Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 1
Pengantar
Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi
mengakibatkan perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep
maupun persyaratan CPOB. Konsep CPOB bersifat DINAMIS,
artinya mengikuti perkembangan dalam bidang farmasi
Terjadi Perubahan Paradigma dalam pelaksanaan sistem
pengawasan mutu produk (obat) dari konsep “Pengawasan Mutu”
menuju konsep “Penjaminan Mutu”
Adanya peningkatan compliace terhadap persyaratan dan standard
internasional
Adanya Harmonisasi peraturan, baik secara regional maupun
internasional (EU, ICH, ASEAN, dll) dan Mutual Recognition
Agreement (MRA) sebagai bagian upaya Badan POM sebagai anggota
PIC/S (Pharmaceutical Inspection Co-operation/Scheme)
Acuan : WHO Technical Report Series, yaitu TRS 902/2002 Annex 6,
TRS 908/2003 Annex 4, TRS 929/2005 Annex 2,3,4 dan TRS 937/2006
Annex 2,4 serta GMP for Medical Products PIC/S 2006
Pemberlakukan c-GMP (CPOB Terkini/Dinamis) tahun 2007
PIC/S 2006,
WHO TRS 902, 908, 929, 937
CPOB Indonesia Ed. 2001 (= Asean 1996)
Lain-lain, termasuk FDA (21CFR 210, 211)
PURCHASING G.C.P.
QA
PRODUCTION G.L.P.
QC
ENGINEERING
G.D.P.
JAMINAN
Khasiat
Tujuan
Keamanan
Mutu
Tugas Utama
Bertanggung-jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat
yang dibuat memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan
dan dibuat sesuai dengan peraturan CPOB dalam batas dan
biaya yang telah ditetapkan
Tugas Utama
Meluluskan atau menolak bahan awal, bahan pengemas dan
produk ruahan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan
Tugas Utama
Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya dan
mendorong perbaikan
Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil
keputusan serta tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan
pihak lain.
Memastikan penyelenggaraan Program Validasi
Memastikan pengelolaan penyimpangan, penerapan sistem pengendalian
dan perubahan
Melakukan Pelulusan atau Penolakan akhir/obat jadi
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 26
Personalia
Tanggung Jawab QA Manager
Merumuskan dan menetapkan Kebijakan Mutu (quality policy) perusahaan
Merumuskan dan menetapkan Sistem Manajemen Mutu (Quality
Management System) perusahaan
Melakukan overview (pengkajian) dan menyetujui seluruh sistem
dokumentasi perusahaan (Protap, spesifikasi, master batch, batch record,
protokol dan laporan validasi, program kalibrasi, audit lingkungan, dll)
Melakukan evaluasi terhadap materi pelatihan karyawan, terutama yang
terkait dengan CPOB
Bertanggung jawab terhadap program Inspeksi diri maupun external
inspection (thd pemasok, contract manufacture, etc)
Melakukan pengkajian dan persetujuan terhadap perubahan proses, bahan
maupun metode serta menyetujui seluruh perubahan sebelum diterapkan
Menyusun dan menetapkan sistem pelulusan bahan awal, produk antara, dan
obat jadi
Memberikan persetujuan terhadap laporan penyimpangan.
Kepala Pabrik
Model A
Model B
Model C
Model D
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 31
Pelatihan
Seluruh Personil yang oleh karena tugasnya harus berada di area Produksi,
Gudang dan Laboratorium HARUS mendapat pelatihan
Program & materi Pelatihan disiapkan oleh masing-masing Kepala Bagian
dan dikoordinasikan oleh QA Manager
Program Pelatihan mencakup :
Materi umum
CPOB Dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan)
CPOB Spesifik (terutama untuk yg bekerja di bagian produksi steril)
Pemahaman semua PROTAP, Metode Analisa, dan prosedur lain
Pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan dan pengemasan
Harus dibuat “Catatan Pelatihan” untuk setiap karyawan
KANTOR
SEFALOSPORIN
KARBAPENEM NON-BETA-LAKTAM
KARBASEFEM
BETALAKTAM
HORMON SEKS SITOTOKSIK
(PENISILIN)
RA R.SAM RA
O PLING B
RA
KORIDOR GREY ED
R
GUDANG
FILLING
BAHAN
R. R. R. SYR. R.
AWAL R R.STRIP -
TIMBANG STAGING PRODUK PROSES PRODUK RA
OVEN PING
ANTARA SYR. RUAHAN
CUCI BOTOL
KORIDOR BLACK
R. PENGEMASAN
WC JAN
SEKUNDER
GUDANG LOKER BLACK
1. Treatment barang grey OBAT
2. Alur produksi “busway” JADI
3. Alur orang “busway”
R. CODING 40
4. Akses koridor / taati fungsi ruangan Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt
Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Aseptis
40Pa 20Pa
B/C
50Pa Ruang Cuci Alat
Material Airlock 30Pa
B
B CHANGE
A/L
A/L 20Pa
COMPONENT C/B
STERILE
PREP STAGING 40Pa C
Ruang Formulasi C/D
Produk tanpa Flitrasi
D C
Ruang Formulasi
A B Produk dengan
STER.
flitrasi 15Pa
OVEN Pass Box
H 40Pa CHANGE
E B A
FILLING
P A Ruang
Ruang pengemasan
Ruang staging
D
60Pa inspeksi visual bahan baku
A Passthrough
E/F
sekunder
25Pa
Pass Box
AUTO- E/F
CLAVES Area Capping dan
Crimping
dengan HEPA filter D C Material
30Pa Pass Box Pass Box
A/L
D
Material Airlock F D/E
untuk Komponen 30Pa
20Pa D/E
PERSONIL
FINISHED PRODUCT STAGING
10Pa
20Pa
E D/E
A/L
MAT
A/L Personil Airlock
10Pa 20Pa
41
Lihat Aneks 1
butir 19 dan 20 Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt
Tata Letak Ruang Produksi Steril dengan Proses Sterilisasi Akhir
C STERILE
CHANGE
50Pa
Persiapan D 30Pa
Komponen STERILE
STAGING 40Pa C/D
D
STER.
