Anda di halaman 1dari 31

Daftar Jobsheet Praktek Pengukuran dan pemeliharaan alat ukur

1. Jangka Sorong
2. Mikrometer luar dan dalam
3. Dial indicator
4. Bore gauge
5. Hydrometer
6. Tachometer dan Pressure gauge
7. Feeler gauge dan screw pitch gauge
8. Multimeter
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
JANGKA SORONG 1
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Jangka sorong adalah alat ukur linier yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang
yaitu : diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman. Hasil pengukuran pada jangka sorong
dapat dibaca secara langsung maka disebut pengukuran langsung. Nama lain dari jangka
sorong mistar geser, mistar ingsut, sketmat, sigmat, atau vernier caliper Bagian-bagian jangka
sorong yaitu :

Jangka sorong memiliki satuan matriks(mm) dan inchi. Jangka sorong memiliki ketelitian
0,1-0,05-0,02 mm. Contoh cara pembacaan jangka sorong, misalkan dengan ketelitian 0,02
mm, jika vernier digeser sehingga tampilannya seperti gambar berikut maka cara
pembacaannya adalah :

Pembacaan : pada skala utama : = 10 mm


Pada skala vernier: 20 x 0,02 = 0,40 mm
---------------------------- +
10,40 mm

II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran jangka sorong diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan jangka sorong dengan tepat dan benar.
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan perawatan jangka sorong.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong ketelitian (0,1)(0,05)(0,02)
2. Poros nok
3. Piston dan pena piston
4. Katup dan pegas katup
5. Batang piston
6. Kanvas kopling
7. Majun
8. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Bersihkan alat ukur dan komponen yang diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
2. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Bersihkan peralatan dan bahan yang akan diukur menggunakan majun.
3. Pelajari penggunaan jangka sorong pada table di bawah ini
No Benar Salah /tidak disarankan

4. Lakukan pengukuran diameter jurnal poros nok!


5. Lakukan pengukuran tinggi angkat nok!

6. Lakukan pengukuran diameter batang katup, kepala katup, dan panjang pegas katup!
7. Lakukan pengukuran diameter piston dan pena piston!
8. Lakukan pengukuran diameter ujung besar (big end) dan ujung kecil (small end) batang
torak!
9. Ukur kedalaman paku keeling pada kampas kopling.

10. Lakukan pengukuran di atas menggunakan jangka sorong dengan ketelitian yang
berbeda.
11. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
12. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan
pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
MICROMETER 2
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Micrometer merupakan alat ukur linier langsung yang memiliki ketelitian 0,01 mm.
micrometer ada 3 jenis yaitu micrometer dalam, luar, dan kedalaman. Bagian-bagian dari
micrometer yaitu :

Micrometer luar Micrometer dalam


Cara membaca pengukuran dengan micrometer adalah :
Jarak tiap strip diatas garis horisontal pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak tiap strip di
bawah garis adalah 0,5 mm. Pada skala thimble tiap strip nilainya 0,01 mm. Hasil pengukuran
pada mikrometer adalah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.

II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran jangka sorong diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan Micrometer dengan tepat dan benar.
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan kalibrasi Micrometer dengan benar
4. Melakukan perawatan Micrometer
III. ALAT DAN BAHAN
1. Micrometer luar dan dalam
2. Poros nok
3. Piston dan pena piston
4. Katup
5. Plunger dan barel
6. Majun
7. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Bersihkan alat ukur dan komponen yang diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
2. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Bersihkan peralatan dan bahan yang akan diukur menggunakan majun.
3. Periksa tanda “0” pada micrometer. Lakukan kalibrasi jika angka 0 pada timble tidak
lurus dengan garis horizontal, caranya :
a. Apabila kesalahannya kurang dari 0,02 mm :
1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
2) Putar outer sleeve dengan kunci penyetel sampai tanda “0“ pada thimble lurus
dengan garis horisontal pada outer sleeve.
3) Periksa kembali tanda “0“ setelah selesai penyetelan.

Penyetelan kurang dari 0,02 Penyetelan lebih dari 0,02

b. Apabila kesalahannya lebih dari 0,02 mm :


1) Kuncilah spindle dengan lock clamp
2) Kendorkan ratchet stoper sampai thimble bebas.
3) Luruskan tanda “0“ thimble dengan garis pada outer sleeve dan kencangkan
kembali dengan ratchet stoper.
4) Periksa kembali tanda “0“ setelah selesai penyetelan.
4. Lakukan pengukuran diameter jurnal poros nok!

