3 - Koreksi BAB II
3 - Koreksi BAB II
3 - Koreksi BAB II
KAJIAN PUSTAKA
defenisi tersebut semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan
dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. Pemanfaatan TIK juga dalam hal
mencari bahan belajar dari sumber-sumber yang asli dan diakui. Dari penjelasan
tersebut dapat dimaknai bahwa TIK merupakan media yang berupa teknologi seperti
komputer beserta jaringanya yang dapat digunakan untuk proses pengolahan dan
interaktif, yaitu:
menghitung dalam kegiatan administrasi saja, tetapi sekarang aplikasi komputer tidak
lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word
processor) tetapi juga sangat memungkinkan sebagai sarana belajar untuk keperluan
bahkan pemakai komputer atau user juga dimungkinkan untuk dapat melakukan
interaksi langsung dengan sumber informasi baik secara online maupun offline.
medium komputer. Pemanfaatan ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
pemakainya.
dukung juga dengan fasilitas penunjang lain yang saat ini berkembang yaitu internet.
pengaruh dalam dunia pendidikan. Secara tidak langsung internet mendorong dunia
internet dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan media pembelajaran bagi para
a) Menjadi alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
belajar mengajar.
Salah satu cabang ilmu sains adalah ilmu kimia yang memanfaatkan TIK,
tidak akan bekerja dengan zat-zat kimia di laboratorium yang beberapa di antaranya
berbahaya bagi tubuh apabila terpapar dalam waktu yang lama dan dengan
konsentrasi paparan yang tinggi. Seorang peneliti kimia komputasi akan berkutat
membentuk suatu cabang ilmu yang dinamai bioinformatika. Cabang ilmu kimia ini
adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan
biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta
informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis
prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder
Menurut Onwu dan Ngamo (2005), penerapan TIK dalam kimia meliputi beberapa
hal yaitu:
penggunaan animasi yang menarik, dan aspek pengelolaan pelayanan TIK. Riset yang
dilakukan Schmid et al (2009), mereka menentukan format yang paling efektif dalam
pembelajaran kimia. Studi yang dilakukan ini menunjukkan bahwa siswa memiliki
berbagai pilihan belajar serta lebih tertantang dengan adanya animasi dan versi
interaktif menggunakan modul pembelajaran kimia online yang telah dirancang oleh
penyediaan akses terhadap berbagai sumber belajar secara luas. Banyak sumber
bahan belajar yang sangat cocok diambil dari internet, meskipun dari sekolah juga
pembelajaran dengan menarik, menyampaikan konsep laju reaksi secara lebih konkrit
fasilititas belajar virtual adalah sebagai sarana untuk memperkaya pemahaman siswa.
tari dan animasi komputer untuk membuat pelajaran kimia menjadi mudah diterima.
sebelumnya.
B. Kompetensi Guru
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang
disandangnya. Dalam hal ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi
Guru. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang pada abad
ini, terutama bidang teknologi informasi yang serba canggih membuat dunia ini
semakin sempit. Beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses dengan
mudah. Komunikasi antar personal dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era
sebelumnya. Guru menghadapi siswa yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang
lebih kompleks. Standar proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan
berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing
dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kompetensi guru
1. Kompetensi Pedagogik
kompetensi inti pedagogik meliputi: (a) menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (b) menguasai teori
dimiliki; (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
(h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (i)
Guru perlu memahami kompetensi pedagogik di era yang serba online dan
digital ini, pendidikan haruslah segera bertransformasi atau berubah ke arah yang
lebih maju agar tidak tertinggal dengan negara lain. Pendidikan memegang peranan
yang sangat penting dalam suatu negara. Semakin tertinggal pendidikan suatu negara
dalam proses pembelajaran. Artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu
maksimal.
2. kompetensi kepribadian.
