Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN ONKOLOGI

RADIASI DAN KEMOTERAPI

Dosen Pembimbing :

Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes

Disusun oleh Kelompok 1 Kelas A2 2016:

Galang Hashfiansyah (131611133051)

Nophyaningtias Tri Widya Ningsih (131611133056)

Dessy Syahfitri Pohan (131611133060)

Blandina Easter Grace Wairata (131611133062)

Dewi Indah Kumalasari (131611133087)

Neisya Pratiwindya Sudarsiwi (131611133092)

Fatur Rizal Pratama (131611133093)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat serta hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Onkologi ini pada program S1 Pendidikan Ners Universitas
Airlangga dengan baik. Penyusun juga mengucap terimakasih kepada dosen mata
kuliah Keperawatan Onkologi, Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes, atas
bimbingan yang telah diberikan selama perkuliahan.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan


pengetahuan yang lebih kepada pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam bidang keperawatan khususnya bagi proses pembelajaran Keperawatan
Onkologi.

Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan baik dari
segi materi maupun teknik penulisan.

Surabaya, 3 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2

1.3 Tujuan................................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radiasi................................................................................. 3

2.2 Jenis-jenis Radiasi............................................................................. 3

2.3 Alat Deteksi Radiasi.......................................................................... 5

2.4 Manfaat Radiasi................................................................................. 6

2.5 Interaksi Radiasi dengan Materi Biologi........................................... 7

2.6 Aplikasi Radiasi Pengion.................................................................. 8

2.7 Aplikasi Radiasi Non Pengion.......................................................... 9

2.8 Definisi Kemoterapi.......................................................................... 10

2.9 Tujuan Penggunaan Kemoterapi ...................................................... 10

2.10 Cara Pemberian Kemoterapi .......................................................... 11

2.11 Cara Kerja Kemoterapi.................................................................... 12

2.12 Efek Samping Kemoterapi.............................................................. 13

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 15

3.2 Saran.................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.


Menurut data WHO pada tahun 2012, terdapat 14 juta kasus baru dan 8,2 juta
meninggal dunia karena kanker. Di Indonesia, menurut data Balitbang
Kementrian Kesehatan 2013, ada 347.792 orang dari jumlah penduduk
Indonesia yang menderita kanker. Penyakit kanker serviks dan payudara
merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Setiap tahunnya
ada sekitar 15 ribu kasus baru kanker serviks di Indonesia.
Kanker pada stadium lanjut dapat menimbulkan berbagai komplikasi
yang mengakibatkan diperlukan perawatan intensif pada penderita tersebut.
Jenis-jenis terapi yang dapat digunakan dalam penanganan kanker
diantaranya adalah operasi, radiasi, dan kemoterapi. Kemoterapi
merupakan terapi yang diberikan dengan menggunakan obat-obatan sitostatik
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui intravena atau oral (Dwi dkk., 2015)
sedangkan terapi radiasi adalah pengobatan atau terapi menggunakan radiasi.
Radiasi merupakan perpindahan energi dari sumber radiasi terhadap medium
lain, dan transmisi ini dapat berupa partikel (radiasi partikel) maupun berupa
gelombang atau cahaya (radiasi elektromagnetik). Energi yang tersimpan ini
bisa membunuh sel kanker atau menyebabkan perubahan genetik yang
mengakibatkan kematian sel kanker (Nur., 2017).
Kemoterapi merupakan pengobatan pada kanker secara sistemik yang
sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, lokal, maupun
metastasis. Pengobatan kemoterapi ini memberikan efek samping bagi
penderita. Efek samping dapat timbul karena obat-obatan tidak hanya
menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel sehat, tertuama sel-
sel yang membelah dengan cepat seperti membran mukosa, sel rambut, sum-
sum tulang dan organ reproduksi (ACS, 2014). Di sisi lain, pengobatan kanker
dapat dilakukan dengan terapi radiasi. Namun, penggunaan terapi kanker
dengan radiasi belum banyak digunakan dan masih terbatas. Tujuan terapi
radiasi adalah memaksimalkan dosis radiasi ke sel kanker abnormal dan

