EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI LINTAH LAUT Discodoris Sp. ASAL PERAIRAN PAMEKASAN PDF
EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI LINTAH LAUT Discodoris Sp. ASAL PERAIRAN PAMEKASAN PDF
Hafiluddin
ABSTRACT
Sea slug, Discodoris sp., is an important organism for Pamekasan people, as it is
used for nutraceutical and functional food. However there is lack comprehensive
scientific study regarding the efficacy of Discodoris sp. in improving people health. The
purpose of this study is to determine antioxidant activity from sea slug, and determine
the bioactive compounds of sea slug. The experiment was conducted with several
stages: sample preparation, extraction bioactive compound, fractionation by TLC and
identification of compounds by GC-MS. Discodoris sp. has a potential as nutraceutical
and functional food as it contained high protein. Fatty acid content of Discodoris sp.
was dominated by unsaturated fatty acids with linolenic acid (C18:3, n-3) as the highest
component. Body of Discodoris sp. contained high level of alkaloid, steroid and
phenolic compound. The bioactive compounds in the meat of sea slug with ethanol
solvent was galoxolide, dibuthyl phthalate, di-n-octhyl phthalate, oleic acid amide,
erucylamide, squalene and has an IC50 best antioxidant activity in fraction 5 at 150.92
ppm.
PENDAHULUAN
Kondisi dunia yang semakin maju dengan berbagai teknologi telah mendorong
penghuninya menjadi manusia modern. Pola hidup manusia yang modern memiliki
kesadaran yang rendah terhadap pemeliharaan kesehatan dan lingkungannya.
Pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia saat ini telah melebihi standar yang
ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 50 mikrogram per meter kubik
(μg/m3) (PDPERSI 2009). Pencemaran udara yang telah melebihi standar WHO sangat
rawan dalam menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan.
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih elektron
tidak berpasangan di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan
protein, lipid, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul tersebut dapat
berujung pada timbulnya suatu penyakit.Radikal bebas pada awalnya diperlukan untuk
membunuh mikroorganisme penyebab infeksi dalam tubuh makhluk hidup. Paparan
radikal bebas yang berlebihan dan secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan
sel, mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, dan pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian sel yang memicu terjadinya berbagai jenis
penyakit degeneratif seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, aterosklerosis,
kencing manis dan kanker (PDPERSI 2009). Reaktivitas radikal bebas ini dapat
diredam oleh senyawa antioksidan.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul
lain. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya kepada
radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh radikal
bebas. Di dalam tubuh terdapat mekanisme antioksidan atau antiradikal bebas secara
endogenik. Tetapi bila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih maka dibutuhkan
antioksidan yang berasal dari luar tubuh (eksogenik) (Pratiwi et al., 2006).
Lintah laut merupakan anggota kelompok filum mollusca yang tidak memiliki
cangkang. Fungsi dari cangkang digantikan oleh sistem perlindungan kimia berupa
senyawa aktif dalam tubuhnya. Senyawa aktif ini digunakan lintah laut untuk
melindungi diri dari serangan predator maupun gangguan di lingkungannya.Lintah laut
banyak ditemukan di daerah pasang surut dengan pantai berlumpur dan tergolong
organisme epibentik (Hutomo dan Musa 2005). Lintah laut memiliki senyawa metabolit
sekunder yang digunakan sebagai pertahanan diri dari serangan predator (Miyamoto
2006). Lintah laut sudah sejak lama digunakan sebagai obat kuat dan obat penyakit
asma bagi masyarakat pesisir (Hafiluddinet al. 2011). Hasil penelitian menyebutkan
bahwa lintah laut merupakan sumber protein, lemak dan mineral. Banyak mengandung
asam lemak tidak jenuhyaitu 5,57% (Hafiluddin et al., 2011).
Lintah laut berpotensi sebagai antioksidan alami. Hasil penelitian Nurjanah et al.