H OVEN
E
A D
P A
FILLING MACHINE
AUTO-
A CLAVES 20Pa
FORMULATION
ROOM
CHANGE
C
A/L
60Pa
D/E
30Pa 20Pa
40Pa
D/E
D/E D
20Pa
Material Airlock
untuk Komponen
Material Airlock
20Pa Produk Ruahan E
E
D/E
PERSONEL
MAT
FINISHED PRODUCT STAGING
A/L E 10Pa 10Pa
10Pa D/E
A/L
20Pa
5'-6"
Personil Airlock
Tidak Memenuhi
ketentuan
x
Lantai Lantai Mixer
Tervalidasi
Mixer (Kneader)
Tidak dapat di validasi
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 43
Bangunan Industri Farmasi
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 44
Rumah lampu DINDING
Bola lampu PLAFOND
PLAFOND PLAFOND
Penutup lampu
LANTAI
LANTAI
0,5 µ m 5 µm 0,5 µ m 5 µm
Class 5 (UDF) I A 3,500 30 3,500 30
Class 5 (Turb) I B 3,500 30 35,000 300
Class 6 35,000 300 350,000 3,000
Class 7 II C 350,000 3,000 3,500,000 30,000
Class 8 III D 3,500,000 30,000 35,000,000 300,000
Class 9 IV 35,000,000 300,000 Not Defined Not Defined
G
gudang, Tidak di- Tidak di- Tidak di- Tidak di-
tehnik, tetapkan tetapkan tetapkan tetapkan Ruang penyimpanan (gudang).
lab, kantin
atau
R. Pengemasan Ruang R. Pengemasan Ruang
Primer Antara Sekunder Antara Luar
+ ++ + ++ 0
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 56
Definisi Kondisi HVAC Ruangan
ISAP TIUP
BLOWER / FAN
partikel dan
mikroorganisme PRE FILTER
yang dapat
> Unwashable
mengkontaminasi > Eff 85 % - 95%
udara yang masuk ( by size )
> Ada sertifikat
ke dalam ruang dan label
produksi MED FILTER MEDIUM FILTER
( Kantung ) ( Kotak )
Ducting terdiri dari saluran udara yang masuk dan saluran udara
yang keluar dari ruang produksi
Dilapisi insulator untuk menahan penetrasi panas dari udara luar
Both Side Of
Aluminum Foil
SKIN
High-Density PIR
Foam
DIFFUSER DIFFUSER
Inlet grill return grill
HEPA Filter
Humidifier
Cooling
Secondary
Primary Filter
Coil
Filter
320 C
TOTAL
HEPA Filter
Secondary
FRESH AIR
Exhaust
Primary
Air Fan
270 C
Filter 270 C
Filter
PERHATIAN :
Persyaratan udara yang
dibuang.
280 C
RE SIRKULASI
270 C 270 C
PERHATIAN :
Pasokan udara segar
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 65
Lampiran 3.19
(Contoh)
INSTALASI LUBANG UDARA MASUK (‘Diffuser’)
Source : WHO
Perforated
In d u c e d plate
r o o m a ir
diffuser
mix in g w ith s u p p ly a ir
(Recommended)
Re tu r n Re tu r n Re tu r n Re tu r n Re tu r n
A ir A ir A ir A ir A ir
Source : WHO
r ma l o f f ic e ty p e d if f u s e r Pe r f o r a te d Pla te S w ir l
th c o a n d a e f f e c t d if f u s e r d if f u s e r
Re d u c e d Re d u c e d
in d u c tio n in d u c tio n
3 o f a ir o f a ir
a ir
Low induction
ly a ir
swirl diffusor
Re tu r n
A ir (preferred)
Re tu r n
A ir
Re tu r n
A ir
Re tu r n
A ir
Re tu r n
A ir
Source : WHO
3. Tetes Mata dan Air Murni (PW), Loop system Bila tdk menggunakan Syarat
Telinga filter 0,22 µm loop system, harus conductivity :
ditampung segar dan pada user points
penyimpanan tdk
lebih dari 24 jam.
Tervalidasi
UV
Light
Ozone
Monitor
II – Stage RO
To UV Light
Feed Water
Pre
Filter
Raw Sand Activated Softener
Water Filter Carbon Storage PW Storage
Filter Tank Tank
Rinse
Tank
USP/ EP
Water For Injection
From
PW Storage
Tank
UV Light
6 Column Stills
Boiling
Vessel
6 x penyulingan
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 80
Column Destillation
Kualifikasi Kinerja Fase 2 Minimal Tiap hari di tiap titik Pada fase ini, air boleh digunakan bila
2 – 4 minggu pemantauan. memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Parameter pengujian kimia dan
mikrobiologi.
