimal-minimalnya ada payung hukum
yang mewadahi kegiatan ojek online misalnya dengan peraturan dibawah Undang-Undang.

Kata Kunci: Politik hukum, Revisi Undang-Undang


2

A. Latar Belakang

Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 secara tegas menyebutkan bahwa Indonesia

adalah negara hukum. Berdasarkan hal tersebut, segala sesuatu yang ada di negara

Indonesia harus berdasarkan aturan hukum yang berlaku.

Hukum di Indonesia mengatur segala aspek, baik yang bersifat publik

maupun privat, termasuk soal transportasi umum yang diatur oleh Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya.

Aturan tersebut mengatur segala hal yag berkaitan dengan lalu lintas dan angkutan

umum.

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, hal tersebut berpengaruh

kepada kemajuan teknologi dalam hal transportasi. Kemajuan tersebut yaitu

dengan adanya transportasi online. Saat ini transportasi online sudah menjadi

kebutuhan masyarakat karena kemudahan dan kepraktisannya. Transportasi online

diantaranya adalah Taksi Online dan Ojek Online.

Pada hari senin tanggal 23 April 2018 massa dari pengemudi ojek online

melakukan unjuk rasa di gedung DPR/MPR menuntut adanya revisi Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan mengakomodasi kepentingan pengemudi ojek

online seperti rasionalisasi tarif dan perlindungan serta legitimasi pengakuan ojek

online sebagai angkutan umum.1

1
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/23/p7mrmx409-di-sela-demo-
perwakilan-ojek-online-beraudiensi-dengan-dpr, diakses pada 2 Mei 2018
3

Menjadikan ojek atau sepeda motor sebagai angkutan umum tentu butuh

proses politik hukum. Politik hukum adalah rangkaian konsep dan asas yang

menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak dalam bidang hukum.2 Proses tersebut dapat

dilalui melalui revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.

Berbagai pertimbangan tentu harus dipertimbangkan dari berbagai sudut

pandang mengenai rencana memasukan sepeda motor sebagai angkutan umum.

Karena dikalangan para ahli, pengamat hukum dan pejabat ada yang secara tegas

menolak bahkan ada yang menertawakan wacana ini.

Berdasarkan hal tersebut, maka judul jurnal ini adalah Analisis Politik

Hukum terhadap wacana memasukan sepeda motor sebagai angkutan umum ke

dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Raya.

Rumusan Masalah

Bagaimana analisis politik hukum terhadap wacana memasukan sepeda motor

sebagai angkutan umum kedalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009?

B. Pembahasan

1. Politik Hukum dan Revisi Undang-Undang

Politik Hukum menurut Mahfud MD adalah legal policy atau garis

kebijakan resmi tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan pembuatan

2
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasar PolitikHukum, Jakarta (Rajagrafindo Persada:,
2004), hlm.22
4

hukum baru maupun dengan penggantian hukum lama dalam rangka mencapai

tujuan negara.3

Berdasarkan penjelasan prof.Mahfud penggantian hukum lama dalam

rangka mencapai tujuan negara atau dapat dikatakan sebagai revisi undang-

undang merupakan bagian dari proses politik hukum.

Politik Hukum Nasional4 adalah kebijakan dasar penyelenggara negara

(Republik Indonesia) dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku,

yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat untuk mencapai tujuan

negara (Republik Indonesia) yang dicita-citakan.

Berdasarkan definisi politik hukum nasional diatas revisi undang-undang

juga merupakan bagian dari politik hukum nasional bilamana merujuk pada kata

kebijakan penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

terlah berlaku yang bersumber pada nilai-nilai masyarakat.

Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka5 juga menjelaskan bahwa Ius

Constituendum berubah menjadi ius constitutum salah satunya dengan cara

digantinya suatu undang-undang dengan undang-undang yang baru (undang-

undang yang baru pada mulanya merupakan rancangan ius constituendum).

Berdasarkan penjelasan Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka

secara jelas mengatakan bahwa rancangan aturan atau undang-undang yang akan

direvisi adalah Ius Constituendum kemudian jika disahkan menjadi hukum positif

baru dikatakan sebagai Ius Constitutum.