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak mulia (Syah, 2008). Kompetensi inti kepribadian meliputi
(a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e)
3. Kompetensi Sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari
manusia lain. Manusia tak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Kompetensi sosial
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar (Djamarah, 2002).
dan tenaga kependidikan, misalnya sangat penting untuk berbagi pengalaman tentang
belajar mengajar dan berkaitan dengan tugas-tugas administratif sekolah. Guru juga
harus mampu berkomunikasi dengan siswa agar mampu menerapkan langkah dan
metode apa yang cocok dalam masing-masing kelas karena karakter dan bakat setiap
kelas berbeda-beda. Berkomunikasi dengan orang tua dan masyarakat juga sangat
penting karena orang tua merupakan orang terdekat siswa yang sangat berperan
4. Kompetensi Professional
penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi
Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
profesional pedagogik ini seperti : (a) kegiatan seminar, penataran guru, workshop,
dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru; (b) forum
guru (MGMP), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal
ini dinas pendidikan; (c) IHT (In House Training) adalah pelatihan yang dilaksanakan
dan karir guru dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi kepada guru lain
lanjut/studi lanjut program magister merupakan cara yang dapat ditempuh oleh para
ini guru mendapatkan modul dan latihan yang dapat diakses melalui intermet, serta
dibimbing oleh mentor; (f) Kursus singkat di LPTK atau lembaga pendididkan
Berikut ini adalah lima karakteristik guru era milenial yang efektif: 1)
teman sejawat, 4) mampu mengajar dan menilai semua tingkat pelajar, 5) mampu
milenial harus dapat mengimbangi perubahan teknologi yang berjalan dengan cepat.
Fokus guru membekali siswa untuk masa akan datang, bukan hanya saat ini saja.
siswa atas penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa
(Pratiwi, S. 2005). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olah Djamarah
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain:
Faktor jasmaniah terdiri dari: 1) Faktor kesehatan: Agar siswa dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
makan, ibadah, olahraga, dan rekreasi. 2) Cacat tubuh: Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat
b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam diri merupakan hal yang utama
untuk menentukan intensitas belajar seorang siswa. Oleh Karena itu, intelegensi,
minat, bakat, motivasi adalah faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan
hasil belajar anak didik (Djamarah, 2002). Faktor psikologis dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Intelegensi
Kecerdasan atau intelegensi diakui ikut menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ tinggi) umumnya mudah
belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya siswa yang intelegensinya
rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga
2) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
efektifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut semakin dekat pula minat (Slameto, 1995). Dalam konteks
itulah diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
3) Bakat
tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan atau
4) Motivasi
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi tiga faktor sosial yaitu faktor lingkungan keluarga,
a. Faktor keluarga
Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam
terhadap prestasi akademik siswa. Dengan adanya perhatian dari orang tua terhadap
b. Faktor sekolah
1. Kurikulum
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.
Seorang guru terpaksa menjejalkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik
dalam waktu yang tersisa sedikit karena ingin mencapai target kurikulum, hal ini akan
2. Strategi pembelajaran
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
disusun tersebut diperlukan upaya atau cara yang digunakan untuk melaksanakan
mutlak diperlukan didalamnya. Jika hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jangankan ketiadaan guru,
merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak didik.
4. Sarana pembelajaran
belajar. Termasuk ketersediaan sarana itu meliputi sarana ruang kelas dan penataan
tempat duduk siswa, media dan sumber belajar. Misalnya ruang kelas yang terlalu
sempit akan mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Begitu juga dengan
penataan ruang kelas, kelas yang tidak ditata dengan rapi tanpa ada gambar dan
ventilasi yang memadai akan membuat siswa cepat lelah, bosan dan tidak bergairah
dalam belajar.
c. Faktor Masyarakat
siswa (Purwanto, N. 2007). Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak
terpelajar, penjudi, suka mencuri dan memiliki kebiasaan yang tidak baik akan
3. Lingkungan sekitar
sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu. Slameto (2003), mengatakan minat adalah suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong
belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang
hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat
dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan seluruh perhatian dan
konsentrasinya terhadap pelajaran itu dan minat merupakan salah satu faktor yang
dorongan akan pengerjaan dan hasil yang lebih baik akan lebih terlihat jika siswa
Demikian pula dalam hal belajar, siswa akan terpacu minatnya untuk giat belajar
ketika measa nyaman dan mempunyai minat yang tiggi terhadap suatu pelajaran. Dari
sini akan timbul satu dorongan yang menyebabkan ia akan lebih giat belajar guna
mendapakan hasl belajar yang baik terhadap mata pelajaran tersebut (Purwanto, N.
2007).