5. Lakukan pengukuran tinggi angkat nok!


6. Lakukan pengukuran diameter piston

7. Lakukan pengukuran diameter batang katup dan kepala katup.

8. Lakukan pengukuran diameter plunger dan barel


9. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
10. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan
pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan DIAL INDICATOR 3
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Dial indikator atau dial gage digunakan untuk mengukur kebengkokan, run out,
kekocakan, end play, back lash, kerataan, dan sebagainya. Tingkat ketelitian dan kemampuan
pengukuran dial indikator ditunjukkan pada panel depan.misal 0,01-40 berarti tingkat
ketelitiannya 0,01 dan kemampuan ukur maksimalnya 40 mm. Bagian-bagian dari dial indikator
yaitu :

Dial gauge Stand dial gauge


Pada dial gauge terdapat 2 skala jarum panjang dan pendek. Jika jarum panjang berputar satu
kali maka jarm pendek akan bergerak satu strip. Skala tiap strip pada jarum panjang adalah
0,01 mm dan satu kali putaran jarum panjang (100 strip) adalah 1 mm(satu strip jarum
pendek). Bagian outer ring menjadi satu dengan panel skala. Outer ring dapat diputar untuk
mengeset angka nol pada jarum dial indikator. Stand dial memiliki dasar magnet untuk
menempelkan stand pada bagian-bagian yang sulit.
II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran dial indikator diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan Dial indikator untuk memeriksa dan mengukur berbagai komponen
dengan tepat dan benar.
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan perawatan Dial indikator
III. ALAT DAN BAHAN
1. Dial indikator 6. Katup
2. Stand dial indikator 7. Stand differential
3. V Block 8. Roda mobil
4. Poros nok 9. Majun
5. Poros engkol 10. Buku catatan

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Bersihkan alat ukur dan komponen yang diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
2. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
3. Hati-hati saat membawa alat ukur jangan sampai jatuh atau terbentur benda keras.
4. Mintalah ijin kepada Guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada
lembar kerja
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Bersihkan peralatan dan bahan yang akan diukur menggunakan majun.
3. Lakukan pengukuran run out dan kebengkoan poros engkol
a. Tepatkan poros engkol pada V block seperti pada gambar di bawah ini :

b. Pasang dial indikator di tengah-tengah poros engkol, usahakan dial tidak


bersinggungan dengan pipi engkol.
c. Usahakan spindle bersinggungan dengan poros engkol, kemudian set nol jarum
penunjuk dial indikator.
d. Putar poros engkol satu kali putaran sambil melihat penyimpangan jarum penunjuk
ke kanan dan ke kiri. Besarnya penyimpangan jarum pada posisi paling kiri sampai
posisi paling kanan adalah merupakan run out. Kebengkokan poros engkol adalah 1/2
dari run out.
4. Lakukan pengukuran yang sama pada poros nok.
5. Lakukan pengukuran endplay poros engkol seperti gambar berikut :

6. Ukur kebengkokan batang katup seperti pada poros engkol


7. Ukur kekocakan katup seperti gambar berikut:
a. tepatkan dial indikator seperti
pada gambar disamping.
b. Goyangkan katup sambil melihat
simpangan jarum pada dial
indikator
c. Baca nilai kekocakan katup dengan
dudukannya.

8. Lakukan pengukuran run out peleg roda.

9. Lakukan pengukuran backlash ring gear dan pinioan gear diferential seperti gambar di
bawah ini ;
a. Tempatkan ujung spindle pada ring gear sehingga
saling bersentuhan.
b. Gerakkan ring gear differential ke kanan dan ke kiri
sambil melihat besarnya penyimpangan jarum
penunjuk. Besarnya penyimpangan jarum posisi
paling kiri sampai paling kanan adalah back lash
antara ring gear dengan pinion gear differential.

10. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
11. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan
pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan CYLINDER BORE GAUGE 4
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Cylinder bore gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder. Pada bagian atas
terdapat dial gauge dan bagian bawah terdapat measuring point yang bergerak bebas. Pada
sisi lainnya terdapat replacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan.
Bagian-bagian bore gauge dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pada satu set bore gauge terdapat beberapa rod


dengan ukuran 50-100 dan dilengkapi washer
ukuran 1-3 mm. Penggunaan bore gauge
memerlukan alat tambahan yaitu jangka sorong
untuk mengetahui ukuran kasar dan
micrometer untuk mengeset skala “0” pada dial
gauge.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Bore gauge set
2. Micrometer 75-100
3. Jangka sorong
4. Bore Silinder
5. Majun
6. Buku catatan
III. KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum memulai praktek periksa kelengkapan bore gauge set.
2. Bersihkan alat ukur dan komponen yang diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
3. Hati-hati dalam memakai alat ukur tersebut, jangan sampai jatuh.
4. Tanyakan kepada guru praktek bila merasa ragu.