1
meminimalkan paparan terhadap sel normal yang berdekatan dengan sel
kanker atau yang berada pada jalur radiasi, meskipun pada kenyataannya
radiasi juga mampu merusak sel kanker maupun sel normal (Nur dkk., 2017).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan radiasi?
b. Apa jenis-jenis radiasi?
c. Apa manfaat radiasi?
d. Bagaimana aplikasi radiasi dalam pengobatan kanker?
e. Apa yang dimaksud dengan kemoterapi?
f. Apa tujuan kemoterapi?
g. Bagaimana cara pemberian dan cara kerja kemoterapi?
h. Bagaimana efek samping kemoterapi?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian radiasi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis radiasi
c. Mahasiswa dapat menjelaskan apliakasi radiasi dalam pengobatan kanker
d. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kemoterapi
e. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan kemoterapi
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemberian dan cara kerja kemoterapi
g. Mahasiswa dapat menjelaskan efek samping kemoterapi

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Radisi

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk


partikel atau gelombang. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi
atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi adalah
gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau
sumber yang sengaja dibuat oleh manusia (buatan). Radiasi adalah setiap
proses di mana energibergerak melalui media atau melalui ruang, dan
akhirnya diserap oleh benda lain.
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di
mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap
oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata
radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor
nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada
radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya
tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain
yang lebih jelas. Apa yang membuat radiasi adalah bahwa energi
memancarkan (yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari
suatu sumber. geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran
dan unit fisik yang sama berlaku untuk semua jenis radiasi. Beberapa radiasi
dapat berbahaya.

2.2 Jenis-jenis Radiasi


1) Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses
ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negative) apabila berinteraksi
dengan sebuah materi. Contoh radiasi yang termasuk radiasi pengion yaitu:
partikel alpha, partikel beta,, sinar gamma, sinar –X dan neutron.
a. Partikel Alpha

3
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang
besar dan tersusun dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik
dengan inti atom helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar,
kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan 10.000 kali
daya ionisasi sinar gamma. Karena mempunyai muatan listrik yang
besar maka partikel alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit
kita pada lapisan yang paling luar sekalipun karena mempunyai
ukuran yang besar.
b. Partikel Beta
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel
alpha. Daya ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha.
Partikel beta mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha
karena ukurannya lebih kecil.
c. Sinar Gamma
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan
listrik sehingga dikelompokkan kedalam gelombang
elektromagnetik. Daya ionisasinya dalam medium sangat kecil.
Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada disekitarnya,
sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya
tembus partikel alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal
daya jangkau pada suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik.
Yang membedakan antara keduanya adalah proses terjadinya. Sinar
gamma dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi
pada inti atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu electron
berenergi tinggi yang menumbuk suatu target logam.
e. Partikel neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak
mempunyai muatan listrik, serta memiliki daya tembus yang tinggi.
Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi nuklir antara satu unsure
tertentu dengan unsure lainnya.
2) Radiasi non-pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan
efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis
radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio, gelombang mikro

4
(yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone),
sinar inframerah (yang memberikan energy dalam bentuk panas), cahaya
tampak, sinar ultra violet (yang dipancarkan matahari).
a. Sinar inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang
gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari
radiasi gelombang radio. Sinar inframerah memiliki karakteristik,
yaitu: tidak dapat dilihat oleh manusiatidak dapat
menembus materi yang tidak tembus pandang, dapat ditimbulkan oleh
komponen yang menghasilkan panas, Panjang gelombang pada
inframerah memiliki hubungan yang berlawanan atau berbanding
terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami kenaikan, maka panjang
gelombang mengalami penurunan.
b. Sinar ultraviolet
adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombangyang
lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang
dari sinar-X yang kecil.

2.3 Alat Deteksi Radiasi


Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk
mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan
detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai
kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor
alpha, detektor gamma, detektor neutron, dll. Radiasi dapat berinteraksi
dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi dan lain-lain.
Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan sebagai dasar
untuk membuat detektor radiasi.

