Oleh :
karenaataslimpahanrahmatdankaruniaNyamakapenulisdapatmenyelesaikanPraktek
KerjaProfesiApoteker di Rumkital
MarinirCilandaksertamenyusunlaporaninitepatpadawaktunya.
Penulisanlaporaninidilakukandalamrangkamemenuhisalahsatusyaratuntukmencap
Kegiatan PKPA dapat terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi profesi apoteker yang telah
lapangan ini.
5. Orang tua, keluarga, dan sahabat yang selalu memberi dukungan dan
iii
6. Rekan-rekan Program Profesi Apoteker ISTN Angkatan 35 atas dukungan
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, kami menerima segala kritik dan
saran untuk kebaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA ENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I ...PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN UMUM ......................................................................... 3
v
2.3 Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit ........................ 13
3.2 Tujuan, Visi, Misi dan Moto Rumkital Marinir Cilandak ........ 41
vi
3.6.5 Tim Farmasi dan Terapi (TFT)........................................ 44
BAB IV PEMBAHASAAN
4.1 Tim Farmasi dan Terapi Rumah Sakit Marinir cilandak ........... 59
LAMPIRAN .................................................................................................... 69
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Rumah Sakit(3)
2.1.1 Definisi Rumah Sakit(3)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
3
4
2. Pelaksanaan Akreditasi
Pelaksanaan Akreditasi dilakukan oleh lembaga
independenpenyelenggara Akreditasi, pelaksanaan meliputi kegiatan:
a) Survei Akreditasi, merupakan penilaian untuk
mengukurpencapaian dan cara penerapan Standar Akreditasi.
Survei Akreditasi sebagaimana dilakukan oleh surveior dari
lembaga independenpenyelenggara Akreditasi sesuai dengan
StandarAkreditasinya.
b) Penetapan status Akreditasi dilakukan oleh lembagaindependen
penyelenggara Akreditasi berdasarkanrekomendasi Akreditasi dari
surveior.
10
3. Pasca Akreditasi.
Kegiatan pascaakreditasi dilakukan dalam bentuk
surveiverifikasi.Survei verifikasi bertujuan untuk mempertahankan
dan/atau meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuaidengan
rekomendasi dari surveior.Survei verifikasi hanya dilakukan oleh
lembaga independenpenyelenggara Akreditasi yang telah
melakukanpenetapan status Akreditasi terhadap Rumah Sakit.
dan terapi, Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang telah ditetapkan, Pola penyakit, Efektifitas dan
keamanan, Pengobatan berbasis bukti, Mutu, Harga, danKetersediaan di
pasaran.
Formularium Rumah Sakit disusun mengacu kepada Formularium
Nasional.Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang
disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang
ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit.
Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis
Resep, pemberi obat, dan penyedia obat di Rumah Sakit.Evaluasi
terhadap Formularium Rumah Sakit harus secara rutin dan dilakukan
revisi sesuai kebijakan dan kebutuhan Rumah Sakit.
Penyusunan dan revisi Formularium Rumah Sakit dikembangkan
berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi dari penggunaan obat
agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit yang selalu mutakhir dan
dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
Tahapan proses penyusunan Formularium Rumah Sakit:
a. Membuat rekapitulasi usulan obat dari masing-masing Staf Medik
Fungsional (SMF) berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan
medik.
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
dengan harga yang terjangkau.
2) Persyaratan pemasok.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi.
2. Mengidentifikasi Risiko.
Beberapa risiko yang berpotensi terjadi dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai antara lain:
a. Ketidaktepatan perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai selama
periode tertentu.
b. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai tidak melalui jalur resmi.
c. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang belum/tidak teregistrasi.
d. Keterlambatan pemenuhan kebutuhan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
e. Kesalahan pemesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai seperti spesifikasi (merek,
dosis, bentuk sediaan) dan kuantitas.
f. Ketidaktepatan pengalokasian dana yang berdampak
terhadap pemenuhan/ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
g. Ketidaktepatan penyimpanan yang berpotensi terjadinya
kerusakan dan kesalahan dalam pemberian.
h. Kehilangan fisik yang tidak mampu telusur.
i. Pemberian label yang tidak jelas atau tidak lengkapan.
j. Kesalahan dalam pendistribusian.