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang akan diukur dengan teliti dan cermat.
2. Bersihkan silinder dari oli dan karat.
3. Lakukan pengukuran diameter silinder dengan prosedur sebagai berikut :
a) Cara Pemilihan Replacement dan Washer
 Ukur diameter kasar silinder dengan vernier caliper.
 Lihat angka di belakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5
mm.
 Lakukan pembulatan angka untuk menentukan rod dan washer. Misal
hasil pengukuran 52,30 mm, maka ambil rod 50 dan washer 2 mm
b) Metoda Pengukuran

(1) Set micrometer pada misal 52 mm (seperti hasil ukur


di atas), masukkan replacement rod dan measuring
point kedalam micrometer dan dial gauge diset ke
“0”

(2) Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke


dalam silinder, gerakkan cyilinder gauge naik turun
sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil.
Gerakkan arah jarum jam sampai diperoleh ukuran
terbesar. Bila hasil pembacaan 0,08 sebelum “0”
berarti diameter silinder 52,08. Dan jika 0,08
sesudah “0” maka nilainya 5,92.

4. Lakukan beberapa pengukuran untuk tiap silinder seperti gambar berikut :

Keovalan Ketirusan

5. Lakukan pengukuran seperti di atas untuk semua silinder.


6. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
7. Setelah selesai, bersihkan dan bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semula.
V. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
HYDROMETER 5
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Hydrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis cairan pada accu/ baterai.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui
kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj
1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -1,13. Berat
jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini digunakan
untuk menentukan hubungannya:
S20 = St + 0,007 (t – 20)
Dimana:
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran

Tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran BJ


elektrolit:
Hasil pengukuran Tindakan
1.280 / lebih Tambahkan air suling agar berat jenis berkurang
1.220 – 1.270 Tidak Perlu Tindakan
Lakukan pengisian penuh, Bila masih dibawah 1.210 ganti
1.210 / kurang
baterai.
Perbedaan antar sel < 0,040 Tidak perlu tindakan
Lakukan pengisian penuh, ukur berat jenis. Bila berat jenis
Perbedaan berat jenis antar
antar sel >0.030,setel berat jenis. Bila tidak bisa dilakukan
sel 0,040 / lebih
ganti baterai

II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran Hydrometer diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan Hydrometer dengan tepat dan benar.
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan perawatan Hydrometer
4. Mengetahui kondisi air accu dari hasil pengukuran berat jenisnya.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Hydrometer
2. Baterai
3. Nampan
4. Air accu
5. Air suling
6. Thermometer
7. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Bersihkan alat ukur dan baterai yang akan diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
2. Hati-hati saat menggunakan hydrometer, karena rawan pecah.
3. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Bersihkan hydrometer dan baterai yang akan diukur menggunakan majun.
3. Tempatkan baterai di atas nampan untuk mencegah air tumpah ke lantai.
4. Buka tutup baterai
5. Isap air accu menggunakan hydrometer dengan jumlah secukupnya.

6. Bacalah nilai berat jenisyang lurus dengan permukaan air accu


7. Periksa berat jenis air accu pada tiap-tiap sell baterai.
8. Catat semua hasil pengukuran dan lakukan penghitungan berat jenis pada suhu 20o (S20).
9. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
10. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.
Sekolah : SMK TKM Teknik Kebumen
Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Otomotif
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
MULTIMETER 6
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu : 2 x 45

I. DASAR TEORI
Multimeter memiliki beberapa fungsi pengukuran yaitu :
1. Mengukur tegangan listrik, baik tegangan listrik DC(searah) maupun AC(bolak-balik).
2. Mengukur tahanan listrik, dengan satuan Ω(Ohm) multimeter memiliki beberapa
tingkatan skala ratio untuk memperpanjang rentang pengukuran dan ketelitiannya.
3. Mengukur arus listrik, dengan arus max biasanya 20A, sehingga multimeter memiliki
keterbatasan untuk mengukur arus listrik.
4. Mengukur kapasitas listrik dengan satuan µF(mikro Farad)
5. Mengukur kontinuitas, yaitu mengetahui hubung atau tidaknya sebuah penghantar atau
rangkaian, biasanya disertai bunyi jika terjadi hubungan.

