a. Kondisi Geografi
dan Laut Cina Selatan di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan laut
rata 1.009,9 MBS. Jarak yang paling jauh dari desa ke Kecamatan Riau Silip
1. RIAU 1
2. SILIP 4
3. PUGUL 7
4. MAPUR 20
5. CIT 15
6. DENIANG 26
7. PANGKAL NIUR 22
8. BANYUASIN 20
9. BERBURA 16
b.Kondisi Demografi
tabel 5.3
Luas wilayah, Jumlah desa/kelurahan, Jumlah penduduk dan kepadatan
Penduduk menurut Kecamatan Riau Silip Tahun 2015
NO DESA LUAS
(km2)
Pada tahun 2015 ada 9 desa dan 24 dusun di seluruh Kecamatan Riau Silip.
Penduduk Kecamatan Riau Silip pada tahun 2013 berjumlah 25.724 jiwa. Desa yang
paling banyak penduduknya adalah Cit dengan jumlah penduduk 4.824 jiwa
sedangkan yang paling sedikit adalah desa Berbura dengan Banyuasin dengan jumlah
penduduk yang paling besar menurut golongan umur terdapat pada usia
Puskemas ini dibangun sejak tahun 1987. Saat ini dipimpin oleh Usman,
SKM. Sumber listrik Puskesmas berasal dari PLN. Sumber air bersih berupa
sumur.
Senin sampai Sabtu dimulai pukul 08.00–14.00 WIB, kecuali pada hari Jumat
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Riau Silip ada
Tenaga kader kesehatan berjumlah 110 orang. Dukun bayi terlatih berjumlah
lingkungannya.
pelayanan kesehatan.
A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
alat kontrasepsi implant. Hasil dari tiap variabel ini akan disajikan dalam
b. Pengetahuan
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Akseptor Implant Berdasarkan Pengetahuan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
c. Pendidikan
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Akseptor Implant Berdasarkan Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
d. Dukungan Suami
mendukung.
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Alat Kontrasepsi Berdasarkan Dukungan
Suami Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
e. Pendapatan
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Akseptor Implant Berdasarkan Pendapatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
pendapatan tinggi.
f. Sosial Budaya
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Alat Kontrasepsi Berdasarkan Sosial Budaya
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
tidak percaya.
1. Analisa Bivariat
benar < 75%) dan tinggi (jika responden dapat menjawab pertanyaan dengan
benar ≥ 75%) yang di uji dengan menggunakan uji Chi Square dan OR (95%
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,049 < α (0,05)
rendah diperoleh nilai OR = 2,280 (95% CI: 1,072 – 4,850). Artinya Ibu
dengan pengetahuan tinggi lebih besar beresiko 2.280 kali menggunakan alat
kategori yaitu tinggi (minimal SMA) dan rendah (maksimal SMP) yang di
uji dengan menggunakan uji Chi Square dan OR (95% CI) dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 5.12
Hubungan Antara Pendidikan Dengan Alat Kontrasepsi Implant
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
OR
Alat Kontrasepsi Implant Nilai (95% CI)
Pendidikan P
Kasus Kontrol
Value
n % n %
Tinggi 23 54,8 29 34,5 2,296
0,047 (1,078-4,889)
Rendah 19 45,2 55 65,5
Jumlah 42 100 84 100
Kontrasepsi Implant Ibu yang pendidikan tinggi pada kasus sebesar (54,8%)
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,047 < α (0,05)
pendidikan rendah lebi besar berisiko 2.296 kali lebih besar untuk tidak
dengan menggunakan uji Chi Square dan OR (95% CI) dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 5.13
Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Alat Kontrasepsi
Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
(73,8%).