3) Menganalisa Risiko
Analisa risiko dapat dilakukan kualitatif, semi kuantitatif,
dan kuantitatif.Pendekatan kualitatif dilakukan dengan
memberikan deskripsi dari risiko yang terjadi.Pendekatan
26
pada saat masuk rumah sakit tidak ada gejala/tanda atau tidak dalam masa
inkubasi.
Menurut pedoman instalasi pusat sterilisai (central sterile supply
departmenti) di rumah sakit 2009 CSSD (Centralized Sterile Supply
Department) atau Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non
struktural yang berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai
standar atau pedoman danmemenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit.
Instalasi Pusat Sterilisasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai
kebutuhan rumah sakit.
Instalasi Pusat Sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan
terhadap semua kebutuhan rumah sakit seperti alat kesehatan, alat
kedokteran, alatoperasi dan lain-lain agar bebas dari semua mikroorganisme
(termasuk endospora) secara tepat dan cepat.Adapun fungsi utama dari
CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan
perawatan pasien di rumah sakit.Fungsi CSSD secara lebih rinci adalah
menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta
mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk
kepentingan perawatan pasien.
Tujuan Pusat Sterilisasi adalah:
1. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisisteril,
untuk mencegah terjadinya infeksi.
2. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta
menanggulangi infeksi nosokomial.
3. Efisiensi tenaga medis I paramedis untuk kegiatan yang berorientasi
pada pelayanan terhadap pasien.
4. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk
yang dihasilkan.
Tanggung jawab CSSD bervariasi tergantung dari besar kecilnya
rumahsakit, struktur organisasi dan proses sterilisasi. Tugas utama CSSD:
1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien.
2. Melakukan proses sterilisasi alat/bahan.
34
4. Lnspeksidanpengemasan:setiapalatbongkarpasangharusdiperiksakelengk
apannya,sementarauntuk
bahanlinenharusdiperhatikandensitasmaksimumnya.
5. Memberilabel:setiapkemasanharusmempunyailabelyangmenjelaskan
isidarikemasan,carasterilisasi,tanggalsterilisasidankadaluarsaprosesste
rilisasi.
6. Pembuatan:membuatdanmempersiapkankapassertakasabalut,yangkemu
dianakandisterilkan.
35
7. Sterilisasi:sebaiknyadiberikantanggungjawabkepadastafyangterlatih.
8. Penyimpanan:harusdiatursecarabaikdenganmemperhatikankondisipenyi
mpananyangbaik.
9. Distribusi:dapatdilakukanberbagaisistimdistribusisesuaidenganrumahsak
itmasing-masing.
InstalasipusatsterilisasidipimpinolehseorangKepalalnstalasi(dalamjabat
anfungsional)danbertanggungjawab
langsungkepadaWakilDirekturPenunjangMedik.Untukrumahsakitswasta,stru
kturorganisasidapatmengacupadastrukturorganisasipemerintah.Pemangkuja
batandalamstrukturorganisasiinibukanmerupakanjabatanstruktural.Hal-
halyangperludilaksanakanagarinstalasipusatsterilisasidapatberjalansebagaim
anamestinyaadalahperlunyapembagianpekerjaandalamjabatanfungsional.Bes
arkecilnyainstalasidiletapkanberdasarkanbebankerjayangselanjutnyadijabark
andalamjenis/kegiatanpekerjaandanvolumepekerjaan.
Pada hakekatnya profesionalisme I keahlian adalah serangkaian
jabatan yang tersusun secara hirarki, oleh sebab itu Kepala lnslalasi Pusat
Sterilisasi adalah seorang yang profesional dalam bidangnya.
Untuk dapat memberikanpelayanan sterilisasi yang baik dan
memenuhi kebutuhan barang steril di rumahsakit, Kepala lnstalasi
Pusat Sterilisasi dibantu oleh sekurang-kurangnya :
1. Penanggungjawabadministrasi
2. SublnstalasiDekontaminasi,SterilisasidanProduksi
3. Sub lnstalasi Pengawasan Mutu, Pemeliharaan Sarana
&Peralatan,K3dan Diklat
4. SublnstalasiDistribusi
Pengembanganorganisasidapatdisesuaikandengankebutuhandanbeban
kerjamasing-masingrumahsakit.
Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan
ruangan pemakai alat atau bahan steril terbesar di rumah sakit. Hal ini
dilakukan dengantujuan agar resiko terjadinya kontaminasi silang serta
mengurangi lalu lintastransportasi alat steril sehingga efisiensi kerja dan
pengendalian infeksi dapatmeningkat. Untuk rumah sakit yang berukuran
36
a. Limbah Cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
Kualitas limbah (eluen) rumah sakit yang akan dibuang ke
badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu
efluen sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep-
58/MENLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat.
b. Limbah Gas
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat
sitotoksik. Standar gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah
medis pada dengan insinerator mengacu pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. Kep-13/MenLH/3/1995 tentang Baku Mutu
Emisi Tidak Bergerak.
39
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
39
40
3.2.1 Tujuan
Tujuan Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak adalah sebagai
berikut:
1. Tercapainya derajat kesehatan bagi personil militer TNI AL
khususnya Marinir agar selalu siap operasional.
2. Terpeliharanya kesiapan Rumkital Marinir Cilandak agar selalu siap
dalam memberikan dukungan kesehatan pada operasi Korps Marinir.
3. Terlaksananya pelayanan kesehatan secara profesional bagi anggota
dan keluarganya serta masyarakat umum tanpa memandang agama,
golongan, kedudukan dan pangkat.
3.2.4 Motto
Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak memiliki motto
“Keselamatan pasien prioritas kami”
3.3 Tugas Pokok Rumkital Marinir Cilandak
Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak bertugas melaksanakan
dukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan spesialitik dan subspesialistik
42
terbatas bagi personil militer dan pegawai negeri sipil TNI AL beserta
keluarganya di wilayah barat.
3.4 Organisasi Rumkital Marinir Cilandak
Struktur organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak
dipimpin oleh seorang komandan Rumah Sakit disingkat dengan Dan
Rumkit, dibantu oleh wakil komandan Rumah Sakit disingkat WaDan
Rumkit. Setelah itu wakil komandan Rumah Sakit dibantu oleh Kepala
Bagian Kesehatan Kelautan (Kesla); Kepala Bagian Penyakit Dalam, Paru,
Jantung, Jiwa, dan Saraf (P2J2S); Kepala Bagian Gigi dan Mulut (Gilut);
Kepala Bagian Bedah; Kepala Bagian Kulit, Telinga, dan Mata (Kutema);
Kepala Bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Kepala Bagian Penunjang
Klinik; Kepala Bagian Farmasi; dan Kepala bagian Perawatan. (Lampiran
1).
2. Tugas Pokok
Sebagai salah-satu unsur pelaksana utama Dan Rumkit, Kepala
Bagian Farmasi bertugas membantu Dan Rumkit atau Wadan Rumkit
untuk menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur serta
mengawasi seluruh kegiatan dan kebutuhan pelayanan Farmasi yang
meliputi obat, alat kesehatan, alat kedokteran dan alat perawatan, bekal
kesehatan, gas mesik, dan barang kimia laimya di Rumkital Marinir
Cilandak.
maupun Puskes TNI AL. Selain itu, obat dan perbekalan kesehatan
lainnya juga dikelompakan berdasarkan ruangan yang membutuhkan,
seperti OK dan UGD. Setiap jenis barang yang terdapat di gudang
dilengkapi dengan kartu stok yang menunjukan jumlah dan tanggal
pemasukan serta pengeluaran dari setiap barang. Sistem pengeluaran
obat atau barang dilakukan menurut metode First In First Out (FIFO)
dan First Expired First Out (FEFO).
c) Pendistribusian perbekalan farmasi
Sistem pendistribusian di gudang farmasi dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Distribusi untuk Apotek BPJS berupa obat dan alat kesehatan
2. Distribusi untuk rawat inap, ruang ICU, Ruang OK, UGD, dan
laboratorium berupa material kesehatan seperti kasa, verban
desinfektan, alkohol, reagan, cairan infus, obat gawat darurat,
dana alat kesehatan yang dilakukan dengan sistem yang disebut
“amprahan”.
