Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita
akan merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas
dan cuaca menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah
pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di
permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan
kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah
menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi
panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa,
karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi
panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke
permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke
bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal,
inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di
atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi
maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari
iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim
secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade
terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumu ini terkait
langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak
dapat dipungkiri lagi, semakin maju perkembangan zaman maka teknologi pun
semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan mangikuti perkembangan
tersebut. Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan
kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang
dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-
hewan ternak), nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan
untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Diamana gas-gas tersebut sangat sulit
untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi
sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon
yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu
sendiri ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca,
akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi efek rumah kaca agar
dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian efek rumah kaca?
2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
5. Go Green Apakah Solusi terbaik ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian efek rumah kaca.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya efek rumah kaca.
3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca.
4. Untuk mengetahui solusi untukmengatasi efek rumah kaca.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan
dalam makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis yang meliputi :
1. Secara teoritis
Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha
peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan terutama mengenai efek rumah
kaca.
2. Secara praktis
Tujuan praktis dari makalah ini adalah: Mendorong masyarakatuntuk dapat
memahami penyebab efek rumah kaca dan akibat yang ditimbulkannya, sehingga
dapat dicarikan solusi untuk mengatasinya.

1.5 Metode Penulisan


Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan data atau informasi melalui
Metode Kepustakaan yaitu Metode pengumpulan informasi yang dilakukan melalui studi literature, internet,
dan sebagainya yang sesuai atau yang ada relevansinya (berkaitan) dengan masalah yang dibahas.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca
A. Pengertian Efek Rumah Kaca
Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect,
pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim
sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur
mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan
rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit melepas
panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca,
karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh
benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai gelombang panas berupa
gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di
dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar
ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai
tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk
menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas
dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan
suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak
ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya
akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk
manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi
330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk
hidup.

B. Gas yang Terkandung dalam Gas Rumah Kaca


1. Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap
air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung
mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

2. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik.
Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida
semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.

3. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih
banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan
transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi.

4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan
karena naiknya konsentrasi
gaskarbondioksida(CO2) dan gas-gas
lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons),
PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6
(Sulphur hexafluoride) di atmosfer
yang disebut gas rumah kaca.
Kenaikan konsentrasi gas CO2ini
disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar
minyak(BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil
kegiatan manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan
komposisi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan
keangkasa sebagai hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah
kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi
dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan. Sedangkan dari peristiwa secara
alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan
gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun
mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan
juga mengemisikan gas rumah kaca.
3.2 Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak
tersebut dapat berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
- Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistemlainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
- Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
- Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhuair laut sehingga air
laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
- Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di
bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga mengganggu sistem
penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2. Dampak positif adanyaefek rumah kaca antara lain :
- Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu
di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas
rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -
180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk
manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi
330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan
makhluk hidup.
- Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan
berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
- Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan
memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya
dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali
digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.
- Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk
didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.

3.3 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca


Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan
sehari-hari antara lain :
 Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca,
tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap
individu untuk melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi
generasi penerus di kemudian hari.
a. Penggunaan alat listrik
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh, sehingga
asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi
yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk prosesnya. Sekitar
27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara, batubara sendiri
adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi paling besar.
Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang dihasilkan di
Indonesia.
 Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
 Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada kondisi stand by,
alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Kabel dari barang
elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak bila sudah tidak
digunakan
 Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
 Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat
penggunaan listrik.

Misalnya :
 Penggunaan komputer dan printer.
• Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau
monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga tidak
perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
 Penggunaan setrika.
• Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis.
• Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan
bahan pakaiannya.
• Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan mencolokkan
kembali setrika ke sumber listrik.
• Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
• Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk
mengerjakan yang lain
 Penggunaan pompa air.
• Menggunakan reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah tangga,
jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau ember.
• Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis.
• Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik
pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air
sudah penuh.
• Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya
listrik yang dipakai.
• Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat efisiensi
yang tinggi.
 Penggunaan charger handphone (HP).
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke
baterai handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi
charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik,
segera mencabut charger, jika baterai handphone sudah penuh.
 Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan
magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan magic jar hanya pada
saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
 Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan stop
kontak dengan tombol on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
b. Penggunaan kendaraan bermotor
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
- Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat
bahan bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan
yang digunakan untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu
juga, produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor.
Semakin banyak membeli makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi
CO2.
- Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan
bermotor dengan baik.

c. Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
3R itu adalah Reduce, Reuse and Recycle.
 Reduce berarti kita mengurangi sampah yang kita hasilkan atau mengurangi
penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan . Kamu dapat melakukan
Reduce dengan cara : kurangi belanja barang-barang yang anda yang tidak
“terlalu” dibutuhkan seperti baju / celana baru, aksesoris - aksesoris, Kurangi
penggunaankertas tissue dengan
menggantinya dengan sapu tangan karena
akan dapat dipakai ulang dengan
mencucinya, kurangi penggunaan kertas di
kantor dengan melakukan print preview
sebelum mencetak, biasakan membaca
koran online, karena semua itu nanti ujung
- ujungnya akan menjadi sampah.
 Reuse sendiri berarti menggunakan
kembali seperti baju lama kamu bisa
digunakan kembali dengan merubah model atau nemambah kain dari baju-baju
bekas yang akhirnya kelihatan menarik dan kamu bisa pakai kembali. atau baju
lama kamu bisa kamu berikan kepaa orang lain yang membutuhkan
 Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang
sampah organik di rumah mu, misalnya bekas botol plastik air minum bisa kamu
gunakan sebagai pot tanaman, atau kamu bisa juga mendaur ulang kertas bekas
untuk digunakan sebagai bahan kerajinan. Pernahkan kamu melihat tempat yang
berdampingan dengan tulisan Organik dan Anorganik ? tujuannya adalah sebisa
mungkin kamu bisa memisahkan sampah organik (biasa disebut sebagai sampah
basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah organik adalah sampah
yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang
lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur,
sayuran, kulit buah, dan daun. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/
hancur) secara alami. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam
tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa
dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik,
dan kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.Sampah Kerinmana
sampah yang bisa di daur ulang atau tidak bisa di daur ulang.

3.4 Go Green Sebagai Upaya Penanggulangan Efek Rumah


Kaca
Begitu anda mendengar kalimat Go Green tentunya anda tidak asing lagi dan mungkin anda terbayang dengan
pohon atau dedaunan yang hijau, rumput atau ilalang yang berwarna kehijauan, ramah lingkungan dll. Setelah
anda membaca penjelasan di menu Save Our Planet yaitu : Global Warming, Carbon Footprint dan Greenhouse
Effect maka kini saatnya kita mengenali apa itu Go Green ?.
Go Green adalah tindakan penyelamatan Bumi yang saat ini sudah mengalami pemanasan global akibat dari
ulah diri kita sendiri. Untuk itu marilah kita bertindak dan melakukan penyelamatan Bumi yang kita tempati ini
agar nyaman dan bersahabat seperti jaman nenek moyang kita pada jaman dahulu. Dengan kemajuan jaman
pada saat ini banyak produk yang tidak ramah lingkungan dan dapat merusak alam dan lingkungan karena
banyak bahan bahan yang beracun dan berpotensi merusak lingkungan. Selain itu Life style dari kita juga
berpengaruh terhadap lingkungan seperti pemakaian ac, banyaknya kendaraan bermotor, penggunaan
kantong plastik dll. Kita akan bahas satu persatu tindakan Go Green atau pencegahan apa saja yang bisa kita
lakukan untuk penyelamatan Bumi ini agar menjadi Hijau dan Segar.
Praktek dari wacana ini, termasuk mengurangi konsumsi karbon tiap orang per kapita (carbon footprint) atas
berbagai sumber daya; baik yang tidak bisa diperbarui seperti; minyak bumi, gas dan mineral, dan sumber daya
kritis seperti pohon, air, lahan marginal, bahan-bahan kimia pembuat polymer(plastik), dan turunannya.

Sejatinya, gerakan Ini bukan sekedar gerakan moral dalam membangun kesadaran terhadap lingkungan, tetapi
lebih jauh merupakan gerakan taktis dan strategi guna mengantisipasi perubahan iklim di masa sekarang dan
yang akan datang. Singkatnya, gerakan Ini tentang suatu era pembaruan pikiran dan perbuatan konkrit yang
taktis untuk mengintegrasikan kehidupan.
Kini, manusia tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat geografis dan batas negara dalam membangun sebuah
kesadaran komunal. Tak dapat dipungkiri, manusia terdidik yang tinggal di Bumi mulai sadar akan pengtingnya
konsep pembangunan yang berkesinambungan (sustainability). Itulah paradigma yang terlihat dari fenomena
bola salju 'revolusi lingkungan' sekarang ini.