Tujuan:
- memverifikasi parameter operasional yang
ditetapkan pada Fase 1.
Kualifikasi Kinerja Fase 3 Minimal 52 Tiap hari dan dalam seminggu Pada fase ini, air boleh digunakan bila
minggu secara bergilir harus mencakup memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
semua titik pemantauan. Parameter pengujian kimia dan
Titik pemantauan, frekuensi dan mikrobiologi.
jenis pengujian sampel dapat Tujuan:
dikurangi berdasarkan hasil - memastikan konsistensi kinerja selama 1
pemantauan pada Fase 1 dan tahun yang mencakup variasi karena
pergantian musim.
Fase 2.
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 85
Bab 4. Peralatan
(a) baja tahan karat AISI 304 - peralatan atau bagian peralatan yang tidak bersentuhan
(American Iron and Steel Institute 304) langsung dengan bahan atau produk
yang mengandung antara lain krom 18-20 - produk kering atau serbuk yang tidak bereaksi dengan
% dan nikel 8-12 % logam/baja tahan karat.
(b) baja tahan karat AISI 316 atau 316 L - pengolahan dan pengisian produk steril dan non steril;
(L=low carbon) mengandung antara lain - sistem pemipaan untuk air murni dan air untuk injeksi.
krom 16 - 18 %, nikel 10 - 14 % dan
molibdenum 2 – 3 % dengan atau tanpa
elektropolis
(c ) gelas (juga untuk pelapis) - pengolahan bahan baku yang bereaksi terhadap baja
tahan karat
(d) lain-lain, misalnya politetrafluoroetilen -pengolahan bahan baku yang bereaksi dengan bahan
(PTFE); polypropylene (PP); di butir (a), (b), (c) tersebut di atas, tetapi tidak bereaksi
polyvinylidenedifluoride (PVDF); dan dengan PTFE, PP, PVDF dan perfluoroalkoxy
perfluoroalkoxy.
(e) uPVC (unplasticized polyvinylchloride) -untuk peralatan pengolahan air yang belum dimurnikan
misal : tabung penukar kation-anion dan pelunak air.
(f) bahan inert lain:
- silicon,
- chrome alloy
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 87
Persyaratan Peralatan (GMP Compliance)
Rancang Bangun :
Sederhana, tapi sesuai dgn tujuan penggunaan, mudah dibongkar,
dan dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan
Tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada pembersihan
Tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci
Tidak berkarat dan tidak mudah tergores
Pencucian
Lap bebas serat
Mesin penghisap debu (jangan menggunakan udara bertekanan/
compressed air)
Sikat nylon (tidak boleh pake ijuk)
X X
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 88
Pemasangan & Penempatan
Dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan
untuk satu produk
Pipa-pipa harus diberi tanda yang jelas, termasuk arah aliran
Peralatan Utama Harus diberi Nomor Pengenal, antara lain :
Mesin Pengaduk
Alat pengering
Mesin Pencetak tablet
Mesin penyalut
Mesin Pengemas strip
Perawatan
Harus ada “Jadwal Perawatan Berkala” yang tertulis dan disetujui
untuk mencegah malfungsi atau pencemaran
Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia yg digunakan harus
dievaluasi dan diuji
“Log book” berisi tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor
bets atau lot yang diolah
PERHATIKAN SABUN
DAN ALAT PENGERING
ADA SEMACAM
RUANG ANTARA Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 93
Cara Cuci Tangan
BELUM SEDIAAN
PRODUK ANTARA PENGOLAHAN
SUDAH SEDIAAN
PENGEMASAN SEKUNDER
OBAT JADI
TABLET BETALAKTAM
1. MIXING KERING
2. (GRANULASI)
TAHAPAN PENGOLAHAN
3. MIXING GRANUL
4. CETAK TABLET
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 98
BAHAN AWAL PENIMBANGAN PENGOLAHAN PENGEMASAN OBAT JADI
SUSPENSI
1. MILLING PRO
UNIFORMITY TAHAPAN PENGOLAHAN
2. MIXING +
(PEMANASAN)
3. (SARING)
4. PENGISIAN
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 99
GUDANG
BAHAN
AWAL &
Pengemas
BAHAN
PENGEMAS
PENIMBANGAN 2. PERALATAN
a. Mempunyai alat timbang (kg, g) dan alat ukur yang telah
dikalibrasi
b. Alat pengambil bahan terbuat dari bahan yang tidak
memberikan cemaran atau bereaksi dengan bahan yang
ditimbang atau ditakar
PENGOLAHAN c. Mempunyai sarana pembersih yang sesuai dan tidak membe-
rikan cemaran terhadap bahan yang ditimbang atau ditakar
( Sebaiknya mempunyai pengisap debu / vaccum cleaner )
3. ADMINISTRASI
PENGEMASAN Mempunyai catatan dari setiap pernimbangan atau pengukuran
(log book)
4. TENAGA PENIMBANG
a. Mempunyai kecakapan / pelatihan yang cukup
OBAT JADI b. Dilakukan oleh 2 orang (penimbang dan pemeriksa)
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
PENIMBANGAN
Ruang Staging
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
W E IGH
BO O TH 1
P R E -W E IGH
S T AGING 20Pa 3 P O S T -W E IGH
U N I -D I R E C T I O N A L S T AGING
AIR F LO W
MAT E R E ALS W E IGHE D
FR O M Airflow direction MAT E R IALS T O
W AR E HO US E P R O D UC T IO N
U N I -D I R E C T I O N A L
AIR F LO W
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN (PROCESSING)
(non-steril)
PENGEMASAN
OBAT JADI
2. ADMINISTRASI
Catatan Pengolahan Bets selalu berada pada tahap aktif
3. SISTEM