d) Pelayanan Rutin
3. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran
terkait terapi obat dari apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau
keluarganya.Konseling untuk rawat jalan maupun rawat inap di semua
fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisiatif apoteker, rujukan dokter,
keinginan pasien atau keluarganya.Pemberian konseling yang efektif
memerlukan kepercayaan pasien dan/atau terhadap apoteker.Pemberian
konseling obat kepada pasien di apotek Rumkital Marinir Cilandak saat
ini sudah dilakukan, hal ini didukung dengan adanya ruang konseling
yang disediakan di samping apotek BPJS.Setiap kegiatan konseling
dilakukan pencatatan dalam kartu konseling. (Lampiran 4)
52
A. Apotek BPJS
Apotek BPJS merupakan salah satu apotek yang berada di bawah
struktur organisasi Bagian Farmasi Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir
Cilandak.Apotek BPJS khusus ditujukan untuk melayani pasien anggota
TNI AL (keluarga) dan Non TNI (PNS dan keluarga, BPJS mandiri, KJS,
Jamsostek dan Askes).Keluarga yang dimaksud adalah istri dengan anak
maksimal dua (2) orang.Apotek BPJS melayani obat untuk rawat inap
maupun rawat jalan.
1) Jam Kerja
Pelayanan di Apotek BPJS dilakukan setiap hari kerja dan
dibagi menjadi dua shift yaitu pukul 07.00-15.30 WIB dan pukul
14.00-08.00 WIB.
2) Personalia
Tenaga personalia di Apotek BPJS terdiri dari 2 apoteker, 13
tenaga teknis kefarmasian dan 3 non tenaga teknis kefarmasian.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari tenaga personalia tersebut
sebagai berikut:
1. Tugas dan tanggung jawab apoteker yaitu:
a. Memimpin, menentukan kebijakan dan melaksanakan
pengawasan dan pengendalian apotek BPJS sesuai UU yang
berlaku.
b. Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan.
c. Memberikan pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi
kepada pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
d. Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap bulan.
e. Menguasai dan melaksanakan peraturan perundang-undangan
farmasi yang berlaku.
2. Tugas dan tanggung jawab tenaga teknis kefarmasian yaitu :
a. Mengatur penyimpanan obat dan penyusunan apotek.
b. Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter.
c. Menghitung dosis obat untuk racikan sesuai permintaan resep.
53
3) Jenis Pelayanan
Apotek BPJS melayani pasien yang merupakan anggota TNI
AL, KJS, Pegawai Negeri Sipil beserta keluargannya dan pensiunan
TNI AL. keluarga yang dimaksud adalah istri dengan anak maksimal
dua orang. Pelayanan ditujukan untuk pasien rawat jalan dan rawat
inap. Apabila terdapat obat yang tidak tersedia di apotek BPJS, maka
petugas akan memberikan resep yang diberikan stempel restitusi.
Selanjutnya pasien dapat memperoleh obat yang dimaksud di apotek
umum sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Prosedur restitusi dilakukan sesuai surat edaran Kepala
Rumkital Marinir Cilandak, nomor SE/75/VI/2006 tanggal 22 Juni
2006 yang berdasar kepada SE/002/1/I/Ditkes tanggal 25 Januari 1994
tentang Pedoman Pemberian Restitusi Kesehatan di Lingkungan TNI
AL. Prosedur pelaksanaan restitusi sebagai berikut :
1. Resep yang sudah distempel restitusi dari apotek BPJS dibawa ke
Apotek Umum (Apotek Reguler) di Rumkital Marinir Cilandak
diberi harga, kemudian diserahkan kepada pasien.
54
6) Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi di Apotek BPJS dilakukan sesuai resep
dokter untuk pasien BPJS rawat jalan, rawat inap dan UGD di
Rumkital Marinir Cilandak.
B. Apotek Reguler
Apotek Reguler merupakan salah satu apotek yang berada di bawah
struktur organisasi Bagian Farmasi Rumkital Marinir Cilandak.Apotek
Reguler dapat melayani seluruh obat untuk pasien umum maupun obat
untuk pasien BPJS yang tidak ditanggung oleh Apotek BPJS Rumkital
Marinir Cilandak, baik melalui mekanisme restitusi maupun pembelian
sendiri oleh pasien BPJS.Apotek Umum dapat melayani obat untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan.