II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran Multimeter diharapkan siswa dapat :
1. Mengukur berbagai macam komponen menggunakan multimeter
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan perawatan Multimeter
III. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter 5. Resistor
2. Baterai /Accu 6. Ignition coil
3. Lampu 7. Kabel
4. Sumber listrik AC 8. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Hati-hati saat menggunakan multimeter jangan sampai terjatuh.
2. Hati-hati saat melakukan pengukuran, utamakan keselamatan.
3. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Periksa kondisi multimeter sebelum digunakan, pastikan kondisi baik dan bisa digunakan.
3. Lakukan pengukuran tegangan DC(searah): pada baterai/accu

a. Hubungkan test lead merah pada terminal


positif baterai, dan test lead hitam pada
terminal negarif baterai.
b. Posisikan selector pada salah satu
pilihan(0.5,2.5,10,50,250,500)
c. Coba pada beberapa selector berbeda dan
lakukan pembacaan

Range Tingkat voltage yang Skala yang Hasilnya kalikan dengan


ideal diukur dibaca

0.5 0 - 0.5 50 X0.01


2.5 0.5 – 2.5 250 X 0.01
10 2.5 – 10 10 X1
25 10 – 25 250 X 10
50 25 – 50 50 X1
500 50 – 500 50 X 10

4. Lakukan pengukuran tegangan AC : pada tegangan listrik PLN


Daerah pengukuran 0-1000 Volt. Cara pembacaan sama dengan pengukuran DC Volt.
Tentukan selector range pada multimeter. Pada pengukuran ini test lead bisa dibolak
balik. Hubungkan test lead saluran listrik AC secara paralel. Bacalah skala VAC/ACV yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan bantuan table di bawah ini:
Range Tingkat voltage yang Skala yang Hasilnya kalikan dengan
ideal diukur dibaca
10 0 – 10 10 X1
50 10 – 50 50 X1
250 50 – 250 250 X1
1000 250-1000 10 X100

5. Lakukan pengukuran arus DC. Untuk multimeter tipe di atas hanya memiliki daerah ukur
0-250 mA, jadi maksimum pengukurannya adalah 250mA.

a. Buat rangkaian sederhana seperti gambar


di samping, gunakan lampu dengan daya
kecil.
b. Pasangkan multimeter pada rangkaian
tersebut secara seri
c. Test lead merah pastikan mendapat
sumber arus positif dan hitam sebagai
output arus.
d. Lakukan pembacaan skala sesuai dengan
range selector pemilih.

6. Mengukur tahanan
Untuk pengukuran tahanan multimeter perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan
cara, kedua ujung test lead dihubung singkat, selanjutnya putar knop kalibrasi Ω sampai
jarum menunjukkan pada skala 0Ω. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah range
selector. Cara penggunaan multimeter dihubungkan secra paralel dengan komponen yang
akan diukur.

Lakukan pengukuran tahanan pada kumparan ignition coil, pada resistor, dan pada kabel
tegangan tinggi busi. Sebagai pedoman dapat melihat table di bawah ini :
Range Skala yang dibaca Hasilnya kalikan dengan
X1 X1
Ω(Ohm)
X10 X10
X100 X100

X1 K X1000

X10K X10.000

Nilai tahanan adalah hasil pembacaan pada skala dikalikan dengan nilai range pada
selector.

7. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
8. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
RADIATOR CUP TESTER 7
alat ukur
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Radiator Cup Tester berfungsi untuk memeriksa kinerja tutup radiator dan memeriksa
kebocoran system pendinginan pada mesin. Alat ini bekerja dengan memberikan tekanan
udara pada tutup maupun saluran pendinginan, dan identifikasi hasil dapat dilihat dari tekanan
udara tersebut. Satuan pada skala radiator cup tester adalah Kg/cm2
Tutup radiator berfungsi Menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan
ekspansi air pada saat menerima panas, sehingga tekanannya lebih besar dari pada tekanan
udara luar, selain itu juga mempertahankan volume air pada saat suhu air panas atau dingin.
II. TUJUAN
Setelah selesai praktek Radiator Cup Tester diharapkan siswa dapat :
1. Memeriksa tutup radiator dengan tepat dan benar.
2. Memeriksa kebocoran system pendingin dengan tepat dan benar
3. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
4. Melakukan perawatan Radiator Cup Tester
III. ALAT DAN BAHAN
1. Radiator Cup Tester
2. Unit system pendingin pada engine stand
3. Kain lap
4. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat ukur dengan tepat dan benar
2. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan kelengkapan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin!
2. Lakukan pemeriksaan tutup radiator menggunakan radiator cup tester.
d. Pasang tutup radiator pada alat seperti gambar.
e. Pompa radiator cup tester
f. Periksa bahwa relief valve terbuka pada 0,75 – 1,05
kg/cm2
g. Periksalah pada tekanan di bawah 0,6 kg/cm2 tidak ada
penurunan tekanan.
3. Lakukan tes kebocoran pada system pendinginan.