3
Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia , Jakarta: (Rajawali,2010), hlm.1
4
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, Dasar-Dasar PolitikHukum, Jakarta (Rajagrafindo Persada,
2004), hlm.58
5
Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, Aneka Cara Pembedaan Hukum,Bandung (Citra
Aditya Bakti, 1994), Hlm.7
5

2. Revisi UULAJ terkait Wacana Memasukan Sepeda Motor sebagai

Angkutan Umum

Tiga tuntutan ojek online6 yang melakukan unjuk rasa pada hari senin 23

April 2018 yaitu:

1. Pengakuan legal eksistensi, peranan, dan fungsi ojek online sebagai bagian

sistem transportasi nasional.

2. Penetapan tarif standar dengan nilai yang wajar, yaitu Rp 3.000 sampai Rp

4.000 per kilometer dengan metode subsidi dari perusahaan aplikasi agar tarif

untuk penumpang tetap murah dan terjangkau.

3. Perlindungan hukum dan keadilan bagi ojek online sebagai bagian dari tenaga

kerja Indonesia yang mandiri.

Tuntutan tersebut yang merupakan suara perwakilan dari komunitas

pengemudi ojek online adalah bagian dari Ius Constituendum atau apa yang

diharapkan oleh para komunitas pengemudi ojek online. Karena secara regulasi

ojek yang merupakan sepeda motor tidak mempunyai payung hukum seperti

angkutan lainnya seperti bus, angkot, taksi bahkan yang terbaru adalah taksi

online.

Pasal 1 angka 10 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ: Kendaraan

Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk angkutan

barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UULLAJ ini sebenarnya ojek

online sudah bisa dikatakan sebagai angkutan umum bilamana merujuk pada
6
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/23/14433801/legalitas-hingga-subsidi-ini-3-
tuntutan-ojek-online-di-gedung-dpr, diakses pada 2 Mei 2018
6

definisi kendaraan bermotor umum diatas, karena ojek online faktanya

dilapangan membawa penumpang dan bisa beroperasi membawa barang dan

tentunya dipungut biaya atau bayaran.

Hanya saja tidak ada aturan turunan dari UU tersebut yang menegaskan

bahwa ojek atau sepeda motor sebagai angkutan umum sebagaimana yang

didefinisikan oleh pasal 1 angka 10 UULAJ. Sehingga dalam pelaksanaanya

kegiatan ojek online tetap dapat berjalan walau tanpa regulasi yang mengikat

seperti transportasi umum lainya.

Masalah dinamika yang dihadapi saat ini adalah persaingan tarif antara

penyedia layanan aplikasi ojek online dari segi tarif untuk menarik konsumen,

sehingga terdapat permasalahan persaingan tidak sehat. Selain itu jumlah

pengemudi yang jumlahnya semakin hari terus bertambah membuat persaingan

antara pengemudi pasti terjadi.

Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ: Uji berkala

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) huruf b diwajibkan untuk mobil

penumpang umum,mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta

tempelan yang dioperasikan di Jalan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 53 UULLAJ tidak menyebutkan bahwa

sepeda motor sebagai angkutan umum. Tentunya karena motor atau ojek bukan

angkutan umum jadi tidak diwajibkan untuk melakukan uji KIR atau uji

kelayakan jalan. Tentunya bilamana ojek nantinya eksistensinya diakui sebagai

transportasi umum, Ojek online sebagai angkutan umum harus melakukan uji

KIR. Hal ini demi kebaikan pengemudi dan juga penumpang Ojek Online.
7

PP Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan: Angkutan orang

dengan kendaraan bermotor umum menggunakan Mobil Penumpang Umum &

Mobil Bus Umum teknis & laik jalan.

Berdasarkan Peraturan pemerintah tersebut, sepeda motor tidak sebutkan

sebagai angkutan orang, padahal dalam fakta kehidupan bermasyarakat sehari-

hari sepeda motor khususnya ojek online jasanya banyak digunakan oleh

masyarakat dalam hal jasa transportasi dan pengiriman barang. Apalagi

ditambah dengan berkembangnya industri toko online di Indonesia.

Revisi UULAJ dengan memasukan ojek online sebagai angkutan umum

sebagai proses politik hukum bukanlah hal yang mutlak tidak bisa dilakukan.