Minat ini biasanya dipengaruhi dorongan dari dalam diri siswa berupa
kesadaran bahwa dia akan lebih menikmati atau lebih bisa dengan salah satu
pelajaran. Kecenderugan faktor dari dalam ini berupa kemampuan atau lebih kepada
bakat yang ia bawa sejak lahir. Jika bakat tersebut sudah terlihat, maka dengan
polesan pendidikan yang baik maka akan menghasilkan seorang yang unggul,
profesional. Sedangkan dari faktor luar dapat berupa lecutan minat dan lingkungan
yang menyebabkan dirinya juga merasa nyaman terhadap satu pelajaran. Lecutan
minat tersebut dapat berupa guru yang mengajar menarik perhatiannya, misalnya
mengajarnya enak dan cepat ditangkap oleh siswa tersebut sehingga tumbuh
minatnya untuk lebih giat belajar dalam pelajaran tersebut (Djaali, 2008).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, minat adalah suatu sikap batin dalam
diri seseorang yang berkaitan dengan perhatian, kesukaan dan perasaan senang
terhadap sesuatu. Minat didasarkan atas kesukaan individu atas apa yang
diinginkannya. Minat berasal dari dalam diri siswa dan akan sangat berpengaruh
dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan (Ahmadi, 2009). Minat
tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan
mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Faktor
yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu.
belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu,
bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 1995). Minat
belajar merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi.
Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari
sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya
menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek
berikut: a. minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental; b. minat
terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya. Dari pendapat
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu secara terus
pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar
a) Perasaan senang
Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka
tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar. Contohnya yaitu senang mengikuti
tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh:
aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
c) Ketertarikan
Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu benda,
orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda
dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada
dari kehidupan manusia. Kemampuan berpikir logis setiap individu berbeda antara
satu dengan lainnya sehingga perlu dipupuk sejak dini. Berpikir terjadi dalam setiap
masalah, membuat keputusan serta mencari alasan. Berpikir logis adalah sebuah
Yildirim dan Sukran (2011), menyatakan berpikir logis adalah alat belajar
dan mengajar yang sangat penting. Berfikir logis merupakan keterampilan yang harus
diperoleh untuk memenuhi harapan masyarakat saat ini seperti pemikiran cepat,
adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan
apa yang mesti dipercaya dan dilakukan. Berpikir logis dapat dicapai dengan lebih
mudah apabila seseorang itu mempunyai kemampuan yang dapat dianggap sebagai
sifat dan karakteristik pemikir yang logis. Sesorang yang mampu berpikir logis
sekolah yang kondusif bagi siswa untuk berpikir baik melalui kurikulum,
dalam membuat siswanya berpikir kritis. Dengan kata lain berpikir kritis sengaja
mencakup tiga hal, yaitu fungsi otak, metakognisi, dan kognisi epistemic, seperti
mempelajari proses kreatif, hasil karya. Berpikir logis dapat muncul kapanpun
umum. Seseorang perlu berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa
yang perlu diketahui alasannya. Proses itu melalui usaha dan reflekif seperti
a. Watak (dispositions)
skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat
Kriteria berpikir logis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk
sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran,
namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru,
c. Argumen (argument)
Namun, secara umum argumen dapat diartikan sebagai alasan yang dapat dipakai
menyusun argumen.
atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang digunakan untuk
menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang
berpikir dengan logis akan memandang atau menafsirkan sebuah fenomena dari
tertentu secara lebih mendalam persis ketika siswa tersebut memiliki sikap untuk
tidak percaya begitu saja pada apa yang diberikan oleh guru. Berpikir logis itu sangat
dari aktivitas logis siswa meliputi: a) mencari pernyataan yang jelasn dari pertanyaan;
kondisi secara keseluruhan; f) berusaha tetap relevan dengan ide utama; g) mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar; h) mencari alternatif; i) bersikap dan berpikir
terbuka; j) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu;
Asumsi ialah dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan berpikir
penyesatan pemikiran dan terjebak dalam prasangka. Berpikir logis menuntut kita
menyaring dan memanfaatkan informasi yang jelas dari setiap pernyataan, sehingga
perkiraan- perkiraan.
Pada indikator ini akan terlihat bagaimana menyikapi setiap pernyataan yang
diberikan orang lain dan membuktikan apakah pernyataan tersebut benar sesuai
menyelesaikan masalah.