PENGOLAHAN (PROCESSING) Telah divalidasi
(non-steril)
4. PERALATAN
a. Tidak bereaksi dengan bahan yang diproses
b. Tidak mencemari bahan baku yang diproses
c. Bebas dari cemaran produk sebelumnya
d. Telah dinyatakan bersih dan siap untuk dipakai
PENGEMASAN e. Peralatan bukan manual dan telah dikualifikasi
5. OPERATOR
Telah mendapat pendidikan yang cukup
OBAT JADI - pendidikan dan pelatihan diluar tempat kerja
- pelatihan langsung ditempat kerja
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 110
BAHAN AWAL &
BAHAN PENGEMAS 6. PENGUJIAN
a. IPC = In Process Control
Pengujian yang dilakukan selama proses produksi berjalan
b. Pengujian sebelum dilakukan pengemasan primer
PENIMBANGAN c. Retained sample diambil setelah dilakukan pengemasan
sekunder
7. SANITASI RUANGAN
a. Berdasarkan cara / sistem yang telah di-validasi
b. Memakai bahan sanitasi yang sesuai
PENGOLAHAN (PROCESSING)
(non-steril)
8. SANITASI PERALATAN
a. Berdasarkan cara / sistem yang telah di-validasi
b. Memakai peralatan yang tidak mencemari produk
c. Memakai bahan sanitasi yang mudah dihilangkan dari
permukaan peralatan dan tidak bereaksi dengan peralatan
d. Dinyatakan dengan label dengan batas waktu
PENGEMASAN e. Pembersihan :
- Dilakukan di ruangan pencucian
- Dilakukan di ruangan produksi , antara lain :
CIP = Cleaning In Place
OBAT JADI
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
2. JENIS
a. Pengemasan primer
PENGOLAHAN Pengemasan obat jadi dengan bahan pengemas pertama
- Pengemasan primer dilakukan di ruang kelas grey
b. Pengemasan sekunder
Pengemasan lanjutan setelah pengemasan primer
- Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas black
KELAS 1 100
100
5 R. 4 1
RETAINED R. UJI R. UJI
MIKRO RA POTENSI
SAMPLE - 1 R. R. R. R. R.
PUSTAKA REAGEN UJI INSTRU ASISTEN
FISIKA MEN PB PB
R.
RETAINED R. PREPARASI
SAMPLE - 2
R. R. 3
ADMIN TIMBANG
R.
CUCI
R. MANAJER
LEMARI
ASAM
AREA KERJA
R. LOKER 2
R. SAMPEL
Lemari Asam
Dilengkapi dengan Sistem Penghisap Udara untuk
menghindari penetrasi asam toksis
Kecepatan penghisap udara min. 15 m3/jam/m3
volume lemari asam
Kecepatan aliran udara (felocity) 0,4 – 0,6 m/det.
Kepala Laboratorium/
QC Manager
Assistant Manager
Sekretaris/Adm.
Faktor Standardisasi
Kondisi Penyimpanan
Bahan Pengemas
Tiap bahan, termasuk bahan cetak, yang digunakan dalam proses
pengemasan obat, tetapi tidak termasuk kemasan luar yang digunakan
untuk transportasi atau keperluan pengiriman ke luar pabrik.
Bahan Pengemas
7.25 Pengambilan sampel bahan pengemas
British Standard BS 6001-1, ISO 2859 or ANSI/ASQCZ1.4 -
1993.(2003)
PERSYARATAN PENGUJIAN
7.33 Parameter pengujian tertentu untuk bahan awal yang telah disetujui
pada saat pemberian izin edar dapat dikurangi bila hasil tren seluruh
parameter yang diuji telah memenuhi syarat
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 131
Pengawasan Selama Proses (IPC)
Definisi :
Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan
selama proses pembuatan obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian
terhadap lingkungan dan peralatan
Tujuan :
Untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi
spesifikasi.
Cara Pengawasan :
Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan
mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang
dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses pengolahan
Pengawasan oleh bagian produksi untuk menjamin bahwa mesin
dan peralatan produksi serta proses yang digunakan akan
menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
Pengawasan oleh bagian QC Untuk meyakinkan bahwa produk
yang dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelum dilanjutkan proses berikutnya
Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan dari
proses pengolahan dapat dilaksanakan atau tidak berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan
Pencampuran Granulasi
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pengayakan basah
- LOD/kadar air
Pengeringan granul
Cek IPC :
- kadar air
Pengayakan kering
Cek IPC :
- Keseragaman kadar Pencampuran akhir
- LOD/kadar air
Cek IPC :
Pencetakan tablet - Keseragaman kadar
Cek IPC : - Keragaman bobot
- Penampilan Pengemasan primer - Kekerasan
- Kebocoran - Kerapuhan
- Penandaan - Waktu hancur
Pengemasan sekunder
- Dissolusi
Cek IPC :
- Penampilan
Gudang - Kelengkapan
Obat Jadi - Penandaan
Penyaringan
Penghalusan (Colloid Mill)
Cek IPC :
- ukuran partikel
Penyaringan
Pencampuran bahan-bahan
Cek IPC :
Homogenisasi, pendinginan dan - Organoleptis
pemvacuuman - Kadar Zat Aktif
- pH
- BJ
Pengisian dalam tube - Viskositas
Cek IPC :
- Penampilan (tube filling)
- Kontrol bobot
- Penandaan Cek IPC :
Pengemasan sekunder - Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Gudang
Obat Jadi
Cara Pengujian :
1. Pengujian Jangka Panjang
• Pengujian dilakukan pada kondisi penyimpanan normal yaitu pada suhu
30oC + 2 dan kelembaban 60 % + 5.