Karena proses politik hukum yang baik tujuan negara yang dicita-citakan negara

bisa tercapai. Tujuan Negara yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia;

2. Untuk memajukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdasakan kehidupan bangsa;

4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaan abadi dan keadilan sosial.

Dalam hal ini, konteks yang paling tepat mengkaitkan revisi UULLAJ

dengan memasukan ojek online sebagai angkutan umum dengan tujuan bangsa

indonesia itu adalah dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Karena dalam faktanya masyarakat yang berprofesi sebagai pengemudi ojek

online bekerja agar bisa mendapatkan kesejahteraan. Dan yang terpenting adalah
8

dalam melakukan proses politik hukum revisi UULAJ ini yaitu dengan

mempertimbangkan berbagai aspek kepentingan, keamanan, keselamatan dan

kesejahteraan. Tentunya Hal ini butuh kajian tidak hanya dari seorang satu ahli,

sehingga nantinya dalam melakukan revisi UULAJ ini pemerintah punya banyak

sudut pandang dan tidak menyempit hanya pada satu sudut pandang.

3. Pro Kontra terkait Wacana Memasukan Motor Sebagai Transportasi

Umum

Pendapat Pro

Azaz Tigor Nainggolan selaku pengamat transportasi dan advokat para

pengemudi ojek online mengatakan7 bahwa kita tidak bisa menolak keberadaan

ojek online hanya berpatokan pada pemikiran bahwa kendaraan roda dua atau

sepeda motor tidak bisa dijadikan alat transportasi umum, karena tingkat

kecelakaannya tinggi. Sudah selayaknya pemerintah segera mengakui ojek

online atau sepeda motor sebagai salah satu moda angkutan umum untuk

mengangkut orang.

Pendapat Kontra

Tulus Abadi yang merupakan ketua Yayasan Lembaga Konsumen

Indonesia mengatakan8 bahwa menurut saya ancaman yang sangat serius dan

Indonesia akan menjadi bahan tertawaan dunia kalau sampai regulasinya diubah

dan kemudian mengakui angkutan roda dua menjadi angkutan umum. Jangan

memaksa pemerintah mengatur itu dengan cara menjadikan sepeda motor jadi

7
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/24/pengamat-transportasi-pemerintah-harus-
segera-bersikap-akui-atau-tolak-keberadaan-ojek-online , diakses pada 2 Mei 2018
8
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/24/17430711/indonesia-akan-ditertawakan-
dunia-jika-akui-motor-jadi-angkutan-umum, diakses pada 2 Mei 2018
9

angkutan umum, karena itu melanggar UU lalu lintas. Kita tahu dari segi safety,

sepeda motor adalah moda kendaraan yang tidak safety sehingga tidak layak

menyandang transportasi umum.

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Lilik

Wachid Budi Susilo berpandangan bahwa sebetulnya sepeda motor tidak bisa

digunakan sebagai angkutan umum karena dua hal penting yaitu yang pertama

sepeda motor adalah alat transportasi yang rentan kecelakaan dan jika terjadi

kecelakaan akibatnya fatal karena tidak ada pelindungnya. Yang kedua,

lanjutnya, tentang bisnis angkutan umum. Lilik menyebut dalam bisnis angkutan

umum, publik tidak bisa mengatakan bahwa orang yang menggunakan sepeda

motor bisa survive hidupnya. dalam ilmu transportasi, ada dua faktor

keselamatan yaitu active safety dan pasif safety. Active safety semua kendaraan

punya yaitu rem. Active safety digunakan untuk menghindari kecelakaan.

Berdasarkan pendapat pro dan kontra diatas penulis setuju dan sejalan

dengan pemikiran pendapat yang pro dengan wacana memasukan sepeda motor

sebagai angkutan umum dengan revisi UULLAJ atau seminimal-minimalnya ada

payung hukum yang mewadahi kegiatan ojek online misalnya dengan peraturan

dibawah Undang-Undang. Karena sejatinya aturan yang dibuat sebagai proses

politik hukum harus kembali kepada tujuan dari politik hukum itu sendiri.

