Anda di halaman 1dari 2

Rekomendasi

Konferensi Keluarga Indonesia


Jakarta, 20-21 September 2011

Konferensi keluarga Indonesia diselenggarakan pada tanggal 20-21 September 2011 di Hotel Santika
Premier Jakarta dengan mengusung tema “Keluarga kokoh, Anak cemerlang dan Bangsa gemilang”.
Dihadiri oleh 250 peserta yang mewakili berbagai eksponen masyarakat dan profesional pemangku
kepentingan, dengan berbagai latar belakang pengalaman dan keahlian yang terkait dengan pelayanan
pada keluarga dan anak. Di dalam Konferensi Keluarga Indonesia ini berbagai eksponen yang disebut di
atas secara bersama bertukar pengalaman dan melakukan kajian guna mengidentifikasi berbagai
permasalahan keluarga Indonesia saat ini serta menyusun langkah –langkah strategis yang perlu diambil
sebagai solusi. Beberapa permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyadari bahwa keluarga adalah unsur terkecil yang mempunyai pengaruh besar bagi
pembentukan suatu bangsa sebagaimana dikatakan bahwa bila keluarga kuat maka masyarakat
kuat.
2. Keluarga adalah awal mula dari penanaman nilai-nilai yg luhur, yang seyogyanya menjadi
benteng bagi kemerosotan moral bangsa.
3. Menyadari bahwa pertumbuhan penduduk di Indonesia selama 100 thn terakhir (1900-2000)
telah meningkat lima kali lipat dari 40,2 jt menjadi 2005, dan telah dilakukan upaya-upaya
penanggulangan melalui program Keluarga Berencana yg telah berhasil menurunkan kelahiran
tercegah sebanyak 80 jt pada thn 2005 dan 100 jt pada thn 2010.
4. Mencermati bahwa angkat perceraian di Indonesia meningkat 100% pada tahun 2009,
diperkirakan ada 223 ribu pasangan yang bercerai setiap tahunnya. 10% diantaranya adalah
keluarga-keluarga muda yang baru menikah.
5. Menyadari bahwa telah terjadi perubahan-perubahan yg begitu pesat di berbagai bidang
kehidupan telah menjadi tantangan bagi keluarga-keluarga, tetap mempertahankan nilai-nilai
luhur atau justru larut dalam perubahan yg membawa dampak negatif.
6. Mencermati bahwa ada begitu banyak anak-anak yg bermasalah oleh karena dibesarkan di
dalam keluarga-keluarga yang disfungsi. Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa ketidak
hadiran ayah/bapa telah mengakibatkan banyaknya anak-anak yang bermasalah dalam
perkembangannya, baik perkembangan intelektual, sosio emosional maupun perilakunya.
7. Mencermati bahwa sudah terjadi banyaknya kemerosotan moral di tengah bangsa ini, telah
melahirkan generasi yang terbiasa dengan budaya kekerasan sampai pada korupsi.

Mengkaji berbagai permasalahan di atas, maka Konferensi Keluarga Indonesia merekomendasikan


langkah-langkah berikut:

1. Seluruh komponen bangsa bersama-sama dengan Pemerintah perlu bergandeng tangan untuk
memberikan prioritas bagi pembinaan keluarga yang kokoh yang akan menghasilkan anak-anak
yang cemerlang dan berdampak memperkuat kehidupan bermasyarakat dan berbangsa .
2. Seluruh komponen bangsa bersama-sama dengan Pemerintah perlu menyediakan layanan
pendidikan pengasuhan anak (parenting) yang semakin luas dan mudah diakses oleh keluarga-
keluarga Indonesia.
3. Seluruh komponen bangsa bersama-sama dengan Pemerintah perlu memfasilitasi terjadinya
gerakan Bapa sepanjang kehidupan, mendorong para suami untuk melakukan fungsinya sebagai
Bapa/ayah dalam kehidupan anak-anaknya.
4. Membentuk Komite Keluarga Indonesia sebagai kelompok kerja menindaklanjuti Konferensi
Keluarga Indonesia serta menjadi pusat informasi & kajian bagi keluarga-keluarga di Indonesia.

Di deklarasikan di Jakarta, 21 September 2011

Anda mungkin juga menyukai