• Pengujian terbagi dalam beberapa interval :
- Minimum setiap tiga bulan pada tahun pertama
- Setiap enam bulan untuk tahun kedua
- Selanjutnya sekali setiap tahun
• Lama periode pengujian ditentukan oleh masa edar yang diperkirakan bagi
produk obat tersebut
Climatic
chamber
Climatic
chamber
Retained sample
Studi Surveillance – untuk studi stabilitas :
Disimpan pada ambient suhu dan RH yang dipantau
Lakukan uji stabilitas pada periode 12, 24, 36 bulan
sampai ED
Guna dokumentasi
1. Merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dalam c-GMP
2. Memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan
jelas mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakan
3. Menggambarkan riwayat lengkap dari setiap batch / lot produk
sehingga menjamin ketelusuran
4. Sebagai bahan pertimbangan tentang mutu produk yang dibuat
Pengertian :
Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang
diperbolehkan yang biasanya dinyatakan secara deskriptif
dan numeris.
Spesifikasi merupakan dasar untuk mengevaluasi mutu suatu
bahan
Tiap spesifikasi harus disetujui dan disimpan oleh bagian
Pengawasan Mutu kecuali untuk produk jadi harus disetujui
oleh kepala bagian Pemastian Mutu (QA Manager)
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 151
Dokumen Produksi
Dokumen Produksi Esensial, terdiri dari :
Dokumen Produksi Induk
(berisi formula produksi dari suatu produk dlm bentuk sediaan dan
kekuatan tertentu, tdk tergantung dari ukuran bets)
Prosedur Produksi Induk (Master Batch)
Prosedur Pengolahan Induk
Prosedur Pengemasan Induk
Catatan Produksi Bets (Batch Record)
Catatan Pengolahan Bets
Catatan Pengemasan Bets
PROSEDUR PROSEDUR
PENGOLAHAN PENGEMASAN
INDUK INDUK
CATATAN CATATAN
LAKUKAN YANG TERCATAT, PENGOLAHAN PENGEMASAN
CATAT YANG DILAKUKAN BETS BETS
Sarana/Prasarana
1. Pengoperasian sistem, pemeliharaan dan kalibrasi (HVAC, Air, Steam)
2. Pembersihan sarana
3. Pemantauan Lingkungan
4. Keluar-masuk ruang bersih
5. Pakaian kerja
6. Alur produk
7. Alur penyaluran bahan
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 161
Daftar Dokumen yg Diperlukan
8. Alur karyawan
9. Aliran udara
10. Alur dan pembuangan limbah
11. Pencucian dan sterilisasi pakaian dan peralatan gelas
12. Desinfectan/fumigasi
13. Pembasmian hama
Peralatan Produksi dan Pengawasan Mutu
1. Operasi
2. Pembersihan/sterilisasi
3. Persiapan larutan pembersih
4. Sisa produk dan bahan pembersih
5. Pemeliharaan preventif
6. Kalibrasi
7. Pemantauan
8. Kalibrasi peralatan yg disertifikasi
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 162
Daftar Dokumen yg Diperlukan
Produksi
1. Dokumen Produksi Induk
2. Prosedur Pengolahan Induk
3. Catatan Pengolahan Induk
4. Prosedur Pengemasan Induk
5. Catatan Pengemasan Induk
6. In-Process-Control (pengawasan selama proses)
Pengawasan Mutu
1. Pengujian dan Pelulusan Obat Jadi
2. Pengujian dan Pelulusan Produk Antara/Ruahan
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 163
Daftar Dokumen yg Diperlukan
3. Penetapan Kadar (Metoda Analisa)
4. Contoh untuk pengujian dan pertinggal
5. Protokol kesimpulan dari Hasil Pengawasan Mutu
6. Studi Stabilitas
7. Baku Pembanding dan Pengawasannya (Pemeliharaan dan Pengujian)
8. Sertifikasi Ulang/kalibrasi ulang peralatan pengawasan mutu
9. Pembuatan pereaksi dan bahan untuk pengujian
Pemastian Mutu
1. Pengkajian catatan bets
2. Inspeksi Diri/Audit External
3. Persetujuan Protokol Validasi
4. Penarikan Kembali Obat
5. Keluhan Terhadap Obat
6. Audit Terhadap Pemasok dan atau kontraktor (jika ada)
PRINSIP DOKUMENTASI :
“ Kerjakan apa yang tertulis & tulis apa yang dikerjakan “
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 165
Bab 11.
Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Pengertian :
Validasi adalah :
- Tindakan Pembuktian Dokumentasi
- Dengan cara yg sesuai Metode
- Bahan, Proses, Prosedur, kegiatan, dll Obyek
- Dalam Produksi & Pengendalian Mutu Ruang Lingkup
- Senantiasa mencapai hasil yg diinginkan
secara terus menerus Sasaran/target
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang akan dipasang atau
akan diinstall sesuai dengan persyaratan CPOB yang berlaku (GMP
complience)
Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang akan dipasang atau
akan diinstall memperhatikan aspek-aspek keamanan dan
kemudahan operasional (HAZOPs – Hazard and Operation Studies)
Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang akan dipasang atau
akan diinstall telah dilengkapi dengan modul desain, gambar
teknis, dan spesifikasi produk secara lengkap
Khusus untuk bangunan industri farmasi, rancang
bangun/Rencana Induk Pembangunan/Perbaikan telah mendapat
persetujuan dari Badan POM
Kebutuhan Operasional
Pemahaman Pelaksana
Persyaratan CPOB
DQ
HAZOPs
R.I.P.
Gambar Teknis, Rencana Desain
Spesifikasi Produk, Studi Klasifikasi Area
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 177
Installation Qualification (IQ)
Tujuan :
Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan
yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen
pembelian, manual alat ybs dan pemasangannya dilakukan memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana
desain yang telah ditentukan (GMP complience)
Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan
pembersihan, dll)
Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan
pemantauan (monitor) sesuai dengan penggunaannya.
Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem
atau peralatan pengaman yang sesuai
Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dll telah
tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan
penggunaannya
Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia
dan terpasang dengan benar
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 178
Installation Qualification (IQ)
Spesifikasi Order
Verifikasi Order
Check-list
Sertifikat garansi
Pemasangan Fisik/
Installasi IQ
Manual instalasi, gambar teknik
Manual operasional dan perawatan
Asesoris pengaman Pemasangan ke dalam
Sarana Penunjang (utilities) sistem mutu
Daftar Kalibrasi instrumen Kalibrasi
Daftar sertifikasi
Inspeksi (kondisi alat/sistem)
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 179
Operational Qualification (OQ)
Tujuan :
Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau
peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan bekerja sesuai rencana
desain dan spesifikasi
Memastikan bahwa kapasitas mesin atau peralatan secara actual
dan operasional telah sesuai dengan rencana design yang telah
ditentukan
Memastikan bahwa parameter operasi yang berdampak
terhadap kualitas produk akhir telah bekerja sesuai dengan
rancangan design yang telah ditentukan
Memastikan bahwa langkah operasi (urutan tata cara kerja)
berdasarkan petunjuk operasional, telah sesuai dengan waktu
dan peristiwa dalam operasi secara berurutan
Kalibrasi
OQ Kebutuhan Operasional
Pembersihan/ Perawatan
Limitasi Operasional
Protap Operasional
Pelatihan Operator
Sasaran/Target :
Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunakan bekerja
sesuai dengan yang diharapkan dan spesifikasi yang telah ditetapkan
Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan Placebo
Selanjutnya dengan menggunakan produk (obat) dan pada kondisi
produksi normal
Dilakukan 3 kali secara berurutan
PQ Checks :
Kesinambungan operasi dan fungsinya
Dapat diulang kembali (repeatability)
Memastikan dalam kondisi yang sama, mutu produk dan spesifikasi
obat jadi terwujud
(PQ = Validasi Proses Produksi Perubahan alat baru)
Fasilitas
Lingkungan
SOP
Kondisi
Operasional
PQ Sarana Penunjang
Personalia Peralatan/Mesin
Batch Record
Lubricant/disintegrant:
Pengayakan kering Pengambilan sampel
- Microcel PH 101
- Talcum Pencampuran akhir
- Mg Stearate Pengambilan sampel
Pencetakan tablet
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt Pengambilan sampel
207
Langkah Produksi Bahan Alat/ Parameter Pengujian
Baku Mesin Kritis (Test Method)
1. Penimbangan - C.T.M. Timbangan - Kebersihan - Cemaran mikroba
- Corn Starch - Ketepatan timbangan - Kalibrasi
- Lactose Mesh 200
- Eurocert Tartrazine
- Microcel PH 101
- Talcum
- Mg. Stearate
2. Pencampuran - C.T.M. Super Mixer - Waktu pencampuran - Keseragaman kadar zat aktif
Awal - Corn Starch - Kecepatan pengadukan
- Lactose Mesh 200 - Kecepatan chopper
- Loading capacity
3. Granulasi - Campuran serbuk Super Mixer - Jumlah bahan pengikat - Pemerian granul
Basah tahap II - Viskositas binder - Kompressibilitas granul
- Eurocert Tartrazine - Waktu Pengadukan - Waktu hancur
- Corn Starch - Kecepatan Pengadukan - Kekerasan tablet
- Aquadem. - Kecepatan Chopper - Kerapuhan
- Suhu larutan pengikat - Dissolusi
4. Pengayakan - Granul tahap III Oscillating Granulator - Ukuran Mesh - Distribusi ukuran partikel
- Kecepatan mesin - Waktu alir
5. Pengeringan - Granul tahap IV Fluid bed Dryer - Suhu - Kadar Air
- Waktu - Rendemen
- Loading Capacity
6. Pengayakan - Granul tahap V Oscillating Granulator - Ukuran Mesh - Distribusi ukuran partikel
granul kering - Kecepatan mesin - Rendemen
7. Pencampuran - Granul tahap VI Drum Mixer - Waktu - Keseragaman kadar
Akhir - Microcel PH 101 - Kecepatan (RPM) - Ukuran partikel
- Talcum - Loading capacity - Density
- Mg Stearate - Rendemen
8. Pencetakan - Campuran Tablet Mesin Cetak - Kecepatan mesin (RPM) - Pemerian
tahap VII ZP 33/21 - Tekanan (force/tonage) - Dimensi tablet
- Kondisi punches dan dies - Keragaman bobot
- Keseragaman kadar aktif
- Kekerasan
- Kerapuhan
- Waktu hancur
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt - Dissolusi 208
- Rendemen
Intepretasi Hasil
Masing-masing parameter uji dihitung:
Rata-rata % hasil uji (Mean, x), dan
Simpangan Baku Relatif (Relatif Standard
Deviation/RSD)
Hasil pengujian antar batch diuji secara statistik dengan
menggunakan uji ANOVA atau (t- test)
Kriteria Penerimaan
Proses produksi dapat dinyatakan memenuhi
persyaratan jika seluruh parameter uji memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan pada spesifikasi
produk ybs dan secara statistik menunjukkan
konsistensi hasil pada setiap batchnya.