1) Jam Kerja
Apotek Reguler Rumkital Marinir Cilandak memberikan
pelayanan selama 24 jam setiap harinya. Pelayanan dilaksanakan
dengan pembagian shift kerja di apotek reguler yaitu dengan adanya
shift jaga di luar shift normal setiap harinya. Shift normal apotek
adalah pada pukul 07.00-14.30. diluar jam tersebut, terdapat tiga
orang petugas jaga yang bertugas pada shift jaga pukul 14.30-21.00
serta dua orang bertugas jaga mulai pukul 21.00-07.00.
56
2) Personalia
Tenaga personalia di Apotek Reguler Rumkital Marinir
Cilandak terdiri dari 1 apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
dan non TTK.
3) Jenis Pelayanan
Apotek reguler melayani pasien umum swasta rawat jalan dan
rawat inap, pasien yang terdaftar sebagai anggota asuransi tertentu
(pasien jaminan), pasien gawat darurat dan juga pelayanan restitusi
untuk pasien BPJS dan keluarganya.Untuk pasien jaminan, apotek
reguler melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi
seperti Manulife, Bringin Life, Equity, dan lain-lain.Untuk pasien
rawat inap yang merupakan pasien jaminan resep diserahkan oleh
perawat, sedangkan untuk pasien rawat inap umum resep dapat dibeli
langsung oleh keluarga pasien.
4) Pengadaan Obat
Pengadaan barang di Apotek Reguler dilakukan terpisah dari
apotek BPJS.Prosedur pemesanan obat dilakukan dengan memesan
langsung ke distributor. Petugas apotek yang bertanggung jawab atas
tugas defekta melihat stock barang yang perlu dipesan dan
mencatatnya pada buku defekta. Kemudian daftar barang yang perlu
dipesan diserahkan pada Kepala Sub Bagian Pengendalian Farmasi
(Ka.SubBag Dalfar). Setelah disetujui, barang dapat dipesan langsung
ke distributor menggunakan surat pemesanan. Surat pesanan khusus
narkotika dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku dengan
menyertakan tanda tangan dari APA (Apoteker Pengelola
Apotek).Barang yang dipesan kemudian diantarkan langsung oleh
distributor ke apotek reguler.Faktur diserahkan ke apotek oleh
distributor, namun mekanisme pembayaran obat dilakukan melalui
bagian Pekas Rumah Sakit menurut ketentuan Rumkital Marinir
Cilandak.
5) Penyimpanan
57
lumpur dengan air yang bersih.Bak keempat merupakan bak terakhir yang
menampung air yang bersih dan diberikan kaporit untuk mematikan sisa
bakteri agar yang dialirkan ke Sungai Krukut sudah bebas dari berbagai
mikroorganisme.
BAB IV
PEMBAHASAN
59
60
Cilandak seperti terdiri atas satu lantai dan tidak banyak sekat, dilengkapi
dengan pendingin ruangan, adanya tempat khusus untuk menyimpan
barang-barang yang termolabil terhadap cahaya dan panas, adanya rak untuk
menyusun perbekalan farmasi, adanya lemari khusus untuk obat golongan
narkotik dan psikotropik, serta adanya tabung pemadam kebakaran yang
berfungsi dengan baik. Obat-obat sudah disimpan dalam suhu rendah
disimpan dalam lemari pendingin pharmaceutical refrigerator sehingga
penyimpanan obat lebih baik dan stabilitas obat lebihterjaga.
Pengendalian persediaan di gudang farmasi dilakukan dengan
pencatatan keluar masuknya barang pada buku ekspedisi yang berguna
dalam mempermudah pengendalian dan pengadaan barang, sehingga
kemungkinan terjadinya kehilangan dan kerusakan barang dapat dihindari.
Pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan dengan sistem First In First Out
(FIFO) dan sistem First Expired First Out (FEFO), gunanya untuk
memperkecil jumlah perbekalan farmasi yang rusak ataukadaluarsa.