a. Pastikan air pendingin cukup.


b. Pasang alat pada radiator seperti pada gambar.
c. Pompa radiator cup tester hingga mencapai tekanan
1,2 kg/cm2, periksa apakah ada penurunan takanan.
d. Jika terjadi penurunan tekanan kemungkinan terjadi
kebocoran pada saluran pendingin.

4. Lakukan pengujian di atas berulang-ulang sampai benar dan tepat dengan waktu seefektif
mungkin.
5. Catat semua hasil pengukuran, dan simpulkan hasil pengukuran tersebut.
6. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
7. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.
Sekolah : SMK Negeri Depok
Mata Pelajaran : Dasar Kejuruan
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan KUNCI MOMEN DAN
8
alat ukur FEELER GAUGE
Kelas / Semester : X/01
Waktu :

I. DASAR TEORI
Kunci moment digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar
mencapai ketegangan tertentu. Kunci Momen terdiri dari 2 tipe:

Kunci momen hanya digunakan untuk pengencangan akhir pada sebuah baut/mur.
Feeler gauge merupakan lembaran-lembaran plat baja yang berfungsi untuk mengukur
celah atau gap antar komponen. Tiap lembaran feeler gauge memiliki ukuran masing-masing.
II. TUJUAN
Setelah selesai praktek diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan kunci momen dengan tepat dan benar.
2. Menggunakan feeler gauge dengan tepat dan benar
3. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
4. Melakukan perawatan alat ukur
III. ALAT DAN BAHAN
1. Kunci momen 5. Kain lap
2. Feeler gauge 6. Buku catatan
3. Baut dan kop silinder set
4. Micrometer
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat ukur dengan tepat dan benar
2. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan kelengkapan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin!
2. Lakukan pengukuran momen pengerasan kepala silinder sesuai dengan spesifikasi
3. Lakukan pengerasan baut kepala silinder dengan metode yang benar
4. Lakukan pengukuran berulang-ulang sampai tepat dan benar.
5. Perhatikan saat memegang kunci momen, cara memegang dan posisi pegangan akan
berpengaruh pada besar momen pengencangan.
6. Ambil micrometer dan feeler gauge
7. Set micrometer luar, misal 0,2 mm, masukkan feeler gauge 0,2 mm diantara anvil dan
spindle.
8. Gerakkan feeler gauge dan rasakan berat/ringannya tarikan feeler gauge.
9. Lakukan untuk beberapa ketebalan feeler gauge seperti cara di atas.
10. Lakukan penyetelan celah katup pada mesin kijang 4 silinder menggunakan feeler gauge.
11. Posisikan TOP (tanda pada pully pada angka “0”) dan lakukan penyetelan katup yang
bebas. Putar satu kali putaran dan setel katup yang belum di setel pada penyetelan awal.

12. Catat semua hasil pengukuran, dan simpulkan hasil pengukuran tersebut.
13. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
14. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.
Sekolah : SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen
Mata Pelajaran : Pekerjaan Dasar Otomotif
TACHOMETER, DWELL
Standar Kompetensi : Penggunaan dan Pemeliharaan
TESTER DAN TIMING LIGHT
alat ukur elektronik
Kelas / Semester : X/01
Waktu : 2 x 45 Menit

I. DASAR TEORI
Tachometer dan Dwell Tester
Tacho meter berfungsi untuk mengukur rpm atau putara mesin, biasanya antara dweel
tester dan tacho meter dijadikan satu, dan penyambungan kabelnya pun sama. Kita tinggal
memilih selector ke sudut dwell atau rpm.
Lanjut dengan dwell tester, kalau alat ini sesuai dengan namanya yaitu digunakan
untuk memeriksa sudut dwell, dwell angle ini merupakan sudut yang terbentuk ketika
platina menutup (lamanya platina menutup) atau juga bisa disebut dengan sudut menutup
dari cam breaker point. Dweell Tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker
point, dwell angle, kecepatan putaran mesin satuan rotasi per minute (Rpm), tegangan
baterai dan hambatan.
Dwell tester biasanya terdiri dari 3 buah kabel, kabel hitam dan merah dihubungkan
aki/baterai, dan kuning/hijau dapat terminal minus koil pengapian/ignition coil.
Bagian-bagian dari Dwell Tester adalah skala, pointer, null adjust, selektor, ohm Adjust,
selektor jumlah silinder mesin, terminal (+), dan terminal (-).