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 209
Validasi Proses Pengemasan
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 210
Validasi Proses Pengemasan
Tujuan :
Untuk memberikan bukti tertulis dan terdokumentasi bahwa :
Proses pengemasan yang dilakukan telah sesuai dengan
Prosedur Tetap Proses Pengemasan yang telah ditentukan
serta memberikan hasil yang sesuai dengan persyaratan
(rekonsiliasi) yang telah ditentukan secara terus menerus
(reliable and reproducible)
Operator/pelaksana yang melakukan proses pengemasan
kompeten serta mengikuti prosedur pengemasan dan
peralatan pengemasan yang telah ditentukan
Proses pengemasan yang dilakukan, tidak terjadi peristiwa
mix – up (campur baur) antar product maupun antar batch
Mengapa harus dilakukan validasi pengemasan ??
Sebagian besar kesalahan ada di bagian proses pengemasan
Kesalahan di bagian pengemasan, sangat sulit dideteksi
Ada anggapan bahwa proses pengemasan BUKAN proses yang
penting, sehingga pengawasan sering diabaikan
Kriteria Penerimaan
Proses pengemasan dapat dinyatakan memenuhi
persyaratan jika seluruh parameter uji memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan pada spesifikasi
produk ybs dan secara statistik menunjukkan
konsistensi hasil pada setiap batchnya.
Acceptance Kriteria :
• Kriteria Dosis cemaran bahan aktif tidak lebih dari 0,001 x dosis harian
maksimal perhari dari produk selanjutnya
• Kriteria ppm Produk berikutnya mengandung tidak lebih dari 10 ppm
cemaran produk sebelumnya
• Bersih secara visual pada alat yang telah dibersihkan, tidak terlihat
secara visual adanya sisa produk sebelumnya
0,5 µ m 5 µm 0,5 µ m 5 µm
Class 5 (UDF) I A 3,500 30 3,500 30
Class 5 (Turb) I B 3,500 30 35,000 300
Class 6 35,000 300 350,000 3,000
Class 7 II C 350,000 3,000 3,500,000 30,000
Class 8 III D 3,500,000 30,000 35,000,000 300,000
Class 9 IV 35,000,000 300,000 Not Defined Not Defined
ganti pakaian dari kelas III ke larutan bila ada resiko diluar
kelas II dan sebaliknya kebiasaan
Ruang pembilasan akhir dan Sterilisasi akhir :
10.000 Zona C
KELAS II ruang sterilisasi, bila ada > Pembuatan larutan bila ada
"putih" Pembuatan dan pengisian resiko diluar kebiasaan
salep mata > Pengisian produk
Aseptik : Pembuatan latutan
yang akan disaring
Pembuatan sediaan steril Sterilisasi akhir : Pembuatan
yang disteril akhir dalam larutan dan penyaiapan
KELAS III wadah akhir komponen sebelum proses
100.000 ”kelabu” Ruang penyangga / ruang Zona D pengisian
Salah !
Pakaian Kerja
Pakaian steril Kelas A/B
- Penutup kepala menutup seluruh rambut - dan jika relevan
– janggut dan kumis.
- Penutup kepala diselipkan ke dalam leher baju.
- Model terusan maupun celana baju yang dapat disatukan
- Penutup muka mencegah penyebaran percikan.
dengan bagian leher, yang diikat di pergelangan tangan dan
- Model terusan atau model celana-baju, yang bagian
pergelangan kaki
pergelangan tangannya dapat diikat, memiliki leher tinggi
- Penutup kepala menutup seluruh rambut dan janggut dan
- Sarung tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk
diselipkan kedalam leher baju.
dan penutup kaki steril atau didisinfeksi.
- Penutup kaki menyelubungi seluruh kaki dan bagian ujung
- Ujung celana diselipkan ke dalam penutup kaki dan ujung
celana diselipkan kedalam penutup kaku
lengan baju diselipkan ke dalam sarung tangan.
- Sarung tangan plastik atau karet bebas serbuk
- Pakaian pelindung tidak melepaskan serat atau bahan
- Ujung lengan baju diselipkan ke dalam sarung tangan
partikulat dan mampu menahan partikel yang dilepaskan
- Penutup muka tidak melepaskan serat, dapat mencegah
dari tubuh.
cemaran yang berasal dari wajah dan enak dipakai
Kelas C
- Rambut - dan jika relevan - janggut dan kumis hendaklah
ditutup.