4.2 Pelayanan Instalasi Farmasi di Rumkital Marinir Cilandak
Instalasi Farmasi Rumkital Marinir Cilandak memberikan pelayanan
kefarmasian kepada pasien rawat inap dan rawat jalan melalui dua apotek.
Apotek yangdikelola Instalasi Farmasi Rumkital Marinir Cilandak terdiri
atas Apotek BPJS dan Apotek Pelayanan Masyarakat Umum (Yanmasum).
Masing-masing dari apotek ini melayani kelompok pasien yang berbeda-
beda. Apotek BPJS melayani pasien BPJS dan pasien Dinas yang
merupakan anggota Angkatan Laut beserta keluarganya yang terdiri atas
suami atau istri dan dua orang anak di bawah 21 tahun dan Pegawai Negeri
Sipil TNI beserta keluarganya yang terdiri atas suami atau istri dan dua
orang anak di bawah 21 tahun. Apotek Yanmasum melayani masyarakat
umum yang berobat di Rumkital Marinir Cilandak.
Pelayanan farmasi non klinik yang dilakukan berupa pengelolaan
perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, pengawasan, administrasi dan pelaporan.
Perencanan perbekalan farmasi di Rumkital Marinir Cilandak dilakukan
berdasarkan permintaan atau kebutuhan dari setiap unit. Hal ini dapat dilihat
62
dari hasil konsumsi rata-rata setiap semeseternya atau setiap tahunnya dari
masing-masing unit. Pengadaan perbekalan farmasi di Rumkital Marinir
Cilandak dilakukan dengan sistem satu pintu dimana seluruh pemesanan
perbekalan farmasi harus melalui bagian Pengadaan dan Administrasi di
Instalasi Farmasi.
4.3 Pengelohan Sediaan Farmasi,Alat Habis Pakai dan Bahan Medis Habis
Pakai dan Pendistribusian pembekalan Farmasi di Rumkital Marinir
Cilandak
Sistem distribusi obat bagi pasien rawat inap di Rumkital Marinir
Cilandak adalahsistem peresepan individual untuk kebutuhan satu hari (one
daily dose) serta persediaan di ruangan yang terbatas untuk obat-obat
emergency dan perbekalan farmasi dasar. Resep dibawa oleh keluarga
pasien ataupun perawat ke apotek kemudian
obatdisiapkanolehpetugasfarmasidandiserahkankembalikekeluargapasien
atau perawat. Keuntungan sistem ini memudahkan pengkajian resep
olehapoteker sehingga dapat menurunkan kesalahan penyiapan obat, namun
jumlah apoteker yang terbatas tidak semua resep dapat dikaji. Selain itu
penagihan biaya obat untuk pasien swasta lebih mudah karena obat
langsung dibayarkan saat menebus resep. Kekurangan dari sistem ini adalah
kemungkinan terjadi kesalahan dalam penggunaan obat oleh pasien lebih
besar karena perawat yang lebih berperan
dalammemberikanobatkepadapasien.Selainitu,obatsampaikepasiendalam
waktu yang lebih lama karena dibutuhkan waktu untuk menebus resep pada
apotek dan membawanya ke pasien di ruangrawat.
Alur pelayanan farmasi di Apotek BPJS yaitu pasien memberikan
resep, menerima nomor antrian, dilakukan penulisan etiket, penyiapan obat,
pengemasan, dan penyerahan obat. Nomor antrian dibedakan antara resep
racikan dan non racikan. Tiap proses pelayanan resep dilakukan oleh
petugas yang berbeda dengan begitu dapat dilakukan pemeriksaan ulang.
Apabila semua proses dilakukan oleh orang yang sama maka kemungkinan
kesalahan tidak disadari. Penyerahan obat dilakukan dengan memanggil
nomor pasien lewat speaker. Pemanggilan nomor antrian yang obatnya
63
dalam KFT ini. KFT di Rumkital Marinir Cilandak telah terbentuk dan
apoteker dari departemen farmasi telah masuk ke dalam struktur KFT.
SebaiknyadimintapenambahanapotekerdalamanggotaKFT. Apoteker
tambahan ini dapat saling berkomunikasi dan mendukung dalam
mengemukakan pendapat kefarmasian di KFT.