(2010) menyebutkan bahwa hasil uji fitokimia dari ekstrak metanol lintah laut diperoleh
kelompok alkaloid, steroid, asam amino, saponin dan fenol berperan sebagai
antioksidan dengan rendemen yang terbesar, yaitu 5,12% serta aktivitas antioksidan
89,44% dibandingkan dengan pelarut yang lain.Lintah laut jenis Discodoris sp. telah
dimanfaatkan sebagai formulasi minuman fungsional dan mempunyai aktivitas
antioksidan (Naiu 2010). Hasil penelitian Hafiluddin et al. (2011) menyebutkan bahwa
rendemen terbesar ekstrak kasar lintah laut diperoleh dari ekstrak etanol dengan
kandungan kimia alkaloid,steroid, fenol, karbohidrat dan gula pereduksi. Ekstrak etanol
daging memiliki IC50 antioksidan terbaik yaitu 441,12 ppm.
Aktivitas antioksidan pada lintah laut masih tergolong lemah dikarenakan
aktivitas tersebut masih diukur pada ekstrak kasarnya. Ekstrak kasar tersebut
dimungkinkan masih tercampur dengan senyawa-senyawa lain sebagai pengotor dan
melemahkan aktivitas antioksidan di dalamnya.Penelitian tentang pemurnian senyawa
antioksidan sangat diperlukan untuk mendapatkan senyawa antioksidan yang lebih
murni dengan tingkat aktivitas yang lebih kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengekstraksi dan memurnikan senyawa antioksidan dalam lintah laut yang berasal dari
perairan Pamekasan.
METODE
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa lintah laut. Bahan ekstraksi:
kloroform, etil asetat dan etanol. Bahan untuk analisis proksimat, asam amino, asam
lemak, mineral dan logam berat. Bahan untuk uji antioksidan: DPPH (1,1-difenil-2-
pikrilhidrazil) dan BHT (Butylated Hydroxytoluena). Alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah alat tulis, alat-alat gelas, alat ekstraksi dan uji kimia antara lain:
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
rotari evaporator Buchi Rotavapor R-205, spektrofotometer UV-VIS Hitachi U-2800,
AAS Shimazu-7000, HPLC Varian 940-LC.
Preparasi Sampel
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
HASIL DAN PEMBAHASAN
RendemenEkstrak Kasar Lintah Laut
Hasil analisis rendemen dari sampel daging dan jeroan lintah laut dengan
perbedaan pelarut disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.Rendemen ekstrak lintah laut
Berat ekstrak
Keterangan
Kloroform Etil asetat Etanol
Daging lintah laut 4,53% 1,14% 5,08%
Jeroan lintah laut 3,09% 0,86% 6,97%
Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki rendemen yang tertinggi
yaitu 5,08% (daging) dan 6,97% (jeroan). Tingginya rendemen pada bagian jeroan
disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel dan kemudahan sel untuk pecah dimana
pada bagian jeroan lintah memiliki sifat mudah dihancurkan dibandingkan pada bagian
daging lintah laut.
Aktivitas antioksidan ekstrak kasar lintah laut
Keberadaan senyawa antioksidan dalam suatu bahan dapat diketahui melalui uji
aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan dalam lintah laut dilakukan
dengan metode DPPH. Hasil analisis IC50 aktivitas antioksidan lintah laut (Discodoris
sp.) dapat dilihat pada Gambar 1.
4000 3463,55
3500
3000 2526,11
2500
IC50 (ppm)
2000
1500 1269,68
832,42
1000 487,23 441,12
500
0
Klorofom Klorofom Etil asetat Etil asetat Etanol Etanol
daging jeroan daging jeroan daging jeroan
Perlakuan
Gambar 1.Hasil analisis IC50 aktivitas antioksidan lintah laut (Discodoris sp.)
Nilai rata-rata antioksidan lintah laut terbesar didapat pada ekstrak kasar daging
lintah laut dengan pelarut etanol dengan IC50 sebesar 441,12 ppm. Perbedaan nilai IC50
antioksidan lintah laut ini disebabkan perbedaan pelarut yang digunakan.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
pengamatan dengan sinar UV 254 nm menghasilkan 6 fraksi yang disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Hasil fraksinasi dengan KLT; (a) kromatografi KLT preparatif, (b) hasil
pengecekan dengan kromatografi lapis tipis
200
IC50 (ppm)
168,32 172,21
150,92
150
100
50
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Fraksi
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
menggunakan GC-MS. Hasil identifikasi senyawa pada lintah laut dengan GC-MS
dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel2.