2.4 Manfaat Radiasi


Radiasi terutama digunakan dalam pengobatan penyakit keganasan,
dimana radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan definitif, yakni
merupakan terapi utama. Akan tetapi pada kebanyakan penyakit radiasi
dikombinasikan dengan modalitas pengobatan lain (multimodalitas), yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil pengobatan, yaitu dengan:
1) Pembedahan

5
a. Radiasi prabedah, bertujuan baik menurunkan kemungkinan
metastasis iatrogenik (preoperasi dosis rendah) maupun
meningkatkan resektabilitas (preoperasi dosis tinggi).
b. Radiasi pascabedah, bertujuan menurunkan angka kekambuhan
lokal. Diberikan pada keadaan dimana radikalitas operasi tidak dapat
dicapai/diragukan, atau pada tumor tertentu yang diketahui
mempunyai angka kekambuhan lokal tinggi.
2) Sitostatika
Tujuan pemberian ini adalah :
a. Mematikan sel pada micrometastasis, misalnya keadaan lanjut lokal.
b. Meningkatkan efek radiasi. Beberapa sitostatika/bahan mempunyai
sifat sebagai radiosensitizer,misalnya Taxol, 5 Fluoro
uracil dan Mytomicyn C.

Radiasi dapat digunakan dengan 2 tujuan, yakni :


a. Kuratif, yaitu dilakukan dengan tujuan meningkatkan kontrol lokal
dan angka kelangsungan hidup, terutama pada perluasan tumor
minimal (dini), tanpa metastasis.
b. Paliatif, diberikan pada keadaan stadium lanjut, baik lokal maupun
dengan metastasis, untuk menghilangkan gejala yang ada, sehingga
kwalitas hidup penderita akan lebih baik.
Radiasi dapat mempengaruhi semua sel, tetapi efek radiasi paling
bermakna pada sel yang cepat membelah. Kerena sel kanker
membelah cepat, maka radiasi sangat berpengaruh terhadap sel
kanker dan hal ini merupakan metode penghancuran tumor yang
efektif dan selektif. Efek samping seperti rambut rontok dan anemia
dapat dihubungkan dengan fakta bahwa folikel rambut dan sum-sum
tulang juga merupakan jenis sel yang cepat membelah.

6
2.5 Interaksi Radiasi dengan Materi Biologi

Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan
lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan
sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit
fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap
dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel
terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus).
Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur
berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur
biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai
peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang
berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom
manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan
suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu
kode informasi tertentu dan spesifik. Interaksi radiasi pengion dengan meteri
biologic diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang
dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada

7
molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA.
Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi
radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai
molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri
dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak
langsung.

2.6 Aplikasi Radiasi Pengion


1. Gelombang Mikro
Gelombang mikro mempunyai panjang gelombang 105-108Hz.
Gelombang ini diaplikasikan sebagai diatermi gelombang mikro. Cara
kerja: gelombang mikro diserap oleh air, peningkatan energy akan
meningkatkan temperature air pada kulit/ sekitar permukaan kulit.

2. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet digunakan dalam bidang kesehatan untuk sterilisasi
alat dan Fototerapi. Sinar ini memiliki panjang gelombang 10 15-1016 Hz.
Cara kerja sterilisasi alat: lampu Germisida (pembunuh kuman)
memancarkan sinar ultraviolet gelombang pendek (disebut juga UVC)
mampu membunuh mikroorganisme dan berguna sebagai metode yang
berguna untuk sterilisasi alat.
Cara kerja fototerapi: bayi-bayi kuning (ikterik) disinari dengan
cahaya fluorensi kuat yang memancarkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu yang akan memecah bilirubin (dari sel darah merah
yang mati)yang berlebihan.

3. Sinar-X
Sinar-X ini banyak digunakan dalam bidang kesehatan, yaitu
digunakan untuk rontgen, CT scan.
Cara kerja rontgen: Sinar-X didapatkan dengan melewatkan sinar-X
yang terkontrol jumlahnya melalui bagian tubuh yang dinilai dan intensitas
sinar yang ditreruskan akan ditangkap oleh film fotografi yang terpapar
dengan sinar-X tersebut. Banyaknya sinar-X yang ditransmisikan
(diteruskan) tergantung dari zat yang harus ditembus (tulang akan leih

8
sedikit meneruskan dibandingkan jaringan), kemudian didapatkan gambar
bayangan foto sinar-X.
Cara kerja CT-scan: metode ini merupakan bentuk scan sinar-X yang
lebih canggih dengan menggunakan kekuatan komputasi modern untuk
menginterpretasikan sinat-X multiple yang membentuk gambaran potong
lintang dua dimensi dari jaringan tubuh dan organ.