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,001 < α (0,05)
tidak mendukung nilai OR = 3,758 (95% CI: 1,721 – 8,206). Artinya Ibu
dengan yang mendapat dukungan suami lebih beresiko 3.758 kali untuk
yang di uji dengan menggunakan uji Chi Square dan POR (95% CI) dapat
Tabel 5.14
Hubungan Antara Pendapatan Dengan Alat Kontrasepsi Implant
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
keluarga yang tinggi pada kelompok kasus sebesar (35,7%) lebih besar
yang pendapatan rendah pada kelompok kasus sebesar 64,3%) lebih kecil
kategori yaitu percaya dan tidak percaya yang di uji dengan menggunakan
uji Chi Square dan OR (95% CI) dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5.15
Hubungan Antara Sosial Budaya Dengan Alat Kontrasepsi Implant
Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip Tahun 2016
Sedangkan Ibu dengan kelompok kasus sosial budaya yang tidak percaya
(57,1%).
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,038 < α (0,05)
Analisa hubungan kasus kontrol sosial budaya yang percaya dan tidak
percaya nilai OR = 2,400 (95% CI: 1,117 – 5,157). Artinya Ibu yang
mendapat kepercayaan tinggi lebih beresiko 2,4 kali dapat menggunakan alat
percaya.
B. Pembahasan
1. Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian ini disadari masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan akan
pengolahan alisis data. Keterbatasan lain yang mungkin terjadi adalah bias
didapatkan tidak valid. Dalam penelitian ini bias informasi terjadi pada:
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,049 < α (0,05)
lanjut untuk melihat besarnya resiko, diperoleh nilai OR = 2,280 (95% CI:
1,072 – 4,850) artinya Ibu dengan pengetahuan tinggi lebih beresiko 2.280 kali
berpengetahuan rendah.
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dan ini setelah orang
kontrasepsi apa yang sesuai dengan umurnya, yang cocok untuk kondisi
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,047 < α (0,05)
pendidikan ibu dengan alat kontrasepsi implant. Analisa lebih lanjut untuk
melihat besarnya resiko, diperoleh nilai OR = 2,296 (95% CI: 1,078 – 4,889)
yang artinya ibu dengan pendidikan rendah lebih besar 2.296 kali menggunakan
mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa
dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia
hidup.
pola hidup terutama dalam motivasi untuk siap berperan serta dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erfandi
tersebut maka tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan ibu bisa
tinggi. Hal ini bisa saja karena ibu yang berpendidikan tinggi dapat memegang
implant.
didapatkan melalui lingkungan pendidikan formal saja, akan tetapi bisa saja
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,001 < α (0,05)
nilai OR = 3,758 (95% CI: 1,721 – 8,206). Artinya Ibu yang mendapat
dukungan suami lebih beresiko 3.758 kali untuk menggunakan alat kontrasepsi
Dukungan suami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran serta
suami. Ikatan suami istri yang kuat sangat membantu ketika keluarga
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Hartanto (2012), bahwa ada
tidak dapat digunakan istri tanpa dukungan suami dan saling percaya. Keadaan
ideal bahwa pasangan suami istri harus bersama memilih metode kontrasepsi
dari alat kontrasepsi implant sangat dirasakan PUS, dimana alat kontrasepsi
tahun). Sehingga tidak perlu lagi mengingat – ingat, tidak perlu takut untuk
hamil, tidak ada efek samping hormonl dan dapat digunakan sampai
menoupose.
Dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0,369 > α (0,05)
menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara
Andhyani (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
2012)
pendapatan tinggi jika Rp. 1.906.000,- perbulan dan rendah Rp. 1.906.000,-
perbulan.
menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan yang bermakna antara sosial
budaya dengan penggunaan alat kontrasepsi implant. Analisa hubungan kasus
kontrol sosial budaya percaya dan tidak percaya diperoleh nilai OR = 2,400
(95% CI: 1,117 – 5,157). Artinya mereka dengan sosial budaya keluarga yang
aspek budaya dari pemakaian alat kontrasepsi berperan kuat terhadap perilaku
tingkah laku masyarakat menerima budaya itu berdasarkan keyakinan dan tanpa
A. Kesimpulan
Alat Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Riau Silip tahun 2016.
B. Saran
tentang KB implant, juga masyarakat dapat tertarik dan antusias untuk hadir
terutama dalam hal referensi untuk penelitian, serta dapat digunakan sebagai
Diharapkan peneliti yang lain dapat meneliti variabel - variabel lain yang
belum diteliti seperti faktor tradisi dan faktor - faktor yang lainnya.