Tujuan politik hukum nasional9 meliputi dua aspek yang saling berkaitan:

9
Mahfud MD, Membangun Politik Menegakkan Konstitusi, Jakarta,(Rajawali,2010), hlm.22
10

1. Sebagai suatu alat (tool) atau sarana dan langkah yang dapat

digunakan oleh pemerintah untuk menciptakan suatu sistem hukum

nasional yang dikehendaki; dan

2. Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa

Indonesia yang lebih besar.

Mengomentari pendapat Tulus Abadi yang merupakan Ketua YLKI yang

menyebutkan bahwa ancaman yang serius dan menjadi bahan tertawaan dunia

kalau regulasi sepeda motor menjadi angkutan umum, karena itu melanggar UU

lalu lintas. Menurut penulis kekhawatiran tersebut tidak berdasar merubah

regulasi yang merupakan proses politik hukum bukanlah hal yang melanggar.

Mengatakan suatu revisi UU adalah sebuah hal yang melanggar tolak ukurnya

adalah menyandingkan aturan UU tersebut dengan UUD 1945.

Mengomentari pendapat para pakar transportasi yang kontra dengan

wacana memasukan sepeda motor sebagai transportasi umum sebagai

transportasi umum karena faktor safety. Menurut penulis seharusnya dalam

melihat persoalan ini harus melihat berbagai tolak ukur. Memang safety dalam

berkendara adalah nomor satu yang paling diutamakan. Tetapi sebenarnya safety

dalam berkendara sepeda motor bisa ditingkatkan apabila penegemudi paham

secara menyeluruh mengenai aturan lalu lintas dan safety riding.

Selain itu tolak ukur yang harus dipahami adalah sepeda motor sebagai

angkutan umum saat ini adalah fakta nyata dilapangan. Yang mana memang

secara yuridis tidak ada pengaturan yang mengatur mengenai ojek online. Tetapi

karena faktor kebutuhan masyarakat, ojek online tidak bisa dilarang.


11

C. Kesimpulan

konteks yang paling tepat mengkaitkan revisi UULLAJ dengan

memasukan ojek online sebagai angkutan umum dengan tujuan bangsa indonesia

itu adalah dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum. Karena dalam

faktanya masyarakat yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online bekerja agar

bisa mendapatkan kesejahteraan. Dan yang terpenting adalah dalam melakukan

proses politik hukum revisi UULAJ ini yaitu dengan mempertimbangkan berbagai

aspek kepentingan, keamanan, keselamatan dan kesejahteraan. Tentunya Hal ini

butuh kajian tidak hanya dari seorang satu ahli, sehingga nantinya dalam

melakukan revisi UULAJ ini pemerintah punya banyak sudut pandang dan tidak

menyempit hanya pada satu sudut pandang.


12

Daftar Pustaka

A. Peraturan Perundang-Undangan

UUD 1945

UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya

PP Nomor 74 Tahun 2014

B. Buku

MD, Mahfud. Membangun Politik Menegakkan Konstitusi. Jakarta: Rajawali.2010

MD, Mahfud .Politik Hukum di Indonesia. Jakarta:Rajawali.2010

Soekanto, Soerjono dan Purnadi Purbacaraka. Aneka Cara Pembedaan Hukum.

Bandung: Citra Aditya Bakti.1994

Syaukani, Imam dan A. Ahsin Thohari. Dasar-Dasar Politik Hukum.

Jakarta:Rajagrafindo Persada. 2004

C. Sumber Internet

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/04/23/p7mrmx409-di-

sela-demo-perwakilan-ojek-online-beraudiensi-dengan-dpr, diakses pada 2 Mei

2018

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/23/14433801/legalitas-hingga-

subsidi-ini-3-tuntutan-ojek-online-di-gedung-dpr, diakses pada 2 Mei 2018


13

http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/24/pengamat-transportasi-

pemerintah-harus-segera-bersikap-akui-atau-tolak-keberadaan-ojek-online ,

diakses pada 2 Mei 2018

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/24/17430711/indonesia-akan-

ditertawakan-dunia-jika-akui-motor-jadi-angkutan-umum, diakses pada 2 Mei

2018

Anda mungkin juga menyukai