Gambar 5. Kromatogram Senyawa Pada Fraksi 5 (F5) Lintah Laut Dengan GC-
MS
Tabel 2. Pengelompokan senyawa pada fraksi 5 lintah laut dari hasil GC-MS
No Run time Nama senyawa Kemiripan (%) Kelimpahan (%) Rumus bangun
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
sebagai anti radikal dan antioksidan (Amarowicz, 2009).Triterpen juga ditemukan
bersifat proaktif dalam mencegah terjadinya penyakit karsinogenik (Huang et al., 2009).
Berdasarkan hasil analisis fitokimia dalam lintah laut (Discodoris sp.) bahwa
dalam daging lintah laut dengan pelarut etanol dinyatakan positif kuat mengandung
senyawa steroid atau golongan triterpen. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka
karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Skualen terdeteksi terdapat pada fraksi 5 (F5)
dalam daging lintah laut dengan pelarut etanol.
DAFTAR PUSTAKA
Amarowicz R. 2009. Squalene: a natural antioxidant?.European Journal Lipid Science
Technology.111:411–412.
Costantino L, Giulio R, Maria CG, Joe AV, Pratima B, Anna I, Mariagrazia S, Luciano
A, Antonella DC, Umberto M, and Albano A. 1999. 1-Benzopyran-
4-one Antioxidants as Aldose Reductase Inhibitors.Journal of Medical
Chemestry.42(11):1881–1893.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Materia Medika Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hafiluddin, Nurjanah, Tati Nurhayati. 2011. Kandungan gizi dan karakterisasi senyawa
bioaktif lintah laut (discodoris sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 3(1):
1-6.
Hanani E, Mun’im A, Sekarini R. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Spons
Callyspongia sp.dari Kepulauan Seribu.Majalah Ilmu Kefarmasian, 2(3):127 –
133.
Huang ZR, Lin YK, Fang YJ. 2009. Biological and pharmacological activities of
squalene and related compounds: Potential uses in cosmetic dermatology.
Molecules.14:540–554.
Hutomo M, and Moosa MK. 2005. Indonesian marine and coastal biodiversity: Present
status. Indian Journal of Marine Sciences 34(1): 88-97.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Kim SH, Kim SS, Kwon O, Sohn KH, Kwack SJ, Choi YW, Han SY, Lee MK, Park
KL. 2002. Effects of dibutyl phthalate and monobutyl phthalate on cytotoxicity
and differentiation in cultured rat embryonic limb bud cells; protection by
antioxidants.Jounal of Toxicology and Environmental Health A.65(6):461-72.
Miyamoto T. Selected Bioactive Compounds from Japanese Anaspideans and
Nudibranchs. Pp. 199-214. In: Climino G, and Gavagnin M. (eds). Molluscs:
From Chemo-ecological Study to Biotechnological Application. Springer.
Berlin.
Naiu AS. 2011. Formulasi minuman fungsional berbahan baku lintah laut. [Tesis].
Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Nurjanah, Hardjito L, Monintja DR, Bintang M, Agungpriyono DR. 2010.
Karakterisasi Lintah Laut (Discodoris sp.) sebagai antioksidan dan
antikolesterol.[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Pratiwi, Dewi P, Harapini M. 2006. Nilai peroksida dan aktivitas anti radikal bebas
diphenyl picril hydrazil (DPPH) ekstrak metanol Knema laurina. Majalah
Farmasi Indonesia. 17(1):32-36.
PDPERSI (Pusat Data dan Informasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia). 2009. Awas!
Kondisi Lingkungan Buruk Pemicu Radikal Bebas. Jakarta.
Sherif SE, Edrada RA, Lin W dan Procksch P. 2008. Methods for isolation, purification
and structural elucidation of bioactive secondary metabolites from marine
invertebrata.Nature Protocols.3(12):1820-1831.
Smith RA, Porteous CM, Coulter CV, Murphy MP. 1999. Selective targeting of an
antioxidant to mitochondria. European journal of biochemistry. 263(3):709-716.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012