2.7 Aplikasi Radiasi Non Pengion


1. MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Pada MRI tidak menggunakan
radiasi pengion. Tetapi menggunakan radiasi gelombang frekuensi radio
dalam suatu medan magnetic yang sangat kuat.

2. USG
USG (Ultrasonografi). Pencitraan USG mendapatkan gambaran bagian
dalam tubuh manusia dengan menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi yang sama dengan gelombang sonar yang dikeluarkan kelelawar
dan kapal laut. Gelombang suara yang dipancarkan akan dipantulkan oleh
organ dalam dan gelombang pantulan yang kembali ini dapat digunakan
untuk identifikasi jarak, ukuran, dan keseragaman suatu benda.
Gelombang yang direkan ini akan diproses dan diperlihatkan oleh
computer membentuk suatu gambaran bergerak real-time pada monitor
yang dapat direkam dalam video. Tekhnik ini tidak menggunakan sinar X.

3. Sinar Inframerah
Sinar inframerah adalah sinar yamg mempunyai panjang gelombang 10 12-
1014 Hz. Sinar inframerah diaplikasikan pada penggunaan termografi.
Cara kerja: jaringan yang sakit akan memancarkan sinar inframerah yang
lebih besar daripada jaringan sehat. Detector infra merah dapat digunakan
untuk menentukan gambaran area jaringan yang sakit.

4. Cahaya Tampak
Cahaya tampak dibidang kesehatan digunakan untuk Endoskopi dan bedah
laser. Cahaya tampak ini memiliki panjang gelombang 1014 Hz.

2.8 Definisi Kemoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak


seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi

9
sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel
kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi,
2007).

Obat-obat anti kaker ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal (active
single agents), tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih
meningkatkan potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel-sel yang
resisten terhadap salah satu obat mungkin sensitif terhadap obat lainnya

2.9 Tujuan Penggunaan Kemoterapi

a. Terapi adjuvant :

Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan


dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah
bermetastase.

b. Terapi neodjuvan :

Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa


tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.

c. Kemoterapi primer:

Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil


untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.

d. Kemoterapi induksi:

Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.

e. Kemoterapi kombinasi:

Mengunakan 2 atau lebih agen kemoterapi (Rasjidi, 2007).

10
2.10 Cara Pemberian Kemoterapi
a. Pemberian per oral

Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral,


diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (vp-16)

b. Pemberian secara intra-muskulus:

Pemberian dengan cara ini relative lebih mudah dan sebaiknya suntikan
tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali
berturut-turut yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain
bleomicin dan methotrexate.

c. Pemberian secara intravena

Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan-lahan atau


diberikan secara infuse (drip). Cara ini merupakan cara pemberian
kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan .

d. Pemberian secara intra-arteri

Pemberian intra-arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana


yang cukup banyak antara lain alat radiologi diagnostic, mesin, atau alat
filter, serta memerlukan keterampilan tersendiri.

2.11 Cara Kerja Kemoterapi


Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang
teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel
yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan
berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan terjadi suatu
masa yang dikenal sebagai tumor (Rasjidi, 2007)

Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu:

11
1. Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat Ketika ada sinyal untuk
berkembang, sel ini akan memasuki fase G1.

2. Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai
oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini berlangsung
18-30 jam.

3. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di kopi.
Fase ini berlangsung selama 18-20 jam.

4. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlansung 2-10 jam.

5. Fase M. sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit.

Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi


mempunyai target dan efek merusak yang berbeda bergantung pada siklus
selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi ( bukan
pada fase G0 ), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target utama dari
kemoterapi namun, oleh karena itu sel yang sehat juga bereproduksi, maka
tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh
kemoterapi, yang akan muncul sebagai efek samping obat (Rasjidi, 2007).