Gambar.1 Nama-nama beserta fungsi Bagian Dweell Tester


Gambar.2 Penggunaan Skala
Penggunaan pembacaan skala :
Warna Hijau tua untuk membaca pada skala rpm high.
Warna hijau muda untuk membaca pada skala rpm low.
Warna Orange untuk membaca pada skala dweell.
Warna Biru muda untuk membaca pada skala tegangan.
Warna cokelat untuk membaca pada skala ohm.
Warna merah untuk membaca pengecekan kondisi platina.

Gambar.3 Merangkai Timing light dan Dwell Tester

Timing light
Alat ini berfungsi untuk memeriksa ignition timing yang berarti saat pengapian pada
mobil yang berbahan bakar bensin dengan tujuan untuk menepatkan saat pengapian mesin
agar tercapai tenaga mesin yang optimal.
Saat pengapian merupakan saat dimana busi mulai memercikkan bunga api, dimana
apabila ignition timingnya tidak sesuai maka akan menimbulkan suatu masalah baru,
contoh saja apabila ignition timingnya terlalu maju, maka bahan bakar dan udara terbakar
lebih awal yang mana membuat tekanan pembakaran maksimalnya terjadi sebelum piston
berada di tma. Jadi ketika piston akan naik, sudah didorong oleh tekanan yang besar hasil
pembakaran. Ini dinamakan dengan knocking yang dapat merusak torak, connecting rod,
bantalan-bantalan dan lain sebagainya.
Dengan alasan itulah, saat pengapian harus diperiksa dan disetel. Timing light biasanya
terdiri dari tiga kabel, 2 kabel dihubungkan dengan sumber arus (baterai), dan kabel
satunya dihubungkan dengan kabel busi silinder no 1. Ada juga timing light yang menjadi
satu paket dengan engine tuner, pada prinsipnya juga sama biasanya terdiri dari 2 kabel,
kabel yang pertama dihubungkan dengan engine tuner dan yang kedua dihubungkan
dengan kabel busi silinder no 1. Tanda saat pengapian biasanya terletak di pulley poros
engkol, tetapi ada juga yang berada pada roda gila (fly wheel).

II. TUJUAN
Setelah selesai praktek pengukuran Hydrometer diharapkan siswa dapat :
1. Menggunakan Hydrometer dengan tepat dan benar.
2. Melakukan pembacaan skala dengan teliti dan benar.
3. Melakukan perawatan Hydrometer
4. Mengetahui kondisi air accu dari hasil pengukuran berat jenisnya.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Hydrometer
2. Baterai
3. Nampan
4. Air accu
5. Air suling
6. Thermometer
7. Buku catatan
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Bersihkan alat ukur dan baterai yang akan diukur dengan majun sebelum anda melakukan
pengukuran.
2. Hati-hati saat menggunakan hydrometer, karena rawan pecah.
3. Ikutilah instruksi dari guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
V. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
2. Bersihkan hydrometer dan baterai yang akan diukur menggunakan majun.
3. Tempatkan baterai di atas nampan untuk mencegah air tumpah ke lantai.
4. Buka tutup baterai
5. Periksa berat jenis air accu pada tiap-tiap sell baterai.
6. Catat semua hasil pengukuran dan lakukan penghitungan berat jenis pada suhu 20o (S20).
7. Buatlah catatan hasil pengukuran dan catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas!
8. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula
VI. TUGAS
Buatlah laporan praktek yang berisi hasil pengukuran, dan gambar penjelasan pengukurannya.

Tgl :
SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen
Nilai :
LAPORAN PRAKTIK
Paraf :
……………………………………..

I. Kompetensi Dasar
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………

II. Alat dan Bahan


a. Alat
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

b. Bahan
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

III. Langkah Kerja


……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

IV. Gambar
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………….

………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………

V. Keselamatan Kerja
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………

VI. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………
Kebumen,……………………

Guru Praktek Praktikan

…................. ……………………………

Anda mungkin juga menyukai