Meski di tataran ideologis, semua orang percaya akan kelestarian alam. Pertanyaan turunan yang muncul
adalah bagaimana cara aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mubazir jika kesadaran itu tidak
dipraktekkan.
Umumnya, saat semua orang ditanya tentang pentingnya penyelamatkan lingkungan, secara serempak pasti
menjawab, YES. Tetapi, mereka belum paham, jika menyelamatkan lingkungan akan ber dampak pada
pengorbankan kesenangan mereka, misalnya pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, tidak merokok,
tidak menggunakan listrik secara berlebih, hingga pengurangan penggunaan pendingin ruangan. Atau yang
lebih ekstrim, tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan.
Karena itu, secara sistematis ada beberapa prinsip baku yang sudah menjadi semacam acuan dalam gerakan
Go Green di seluruh dunia. Prinsip ini dirangkum dalam symbol yang gampang diingat, yakni 4R. Adapun 4R
yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meminimalisir residu atau hasil akhir adalah:

1. Reduce atau yang bisa kita sebut dengan mengurangi adalah upaya
kita dalam kehidupan dalam mengurangi barang-barang ataupun material
yang biasa kita gunakan. Karena dengan meminimalisir hal tersebut akan
dapat mengurangi sampah yang dihasilkannya.
2. Reuse atau memakai kembali yaitu dengan cara membeli barang-
barang yang bisa dipakai kembali atau barang yang bukan sekali pakai.
Perkembangan zaman yang semakin maju menciptakan barang-barang sekali
pakai untuk meringankan pekerjaan kita, namun dampak yang dihasilkannya
sangat berbahaya, karena akan menyebabkan menumpuknya sampah dari
barang tersebut.
3. Recycle yaitu mendaur ulang, kini sudah banyak cara untuk dapat
memanfaatkan sampah menjadi barang daur ulang yang bernilai, dengan
cara seperti ini kita dapat mengurangi sampah dan menjadikannya barang
yang berharga.
4. Replace yang bisa kita artikan dengan mengganti yaitu berusaha
mengganti barang-barang yang merusak lingkungan dengan barang-barang
yang ramah lingkungan, sehingga barang-barang tersebu jika menjadi
sampah dapat di degradasi secara alami.
Dengan 4 prinsip ini, diharapkan beban yang mesti di tanggung Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah
buangan hasil akhir tidak meningkat secara drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan laksanakan
gerakan go green, menjadi bagian dari gaya hidup kita. Karena tidak ada upaya yang paling signifikan, kecuali
dimulai dari diri sendiri. Itu sebabnya, menyelamatkan lingkungan paling efektif dimulai dari hal-hal kecil.
Saatnya mengurangi ancaman global warming dengan memulai kehidupan yang Go Green.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-
gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya
dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan
temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas.
Akibat yang ditimbulkan dari efek rumah kaca memiliki dampak negatif dan
positif, tetapi kebanyakan dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif karena
merugikan kesejahteran makhluk hidup.
Go Green adalah salah satu konsep yang sangat bagus untuk dikembangkan dalam
rangka penanggulangan Efek Rumah Kaca.Reduce, Reuse,
Recycle dan Replace adalah 4 prinsip yang sangat dikenal dalam proses
perencanna Go Green . dengan menyajikan konsep Go Green ,diharapkan beban
yang mesti di tanggung Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah buangan hasil
akhir tidak meningkat secara drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan
laksanakan gerakan Go Green, menjadi bagian dari gaya hidup kita.

4.2 Saran
Sebaiknya proses penerapan Sistem Go Green dikenlakan sejak pada
pendidikan dini, jadi mereka sejak dini telah dibekali dengan konsep Go
Green serta perlunya ada mata pelajaran khusus dan sosialisasi mengenai
pengenalan tentang Go Green terhadap masyarakat. Salam Go Green !

DAFTAR PUSTAKA
Supriono,Nano. 2008. Efek Rumah Kaca. http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2015058-
efek-rumah-kaca/ (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
AZ, Ridwan. 2011. Efek Rumah Kaca dan Pengertiannya. http://ridwanaz.com/teknologi/efek-rumah-kaca-
dan-pengertiannya/ (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
Sijagur, Meriam. 2010. Efek Rumah Kaca pada Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. http://www.meriam-
sijagur.com/learning/94-pengetahuan-alam/573-efek-rumah-kaca-pada-pemanasan-global-dan-
perubahan-iklim.html (diakses pada 17 Desember 2012. 22:34)
Suryaman, Oni. 2007. Bagaimana Cara Menghadapi Pemanasan Global. http://www.wikimu.com/News/Home
(diakses pada 18 Desember 2012, 11:49)
Rahmawati Sunarya, Risa. 2009. Adakah Dampak Positif dari Efek Rumah Kaca?. http://chem-is-try.org (diakses
pada 18 Desember 2012, 11:49)

Anda mungkin juga menyukai