2.12 Efek Samping Kemoterapi


Efek samping dari kemoterapi meliputi, anemia, trombositopenia,
leucopenia, mual dan muntah, alopesia (rambut rontok), stomatitis,
reaksialergi, neurotoksik, dan ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau
iritan ke jaringan subkutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis
jaringan, dan ulserasi jaringan) (Rasjidi, 2007).

A. Efek kemoterapi secara fisik.

Kemoterapi memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan antara


lain dampak terhadap fisik dan psikologis kemoterapi memberikan efek
nyata kepada fisik pasien, setiap orang memiliki variasi yang berbeda
dalam merespon obat kemoterapi, efek fisik yang tidak diberikan

12
penanganan yang baik dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien,
adapun dampak fisik kemoterapi adalah sebagai berikut.

a. Mual dan muntah

b. Konstipasi

c. Neuropati perifer

d. Toksisitas kulit

e. Kerontokan rambut (alopecia)

f. Penurunan berat badan

g. Kelelahan (fatigue)

h. Penurunan nafsu makan

i. Perubahan rasa dan nyeri.

B. Efek Samping Psikologi

Beberapa dampak psikologis pasien kanker diantaranya sebagai berikut:

a. Ketidak berdayaan

b. Kecemasan

c. Rasa Malu

d. Harga Diri

e. Stres

f. Depresi

g. Amarah

13
C. Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :

a. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ


tubuh tertentu.

b. Dosis.

c. Jadwal pemberian.

d. pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).

e. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek


toksisitas pada organ tertentu

BAB 3

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber
radiasi. Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Radiasi dibedakan
menjadi radiasi pengion dan non-pengion. Radiasi pengion adalah jenis
radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan
ion negative) apabila berinteraksi dengan sebuah materi. Contoh radiasi
pengion yaitu: partikel alpha, partikel beta,, sinar gamma, sinar –X dan
neutron. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk
dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio,
gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi
seluler handphone), sinar inframerah (yang memberikan energy dalam bentuk
panas), cahaya tampak, sinar ultra violet (yang dipancarkan matahari).
Radiasi terutama digunakan dalam pengobatan penyakit keganasan, dimana

14
radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan definitif, yakni merupakan
terapi utama. Akan tetapi pada kebanyakan penyakit radiasi dikombinasikan
dengan modalitas pengobatan lain (multimodalitas), yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil pengobatan.

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.


Kemoterapi memiliki beberapa jenis, yaitu terapi adjuvant, terapi
neodjuvan, kemoterapi primer, kemoterapi induksi, kemoterapi kombinasi.
Pemberian kemoterapi dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
pemberian per oral, pemberian secara intra-muskulus, pemberian secara
intravena, pemberian secara intra-arteri. Efek samping dari kemoterapi
meliputi, anemia, trombositopenia, leucopenia, mual dan muntah, alopesia
(rambut rontok), stomatitis, reaksialergi, neurotoksik, dan ekstravasasi
(keluarnya obat vesikan atau iritan ke jaringan subkutan yang berakibat
timbulnya rasa nyeri, nekrosis jaringan, dan ulserasi jaringan) (Rasjidi,
2007).

1.2 Saran

Untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki penyakit


keganasan seperti tumor dan kanker, maka diperlukan pengetahuan yang
tinggi. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa fakultas keperawatan dan calon
perawat harus mampu untuk menguasai dasar teori dari pengobatan radiasi
dan kemoterapi sehingga dapat diaplikasikan di praktik klinik di pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sanyoto. 2004. Keefektifan Pelaksanaan Program Proteksi Radiasi di Unit Kerja.

(http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=319469&val=4547&title=Keefektifan%20Pelaksanaan%20Program
%20Proteksi%20Radiasi%20di%20Unit%20Kerja , diakses pada 03 September
2018).

Supriyono. 2018. Keamanan Peralatan Radiasi Pengion.


(https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKE
wjTio7J457dAhVLKo8KHaeCBBoQFjABegQICRAC&url=http%3A%2F
%2Fjournal.unika.ac.id%2Findex.php%2Fshk%2Farticle%2Fdownload
%2F702%2F790&usg=AOvVaw2MjyiVvlUCVPnyhbD8NMre , diakses pada
03 September 2018).

Rasjidi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-hari.


Jakarta: Sagung Seto.

16
17

Anda mungkin juga menyukai