- Pakaian model terusan atau model celana-baju, yang bagian
pergelangan tangannya dapat diikat, memiliki leher tinggi
- sepatu atau penutup sepatu yang sesuai.
- Pakaian kerja ini melepaskan serat atau bahan partikulat.
Kelas D
- Rambut - dan jika relevan – janggut hendaklah ditutup.
- Pakaian pelindung reguler, sepatu yang sesuai atau penutup
sepatu.
- Tindakan pencegahan yang sesuai untuk menghindarkan
kontaminasi
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 233
yang berasal dari bagian luar area bersih.
CPOB 2001 CPOB 2006 Aneks 1
Bangunan Bangunan dan Fasilitas
6.8.10.9 Bak cuci di daereh stril 42. Bak cuci dan drainase hendaklah
hendaklah ditiadakan dilarang di area kelas C, B dan A
6.8.10.2 Aliran udara yang disaring 44. Tahap terakhir ruang ganti pada
mewujudkan perbedaan tekanan positif
keadaan operasional sama dengan ruang
relatif terhadap sekitarnya
berikut.
46. Pasokan udara yang disaring dapat
menjaga perbedaan tekanan positif dan
aliran udara ke area sekitarnya yang
berkelas lebih rendah pada kondisi
operasional. Perbedaan tekanan dengan
ruang kelas kebersihan berbeda 10 – 15
pascal
52 Membatasi akses yang tidak
diperlukan ke area zona A dengan
memasang barier fisik
• Quality Image
• Company Image
• Quality of HRD
•R&D Intangible Assets Tangible Assets
• Brand Equity
• Company Reputation
70 % 30 %
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 261
Profil Industri Farmasi Indonesia
Market Size
+ Rp. 20 Trilyun + 0,44 % GLOBAL MARKET
Market Share :
Growth 13,5 % Top 20 (10 %) 54 % SOM
2005 : 23,598 T (+13,7 %) Top 60 (29 %) 84 % SOM
2006 : 26,0 T (+ 10,17 %) Rest 145 (70 %) 16 % SOM
2007 : 28,0 T (+ 7,69 %)
2008 : 30,0 T (+ 7,14 %)
PHARM. INDUSTRY PATTERN :
• > 16.000 Products (>60% branded generic)
• FRAGMENTED
only 12 % Generics (in value) • Unhealthy against free market
• 205 Manufacturer/33 MNC
• 1600 wholesaler
Sumber : IIMS, 2005-2009
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 262
Profile Industri Farmasi Indonesia
Formulation
Biological
Active Ingredient
Quasi Drugs
200
Jawa, 189 IF
93%
Antibiotik Non
Betalaktam
AB Betalaktam
(penisillin)
64 AB Betalaktam
(sefalosporin)
Hormon
Steril
137
Kategori B
22%
Kategori D
Kategori C 16% Kategori A
36% 29%
Kategori C
26%
Sumber : Badan POM 2004 & 2008
Kategori B
Keterangan
29% :
•Kategori A : Hardware & Software memadai serta dilaksanakan secara konsisten
•Kategori B : Salah satu diantara Hardware/software memerlukan perbaikan minor
•Kategori C : Hardware dan software perlu perbaikan
•Kategori D : Hardware dan software perlu perbaikan signifikan
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 270
Permasalahan Industri Farmasi Indonesia
1. Pemberdayaan idle capacity industri farmasi belum
menemukan solusi yg tepat (termasuk alternatif melalui toll
manufacturing maupun konsep production house). Kerjasama
yang erat antar industri farmasi masih sulit terjalin dalam
menemukan strategi untuk menghadapi invasi pasar
2. Ketergantungan bahan baku impor (95%) belum diimbangi
dengan upaya pengembangan bahan baku lokal, selain
memerlukan biaya investasi yang tinggi, daya dukung
peralatan masih belum memadai
3. Antisipasi penerapan aturan internasional terhadap
standarisasi industri farmasi terutama menyangkut c-GMP,
harmonisasi registrasi dan belum adanya koordinasi yang
baik antara industri farmasi dengan pemerintah (Badan POM)
4. Kondisi (kemampuan) industri farmasi sendiri yang tidak
merata. Sebagian sudah ada yang siap menghadapi pasar
bebas, sebagian besar yang lain masih belum bisa memnuhi
persyaratan, baik dari segi Hardware, Software maupun
Brainware
Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt 271
Isu-isu Strategis di Industri Farmasi
Persaingan semakin sulit dan keras, terutama obat generik
Product Life Cycle untuk produk baru semakin pendek
Memenuhi persyaratan cGMP : comprehension, compliance,
global regulatory perspective
Customers are more demanding : harga, quality, availability
Multinational Distributors (Chain Distributors) masuk ke
Indonesia
Kemungkinan MNC untuk melakukan mega merger
Bahan baku obat import masih menjadi kendala
Semakin mahalnya biaya operasional pabrik.
Diperlukan/kebutuhan qualified and competence Pharmacists
Pharmacist yg SIAP KERJA bukan SIAP LATIH
“Technical” competency
Current Pharmaceutical Technology and GMP
Regulatory Affair – Law & Ethics in Pharmacy
Registration of drug preparation
Identification and Screening of NCE
Preclinical and Clinical Research
Biotechnology