Salah satu kegiatan KFT dalam menunjang pelayanan medis di rumah
sakit adalah dengan mengkaji dan menyusun formularium. Rumkital
Marinir Cilandak telah memiliki formularium rumah sakit yang menjadi
acuan bagi staf medik dan kefarmasian di rumah sakit baik itu dalam
peresepan ataupun pengadaan perbekalan farmasi. Pengadaan perbekalan
farmasi yang sesuai dengan formulariumsangat bermanfaat karena dengan
adanya formularium, pengelolaan dana dan pengadaan menjadi lebih
terkendali. Walaupun formularim sudah dibuat, namun kondisi di lapangan
memperlihatkan bahwa pola peresepan masih ada yang tidak mengikuti
formularium. Hal ini kemungkinan karena kurang tegasnya pemberlakukan
formularium dalam lingkungan Rumkital Marinir Cilandak. Apabila dokter
mengusulkan penambahan obat baru dalam formularium, maka pengusulan
tersebut harus disertai data evidence based medicine.
Obat yang diusulkan dimasukkan dalam formularium harus memiliki
manfaat klinis lebih baik atau manfaat klinis sama dengan obat yang ada
sekarang dengan harga lebih murah. Apabila obat diterima untuk diusulkan
maka penggunaan obat tersebut masuk daftar percobaan penggunaan selama
satu tahun. Bila hasil pemantauan menunjukkan penggunaan obat lebih
bermanfaat untuk pasien rumah sakit maka obat tersebut masuk ke dalam
formularium. Untuk mengetahui penerapan formularium rumah sakit
dengan baik dan benar, sebaiknya dilakukan evaluasi secara berkala, selain
itu dapat disarankan untuk membuat ukuran formularium sebesar buku saku
sehingga memudahkan bagi staf medik maupun farmasi dalam
membawanya.
4.4 Pengolahan Limbah di Rumkital Marinir Cilandak
Proses sterilisasi di Rumkital Marinir Cilandak dari ruang rawat inap
ataupun kamar operasi dilakukan diruangang khusus CSSD. CSSD
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilaksanakan di Rumkital Marinir Cilandak yang berlangsung selama satu
bulan yaitu mulai tanggal 02– 31 aguatus 2018, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Peran Apoteker di Rumkital Marinir Cilandak diantaranya memberikan
pelayanan kefarmasian (pelayanan klinik) dalam bentuk Pelayanan
Informasi Obat (PIO) kepada pasien serta mengatur manajemen
inventori perbekalan farmasi (pelayanan non klinik).
2. Pelayanan farmasi klinik yang telah dilakukan di Rumkital Marinir
Cilandak dilakukan dengan memberikan informasi mengenai obat dan
penggunaannya kepada pasien atau keluarganya yang mengambil obat
di instalasi farmasi, baik untuk rawat inap maupun rawat jalan ataupun
terhadap tenaga kesehatan lain yang menanyakan mengenai obat.
DAFTAR PUSTAKA
tentang Rumah Sakit. Lembar Negara Tahun 2009 No. 153. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Berita Negara
LAMPIRAN
70
70
KABAG
FARMASI
- Apoteker Muda (III/D Kes) - Ass Apoteker Rwt Inap 1 (III/C, Kes)
- Ur Dalfar 1 (IID, Kes)
- Ur Dalfar 2 (IID, Kes) - Ass Apoteker Rwt Jalan 1 (III/C, Kes) - Ass Apoteker Rwt Inap 2 (III/B, Kes)
- Ur Dalfar 3 (IID, Kes) - Ass Apoteker Rwt Jalan 2 (III/B, Kes) - Ur Apotek Rawat Inap 1
- Ur Dalfar 4 (IID, Kes) - Ur Apotek Rawat Jalan 1 - Ur Apotek Rawat Inap 2
- Ur Dalfar 5 (IID, Kes) - Ur Apotek Rawat Jalan 2 - Ur Apotek Rawat Inap 3
- Ur Apotek Rawat Jalan 3 - Ur Apotek Rawat Inap 4
- Ur Apotek Rawat Jalan 4 - Ur Apotek Rawat Inap 5
- Ur Apotek Rawat Jalan 5 - Ur Apotek Rawat Inap 6
72